Antasena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(35 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{about|tokoh pewayangan|kelas kapal militer Indonesia|kapal tempur kelas Antasena}}
{{TMH Infobox|
{{Infobox Tokoh Wayang
| Image = Antasena-ang.gif
| gambar = COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur de figuur Antasena voorstellend TMnr 1772-716.jpg
| Nama = Antasena
| Captionnama = Antasena dalam versi pewayangan Jawa
| daerah = Jawa
| caption = Antasena dalam versi pewayangan Jawa
| istimewa = mampu terbang, amblas ke dalam bumi, serta menyelam di air. Kulitnya terlindung oleh sisik udang yang membuatnya kebal terhadap segala jenis senjata.
| keluarga = [[Bimasena]] (ayah){{br}}Dewi Urangayu (ibu){{br}}[[Antareja]], [[Gatotkaca]] (saudara){{br}}Janakawati (istri){{br}}Jayasena (anak)
}}
'''Anantasena''', atau sering disingkat '''Antasena''' adalah nama salah satu tokoh [[pewayangan]] [[Jawa]]. Tokoh ini merupakan ciptaan para pujangga [[Jawa]] yang tidakdisisipkan terdapatke dalam naskahkisah ''[[Mahabharata]]'', karena merupakan asli ciptaan para pujanggasuatu [[Jawawiracarita]]. Tokohkuno inikarya dikenal[[Byasa|Krishna sebagaiDwaipayana putraByasa]] bungsudari [[BimasenaIndia]], sertayang saudarasering laindiadaptasi ibumenjadi daricerita pewayangan. Nama Anantasena maupun Antasena tidak ditemukan dalam naskah asli ''Mahabharata'' ber[[Antarejabahasa Sanskerta]] dan(diterjemahkan oleh [[GatutkacaKisari Mohan Ganguli]]).
 
Dalam pewayangan, tokoh ini dikenal sebagai putra bungsu [[Bimasena]], serta saudara lain ibu dari [[Antareja]] dan [[Gatotkaca]]. Dalam pewayangan klasik versi [[Surakarta]], [[Antasena]] merupakan nama lain dari [[Antareja]], yaitu putra sulung [[Bimasena]]. Sementara menurut versi [[Yogyakarta]], [[Antasena]] dan [[Antareja]] adalah dua orang tokoh yang berbeda. Akan tetapi dalam pewayangan zaman sekarang, para [[dalang]] [[Surakarta]] sudah biasa memisahkan tokoh [[Antasena]] dengan [[Antareja]], sebagaimana yang dilakukan oleh para dalang [[Yogyakarta]].
 
Akan tetapi dalam pewayangan zaman sekarang, para [[dalang]] Surakarta sudah biasa memisahkan tokoh Antasena dengan Antareja, sebagaimana yang dilakukan oleh para dalang Yogyakarta.
 
== Asal-Usul ==
Antasena adalah putra bungsu [[Bimasena]] atau [[WrekodaraWerkudara]], yaitu [[Pandawa]] nomor dua. Ia lahir dari seorang ibu bernama [[Dewi Urangayu]] putri [[Baruna|Batara MintunaBaruna]]. Bima menikah dengan Urangayu dalam cerita Kali Serayu Binangun, yaitu saat Pandawa dan Kurawa berlomba untuk membuat sungai tembus ke samudra. Bima meninggalkan Urangayu dalam keadaan mengandung ketika ia harus kembali ke negeri [[Indraprastha|Amarta]].
 
Saat Antasena masih dalam kandungan, Kahyangan Suralaya diserbu oleh Prabu Dewa Kintaka dari Kerajaan Guwacinraka yang bemaksud untuk merebut dan menikahi [[Kamaratih|Batari Kamaratih]]. Antasena yang masih dalam kandungan, dikeluarkan oleh [[Narada#Versi pewayangan|Sang Hyang Narada]], dan diajukan ke peperangan. Berkat perlindungan [[Sang Hyang Wenang]], Antasena mampu mengalahkan Prabu Dewa Kintaka dan pasukannya. Setelah mampu mengalahkan musuh kahyangan, Antasena diserahkan kepada [[Antaboga|Sang Hyang Antaboga]] untuk dididik menjadi satriya.
Antasena lahir dan dibesarkan dalam naungan ibu dan kakeknya. Setelah dewasa ia berangkat menuju [[Kerajaan Amarta]] untuk menemui ayah kandungnya. Namun saat itu Bima dan saudara-saudaranya sedang disekap oleh sekutu [[Korawa]] yang bernama Ganggatrimuka raja Dasarsamodra.
 
Setelah dewasa ia berangkat menuju [[Kerajaan Amarta]] untuk menemui ayah kandungnya. Setibanya di Amarta, Antasena justru mendapat kabar buruk bahwa Bima dan saudara-saudaranya disekap oleh Korawa bernama Prabu Ganggatrimuka. Antasena pun berhasil menemukan Bima dan Pandawa lain dalam kondisi mati akibat disekap di dalam penjara besi yang ditenggelamkan di laut.
Antasena berhasil menemukan para Pandawa dalam keadaan mati karena disekap di dalam penjara besi yang ditenggelamkan di laut. Dengan menggunakan Cupu Madusena pusaka pemberian kakeknya, Antasena berhasil menghidupkan mereka kembali. Ia juga berhasil menewaskan Ganggatrimuka.
 
Berkat Cupu Madusena pusaka pemberian kakeknya, Antasena kemudianberhasil menghidupkan mereka kembali dan membunuh Ganggatrimuka. Setelah pertarungan itu, Antasena menikahi sepupunya yang bernama Janakawati yang tak lain adalah putri [[Arjuna]].
 
selepas itu para Pandawa mempersiapkan pesta, karena Pandawa nomor tiga, [[Arjuna#Arjuna dalam pewayangan Jawa|Arjuna]] akan menikahkan salah satu putrinya [[Dewi Pergiwati]], dengan putra mahkota Karajaan Amarta yaitu bernama Raden [[Pancawala#Versi pewayangan|Pancawala]], yang merupakan putra Pandawa nomor satu [[Yudistira|Yudhistira]]. Pernikahan antar saudara sepupu tersebut nyaris gagal karena ulah [[Drona#Drona dalam pewayangan Jawa|Begawan Durna]] yang berniat untuk menjodohkan Pergiwati dengan putra mahkota Hastina, Raden [[Laksmanakumara|Lesmana Mandrakumara]]. Berkat bantuan Antasena, Pancawala berhasil melarikan Pergiwati dan terlindungi dari amukan Kurawa. Setelah kejadian tersebut [[Arjuna]] akhirnya sadar, dan meresmikan pernikahan Pancawala dengan Pergiwati.
 
Beberapa tahun setelah pernikahan antara Pancawala dengan Pergiwati, Antasena kemudian menikahi sepupunya yang bernama Dewi Janakawati yang juga putri [[Arjuna]], setelah bersaing dengan [[Satyaka|Setyaka]] dan [[Laksmanakumara|Lesmana Mandrakumara]].
 
== Sifat dan Kesaktian ==
Antasena digambarkan berwatak polos dan lugu, namuntetapi teguh dalam pendirian. Dalam berbicara dengan siapa pun, ia selalu menggunakan ''bahasa ngoko'' sehingga seolah-olah tidak mengenal tata krama. Namun hal ini justru menunjukkan kejujurannya di mana ia memang tidak suka dengan basa-basi duniawi.
 
Dalam hal kesaktian, Antasena dikisahkan sebagai putra Bima yang paling sakti. Ia mampu terbang, amblas ke dalam bumi, serta menyelam di air. Kulitnya terlindung oleh sisik udang yang membuatnya kebal terhadap segala jenis senjata.
 
== Kematian ==
Antasena dikisahkan meninggal secara [[moksa]] bersama sepupunya, yaitu [[Wisanggeni]] putra [[Arjuna]]. Keduanya meninggal sebagai tumbal kemenangan para [[Pandawa]] menjelang meletusnya perang [[Baratayuda]].
 
Ketika itu Wisanggeni dan Antasena menghadap [[Sanghyang Wenang]], leluhur para [[dewa]] untuk meminta restu atas kemenangan Pandawa dalam menghadapi KorawaKurawa. Sanghyang Wenang menyatakan bahwa jika keduanya ikut berperang justru akan membuat pihak Pandawa kalah. Wisanggeni dan Antasena pun memutuskan untuk tidak kembali ke dunia. Keduanya kemudian menyusut sedikit-demi sedikit dan akhirnya musnah sama sekali disetelah kahyangandipandang Sanghyang Wenang.
 
== Sumber Gubahan Lain ==
Buku '''Antareja Antasena : Jalan Kematian Para Ksatria''' karangan [[Pitoyo Amrih]]. Resensi di halaman http://antareja-antasena.pitoyo.com
 
{{tokoh wayang}}
 
[[Kategori:Tokoh wayang]]
 
[[jv:Antasena]]