Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
k Mengembalikan suntingan oleh 미솔파 (bicara) ke revisi terakhir oleh Nyilvoskt
Tag: Pengembalian
 
(6 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 304:
! style="text-align:center; "| Pendek
| style="text-align:center; "| [[Berkas:Vowel akara.png|25px]]<br>ꦄ<hr>a
| style="text-align:center;"| [[BerkasFile:Vowelvowel ikarai kawi.png|25px]]<br><hr>i
| style="text-align:center;"| [[Berkas:Vowel ukara.png|25px]]<br>ꦈ<hr>u
| style="text-align:center; "| [[Berkas:Ganten pa cerek2.png|25px]]<br>ꦉ<hr>ṛ/re{{ref label|re|1}}
Baris 313:
! style="text-align:center;"| Panjang
| style="text-align:center;"| [[Berkas:Vowel aakara.png|30px]]<br>ꦄꦴ<hr>ā
| style="text-align:center;"| [[Berkas:Vowel iikaraikara.png|25px]]<br><hr>ī
| style="text-align:center;"| [[Berkas:Vowel uukara.png|25px]]<br>ꦈꦴ<hr>ū
| style="text-align:center;"| [[Berkas:Ganten pa cerek dirgha2.png|25px]]<br>ꦉꦴ<hr>ṝ/reu{{ref label|reu|4}}
Baris 335:
 
''Pa cerek'' ꦉ, ''pa cerek dirgha'' ꦉꦴ, ''nga lelet'' ꦊ, dan ''nga lelet raswadi'' ꦋ adalah [[Syllabic consonant|konsonan silabis]] yang dalam bahasa Sanskerta-Kawi dianggap sebagai huruf vokal.<ref name="woodard"/>{{sfn|Poerwadarminta|1930|pp=11}} Ketika digunakan untuk bahasa selain Sanskerta, pelafalan keempat aksara ini sering kali bervariasi. Dalam perkembangan bahasa Jawa modern, hanya ''pa cerek'' dan ''nga lelet'' yang digunakan; ''pa cerek'' dilafalkan /rə/ (sebagaimana re dalam kata "remah") sementara ''nga lelet'' dilafalkan /lə/ (sebagaimana le dalam kata "lemah"). Dalam pengajaran modern, aksara ini sering kali dipisahkan dari aksara ''swara'' menjadi kategori sendiri yang disebut ''aksara gantèn''. Kedua aksara ini wajib digunakan untuk mengganti tiap kombinasi ra+''pepet'' (ꦫꦼ → ꦉ) serta la+''pepet'' (ꦭꦼ → ꦊ) tanpa terkecuali.{{sfn|Darusuprapta|2002|pp=20}}
 
==== ''Rékan'' ====
''Aksara rékan'' (ꦲꦏ꧀ꦱꦫꦫꦺꦏꦤ꧀) adalah aksara tambahan yang digunakan untuk menulis bunyi asing.{{sfn|Darusuprapta|2002|pp=16-17}} Aksara ini pada awalnya dikembangkan untuk menuliskan kata serapan dari [[bahasa Arab]], kemudian diadaptasi untuk kata serapan dari [[bahasa Belanda]], dan dalam penggunaan kontemporer juga digunakan untuk menulis kata-kata [[bahasa Indonesia]] dan [[bahasa Inggris|Inggris]]. Sebagian besar aksara ''rékan'' dibentuk dengan menambahkan diakritik ''cecak telu'' pada aksara yang bunyinya dianggap paling mendekati dengan bunyi asing yang bersangkutan. Sebagai contoh, aksara ''rékan'' fa ꦥ꦳ dibentuk dengan menambahkan ''cecak telu'' pada aksara ''wyanjana'' pa ꦥ. Kombinasi ''wyanjana'' dan ekuivalen bunyi asing tiap ''rékan'' bisa jadi berbeda antarpenulis karena ketiadaan persetujuan bersama dan lembaga bahasa yang mengatur.
Baris 1.090 ⟶ 1.091:
| align=center| ꦄ
| align=center| ꦄꦴ
| align=center|
| align=center| ꦆ
| align=center| ꦇ
| align=center| ꦈ
| align=center| ꦈꦴ
Baris 1.653 ⟶ 1.654:
 
=== Perbandingan ===
Secara garis besar, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa Jawa. Penggunaan ''aksara murda'' dan ''aksara gedé'' juga relatif sama. Meski demikian, dalam bahasa Sunda tidak terdapat [[Da (aksara Jawa)|da dental]] dan [[Tha|ta retrofleks]]. Bentuk huruf ''nya'' juga berbeda (perhatikan tabel berwarna kuning).{{Sfn|Holle|1862}}
{| class="wikitable"
|+ style="text-align: center;" |''Aksara Ngalagena (Aksara Nglegena)''