Fatimah binti Maimun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib) batalkan. maaf sepertinya kurang tepat, karena membahas lebih ke tokohnya |
Naval Scene (bicara | kontrib) k +author ref |
||
(19 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Tomb of Fatimah bt Maimun.jpeg|250px|
'''Fatimah binti Maimun bin Hibatullah''' adalah seorang perempuan beragama [[Islam]] yang wafat pada hari Jumat, 7 Rajab 475 Hijriyah (2 Desember 1082 M).<ref name=":0">{{Cite web|title=Makam Fatimah binti Maimun dan Misteri Sosoknya|url=https://pwmu.co/154600/07/07/makam-fatimah-binti-maimun-dan-misteri-sosoknya/ |first=Sugeng |last=Purwanto |website=Pwmu.co {{!}} Portal Berkemajuan|language=id-ID|access-date=2021-07-28|archive-date=2021-07-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20210728191953/https://pwmu.co/154600/07/07/makam-fatimah-binti-maimun-dan-misteri-sosoknya/|dead-url=no}}</ref><ref name="Ravaisse">Paul Ravaisse, ''L'inscription coufique de Léran à Java'', TBG, 65, 1925, hlm. 668-703.</ref><ref name="Moquette">J.P. Moquette, ''De oudste Moehammedaansche inscripte op Java (op de grafsteen te Leran)'', dalam '' Verhandelingen van het Eerste Congres voorde Taal-, Land- en Volkenkunde van Java gehouden te Solo, 25-26 December 1919'', Weltevreden, 1919 (1921), hlm 291-399.</ref><ref name="Damais">''Epigrafi dan Sejarah Nusantara: Pilihan Karangan Louis-Charles Damais'', Jakarta,
== Perbedaan membaca tahun ==
Temuan batu nisan tersebut merupakan salah satu data arkeologis yang berkenaan dengan keberadaan komunitas Muslim pertama di kawasan pantai utara Jawa Timur.<ref name="Uka">[[Uka Tjandrasasmita]], ''Arkeologi Islam Nusantara'', Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Jakarta, 2010, ISBN 978-979-9102-12-6, hlm. 75-76.</ref> Gaya Kufi tersebut menunjukkan di antara pendatang di kawasan pantai tersebut, terdapat orang-orang yang berasal dari [[Timur Tengah]] dan bahwa mereka juga merupakan pedagang, sebab nisan kubur dengan gaya Kufi serupa juga ditemukan di Phanrang, [[Kerajaan Champa|Champa selatan]].<ref name="Uka"/> Hubungan perdagangan Champa-Jawa Timur tersebut adalah bagian dari jalur perdagangan komunitas Muslim pantai pada abad ke-11 yang membentang di bagian selatan [[Cina]], [[India]], dan [[Timur Tengah]].<ref name="Uka"/>▼
Ada perbedaan membaca angka tahun karena hurufnya tak jelas. Moquette berkesimpulan tahun 495 H atau 1102 M. Tapi Paul Ravaisse membacanya tahun 475 H atau 1082 M (selisih dua puluh tahun). Rupanya kesimpulan Ravaisse ini yang banyak dianut sejarawan Indonesia karena menunjukkan waktu lebih tua.<ref name=":0" />
== Penemuan makam ==
Makam Fatimah binti Maimun ditemukan tahun 1911 dalam kondisi rusak parah. Temboknya berlubang dan atapnya sudah ambruk. Kemudian direnovasi oleh penulis Belanda yang juga pegawai pabrik gula Krembung Sidoarjo [[Jean Pierre Moquette]] dan peneliti Prancis [[Paul Ravaisse]] tahun 1920 hingga bentuknya yang sekarang.<ref name=":0" />
▲Temuan batu nisan tersebut merupakan salah satu data arkeologis yang berkenaan dengan keberadaan komunitas Muslim pertama di kawasan pantai utara Jawa Timur.<ref name="Uka">[[Uka Tjandrasasmita]], ''Arkeologi Islam Nusantara'', Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Jakarta, 2010, ISBN 978-979-9102-12-6, hlm. 75-76.</ref> Gaya Kufi tersebut menunjukkan di antara pendatang di kawasan pantai tersebut, terdapat orang-orang yang berasal dari [[Timur Tengah]] dan bahwa mereka juga merupakan pedagang, sebab nisan kubur dengan gaya Kufi serupa juga ditemukan di Phanrang, [[Kerajaan Champa|Champa selatan]].<ref name="Uka" /> Hubungan perdagangan Champa-Jawa Timur tersebut adalah bagian dari jalur perdagangan komunitas Muslim pantai pada abad ke-11 yang membentang di bagian selatan [[Cina]], [[India]], dan [[Timur Tengah]].<ref name="Uka" />
Ditinjau dari aspek toponim, nama-nama dusun sekitar makam Fatimah binti Maimun menunjukkan pada kekhususan wilayah pada masa silam. Toponim Wangen (tapal batas), Pasucian (tempat suci), Penganden (tempat kaum ningrat), Kuti (Vihara Buddha), dan Daha (kemerahan) menunjukkan kawasan sekitar kompleks makam adalah wilayah khusus berstatus sima yang bebas pajak dan dikeramatkan oleh masyarakat.<ref>Agus Sunyoto, ''Atlas Walisongo,'' Depok: Pustaka Iman, 2016</ref>
== Legenda ==
Sumber tertulis tertua yang menulis legenda mengenai seorang putri dari Leran ialah ''[[Sajarah Banten]]'', yang ditulis tahun 1662 atau 1663.<ref name="Hoesein">[[Hoesein Djajadiningrat]], ''Critische beschouwing van de Sadjarah Banten. Bijdrage ter kenstelling van de Javaansche Geschiedschrijving'', Haarlem, 1913; terjemahan Indonesia, ''Tinjauan Kritis tentang Sejarah Banten'', Jakarta, 1983, hlm. 21, 274-278.</ref> Disebutkan bahwa pada masa Islamisasi Jawa, seorang bernama Putri Suwari dari Leran ditunangkan dengan raja terakhir dari Majapahit.<ref name="Hoesein"/>
Moquette juga menyampaikan legenda setempat yang dicatatnya saat ia mengunjungi Leran, bahwa makam tersebut adalah kubur seorang putri raja bernama Putri Dewi Suwari, yang memainkan peranan penting di awal sejarah Islam di pulau Jawa. Putri tersebut dihubung-hubungkan dengan [[Maulana Malik Ibrahim]] (wafat 822 H/1419 M), seorang [[Walisongo|wali]] terkenal yang makamnya terdapat di kota [[Gresik]], entah sebagai istrinya atau muridnya. Legenda tersebut tidak dapat diterima karena terdapat jarak 400 tahun antara kedua tokoh tersebut.<ref name="
== Teks nisan ==
Baris 23 ⟶ 31:
== Referensi ==
{{reflist|2}}
|