Suku Siger: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Filosofi Siger: Perbaikan yang sesungguhnya
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menghapus Saibatin_dan_Pepadun.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Krd; alasan: No permission since 31 January 2024.
 
(146 revisi perantara oleh 41 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Siger''' merupakan perhiasan kepala khas Indonesia (yang lazimnya dikenakan oleh wanita) yang umumnya dibuat dari bahan logam (emas, perak, tembaga, kuningan, dsb), berbentuk melekuk dan terkadang menyerupai fauna (terutama kerbau dan burung), dan terkadang dihiasi dengan batu permata.
[[Berkas:Pengantin Suku Lampung.jpg|jmpl|Siger digunakan sebagai mahkota pengantin wanita [[Suku Lampung]]]]
[[Berkas:Muli lampung.jpg|jmpl|Siger emas digunakan para gadis Lampung sebagai aksesoris bersama aksesoris emas lainnya.]]
'''Siger''' ([[Bahasa Lampung|Lampung]]:[[Berkas:Lampung-sigokh.jpg|50px]], ''sigoʁ'', ''sigokh'') adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan Komunitas Budaya Penyimbang/Pepadun dan tujuh Komunitas Budaya SaiBatin. Siger adalah benda yang sangat umum di [[Lampung]] dan merupakan simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan tembaga, kuningan, atau logam lain yang dicat dengan warna emas. Siger biasanya digunakan oleh pengantin perempuan Suku Bangsa Lampung pada acara pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya.Pada zaman dahulu, Sepertinya, siger dibuat dari emas asli dan dipakai oleh wanita [[Lampung]] tidak hanya sebagai mahkota pengantin, Konon melainkan sebagai benda perhiasan yang dipakai sehari-hari.
 
== Jenis SigerTerminologi ==
Istilah "siger" merujuk kepada siger yang 'mengurung' kepala, yang menekankan kepada 'pengurungan' hawa nafsu duniawi (yang dimanifestasikan melalui pernikahan), jadi secara umum siger dapat dimaknai sebagai simbolisasi untuk 'mengurung' atau mencegah hawa nafsu seksual sembarangan (melalui perkawinan yang sah).
=== Siger Saibatin ===
 
Segala pengistilahan siger ini kemudian dikenali oleh masyarakat etnis Lampung sebagai ''sigekh'' ataupun ''sigeh''<ref>{{cite web |url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=5404 |title=Sigeh Pengunten - Pringsewu |year=2015 |publisher= Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia}}</ref><ref>{{cite web |url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=118 |title=Sigeh Penguten |year=2014 |publisher= Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia}}</ref> dalam [[bahasa Lampung]] dan juga oleh masyarakat etnis Abung dikenali sebagai [[Berkas:Lampung-sigokh.jpg|50px]] (''sigokh'') dalam [[bahasa Abung]];<ref>{{cite journal |last1=Handirzon |first1= Mirzon |url= |title=Makna Filosofis Sigokh Pada Masyarakat Adat Lampung Saibatin (Studi Pada Marga Pugung Penengahan Kecamatan Lemong Kabupaten Pesisir Barat) |year=2017 |publisher=Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung}}</ref> .
[[Berkas:Siger saibatin.png|jmpl|kiri|Siger Saibatin]]
Siger pada Suku Bangsa Lampung yang beradatkan saibatin memiliki lekuk tujuh dan dengan hiasan batang/pohon sekala di masing-masing lekuknya, ini memiki makna ada tujuh adok/gelar pada masyarakat pesisir yaitu Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian, Raja/dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas/inton, gelar/adok ini hanya dapat digunakan oleh keturunan lurus saja, dengan kata lain masih kental dengan nuansa kerajaan, dimana kalau bukan anak pertama keturunan raja dia tidak berhak menggunakan gelar/adok raja begitu juga dengan gelar/adok lainnya.
 
== Signifikansi ==
Sedangkan bentuknya, siger saibatin sangat mirip dengan [[Istana Gadang]] [[Kerajaan Pagaruyung]] seperti [[Istano Silinduang Bulan|Istano Si Linduang Bulan]], yaitu rumah pusaka dari keluarga besar ahli waris dari keturunan Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung dan juga [[Museum Adityawarman]] di daerah [[Minangkabau]], Provinsi [[Sumatra Barat]]. Karena itulah maka adat budaya Lampung saibatin mendapat pengaruh dari kerajaan Pagaruyung, hal ini sangat berkaitan dengan sejarah berdirinya [[Kepaksian Sekala Brak|Paksi Pak Sekala Bekhak]] (Paksi Bejalan Diway, Paksi Pernong, Paksi Nyerupa dan Paksi Belunguh), dimana pada masa masuknya Islam di daerah [[Lampung]] pada masa kerajaan di bumi sekala bkhak, mendapat pengaruh dari kerajaan pagaruyung yang di sebarkan oleh Umpu Ngegalang Paksi Gelar Sultan Ratu Ngegalang Paksi. Selain itu banyak kesamaan antara adat saibatin dengan adat pagaruyung seperti pada saat melangsungkan pernikahan, tata cara dan alat yang digunakan banyak kemiripan.
Secara umum, siger dikenakan dalam berbagai acara sakral yang menonjolkan segi kebudayaan, salah satunya yakni lazim digunakan dalam pertunjukan kebudayaan dan prosesi seremonial pernikahan.
 
===Etnis Siger Pepadun Basemah===
[[File:Tari Kebagh, 2017.jpg|thumb|left|250px|Para wanita Basemah mengenakan siger untuk penampilan [[tari Kebagh]] di [[Pagar Alam]]]]
[[Berkas:Siger pepadun.jpg|jmpl|kiri|Siger Pepadun]]
Walaupun siger "bukanlah" merupakan bagian yang cukup signifikan dalam kebudayaan Basemah, akan tetapi siger (yang diadaptasi dari jenis siger khas Lampung) biasanya dikenakan pada pertunjukan [[tari Kebagh]] yang merupakan tarian khas Basemah dari daerah [[Pagar Alam]].
Siger pepadun memiliki lekuk Sembilan yang berartikan ada Sembilan Marga yang bersatu membentuk Abung Siwo Megou. Tapi bentuk dari siger pepadun sangat mirip dengan buah sekala, hal ini pun bukan mustahil dikarenakan kerajaan sekala bekhak merupakan cikal bakal ulun lampung, dan proses terbentuknya abung siwo megou merupakan penyebaran orang lampung dari dataran tinggi Sekala Bekhak di Gunung Pesagi. Ini dapat dilihat dari tambo Buay Bejalan Diway bahwa Ratu Dipuncak meninggalkan kerajaan Sekala Bekhak untuk mencari daerah baru bersama keluarganya, Ratu Dipuncak memiliki empat orang putra yaitu Unyi, Unyai, Subing dan Nuban yang merupakan keturunan Paksi Buay Bejalan Diway serta lima Marga lainnya yaitu Anak Tuha, Selagai, Beliyuk, Kunang dan Nyerupa yang merupakan keturunan dari tiga Paksi lainnya sehingga menjadi Abung Siwo Mego. Namun berbeda dengan siger pesisir yang mirip [[rumah gadang]], siger pepadun justru mirip dengan buah sekala.
Seiring dengan penyebaran penduduk dan berdirinya beberapa kebuayan maka yang menggunakan adat pepadun bukan hanya abung tetapi juga oleh kebuayan lain yang kemudian membentuk masyarakat adat sendiri, seperti Megou Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan),Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi), serta Sungkay-WayKanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur).
 
===Etnis Siger Tuha Lampung===
[[File:Tari Melinting.jpg|thumb|left|275px|Pertunjukan [[tari Melinting]], tarian khas Lampung yang menggunakan salah satu jenis siger yakni ''Sigekh Melinting'']]
Conon, Sepertinya, Siger tuha (tua), merupakan siger yang digunakan pada zaman [[animisme]] hindu-budha. Siger ini sepertinya masih dapat dijumpai karena masih ada yang menyimpannya khususnya pada Kepaksian paksi pak [[Kepaksian Sekala Brak|sekala bkhak]]. Pada zaman dahulu siger tidak memiliki aturan pada jumlah lekuk yang digunakan, dan yang boleh menggunakan hanya keturunan saibatin (Sultan) saja atau sama dengan mahkota pada raja-raja saja. pada siger tua jelas terlihat berbentuk buah sekala dengan hiasan pohon sekala diatasnya. Ini membuktikan bahwa pada dasarnya siger itu menggambarkan tentang sekala.
Pada masyarakat etnis Lampung, siger umumnya hanya ditemui dalam masyarakat yang beradat pepadun dan saibatin, siger yang digunakan berjumlah sembilan lekuk atau biasa disebut ''sigekh lekuk siwo''. Siger pada masyarakat pepadun melambangkan sembilan marga yang terdapat pada abung (Abung Siwo Megou). Sementara, pada masyarakat Lampung yang beradat saibatin jumlah lekuknya ada tujuh atau disebut dengan ''sigokh lekuk pitu''. Lekukan yang berjumlah tujuh ini merupakan perlambang dari tujuh gelar (adok) dalam masyarakat saibatin.<ref>{{Cite journal|last=Ciciria|first=Deri|date=2015-09-03|title=Siger Sebagai Wujud Seni Budaya Pada Masyarakat Multietnik di Provinsi Lampung|url=https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/8|journal=Panggung|volume=25|issue=2|doi=10.26742/panggung.v25i2.8|issn=2502-3640}}</ref>
 
Simbol [[Lambang Lampung]] siger bisa ditemukan di hampir semua tempat di provinsi ini, termasuk di daerah-daerah kantong [[transmigrasi]], sebagai lambang keagungan budaya.
== Filosofi Siger ==
Siger merupakan lambang khas Provinsi [[Lampung]]. Siger yang menjadi khas Lampung saat ini merupakan simbolisasi sifat [[Feminim|feminin]]. Pada umumnya, lambang daerah di [[Nusantara]] bersifat [[maskulin]]. Seperti di [[Jawa Barat]], lambang yang dipergunakan adalah [[Kujang]], yaitu senjata tradisional masyarakat Sunda. Contoh lain adalah [[Kalimanatan]] dengan [[Mandau]]nya dan[[Aceh]] dengan [[Rencong]]nya. Lambang-Lambang pada daerah melambangkan sifat-sifat patriotik dan defensif terhadap ketahanan wilayahnya.
Saat ini penggunaan lambang siger bukan hanya masalah lambang kejayaan dan kekayaan karena bentuk mahkotanya saja, melainkan juga mengangkat nilai feminisme. Siger mengambil konsep dari agama [[Islam]]. Islam sendiri adalah agama yang dianut seluruh [[Suku Bangsa Lampung]] asli. [[Agama Islam]] menyatakan bahwa laki-laki adalah pemimpin dalam rumah tangga, dan perempuan sebagai manajer yang mengatur segala sesuatunya dalam rumah tangga. Konsep itulah yang saat ini diterapkan dalam lambang Siger. Bagi [[Suku Bangsa Lampung|Masyarakat Lampung]], [[Perempuan]] sangat berperan dalam segala kegiatan, khususnya dalam kegiatan rumah tangga. Di balik kelembutan perempuan, ada kerja keras, ada kemandirian, ada kegigihan, dan lain sebagainya. Meskipun masyarakat Suku Bangsa Lampung sendiri penganut garis ayah atau [[patrilineal]]. Figur perempuan merupakan hal penting bagi masyarakat Lampung, yang sekaligus menjadi inspirasi dan pendorong kemajuan pasangan hidupnya.
 
== Penggunaan siger saat ini ==
Simbol siger bisa ditemukan di hampir semua tempat di provinsi ini, termasuk di daerah-daerah kantong [[transmigrasi]] yang penghuninya bukanlah [[Suku Lampung|Ulun Lampung]]. Saat ini simbol siger telah diaplikasikan dalam berbagai bentuk. Simbol siger, baik dalam gambar maupun 3 dimensi bisa ditemukan dalam bentuk Tugu, [[Menara Siger|Menara]], gapura, ornamen rumah, ruko, pagar rumah, sampai dalam bentuk aksesoris seperti gantungan kunci, lukisan, patung, boneka, dll. Selain itu, simbolisasi siger bisa kita temukan pada logo provinsi, kabupaten, kota, instansi pemerintahan, institusi, perusahaan, organisasi, acara, dan kegiatan yang ada di Provinsi Lampung. Menara Siger saat ini menjadi ikon khas Provinsi Lampung dan berada tepat titik 0 km Pulau [[Sumatra]].
 
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Lampung coa.png|Siger pada logo Provinsi [[Lampung]].
Berkas:Menara siger.jpg|[[Menara Siger]] merupakan ikon Provinsi Lampung yang terletak di gerbang Pulau [[Sumatra]].
Berkas:Logo Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika Lampung.jpg| Siger pada logo salah satu organisasi kemahasiswaan di Provinsi Lampung.
Berkas:Logo-baru-bandar-lampung1.jpg|Siger pada logo kota [[Bandar Lampung]]
Berkas:Siger sebagai ornamen ruko.jpg|Siger sangat umum dijumpai pada ruko atau bangunan di Lampung.
Berkas:Tugu Siger.jpg| Tugu Siger yang berdiri di Pertigaan jalan di Bandar Lampung
Berkas:Siger digunakan sebagai ornamen Pagar.jpg|Siger sangat umum digunakan sebagai ornamen pagar, baik di rumah penduduk, kantor,maupun pemerintahan.
Berkas:Siger sebagai ornamen atap rumah.jpg|Siger digunakan sebagai ornamen atap rumah.
Berkas:Gapura siger.jpg|Siger pada gapura rumah adat Keratuan Balau
Berkas:Siger pada gerbang Rumah Sakit Abdul Muluk.jpg|Siger pada gerbang masuk Rumah Sakit Abdul Muluk.
Berkas:Siger tv.jpg|Siger pada logo Siger TV Lampung.
Berkas:Bagian belakang bis Siger Kencana.jpg|Gambar siger pada bagian belakang Bus Siger Kencana.
</gallery>
 
== Lihat juga ==
* [[Jamang]]
* [[Kelat bahu]]
* [[Kalung]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* {{id}} {{cite web
{{Reflist}}
|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=118
* {{id}} [http://nurwan-gawoh.blogspot.com/2012/03/siger-lampung.html Siger Lampung]
|title=Sigeh Penguten
* {{id}} [http://batinbudayapoerba.blogspot.com/2012/04/sigokh-mahkota-adat-lampung-bentuk.html Sigokh Mahkota Adat Lampung, Bentuk, Makna dan Filosofi]
|year=2014
* {{id}} [http://filsafat.kompasiana.com/2010/03/08/rahasia-dibalik-feminisme-siger-lampung-88499.html Rahasia di balik feminisme siger Lampung]
|publisher= Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia}}
* {{id}} [http://sahabat.kratonpedia.com/article-detail/2012/4/1/35/Jajar.Intan.Rumah.Adat.Keratuan.Balaw.html Jajar intar rumah adat keratuan Balaw]
* {{id}} [http://www.embassyofindonesia.org/news/2009/04/news090.htm Indonesian Headdresses: The Forgotten Beauty] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100613153141/http://embassyofindonesia.org/news/2009/04/news090.htm |date=2010-06-13}}
* {{id}} [http://www.indonesia.travel/id/destination/672/menara-siger/article/115/mahkota-siger-simbol-kebanggaan-lampung Mahkota siger simbol kebanggaan Lampung]
* {{id}} [http://travel.detik.com/aci/read/2011/10/05/191704/1737733/1274/siger-mahkota-keagungan-masyarakat-lampung Siger Mahkota keagungan masyarakat Lampung]
 
[[Kategori:Mahkota]]
[[Kategori:Pakaian Indonesia]]
[[Kategori:Bali]]
[[Kategori:Banten]]
[[Kategori:Jawa Barat]]
[[Kategori:Lampung]]