Suku Siger: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kalimatnya tidak sesuai gaya penulisan Wikipedia. Masa satu kalimat bisa lebih dari 3 baris?
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menghapus Saibatin_dan_Pepadun.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Krd; alasan: No permission since 31 January 2024.
 
(81 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Siger''' merupakan perhiasan kepala khas Indonesia (yang lazimnya dikenakan oleh wanita) yang umumnya dibuat dari bahan logam (emas, perak, tembaga, kuningan, dsb), berbentuk melekuk dan terkadang menyerupai fauna (terutama kerbau dan burung), dan terkadang dihiasi dengan batu permata.
{{tone}}
[[Berkas:Saibatin dan Pepadun.jpg|jmpl|Siger Saibatin dan Penyimbang]]
'''Siger''' Kuning Emas adalah Mahkota perlambang keagungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat di [[suku Lampung]]. Dengan kandungan bentuk banyaknya gerigi lancip berlekuk 9, sebagai lambang dari sembilan sungai yang mengalir di daerah Lampung yaitu [[Way Semaka]], Way Sekampung, Way Seputih, Way Pengubuan, Way Abung Rarem, Way Sungkai, Umpu Besai, Way Tulang bawang, Way Mesuji, di dalam Siger terdapat bunga melur Melati 4 bunga, setiap bunga mempunyai 4 daun bunga yang berkelompok 5 dengan pengertian Kuntum Bunga melambangkan 4 paksi asal Sidang Saleh yang terdiri dari 4 Umpu di Kepaksian yaitu Umpu Pernong, Umpu Belunguh, Umpu Nyerupa dan Umpu Bejalan Diway, Kelompok Daun Bunga 4 Kepaksian Setelah berkembang dan tersebarnya masyarakat di seluruh daerah Lampung, maka terbinalah 5 daerah Keratuan yang masing-masing dipimpin oleh Ratu di Belalau, Ratu Darah Putih, Ratu di Puncak, Ratu Pemanggilan, Ratu di Pungung, Daun Bunga Sekala yang terdapat pada Puncak Lengkungan Siger atas dimana ujungnya mengenai tiang payung, bunga sekala itu menjulang dari 4 daun kembangnya dari bawah yang mengandung arti menjulang dari 4 daun bunga semua Jurai yang berasal dari Sidang Saleh yang dilambangkan oleh Paksi Pak dengan sebutan lain Paksi 4.<ref>https://docplayer.info/39739308-Peraturan-daerah-propinsi-lampung-nomor-1-tahun-1971-tentang-bentuk-lambang-daerah-provinsi-lampung.html</ref> Siger 7 melambangkan tujuh Adok dengan sebutan lainnya Gelar Adat yaitu Sultan "Saibatin", Khaja jukuan paksi dengan sebutan lain depati, Batin, Khadin dengan sebutan lain Radin, Minak, Kimas, dan Mas atau Inton.<ref>https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/masyarakat-adat-lampung-saibatin/</ref>
 
== Terminologi ==
== Penggunaan siger saat ini ==
Istilah "siger" merujuk kepada siger yang 'mengurung' kepala, yang menekankan kepada 'pengurungan' hawa nafsu duniawi (yang dimanifestasikan melalui pernikahan), jadi secara umum siger dapat dimaknai sebagai simbolisasi untuk 'mengurung' atau mencegah hawa nafsu seksual sembarangan (melalui perkawinan yang sah).
Saat ini siger digunakan oleh pengantin perempuan [[Suku Lampung]] pada acara pernikahan ataupun acara Adat, seni dan budaya lainnya.<ref>https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/siger-lampung/</ref>
 
Segala pengistilahan siger ini kemudian dikenali oleh masyarakat etnis Lampung sebagai ''sigekh'' ataupun ''sigeh''<ref>{{cite web |url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=5404 |title=Sigeh Pengunten - Pringsewu |year=2015 |publisher= Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia}}</ref><ref>{{cite web |url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=118 |title=Sigeh Penguten |year=2014 |publisher= Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia}}</ref> dalam [[bahasa Lampung]] dan juga oleh masyarakat etnis Abung dikenali sebagai [[Berkas:Lampung-sigokh.jpg|50px]] (''sigokh'') dalam [[bahasa Abung]];<ref>{{cite journal |last1=Handirzon |first1= Mirzon |url= |title=Makna Filosofis Sigokh Pada Masyarakat Adat Lampung Saibatin (Studi Pada Marga Pugung Penengahan Kecamatan Lemong Kabupaten Pesisir Barat) |year=2017 |publisher=Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung}}</ref> .
 
== Signifikansi ==
Secara umum, siger dikenakan dalam berbagai acara sakral yang menonjolkan segi kebudayaan, salah satunya yakni lazim digunakan dalam pertunjukan kebudayaan dan prosesi seremonial pernikahan.
 
===Etnis Basemah===
[[File:Tari Kebagh, 2017.jpg|thumb|left|250px|Para wanita Basemah mengenakan siger untuk penampilan [[tari Kebagh]] di [[Pagar Alam]]]]
Walaupun siger "bukanlah" merupakan bagian yang cukup signifikan dalam kebudayaan Basemah, akan tetapi siger (yang diadaptasi dari jenis siger khas Lampung) biasanya dikenakan pada pertunjukan [[tari Kebagh]] yang merupakan tarian khas Basemah dari daerah [[Pagar Alam]].
 
===Etnis Lampung===
[[File:Tari Melinting.jpg|thumb|left|275px|Pertunjukan [[tari Melinting]], tarian khas Lampung yang menggunakan salah satu jenis siger yakni ''Sigekh Melinting'']]
Pada masyarakat etnis Lampung, siger umumnya hanya ditemui dalam masyarakat yang beradat pepadun dan saibatin, siger yang digunakan berjumlah sembilan lekuk atau biasa disebut ''sigekh lekuk siwo''. Siger pada masyarakat pepadun melambangkan sembilan marga yang terdapat pada abung (Abung Siwo Megou). Sementara, pada masyarakat Lampung yang beradat saibatin jumlah lekuknya ada tujuh atau disebut dengan ''sigokh lekuk pitu''. Lekukan yang berjumlah tujuh ini merupakan perlambang dari tujuh gelar (adok) dalam masyarakat saibatin.<ref>{{Cite journal|last=Ciciria|first=Deri|date=2015-09-03|title=Siger Sebagai Wujud Seni Budaya Pada Masyarakat Multietnik di Provinsi Lampung|url=https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/8|journal=Panggung|volume=25|issue=2|doi=10.26742/panggung.v25i2.8|issn=2502-3640}}</ref>
 
Simbol [[Lambang Lampung]] siger bisa ditemukan di hampir semua tempat di provinsi ini, termasuk di daerah-daerah kantong [[transmigrasi]], sebagai lambang keagungan budaya.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* {{id}} {{cite web
|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=118
|title=Sigeh Penguten
|year=2014
|publisher= Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia}}
* {{id}} [http://www.embassyofindonesia.org/news/2009/04/news090.htm Indonesian Headdresses: The Forgotten Beauty] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100613153141/http://embassyofindonesia.org/news/2009/04/news090.htm |date=2010-06-13}}
 
[[Kategori:Mahkota]]
[[Kategori:Pakaian Indonesia]]
[[Kategori:Bali]]
[[Kategori:Banten]]
[[Kategori:Jawa Barat]]
[[Kategori:Lampung]]