Kasuami: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rudiwaka (bicara | kontrib)
k +{{Hidangan Indonesia}}
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(10 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Makanan
| name = Kasuami Soami
| image = [[Berkas:Kasuami.jpg|jmpl]]
| caption =
| alternate_name = SoamiKasoami, sangkola
| country = Indonesia
| region = Sulawesi Tenggara
| creator = Suku ButonWakatobi, MunaButon dan WakatobiMuna
| course = Utama
| served = Panas atau suhu ruangan
Baris 14:
| other =
}}
'''KasuamiSoami''', '''soamiKasoami''' atau '''sangkola''' adalah makanan pokok Orang Wakatobi,Makanan ini menjadi makanan khas daerah [[Sulawesi Tenggara]] ([[ButonWakatobi]], [[Kabupaten Muna|Muna]] dan [[Kabupaten Wakatobi|WakatobiButon]]). ''KasuamiSoami'' memiliki arti makanan dari ubi kayu yang diolah dengan uap panas (''soa'').<ref>{{Cite web|last=Ramadhan|first=Bagus|title=Mengenal Kasoami, Pangan Masyarakat Buton, Sudah Mencoba?|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/08/06/mengenal-kasoami-pangan-masyarakat-buton-sudah-mencoba|website=www.goodnewsfromindonesia.id|language=id-ID|access-date=2022-08-15}}</ref> Orang Buton dan MunaWakatobi menyebutnya ''kasuami''Soami, sementara orang WakatobiButon dan Muna menyebutnya ''soamikasuami'', dansementara segelintirsebagian orang lainnya menyebutnya ''sangkola''. Namun, umumnya makanan tersebut memiliki bentuk yang sama, yaitu menyerupai [[tumpeng]] dan berwarna putih kekuning-kuningan.
 
Menurut warga setempat, ''kasuamiSoami'' menyimbolkan persaudaran dan keakraban. Oleh sebab itu, ''kasuamiSoami'' biasanya dihidangkan saat acara besar seperti hajatan maupun penyambutan sanak saudara yang pulang ke kampung halaman. Hingga kini, ''kasuamiSoami'' masih menjadi makanan pokok dan umumnya disajikan bersama [[Parende|ikan parende]] (sop ikan khas butonWakatobi).<ref>{{Cite web|date=2022-03-19|title=Sangkola atau KasuamiSoami Makanan Khas ButonWakatobi|url=https://www.suarakendari.com/read/sangkola-atau-kasuami-makanan-khas-buton|website=Suarakendari.com|language=id-ID|access-date=2022-08-15}}</ref>
 
Pada Kendari Food Festival 2018, Komunitas Kuliner Kendari (Tripelka) menghidangkan ''kasuami'' yang memecahkan rekor [[Museum Rekor Dunia Indonesia|MURI]] sebagai ''kasuami'' tertinggi dengan tinggi 250 cm dan diameter 180 cm. Kasuami tersebut menghabiskan 1,2 ton tepung tapioka dan dimasak oleh 40 juru masak yang dibantu 20 asisten dalam waktu lebih dari 12 jam.<ref>{{Cite web|last=SemiColonWeb|title=Sajian Kasuami Tertinggi|url=https://www.muri.org/Website/rekor_detail/sajiankasuamitertinggi|website=https://www.muri.org/Website/Rekor_detailsajiankasuamitertinggi|language=en-US|access-date=2022-08-15}}</ref><ref>{{Cite web|title=Even Kendari Food Festival (KFF) Kuliner Kasuami Masuk Museum Rekor Indonesia|url=https://www.teropongsultra.com/daerah/even-kendari-food-festival-kff-kuliner-kasuami-masuk-museum-rekor-indonesia|website=www.teropongsultra.com|language=|access-date=2022-08-15}}</ref>
Baris 23:
''Kasuami'' dikenal di Sulawesi Tenggara sebagai hidangan nenek moyang suku Wakatobi yang menyebar ke pulau Buton.<ref name=":0">{{Cite web|title=Kasuami, Makanan Khas Pelaut Buton yang Terus Bertahan|url=https://www.butonmagz.id/2018/10/kasuami-makanan-khas-pelaut-buton-yang.html|access-date=2022-08-15|archive-date=2022-08-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220815074637/https://www.butonmagz.id/2018/10/kasuami-makanan-khas-pelaut-buton-yang.html|dead-url=yes}}</ref> ''Kasuami'' diperkirakan menjadi konsumsi sehari-hari oleh warga nelayan dan petani sebab desanya tidak bisa ditumbuhi tanaman padi. Di dua wilayah tersebut, tanaman singkong yang menjadi bahan dasar kasuami, tumbuh subur dan menjadi makanan pokok sehari-hari.<ref>{{Cite news|last=Fua|date=2018-12-06|title=Sarapan Pagi dengan Kasuami Khas Wakatobi|url=https://www.liputan6.com/regional/read/3799777/sarapan-pagi-dengan-kasuami-khas-wakatobi|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2022-08-15|editor-last=Hida|editor-first=Ramdania El|first=Ahmad Akbar}}</ref>
 
Karena ''kasuami'' tidak mudah basi, para pelaut menjadikannya bekal dan makanan khas mereka. ''Kasuami'' dapat dikonsumsi hingga 14 sampai 20 hari, tapi jika singkong parut yang digunakan belum dikukus, ''kasuami'' bisa bertahan sampai 30 hari. Karena ketahanannya, pelaut-pelaut ButonWakatobi dapat membawa makanan ini sampai ke Singapura, pesisir Malaysia hingga Filipina.
 
== Pembuatan ==
Baris 33:
 
== Varian ==
Dari segi bentuk dan warna, ''kasuamiSoami'' terdiri tiga jenis. Ada yang kerucut seperti tumpeng yang warnanya putih kekuning-kuningan dan ada juga yang berwarna hitam. ''KasuamiSoami'' hitam memiliki sebutan '''hugu-hugu'''. Pembuatan ''hugu-hugu'' diawali dengan memilih singkong yang baik, merendamnya dengan air laut selama tiga hari, kemudian menjemurnya beberapa hari sampai kering dan berwarna kehitam-hitaman. Sedangkan ''kasuamiSoami'' yang berwarna putih kekuning-kuningan, diolah dari singkong segar dan langsung dijadikan ''kasuamiSoami''.<ref>{{Cite web|last=R|first=Rahmadi|date=2022-06-27|title=Kasoami, Makanan Legendaris Buton Berbahan Singkong|url=https://www.mongabay.co.id/2022/06/27/kasoami-makanan-legendaris-buton-berbahan-singkong/|website=Mongabay.co.id|language=|access-date=2022-08-15}}</ref>
 
Di [[KotaKabupaten BaubauWakatobi|BaubauWakatobi]] juga terdapat '''kasuamiSoami pepePepe''' yang biasanya di jual di pasar-pasar tradisional. ''KasuamiSoami pepePepe'' dijual dalam bentuk seperti bolu gulung dan proses pembuatannya agak berbeda dengan ''kasuamiSoami'' pada umumnya. Sebelum dikukus, tepung parutan singkong dicampur dengan minyak kelapa dan sedikit garam. Setelah selesai, adonan dipipihkan sepertidengan lembarancara kertas,di pukul-pukul yang mana disebut dengan istilah dalam Bahasa Wakatobi''pepe''. Sebelum digulung, ''kasuamiSoami pepe'' dibubuhi bawang goreng untuk menambah cita rasa. ''KasuamiSoami pepe'' biasa disantap bersama abon atau ampas kelapa kering dan juga dengan teh atau kopi.<ref>{{Cite web|last=Malliuri|first=Al Amin|date=8 Februari 2021|title=Kasuami Pepe Kuliner Khas Leluhur Bau-Bau yang Masih Eksis|url=https://www.kabarmakassar.com/posts/view/13640/kasuami-pepe-kuliner-khas-leluhur-bau-bau-yang-masih-eksis.html|website=KabarMakassar.Com - Rujuken Berita Makassar dan Sulawesi Selatan|language=|access-date=2022-08-15}}</ref>
 
== Referensi ==