Natal, Mandailing Natal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Raksasabonga (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(36 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Coord|0|33|N|99|07|E|region:ID_type:city|display=title}}
{{kecamatan
|nama=Natal
|peta=[[Berkas:(Peta Lokasi) Kecamatan Natal, Mandailing Natal.svg|200px]]
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Mandailing Natal
|luas=93.537- km²²
|penduduk=-
|kelurahan=-29
|nama camat=-
|kepadatan=- jiwa/km²²
|provinsi=Sumatera Utara
}}
{{disambig info|Natal}}
 
'''Natal''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Mandailing Natal]], [[Sumatera Utara]], [[Indonesia]], di pantai barat [[Sumatera Utara]]. KecamatanDi Nataldekat Merupakankota Kecamatanini Yangterdapat bernaung[[Taman Nasional Batang Gadis]] dan di Kabupatensana Mandailingterdapat Natalkegiatan menambang [[emas]].Kecamatan iniNatal beradaberasal didari sebelahkata pesisir''Ranah baratNata'' Kabupaten([[Bahasa mandailingMinangkabau]]: NatalTanah danyang berbatasanDatar), langsungsebuah dengankerajaan Pantaiyang pernah berdiri di wilayah ini.
 
== Sejarah ==
'''Natal''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Mandailing Natal]], [[Sumatera Utara]], [[Indonesia]], di pantai barat [[Sumatera Utara]]. Kecamatan Natal Merupakan Kecamatan Yang bernaung di Kabupaten Mandailing Natal.Kecamatan ini berada di sebelah pesisir barat Kabupaten mandailing Natal dan berbatasan langsung dengan Pantai.
Natal atau Nata, sejak berabad-abad lalu telah menjadi basis perdagangan bagi masyarakat [[Suku Minangkabau|Minangkabau]]. Bersama kota-kota di pantai barat Sumatera Utara lainnya seperti Sibolga, Barus, dan Sorkam, kota ini memiliki pola budaya Minangkabau.<ref>Mrazek, Rudolf; Sjahrir: politics and exile in Indonesia, 1994</ref> Wilayah ini mulai berkembang sejak diteroka oleh Raja Putiah asal [[Kesultanan Indrapura]]. Peneroka lainnya adalah Pangeran Indra Sutan asal [[Kerajaan Pagaruyung]] dan ikut pula bersamanya Datuk Imam asal [[Ujung Gading, Lembah Melintang, Pasaman Barat|Ujung Gading]]. Dalam perkembangannya, wilayah ini kemudian menjadi kerajaan tersendiri yang dikenal sebagai Ranah Nata.<ref>Puti Balkis Alisjahbana, Natal Ranah nan Data, Dian Rakyat, Jakarta: 1996</ref> Masih terdapat kontroversi mengenai asal mula nama Natal. Ada yang mengatakan bangsa Portugis yang memberi nama tersebut karena ketika mereka tiba di Pelabuhan di Pantai Barat Mandailing, para pelaut Portugis mendapatkan kesan bahwa pelabuhan alam ini mirip dengan Pelabuhan di wilayah Natal yang berada di Afrika Selatan sekarang. Ada versi lain yang menyebutkan bahwa armada Portugis tiba di Pelabuhan ini tepat pada hari besar Natal sehingga mereka menamakan pelabuhan tersebut dengan nama Natal. Oleh Puti Balkis A Alisjahbana, adik kandung pujangga Sutan Takdir Alisjahbana menjelaskan bahwa kata "Natal" berasal dari dua ungkapan pendek masing-masingdalam bahasa Mandailing dan Minangkabau. Ungkapan dalam bahasa Mandailing yaitu "''Na Tarida''" yang artinya yang tampak (dilihat dari kaki Gunung Sorik Marapi di wilayah Mandailing Natal). Ungkapan ini kemudian berangsur-angsur menjadi Natar.<ref>Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, ''Profil Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014'', Hal 6.</ref>
Pada awalnya, Kabupaten Mandailing adalah wilayah bagian administrasi Kabupaten Tapanuli Selatan. Kabupaten Madina resmi berpisah dari Kabupaten Tapanuli Selatan pada tanggal 23 November 1998, yang ditetapkan melalui '''UU Nomor 12 tahun 1998'''. Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 8 kecamatan dengan 273 desa dan kelurahan saat dimekarkan pada 1998. Sejak 2003, jumlah kecamatan dan desa bertambah menjadi 17 kecamatan, 322 desa, dan 7 kelurahan. Dan di dalamnya termasuk kecamatan Natal.
Daerah yang bernama natal di Indonesia tidaklah begitu di kenal.Tidak mengherankan karena natal sekarang ini hanya sebuah kecamatan kecil yang berada di wilayah kabupaten Mandailing Natal di provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 1841 Pemerintah kolonial belanda menciptakan Residensi Tapanuli Selatan dengan ibukotanya Sibolga. Ketika itu belum ditetapkan, apakah Natal termasuk padang atau Sibolga.Baru pada bulan Juli 1843 diputuskan bahwa Natal masuk residensi Tapanuli Selatan. Jalan untuk mencapai daerah Natal pun masih agak sulit.Hutannya masih lebat ditambah lagi dengan barisan gunung-gunung dan bukit yang terjal yang tersohor dengan nama Bukit barisan.Kini, kota kecil Natal merupakan ibukota kecamatan yang terletak di dataran rendah di tepi Samudera Hindia
 
Pada abad ke-16, Natal dikuasai oleh [[Kerajaan Aceh]]. Sejak tahun 1751-1825, Natal menjadi pos perdagangan Inggris. Setelah ditandatanganinya [[Traktat London]], Natal menjadi bagian pemerintah [[Hindia Belanda]], yang pada tahun 1843 dimasukkan ke dalam Residensi Tapanuli. Setelah masa kemerdekaan, wilayah ini kemudian dimasukkan ke dalam administrasi [[Provinsi Sumatera Utara]].
Kota ini merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh terkenal Indonesia, seperti [[Willem Iskandar]], [[Sutan Takdir Alisjahbana]], dan [[Amrus Natalsya]].
 
== Budaya ==
{{Kabupaten Mandailing Natal}}
Sebagai wilayah rantau Minangkabau, kebudayaan Natal banyak dipengaruhi oleh [[budaya Minangkabau]]. Bahasa yang digunakan masyarakatnya ialah [[Bahasa Minangkabau]] logat Pariaman.<ref name="apa kabar sidimpuan online">{{cite web |url=http://apakabarsidimpuan.com/2011/01/malang-benar-nasib-kampung-soetan-sjahrir/ |title=Malang Benar Nasib Kampung Soetan Sjahrir |trans-title= |author= |date= |work=apakabarsidimpuan.com |publisher= |accessdate={{date|February 14, 2016}} |language= |quote= |archivedate=2014-08-15 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140815204612/http://apakabarsidimpuan.com/2011/01/malang-benar-nasib-kampung-soetan-sjahrir/ |dead-url=yes }}</ref> Namun sebagai kota perdagangan yang heterogen, budaya Natal juga banyak menyerap kebudayaan-kebudayaan lain, seperti budaya Melayu, Mandailing, Aceh, Bugis, India, dan Arab.
 
Seperti wilayah lainnya di pesisir barat Minangkabau, di Natal seorang anak yang ibu dan ayahnya keturunan bangsawan, maka akan berhak menyandang gelar Sutan (laki-laki) atau Puti (perempuan). Namun jika ibunya bukan keturunan bangsawan, maka anaknya hanya menggunakan gelar Marah (laki-laki) atau Sitti (perempuan).<ref>Elizabeth Graves, The Minangkabau Response to Dutch Colonial Rule in the Nineteenth Century, Cornell University, 1981</ref>
{{kecamatan-stub}}
 
== Tokoh ==
[[en:Natal, North Sumatra]]
Kota ini merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh terkenal Indonesia, seperti [[WillemSutan IskandarTakdir Alisjahbana]], [[SutanWillem Takdir AlisjahbanaIskandar]], dan [[Amrus Natalsya]].
[[fr:Natal (Indonésie)]]
 
[[jv:Natal, Mandailing Natal]]
<gallery>
[[ms:Natal, Mandailing Natal]]
Natal alun-alun 2.jpg|Alun-alun Natal
Natal rue.jpg|Jalan di Natal
Natal maison 1.jpg|Rumah penduduk dekat Natal
Natal clinique 1.jpg|Rumah sakit Natal, dulu kantor dan kediaman ''assistent-[[residen]]t'' [[Eduard Douwes Dekker]], yang lebih dikenal dengan nama Multatuli
</gallery>
 
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
 
[[jv:{{Natal, Mandailing Natal]]}}
{{Kabupaten Mandailing Natal}}