Perempuan Tanah Jahanam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Irfan Alli Occo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
The7Guy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
(24 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 30:
| editing = Dinda Amanda
| studio = {{Plainlist|
* [[BASE Entertainment]]
* [[Rapi Films]]
* BASE Entertainment
* [[CJ Entertainment]]
* Ivanhoe Pictures
Baris 42:
}}
| released = {{filmdate|2019|10|17|Indonesia|2020|01|26|Amerika Serikat|2020|02|06|Malaysia}}
| runtime = 106107 menit
| country = {{bendera|Indonesia}}
| language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]<br>[[Bahasa Jawa|Jawa]]
Baris 48:
| gross = Rp60 miliar (perkiraan)
}}
'''''Perempuan Tanah Jahanam''''' (judul internasional: '''''Impetigore''''') adalah [[film horor|film hantu]] & [[Jagal]] [[Indonesia]] yang dirilis pada [[17 Oktober]] [[2019]] disutradarai dan ditulis oleh [[Joko Anwar]].
 
== Plot ==
 
{{Long plot|date=February 2024}}
Maya dan Dini adalah dua sahabat karib yang bekerja sebagai kasir [[gerbang tol]]. Pada suatu malam saat bertugas, Maya bercerita kepada Dini melalui [[telepon seluler]] tentang seorang pengemudi misterius yang selalu melintas setiap malam dengan tatapan tajam yang tentu saja membuat Maya takut. Di tengah percakapan, pengemudi misterius yang mereka bicarakan kembali melintasi gerbang tol dan mengamati Maya. Maya yang merasa ada sesuatu yang tidak beres kemudian memberitahu Dini. Setelah melintas, pengemudi itu berhenti di tepi jalan untuk kembali ke pos Maya dengan beberapa pertanyaan. Sesaat setelahnya, pengemudi itu kembali ke mobil mengambil sebilah [[golok]] dan berusaha menyerang Maya. Histeris, Maya berupaya melarikan diri ke luar pos. Pengemudi itu berhasil melukai Maya di bagian paha dengan golok, sebelum akhirnya [[polisi]] menembaknya tepat di kepala hingga tewas.
 
Tiga bulan kemudian, Maya dan Dini akhirnya berhenti bekerja sebagai kasir jalan tol dan memilih berjualan pakaian di los pasar yang ternyata sepi pembeli. Menghadapi kesulitan keuangan, Maya akhirnya berpikir untuk mencari keluarganya di Desa Harjosari, desa asal kedua orangtuanya, dengan harapan dapat menemukan peninggalan berharga orang tuanya yang bisa dijadikan uang. Ketika Maya sedang [[buang air kecil]] di toilet pasar, ia mendapati secarik kertas bertuliskan aksara Jawa kuno yang muncul dari luka sayatan golok malam itu. Maya kemudian memotret kertas itu, tiba-tiba Dini menghampirinya lalu tanpa disengaja kertas tersebut masuk ke toilet dikarenakan Maya terkejut dengan kehadiran Dini yang tiba-tiba.
 
Maya dan Dini memulai perjalanan mereka ke Desa Harjosari di pedalaman Banyuwangi, Jawa Timur, menempuh perjalanan menggunakan bus menuju terminal kawasan itu. Dalam perjalanan, Maya berkenalan dengan seorang dosen sastra bahasa Rusia yang ternyata tahu hal-hal gaib. Melalui pria itu, Maya akhirnya mengetahui kertas yang di dalam kulit pahanya itu merupakan [[jimat]] pelindung dari makhluk halus yang ditulis dalam bahasa Jawa kuno. Menurutnya, jimat itu dibuat oleh orang yang sangat jahat (penganut ilmu hitam). Kemudian Maya dikejutkan oleh penampakan 3 gadis kecil di pinggir jalan saat bus yang dia tumpangi melintasi sepinya hutan pada tengah malam.
 
Setibanya di terminal, Maya mengalami kesulitan sebab tidak banyak orang yang mengetahui tentang Desa Harjosari. Beruntung ada seorang penarik delman yang bersedia mengantar mereka walau harus membayar mahal. Setibanya di sana, mereka disambut tatapan dingin warga sekitar. Maya kemudian minta diturunkan di rumah [[kepala desa]] Harjosari, Ki Saptadi yang sekaligus seorang dalang terkenal.
Baris 64 ⟶ 65:
Mereka kemudian menginap di rumah peninggalan orang tua Maya yang sangat besar. Saat malam, Maya sering mendengar suara berisik tak berwujud yang membuatnya tak nyaman. Dalam kurun waktu dua hari, mereka menyaksikan hal yang tak wajar di desa itu. Setiap hari, warga memakamkan bayi yang meninggal setelah dilahirkan.
 
Maya dan Dini memberanikan diri untuk mendatangi kerumunan warga tersebut dan bertemu langsung dengan Ki Saptadi. Ki Saptadi dan warga lain mulai curiga. Saat Maya keluar untuk mencari makan, Dini didatangi oleh dua orang warga suruhan Ki Saptadi dan bercerita kalau rumah tua ini punya pewaris tunggal, anak perempuan bernama Rahayu. Saat itu juga, Dini mengaku bahwa dirinya adalah Rahayu sang pewaris rumah tua ini. Dini kemudian dijebak dua orang itu dan dibawa ke hutan. Dini akhirnya dibawa ke tempat ritual ilmu hitam dan digantung terbalik untuk dijadikan tumbal, saat Ki Saptadi dan Nyi Misni sudah berada di sana. Dini dibunuh dengan cara disembelihdigorok menggunakan golok lalu dikuliti oleh Nyi Misni untuk kemudian kulitnya dijadikan wayang kulit.
 
Maya berusaha mencari informasi dari warga sekitar, salah satunya pada Ratih, wanita pemilik warung makan. Ia menjelaskan bahwa rumah tua itu dulunya dihuni oleh pria bernama Donowongso, juragan sekaligus dalang yang melakukan perjanjian dengan iblis agar anaknya yang lahir tanpa kulit bisa sembuh. Sejak itu, seluruh bayi yang lahir di Desa Harjosari terlahir tanpa kulit. Namun, ada seseorang yang dibiarkan hidup dengan kondisi mengenaskan tanpa kulit bernama Tole, dan saat ini hidup sebatang kara di sebuah pondok di tengah hutan dengan kondisi memprihatinkan penuh penderitaan. Ratih juga bercerita bahwa Donowongso menjadi [[gila]] saat sedang mengadakan pagelaran wayang, karena saat mendalang ia membantai pemain wayang lain serta istrinya yang juga sedang menyinden saat itu dengan golok. Kemudian ia menyayat lehernya sendiri menggunakan golok yang sama.
 
Merasa putus asa dalam usahanya mencari sahabatnya, Maya dituntun seorang gadis kecil untuk ikut menyaksikan proses persalinan salah satu warga dengan cara sembunyi-sembunyi. Di balik lubang dinding, Maya menyaksikan bayi itu terlahir tanpa kulit. Bayi malang itu kemudian ditenggelamkan Ki DaptadiSaptadi ke dalam baskom berisi air hingga tewas.
 
Tanpa sengaja Maya menimbulkan suara yang membuatnya hampir tertangkap. Ratih langsung menutup mulut Maya yang panik dan membawanya bersembunyi ke rumahnya. Ternyata Ratih sudah tahu bahwa Maya adalah kutukan yang dicari-cari segenap warga Desa Harjosari selama ini. Ratih meminta Maya tidak perlu takut padanya karena dia berbeda dengan mereka. Menurutnya, membunuh Maya hanya akan memunculkan kutukan baru. Maya sangat terkejut saat mengetahui bahwa Ratih adalah istri pengemudi misterius yang terbunuh 3 bulan lalu saat ia masih bertugas sebagai kasir di gerbang tol. Saat mendengar ada dua warga mendekati rumah Ratih, Maya kemudian bersembunyi di bawah meja makan. Dari mereka, Maya mengetahui bahwa Dini telah dibunuh dan kulitnya dijadikan wayang kulit. Mereka telah membunuh orang yang salah, sehingga kutukan belum hilang dari desa itu. Salah satu warga kemudian berupaya memperkosa Ratih. Ratih mengancam dengan menyayat pahanya dan menodongkan pisau ke lehernya sendiri dan mengancam bunuh diri. Mereka pun pergi meninggalkan rumah Ratih. Lalu Ratih meminta telepon seluler untuk menghubungi penarik delman untuk membantu Maya pergi dari desa.
Baris 74 ⟶ 75:
Di tengah hutan saat berupaya kabur, Maya kemudian meminta maaf kepada Ratih, dan menceritakan bahwa suami Ratih telah tewas ditembak polisi karena berusaha membunuhnya. Ratih yang syok kemudian meninggalkan Maya.
 
Setibanya di Desa Harjosari, si penarik delman merasa ada yang tidak beres dengan gelagat polisi yang rupanya bersekongkol dengan warga desa untuk membunuh Maya. Ia pun berusaha melawan, tetapi malah ditembak mati oleh si polisi yang ternyata adalah warga asli Desa Harjosari yang juga memang sedang mengejar Maya. Maya yang putus asa takkan bisa keluar dari desa hidup-hidup karena tak ada lagi Ratih yang bisa membantunya, akhirnya berhasil meloloskan diri ke jalan raya.
 
Di sana, Maya ditolong seorang supir [[mobil pikap]]. Namun, ia mengalami kecelakaan setelah supir diganggu salah satu hantu gadis kecil. Salah seorang hantu gadis kecil kemudian merasuki tubuh Maya dan memperlihatkan seluruh kejadian sebenarnya di masa lampau. Hantu gadis kecil kemudian memberitahu Maya cara mengakhiri kutukan tersebut.
 
Maya kemudian diselamatkan lagi oleh Ratih. Maya lalu mengajak Ratih kembali ke rumah tua milik Nyi Misnih, mencari kotak berisi wayang kulit dan masuk ke ruang bawah tanah tempat ketiga gadis kecil itu dulu dikuburkan. Saat menggali lantai tanah di rumah itu mereka mendapati tulang-belulang ketiga gadis kecil yang hilang. Maya dan Ratih kemudian menyatukan kerangka dan wayang kulit ketiga gadis kecil tersebut dan menguburkan mereka secara layak.
Baris 90 ⟶ 91:
Misni yang mulai panik dengan penjelasan Maya mulai mengambil sebuah pisau untuk membunuh Maya secepat mungkin. Ratih tiba-tiba muncul membawa bayi yang baru saja dilahirkan wanita lainnya dalam keadaan sehat.
 
Maya mengatakan, bahwa dialah darah daging Saptadi dan Nyai Shinta yang dikutuk oleh neneknya sendiri. Nyi Misni jugalah yang bertanggung jawab atas perbuatannya menghapus ingatan Saptadi tentang Nyai Shinta. Saptadi yang tersadar dengan semua ucapan Maya merasa sangat malu dengan dosa yang dilakukan ibunya. Ia berusaha melindungi anaknya saat Nyi Misni mendekat untuk segera menghabisi Maya. Saptadi akhirnya bunuh diri dengan menyayat lehernya sendiri dengan pisau yang masih dipegang ibunya. Tak bisa menerima kenyataan anak semata wayangnya tewas, Nyi Misni ikut melakukan tindakan serupa.
 
Ratih berlari melepaskan ikatan Maya dan memintanya melarikan diri dari desa itu. Maya meyakinkan Ratih untuk ikut dengannya tapi Ratih menolak dan mengatakan 'di mana pun sama saja buatku'. Seluruh warga bersuka cita atas musnahnya kutukan mengerikan tersebut. Maya, dengan menumpang truk sayur meninggalkan tanah jahanam tersebut.
 
Setahun kemudian, desa tersebut sudah normal kembali, si polisi yang membunuh si penarik delman sedang menantikan kelahiran anak pertamanya. Istrinya yang sedang berada di kamar mandi kemudian melihat penampakan Nyi Misni di dalam cermin dan menjerit histeris. Saat si polisi datang, ia menyaksikan istrinya terduduk berlumuran darah, terus menjerit. Naas, bayi yang baru saja dilahirkannya dimakan hidup-hidup oleh Nyi Misni yang kini telah menjadi arwah penasaran, dan film pun berakhir.
 
== Pemeran ==
Baris 123 ⟶ 124:
|Donowongso
|-
|[[Afrian Aris]]
|Banyu
|-
Baris 132 ⟶ 133:
|Nano
|-
|[[Muhammad Abbe|Muhammad Abe]]
|Suryo
|-
|[[Mursiyanto]]
|Sono
|-
|[[Ahmad Ramadhan Al Rasyid]]
|Tino
|-
|[[Aura Agna]]
|rowspan="3"|Anak kecil
|-
|[[Sindris Ogiska G]]
|-
|[[Devona Queeny]]
|-
|[[Latisya Ayu]]
|Maya kecil
|-
|[[Adi Irawan]]
|Ayah Donowongso
|-
Baris 157 ⟶ 158:
|Bimo
|-
|[[Yansky]]
|rowspan="3"|Polisi
|-
|[[Sinyo Sandy]]
|-
|[[Ical Tanjung]] (tidak dikreditkan)
|-
|[[Kuncoro P Widi]]
|Chondro
|-
|[[Djandi Asmara]]
|Djono
|-
|[[Santo Widodo]]
|Satpam pasar
|-
Baris 176 ⟶ 177:
|Siti, istri Banyu
|-
|[[Arbaiyah]]
|Nenek Ratih
|-
|[[Mariana Resli]]
|Rina
|-
Baris 188 ⟶ 189:
|Laras, istri Suryo
|-
|[[Sahadat Fahzan Fadlil]]
|Tole
|-
|[[Karni]]
|Dukun beranak
|}
Baris 197 ⟶ 198:
== Produksi ==
[[Berkas:Joko anwar scroundbites 2007.jpg|150px|jmpl|''Perempuan Tanah Jahanam'' disutradarai Joko Anwar.]]
Pada 2011, Joko Anwar meluncurkan poster film ini yang sekaligus juga mengumumkan film ini sebagai salah satu dari beberapa rencana pembuatan film,<ref>{{cite web|last=Brown|first=Todd|url=https://screenanarchy.com/2011/07/exclusive-poster-art-for-joko-anwars-impetigore.html|title=Exclusive Poster Art For Joko Anwar's Impetigore|trans-title=Poster Ekslusif Impetigore oleh Joko Anwar|website=[[Screen Ararchy]]|date=2 Juli 2011|accessdate=4 Februari 2019}}</ref> walau kemudian proyek itu batal karena banyaknya produksi film oleh Lifelike Pictures yang awalnya memproduksi film ini.<ref>{{cite news|author=Zahrotustianah|url=https://www.viva.co.id/showbiz/film/1076081-alasan-horor-thriller-impetigore-batal-digarap-produser-wiro-sableng|title=Alasan Horor Thriller Impetigore Batal Digarap Produser Wiro Sableng|website=Viva|date=18 September 2018|accessdate=12 September 2018}}</ref> Proyek film ini mulai menemukan titik terang tujuh tahun kemudian tatkala Ivanhoe Pictures mengumumkan kerja sama dengan Joko lewat ketiga film termasuk film ini dengan dua judul lainnya ialah ''[[Ghost in the Cell]]'' dan ''[[The Vow]]''.<ref>{{cite news|last=Frater|first=Patrick|url=https://variety.com/2018/film/asia/ivanhoe-finds-partners-for-slate-of-films-from-indonesia-1202935558/|title=Ivanhoe Finds Partners for Slate of Films From Indonesia|trans-title=Ivanhoe Mencari Mitra bagi Tunas Film dari Indonesia|website=[[Variety (majalah)|Variety]]|date=10 September 2018|accessdate=24 Februari 2019}}</ref> Penggantian judul film yang awalnya ''Impetigore'' kemudian beralih menjadi ''Perempuan Tanah Jahanam'' diumumkan Joko di akun Instagram-nya pada 31 Desember 2018.<ref>{{cite news|last=Rosalia|first=Indra|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/joko-anwar-bikin-misteri-film-perempuan-tanah-jahanam|title=Joko Anwar siapkan Perempuan Tanah Jahanam|website=Beritagar|date=2 Januari 2019|accessdate=24 Februari 2019|archive-date=2019-02-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20190224173438/https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/joko-anwar-bikin-misteri-film-perempuan-tanah-jahanam|dead-url=yes}}</ref> Joko menambahkan film ini akan berbeda dari ''[[Pengabdi Setan (film 2017)|Pengabdi Setan]]'' (2017).<ref>{{cite news|last=Yuniar|first=Nanien|editor-last=Suyanto|editor-first=Budi|url=https://www.antaranews.com/berita/1066114/gaya-film-perempuan-tanah-jahanam-akan-beda-dari-pengabdi-setan|title=Gaya film "Perempuan Tanah Jahanam" akan beda dari "Pengabdi Setan"|website=Antara|date=16 September 2019|accessdate=30 September 2019}}</ref> Semula dalam pencarian lokasi pengambilan gambar, ia memerlukan waktu 3 bulan karena ia perlu latar tempat yang sinematik guna mencari tempat ''shooting'' yang pas. Bahkan ada 23 lokasi di Jawa Tengah maupun Jawa Timur yang ia sisiri sebagai calon tempat pengambilan gambar, tetapi belum ada yang sesuai dengan gambaran Joko.<ref name=hilmifaiq>Faiq, Mohammad Hilmi (27 Oktober 2019). "Puncak Baru Kengerian". ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Hlm. 15</ref> [[Pengambilan gambar utama]] dilakukan di desa-desa sekitar Malang, Gempol, Lumbang, Bromo, Lumajang, Ijen, dan Banyuwangi.<ref name="Antara1">{{cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/991218/poster-film-horor-perempuan-tanah-jahanam-dirilis|title=Poster film horor "Perempuan Tanah Jahanam" dirilis|website=Antara|date=2 Agustus 2019|accessdate=30 September 2019}}</ref> Film ini juga banyak memakai hutan sebagai latar.<ref name=hilmifaiq/> Pada Februari 2019, Joko mengumumkan sejumlah nama artis yang menjadi pemeran film ini, di antaranya [[Tara Basro]], [[Christine Hakim]], [[Marissa Anita]], [[Asmara Abigail]], [[Ario Bayu]], Kiki Narendra, Tengku Rifnu, Zidni Hakim, Faradina Mufti, Abdurahman Arif, Mian Tiara, Eka Nusa Pertiwi, Aghniny Haque, Arswendy Bening Swara, Ramadhan Al Rasyid, dan Ical Tanjung.<ref>{{cite news|last=Rosalia|first=Indra|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/christine-hakim-ramaikan-perempuan-tanah-jahanam|title=Christine Hakim ramaikan Perempuan Tanah Jahanam|website=Beritagar|date=27 Februari 2019|accessdate==30 September 2019|archive-date=2019-09-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20190930050332/https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/christine-hakim-ramaikan-perempuan-tanah-jahanam|dead-url=yes}}</ref>
 
== Tema dan gaya ==
Baris 290 ⟶ 291:
 
== Syuting ==
Pengambilan gambar film ''{{pagename}}Perempuan Tanah Jahanam'' dimulai pada akhir bulan PebruariFebruari 2019. Berlangsung selama lebih dari 30 hari, syuting berlangsung di lokasi [[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]].
 
== Pemasaran ==
Baris 307 ⟶ 308:
!style="background-color:#ECC850; color:"black"|Hasil
|-
| rowspan="27" |2020
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
| rowspan="10" |[[Piala Maya 2019|Piala Maya]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|[[Piala Maya untuk Film Bioskop Terpilih|Film Cerita Panjang Terpilih]]
|[[Shanty Harmayn]], [[Tia Hasibuan]], [[Auora Lovenson|Aoura Lovenson]] & [[Ben Soebikto]]
|{{Nom}}
|-
|[[Piala Maya untuk Sutradara Terpilih|Sutradara Terpilih]]
| rowspan="2" |[[Joko Anwar]]
|{{Nom}}
|-
|[[Piala Maya untuk Skenario Asli Terpilih|Penulisan Skenario Asli Terpilih]]
|{{Nom}}
|-
| rowspan="2" |[[Piala Maya untuk Aktris Pendukung Terpilih|Aktris Pendukung Terpilih]]
|[[Christine Hakim]]
|{{Nom}}
|-
|[[Marissa Anita]]
|{{Nom}}
|-
|Penampilan Singkat Nan Berkesan
(Piala [[Arifin C. Noer]])
|[[Teuku Rifnu Wikana]]
|{{Nom}}
|-
|[[Piala Maya untuk Penyuntingan Gambar Terpilih|Penyuntingan Gambar Terpilih]]
|[[Dinda Amanda]]
|{{Nom}}
|-
|Tata Suara Terpilih
|Mohamad Ikhsan, Syamsurrijal, dan Anhar Moha
|{{Nom}}
|-
|[[Piala Maya untuk Tata Musik Terpilih|Tata Musik Terpilih]]
|[[Aghi Narottama]], [[Bemby Gusti]], [[Tony Merle]], [[Mian Tiara]]
|{{Nom}}
|-
|[[Piala Maya untuk Tata Artistik Terpilih|Tata Artistik Terpilih]]
|[[Frans XR Paat]]
|{{Won}}
|-
| rowspan="17" |[[Festival Film Indonesia 2020|2020Festival Film Indonesia]]
|Film Cerita Panjang Terbaik
|[[Perempuan Tanah Jahanam]] - [[Shanty HermaynHarmayn]], [[Tia Hasibuan]], [[Auora Lovenson|Aoura Lovenson]] & [[Ben Soebikto]]
|{{won}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Sutradara Terbaik
|[[Joko Anwar]] - [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{won}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Pemeran Utama Perempuan Terbaik
|[[Tara Basro]] - [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{nom}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik
|[[Christine Hakim]] - [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{won}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Pemeran Pendukung Pria Terbaik
|[[Kiki Narendra]] - [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{nom}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Pemeran Utama Pria Terbaik
|[[Ario Bayu]] - [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{nom}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik
|[[Marissa Anita]] - [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{nom}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Skenario Asli Terbaik
|[[Joko Anwar]] - [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{nom}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Penata Musik Terbaik
|[[Aghi Narottama]], [[Bemby Gusti]], [[Tony Merle]], [[Mian Tiara]] - [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{nom}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Lagu Tema Terbaik
|"Pujaan Hati" dari [[Perempuan Tanah Jahanam]] – [[The Spouse]], [[Tia Hasibuan]]
|{{nom}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Penata Suara Terbaik
|[[Mohamad Ikhsan]], [[Syamsurrijal]], [[Anhar Moha]] – [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{won}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Pengarah Artistik Terbaik
|[[Frans XR Paat]] – [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{nom}}
|-
|Pengarah Sinematografi Terbaik
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Ical Tanjung|Ical Tanjung, I.C.S]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Penata Suara Terbaik
|[[Ical Tanjung, I.C.S]] – [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{won}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Penata Rias Terbaik
|[[Darwyn Tse]] – [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{nom}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Penata Busana Terbaik
|[[Isabelle Patrice]] – [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{nom}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Penyunting Gambar Terbaik
|[[Dinda Amanda]] – [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{won}}
|-
|[[Festival Film Indonesia 2020|2020]]
|[[Festival Film Indonesia|Festival Film Indonesia 2020]]
|Penata Efek Visual Terbaik
|[[Abby Eldipie]] – [[Perempuan Tanah Jahanam]]
|{{nom}}
|-
Baris 426 ⟶ 435:
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2019]]
[[Kategori:Film yang disutradarai Joko Anwar]]
[[Kategori:Film horor]]
[[Kategori:Film Indonesia]]
[[Kategori:Film cerita seru]]
[[Kategori:Film Indonesiamisteri]]
[[Kategori:Film misteri]][[Kategori:Film Indonesia]]
[[Kategori:Film yang berlatar di Jawa Timur]]
[[Kategori:Film jagal]]
[[Kategori:Rapi Films]]