Manten kucing: Perbedaan antara revisi

'''Manten Kucingkucing''' adalah suatu tradisi[[warisan perkawinanbudaya khastakbenda]] berupa ritual untuk meminta diturunkannya hujan di [[Kabupaten Tulungagung]], [[Jawa Timur]]. Manten berarti pengantin, sedangkan kucing berarti hewan kucing. Prosesi perkawinanRitual tersebut berupadilakukan dengan mengarak lalu memandikan kucing jantan dan betina di Telaga[[telaga]] Cobancoban. Manten Kucingkucing dulunya digunakan sebagai salah satu ikhtiar warga untuk meminta hujan di kala musim kemarau panjang. Selain itu, Mantenmanten Kucingkucing memiliki fungsi sosial sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan berkah dari [[Allah]], sebagai media pembelajaran untuk peduli hewan dan lingkungan sekitar, sebagai media sosialisasi yang mengakrabkan masyarakat, sebagai sarana hiburan, serta akhir – -akhir ini digunakan sebagai media promosi pariwisata khususnya di daerah Tulungagung. Pada tahun 2010, [[Majelis Ulama Indonesia|MUI]] (MUI) menganggap tradisi Mantenmanten Kucingkucing sebagai hal yang menistakan agama, karena ada salah satu kecamatan yang melaksanakan tradisi tersebut dengan cara menikahkan kucing sesuai dengan cara menikahkan manusia secara [[Islam]].<ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Tak BendaTakbeda Indonesia|last=Kebudayaan, TahunKementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI|first=Dwiari Ratnawati|publisher=Lien|year=2018|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|title=Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 - Buku Satu|last=DharmawanDirektorat PaluseriWarisan dan Diplomasi Budaya|first=Dais|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2018|url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/ba/Katalog_Warisan_Budaya_Takbenda_Indonesia_2018_%28Buku_1%29.pdf|location=Indonesia|pages=319}}</ref>

Istilah manten dalam manten kucing sama sekali bukan mengarah kepada mengkawinkanmengawinkan sepasang kucing, melainkan mengarak kucing menuju telaga coban untuk dimandikan (ngedus kucing), dengan rangkaian barisan kirab manten kucing: Cucukcucuk Lampahlampah: Putriputri Domasdomas; Temantente Kucingmanten kucing; Pagerpager Ayuayu; Barisanbarisan Mudomudo Tarunotaruno; Barisanbarisan Kejawenkejawen; Sesepuhsesepuh Desa Pelem; Keseniankesenian Reogreog Kendangkendang; Keseniankesenian Jarananjaranan Senterewesenterewe; dan Keseniankesenian Tibantiban. Sedangkan prosesi Ngedusngedus kucing (Prosesiprosesi inti): Pembacaanmeliputi pembacaan doa oleh Dongkedongke; Ngedusngedus kucing di telaga Cobancoban; Prosesiprosesi slametanselamatan; dan ritual tari Tibantiban.

Pemilihan kucing yang dimandikan tidak bisa dilakukan secara sembarangan, karena dalam prosesinya kedua kucing harus berasal dari sisi barat dan timur desa. LaluKedua keduanyakucing lalu dimasukkan ke dalam keranjang dan dibawa oleh dua orang, yang masing – -masing membawa satu ekor kucing. Setelah sampai di Telaga telaga Cobancoban, kedua kucing dimandikan lalu dibacakan mantra, lalu didudukkan di pelaminan untuk diarak. Ritual ini telah ada sejak zaman penjajahan Belanda, yang bermula ketika seorang pendatang bernama Eyang Sangkrah memandikan dua ekor kucing di Telagatelaga Cobancoban, lalu turunlah hujan.<ref>{{Cite web|url=https://radartulungagung.jawapos.com/read/2019/01/05/111905/mirip-prosesi-pengantin-sungguhan-kucing-dinikahkan-agar-turun-hujan|title=Mirip Prosesi Pengantin Sungguhan, Kucing Dinikahkan Agar Turun Hujan|last=JawaPos.com|date=2019-01-05|website=radartulungagung.jawapos.com|language=id|access-date=2019-02-22|archive-date=2019-02-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20190222204456/https://radartulungagung.jawapos.com/read/2019/01/05/111905/mirip-prosesi-pengantin-sungguhan-kucing-dinikahkan-agar-turun-hujan|dead-url=yes}}</ref>

<!--Fungsi Sosialsosial manten kucing yaitu: memohon hujan kepada yang Maha Esa; bersih desa; permohonan keselamatan dan kemakmuran; mengucap rasa syukur kepada Tuhan; pembelajaran akan pengetahuan budaya Jawa yang tertuang dalam bentuk upacara adat; media bersosialisasi masyarakat Desa Pelem; media pembelajaran seni budaya, khususnya kearifan lokal di Kabupaten Tulungagung; hiburan dan tuntunan; dan sebagai sarana untuk mempromosikan pariswisatapariwisata di Desa Wisata Pelem dan Kabupaten Tulungagung.{{butuh rujukan}}-->