Muhammad Baba As-Samasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k ~PL |
||
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 72:
|pendahulu1 = [[Ali Ar-Ramitani]]
|pengganti1 = [[Amir Kulal]]
|relative =
}}
'''Muhammad Baba as-Samasi''' Quddasallahu Sirruhu adalah seorang guru sufi yang terkenal sebagai salah satu Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah. Beliau salah satu Khwajagan (Master) dari tatanan Naqsyabandi dan juga terkenal sebagai salah satu Wali 7 di Uzbekistan. Beliau juga seorang pelajar al-Azizan yang ternama dan merupakan seorang Cendikia dari para Wali dan seorang Wali dari para Cendikia. Beliau unik dalam dua jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan internal dan eksternal. Berkahnya menembus seluruh ummat di masanya. Dari keinginan belajarnya yang tinggi, beliau menyebabkan ilmu-ilmu ghaib dan rahasia menjadi tampak. Beliau adalah puncaknya Matahari Pengetahuan Eksternal dan Internal di abad ke-8 H. Salah satu tanda keajaibannya adalah mi’raj beliau dari Kubah Batu, yang merupakan hatinya ke maqam Cendikia dari para Cendikia. Para cendikia yang menguasai hikmah spiritual banyak yang menggali dari ladang ilmunya dan ikut berthawaf mengelilingi Ka’bah dibawah bimbingan beliau.
Beliau dilahirkan di [[Sammas]], sebuah desa di pinggiran Ramitan, tiga mil dari Bukhara. Beliau mengalami kemajuan dalam perjalanannya dengan memahami Ilmu dalam al-Qur’an, menghafalkan al-Qur’an dan Hadits Rasulullah saw, serta menjadi ahli di bidang Jurisprudensi. Kemudian beliau mulai mempelajari Teologi Spekulatif, Logika, Filosofi (‘ilm al-Kalam) dan Sejarah, sampai beliau dijuluki ensiklopedia berjalan bagi segala bidang ilmu dan seni. Beliau mengikuti Syaikh Ali ar-Ramitani al-’Azizan dan terus-menerus berperang melawan dirinya sendiri. Beliau melakukan khalwat setiap hari sampai mencapai maqam kemurnian sehingga Syaikhnya diizinkan untuk mentransfer Pengetahuan Surgawi yang bersifat Ghaib ke dalam hatinya. Beliau menjadi sangat terkenal dengan kekuatan ajaib dan ketinggian maqam kewaliannya. Syaikh ‘Ali Ramitani memilih beliau sebagai penerusnya sebelum beliau meninggal dan memerintahkan semua murid untuk mengikutinya.
Beliau pernah berkata ketika melewati sebuah desa di Qasr al-‘Arifan, “Dari tempat ini Aku mencium wangi seorang Pemegang Ilmu Spiritual yang akan muncul dan dari namanyalah seluruh thariqat ini akan dikenal.” Suatu hari beliau melewati desa itu dan berkata, “Aku mencium aroma yang sangat kuat, seolah-olah Pemegang Ilmu itu telah lahir.” Tiga hari berselang, kakek dari seorang anak mengunjungi Syekh Muhammad Baba as-Samasi dan berkata, “Ini adalah cucuku.” Beliau lalu berkata kepada para pengikutnya, “Bayi ini adalah Pemegang Ilmu yang telah kuceritakan kepada kalian. Aku lihat di masa depan dia akan menjadi pemandu bagi seluruh ummat manusia. Rahasianya akan menggapai seluruh orang-orang shaleh. Pengetahuan Surgawi yang telah dicurahkan oleh Allah kepadanya akan memasuki setiap rumah di Asia Tengah. Nama Allah swt akan terukir (Naqsh) dalam hatinya. Dan thariqat ini akan dinamai dengan ukiran tersebut.”
Baris 100 ⟶ 97:
Syekh Muhammad Baba as-Samasi q.s. meninggal dunia di Samas pada tanggal 10 Jumadil Akhir, tahun 755 H. Beliau mempunyai empat khalifah, tetapi Rahasia dari Ahli Silsilah hanya diteruskan kepada Sayyid Amir al-Kulaly ibn as-Sayyid Hamzah.
==
https://sites.google.com/site/pustakapejaten/manaqib-biografi/6-masyaikh/muhammad-baba-as-samasi
|