Abdul Wahid Hasyim: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Dennis2123 (bicara | kontrib) k menambah gambar |
||
(37 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{more citations needed|date=November 2022}}
{{infobox officeholder
| honorific-prefix
| name = Abdul Wahid Hasyim
| image = Colored Abdul Wahid Hasyim Picture.
|
|
Bbn rait of Wahid Hasyim
|office = Menteri Negara Urusan Agama RI▼
|
|term_start = 30 September 1945▼
|
|
| term_end = 14 November 1945
|
|
| successor = [[Rasjidi]]
|term_start2 = 20 Desember 1949▼
| office2 = Menteri Agama Republik Indonesia Serikat
▲| term_start2 = 20 Desember 1949
|
|
| office3 = [[Daftar Menteri Agama Indonesia|Menteri Agama]] ke-7
|
|primeminister3 = [[Mohammad Natsir]]<br>[[Soekiman Wirjosandjojo]]▼
|
▲| primeminister3 = [[Mohammad Natsir]]<br>[[Soekiman Wirjosandjojo]]
|predecessor3 = [[Fakih Usman]]▼
| president3 = Soekarno
|successor3 = [[Fakih Usman]]▼
▲| predecessor3 = [[Fakih Usman]]
|birth_date = {{Birth date|1914|6|1|mf=y}}▼
|birth_place = [[Kabupaten Jombang|Jombang]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda|(Masa pendudukan Belanda)]]▼
| office4 = Daftar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama{{!}}Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
|death_date = {{Death date and age|1953|4|19|1914|6|1|mf=y}}▼
| order4 = ke-5
|death_place = [[Cimahi]], [[Jawa Barat]]▼
| term_start4 = 1951
|children = K.H. [[Abdurrahman Wahid]]<br />Aisyah Hamid Baidlowi<br />K.H. [[Salahuddin Wahid]]<br />dr. Umar Wahid, Sp.P<br />[[Lily Wahid|Lily Chodijah Wahid]]<br />[[Hasyim Wahid]]▼
| term_end4 = 1953
|
| successor4 = [[Muhammad Dahlan]]
|occupation = ▼
▲| birth_date = {{Birth date|1914|6|1|mf=y}}
|profession = ▼
▲| birth_place = [[Kabupaten Jombang|Jombang
▲| death_date = {{Death date and age|1953|4|19|1914|6|1|mf=y}}
|signature = ▼
▲| death_place = [[Cimahi]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
|website = ▼
|
▲| children =
| alma_mater =
{{unreferenced|date=Desember 2017}}[[Kiai|K.]][[Haji (gelar)|H.]] '''Abdul Wahid Hasyim''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Jombang|Jombang]], [[Jawa Timur]]|1|6|1914|[[Cimahi]], [[Jawa Barat]]|19|4|1953}}) adalah pahlawan nasional yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara dan juga pernah sebagai Menteri Agama pada era orde lama. Ia adalah ayah dari presiden keempat, [[Abdurrahman Wahid]] dan anak dari [[Hasyim Asy'arie|Muhammad Hasyim Asy'ari]], pendiri [[Nahdlatul Ulama]] dan pahlawan nasional Indonesia. Selain itu pada tahun 1951 ia menjabat sebagai [[Daftar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama|Ketua Umum]] [[Nahdlatul Ulama|Pengurus Besar Nahdlatul Ulama]]. Ia menikah di usia 25 tahun dengan Solichah, putri [[Bisri Syansuri|KH. Bisri Syansuri]] dan dikaruniai 6 orang anak.▼
▲| occupation =
▲| profession =
| religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
▲| signature =
▲| website =
| footnotes =
}}
▲
== Riwayat Hidup ==
=== Pendidikan ===
[[Berkas:Wahid Hasyim when he was 12 years old.jpg|kiri|jmpl|196x196px|Abdul Wahid Hasyim saat berusia 12 tahun
Abdul Wahid Hasyim tidak menempuh pendidikan [[sekolah dasar]] di [[sekolah]] yang didirikan oleh [[pemerintah]] [[Hindia Belanda]], yaitu [[Hollandsch-Inlandsche School]]. Ini terjadi karena ayahnya yaitu [[Hasyim Asy'ari]], dikenal sebagai tokoh anti-sekolah yang didirikan oleh penjajah.<ref>{{Cite journal|last=Nurfadilah, A., Mulyana, A., dan Suwirta, A.|date=2020|title=Peranan K.H. Abdul Wahid Hasyim dalam Pembaharuan Pendidikan Islam di Pesantren Tebuireng, Jombang Sejak kecil, Abdul Wahid Hasyim belajar di Madrasah Salafiyah di [[Pondok Pesantren Tebuireng]]. Ia telah berhasil mengkhatamkan Al Quran di usia 7 tahun. Kemudian setelah lulus dari madrasah, ia diminta oleh ayahnya untuk membantu mengajar adik-adik dan santri-santri pesantren seusianya.{{Butuh rujukan}}
Pada usia 13 tahun, ia belajar pendidikan Islam di Pondok Pesantren Siwalan Panji di [[Kabupaten Sidoarjo]]. Namun, ia hanya dapat bertahan selama sebulan. Ia kemudian pindah belajar ke [[Pondok Pesantren Lirboyo]]. Di pondok pesantren ini pun, ia hanya bertahan dalam waktu yang singkat. Akhirnya, pulang untuk belajar mandiri di rumahnya sendiri. Abdul Wahid Hasyim mempelajari bahasa Arab hingga mahir. Setelahnya ia mempelajari [[alfabet Latin]] sekaligus belajar bahasa Belanda dan bahasa Inggris.<ref>{{Cite journal|last=Umiarso dan Asnawan|date=2018|title=KH. Abdul Wahid Hasyim Pembaru Pesantren: Dari Reformasi Kurikulum, Pengajaran hingga Pendidikan Islam Progresif|url=https://www.researchgate.net/publication/338767387_KH_ABDUL_WAHID_HASYIM_PEMBARU_PESANTREN_Dari_Reformasi_Kurikulum_Pengajaran_hingga_Pendidikan_Islam_Progresif/fulltext/5e2992dc299bf15216772eb0/KH-ABDUL-WAHID-HASYIM-PEMBARU-PESANTREN-Dari-Reformasi-Kurikulum-Pengajaran-hingga-Pendidikan-Islam-Progresif.pdf|journal=Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam|volume=13|issue=2|pages=393-394}}</ref>
Pada tahun 1932 ia belajar di Makkah bersama sepupunya, Muchammad Ilyas, ialah yang mengajari Wahid dalam belajar Bahasa Arab hingga ia fasih berbahasa Arab. Sehingga ia menguasai tiga bahasa asing, yakni Arab, Inggris, dan Belanda.<ref>{{
== Peran dalam pendidikan Islam di Indonesia ==
Baris 57 ⟶ 68:
=== Mengembangkan dunia pesantren ===
Wahid mengawali kiprah kemasyarakatannya pada usia relatif muda. Setelah menimba ilmu agama ke berbagai pondok pesantren di Jawa Timur dan Mekah, pada usia 21 tahun Wahid membuat “gebrakan” baru dalam dunia pendidikan pada zamannya. Dengan semangat memajukan pesantren, Wahid memadukan pola pengajaran pesantren yang menitikberatkan pada ajaran agama dengan pelajaran ilmu umum<ref>{{Cite web|last=Sugendal|first=Zainuddin|date=2021-12-27|title=Tebuireng di masa Kiai Wahid Hasyim|url=https://www.tebuireng.co/tebuireng-di-masa-kh-wahid-hasyim/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-01-21}}</ref>. Sistem klasikal diubah menjadi sistem tutorial. Selain pelajaran Bahasa Arab, murid juga diajari Bahasa Inggris dan Belanda. Itulah madrasah nidzamiyah. Meskipun ayahandanya, [[Hasyim Asyari|Hadratush Syaikh Hasyim Asyari]], pendiri [[Nahdlatul Ulama]], butuh waktu beberapa tahun bagi Wahid Hasjim untuk menimbang berbagai hal sebelum akhirnya memutuskan aktif di NU. Pada usia 25 tahun Wahid bergabung dengan Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), federasi organisasi massa dan partai Islam saat itu. Setahun kemudian Wahid menjadi ketua MIAI.<ref>{{Cite journal|last=El-Rumi|first=Umiarso|last2=Asnawan|first2=Asnawan|date=2018-11-29|title=KH. ABDUL WAHID HASYIM PEMBARU PESANTREN Dari Reformasi Kurikulum, Pengajaran hingga Pendidikan Islam Progresif|url=https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/3960|journal=Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam|language=id|volume=13|issue=2|pages=431–454|doi=10.21043/edukasia.v13i2.3960|issn=2502-3039}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Kurohman|first=M. Taofik|last2=Wahyuni|first2=Anny|last3=Purnomo|first3=Budi|date=2021-11-29|title=Analisis Kepemimpinan K.H Wahid Hasyim Terhadap Reformasi Pendidikan Pesantren|url=https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jhe/article/view/7569|journal=Chronologia|language=en|volume=3|issue=2|pages=10–18|doi=10.22236/jhe.v3i2.7569|issn=2686-0171}}</ref>
== Peran dalam kemerdekaan Indonesia ==
=== Anggota BPUPKI dan PPKI ===
Menjelang [https://www.tebuireng.co/perjuangan-kiai-wahid-hasyim-ayah-gus-dur/ kemerdekaan] tahun 1945 di usianya yang masih 23 tahun, ia menjadi anggota [[BPUPKI]] dan [[PPKI]]. Wahid Hasyim dengan segudang pemikiran tentang agama, [https://www.tebuireng.co/kh-wahid-hasyim-dalam-perjalanan-panjang-kemerdekaan/ negara], pendidikan, politik, kemasyarakatan, NU, dan pesantren, telah menjadi lapisan sejarah ke-Islaman dan ke-Indonesiaan yang tidak dapat tergantikan oleh siapapun.<ref>{{
=== Penggagas sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" ===
Baris 73 ⟶ 84:
=== Ketua Partai Masyumi ===
Pada tahun 1939, [[NU|Nahdlatul Ulama]] menjadi anggota [[MIAI]] (Majelis Islam A'la Indonesia), sebuah badan federasi partai dan ormas Islam pada zaman pendudukan Belanda. Saat pendudukan Jepang yaitu tepatnya pada tanggal 24 Oktober 1943 ia ditunjuk menjadi Ketua [[Partai Masyumi|Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia]] (Masyumi) menggantikan MIAI. Selaku pemimpin Masyumi ia merintis pembentukan ''Barisan Hizbullah'' yang membantu perjuangan umat Islam mewujudkan kemerdekaan.<ref>{{
=== Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ===
Pada [[Muktamar Nahdlatul Ulama]] ke-19 di [[Palembang]] pada tahun 1951, Wahid Hasyim terpilih sebagai [[Daftar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama|Ketua Umum]] [[Nahdlatul Ulama|Pengurus Besar Nahdlatul Ulama]] dengan Rais 'Aam [[Abdul Wahab Hasbullah|KH. A. Wahhab]] [[Abdul Wahab Hasbullah|Hasbullah]].<ref>{{
[[File:Pendiri Liga Muslimin Indonesia
== Karya ==
Baris 89 ⟶ 102:
# ''“Islam Agama Fitrah (Dasar Manusia)”.'' Masuk dalam Suara Muslimin Indonesia, No. 7, Th. Ke II, April 1944, hlm 2-4.
# ''“Latihan Lapar adalah Kebahagiaan Hidup Perdamaian”.'' Masuk dalam Penyiaran Kementerian Agama No. 4, 1309, hlm 3-4.
# ''“Perkembangan Politik Masa Pendudukan Jepang dan Nota Politik"''. (November 1945).
== Wafat ==
Wahid Hasyim wafat akibat kecelakaan mobil di jalan yang menghubungkan [[Kota Cimahi]] dan [[Kota Bandung]]. Ia wafat pada tanggal 19 April 1953 di usia 39 tahun. Saat itu, ia sedang dalam perjalanan untuk mengahadiri rapat Nahdlatul Ulama di [[Kabupaten Sumedang]].<ref>{{Cite journal|last=Ridhwan, D. S., dan Dewita, N.|date=2020|title=Pendidikan Nahdlatul Ulama untuk Peradaban Dunia: Respon K.H. Abdul Wahid Hasyim|url=https://www.researchgate.net/publication/343637358_PENDIDIKAN_NAHDLATUL_ULAMA_UNTUK_PERADABAN_DUNIA_RESPON_KH_ABDUL_WAHID_HASYIM/fulltext/60f932012bf3553b2902f1ae/PENDIDIKAN-NAHDLATUL-ULAMA-UNTUK-PERADABAN-DUNIA-RESPON-KH-ABDUL-WAHID-HASYIM.pdf|journal=Istighna|volume=3|issue=2|pages=220|issn=2655-8459}}</ref> Kecelakaan terjadi karena mobil terselip akibat jalanan licin yang disebabkan oleh [[hujan]] deras.<ref>{{
Setelah meninggalnya Wahid Hasjim, [https://www.tebuireng.co/mendidik-kemandirian-anak-ala-kh-wahid-hasyim/ anak-anaknya] diasuh oleh istrinya yang tengah hamil anak keenam. Anak keduanya, Aisyah Hamid Baidlowi ikut membantu mengurus adik-adiknya disaat ibunya bekerja. Semua anak Wahid Hasjim<ref>{{Cite web|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=2021-11-12|title=Mendidik Kemandirian Anak ala KH Wahid Hasyim|url=https://www.tebuireng.co/mendidik-kemandirian-anak-ala-kh-wahid-hasyim/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-01-21}}</ref> tumbuh menjadi orang sukses yang berperan besar dalam kemajuan negara. Anak pertamanya [[Abdurrahman Wahid]] pernah menjadi Presiden RI yang ke 4, Aisyah Hamid Baidlowi dan [https://www.tebuireng.co/lily-chodidjah-wahid-politikus-tanpa-urat-takut/ Lily Chadijah Wahid] merupakan mantan anggota DPR<ref>{{Cite web|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=2022-05-11|title=Lily Chodidjah Wahid, Politikus Tanpa Urat Takut|url=https://www.tebuireng.co/lily-chodidjah-wahid-politikus-tanpa-urat-takut/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-01-21}}</ref>, [[Salahuddin Wahid]] pada masanya pernah menjadi Wakil Ketua Komnas HAM, Umar Wahid seorang dokter dan adiknya, Hasyim Wahid juga turut masuk ke dalam dunia politik.{{Butuh rujukan}}
== Dalam budaya populer ==
* Dalam film ''[[Sang Kiai]]'' (2013), Abdul Wahid Hasyim diperankan oleh [[Agus Kuncoro]].
== Referensi ==
Baris 111 ⟶ 127:
{{BPUPKI}}
{{PPKI}}{{Islam di Indonesia}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia|Wahid Hasjim]]
[[Kategori:Anggota BPUPKI]]
Baris 116 ⟶ 133:
[[Kategori:Tokoh Jawa|Wahid Hasjim]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur|Wahid Hasjim]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Jombang|Wahid Hasjim]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia|Wahid Hasjim]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama|Wahid Hasjim]]
|