Patoloan, Bone-Bone, Luwu Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Chybcorp (bicara | kontrib)
digabung dengan Desa Patoloan
merapikan isi artikel
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{merge from|Desa Patoloan}}
{{desa
|nama =Patoloan
Baris 9 ⟶ 8:
|kepadatan =205 jiwa/km²
|kode pos=92966|kepala desa=Harianto Basuki, S.Pd, M.Si|luas=23.71 km²}}
'''Patoloan''' adalah sebuah [[desa]] di wilayah Kecamatan [[Bone-Bone, Luwu Utara|Kecamatan Bone-Bone]], [[Kabupaten Luwu Utara]], Provinsi [[Sulawesi Selatan|Provinsi Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]]. Terdapat 4 [[Pedukuhan|Dusun]] yang terletak di Desa Patoloan, yakni: Dusun Lemahabang, Dusun Legoksari, Dusun Trikora dan Dusun Kanjiro. Di tahun 2017, tercatat penduduknya berjumlah 4.857 jiwa<ref name=":0">{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik Luwu Utara|url=https://luwuutarakab.bps.go.id/publication/2018/09/26/343a51ed63dabc9cf9d0faaf/kecamatan-bone-bone-dalam-angka-2018.html|website=|access-date=2023-11-18}}</ref>
 
== Wilayah ==
Terdapat 4 [[Pedukuhan|Dusun]] yang terletak di Desa Patoloan, yakni: Dusun Lemahabang, Dusun Legoksari, Dusun Trikora dan Dusun Kanjiro. Di tahun 2017, tercatat penduduknya berjumlah 4.857 jiwa
 
== Sejarah ==
Asal-usul nama Desa Patoloan merujuk pada kata "Patoloran," yang berasal dari bahasa Bugis. Dalam konteks Bugis, istilah "Patoloran" mengandung makna patok, yang merujuk pada batang kayu yang ditancapkan ke dalam tanah atau tanah di atas bukit. Patok ini digunakan khususnya untuk mengikat hewan ternak seperti sapi atau kerbau.
 
Berkat penggunaan patok yang sering dan banyak di atas bukit, masyarakat pada masa lalu menyebutnya Bukit Patoloran. Seiring berjalannya waktu, para tokoh masyarakat mengubah namanya menjadi [[Patoloan, Bone-Bone, Luwu Utara|Patoloan]] untuk memberikan identitas yang lebih jelas dan merefleksikan karakteristik desa tersebut.
 
Menurut cerita dari masa lampau, disebutkan bahwa jika kerbau atau sapi diikat di tempat tersebut, ternak tersebut akan aman dari segala gangguan karena terdapat penunggu yang tak kasap mata di sekitar bukit tersebut. Tempat yang dimaksud saat ini berada di wilayah Desa Saptamarga, Kecamatan [[Sukamaju, Luwu Utara|Sukamaju]], tepatnya di sebelah bendungan Sungai Kanjiro. Pada awalnya, area ini termasuk dalam wilayah Desa Patoloan. Namun, karena adanya pemekaran wilayah, pada tahun 1970, wilayah ini menjadi bagian dari Desa [[Saptamarga, Sukamaju, Luwu Utara|Saptamarga]], hal ini juga bersamaan dengan pembangunan Perkampungan Militer HOME BASE yang dikenal dengan sebutan Hombes.
Baris 51 ⟶ 53:
 
== Geografis ==
Luas wilayah Desa Patoloan adalah 23.71 &nbsp;km<sup>2</sup> atau meliputi 18.53% dari luas wilayah Kecamatan Bone-Bone. Wilayah desa ini merupakan wilayah bukan pantai dan topografi berupa dataran serta memiliki ketinggian kurang lebih 23 meter di atas permukaan laut.<ref name=":0" />
 
=== Batas Wilayah ===
Baris 88 ⟶ 90:
==== SMP/MTs ====
 
* [[MTs Al-Falah Lemahabang]]
 
==== SMA/MA ====
Baris 96 ⟶ 98:
=== Kesehatan ===
Di bidang kesehatan, fasilitas dan sarana kesehatan terdapat 1 [[Pos Kesehatan Desa|Poskesdes]], 2 [[Pos Pelayanan Terpadu|Posyandu]], dan 3 Praktek Dokter.<ref name=":0" />
 
=== Agama ===
Fasilitas keagamaan yang terdapat di Patoloan, 2 [[Masjid]] dan 10 [[Musala|Musholla]]
 
== Riwayah Kepala Desa ==
Baris 114 ⟶ 119:
* Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Bone-Bone dan Desa Banyuurip.
 
Setelah pemekaran wilayah, Tanimba akhirnya menjadi bagian dari [[Bone-Bone, Bone-Bone, Luwu Utara|Kelurahan Bone-Bone]]. Seiring berjalannya waktu, Dusun Rante Malona dan Dusun Muktisari menginginkan pemisahan diri untuk membentuk satu desa tersendiri. Usulan ini diwakili oleh tokoh dari kedua dusun tersebut yang kemudian menyampaikannya kepada Camat yang saat itu dijabat oleh Andi Azmal. Usulan tersebut kemudian ditindaklanjuti dan disetujui oleh Camat. Akhirnya, pada tahun 1996, kedua dusun tersebut memisahkan diri dari Desa Patoloan dan membentuk [[Muktisari, Bone-Bone, Luwu Utara|Desa Muktisari]].
 
Selama masa kepemimpinan Kepala Desa Marking DM, ekonomi masyarakat Desa Patoloan mengalami peningkatan yang signifikan berkat adanya pasar sentral yang terletak di dalam desa. Keberadaan pasar sentral ini memberikan dorongan positif terhadap roda perekonomian masyarakat Desa Patoloan. Pada tahun 1998, masa pemerintahan Marking DM berakhir, dan Hatta Maddu mengambil alih sebagai pejabat Kepala Desa Patoloan dari tahun 1998 hingga 2001.
Baris 219 ⟶ 224:
|2021-2027
|}
 
{{Bone-Bone, Luwu Utara}}
== Referensi ==
{{Reflist}}{{Bone-Bone, Luwu Utara}}
 
{{Authority control}}
{{Kelurahan-stub}}{{reflist}}