Jalur trem lintas Jakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(45 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak info jalur kereta api
| box_width =
Baris 6 ⟶ 5:
| logo =
| logo_width =
| image = De electrische tram nr 1 op de Mataramweg in Batavia, gezien richting Meester C, Bestanddeelnr 255-6738.jpg
| image_width =
| caption = Trem listrik bernomor 1 berhenti di Mataramweg
| type = Lintas utama
| system = Jalur trem perkotaan
Baris 20 ⟶ 19:
| routenumber =
| linenumber =
| buildby = [[
| open =1883-1913
| close = 15 April 1954
| reopen =
| owner = [[Pengangkutan Penumpang Djakarta]]
| operator = [[Bataviasche
| character = Lintas datar
| depot =Kramat<br>Cikini<br>Pasar Ikan<br>Matraman
| stock =
| linelength =
Baris 35 ⟶ 34:
| minradius =
| el =
| speed =
| elevation =
| maxincline =
Baris 41 ⟶ 40:
| map =
}}
'''Jalur trem lintas Jakarta''' adalah salah satu jaringan jalur [[trem]] yang ada di [[Indonesia]], khususnya
== Sejarah ==
[[Berkas:Batavia, 1920.png|Peta Jakarta pada tahun 1920 yang menampilkan jaringan trem lintas Jakarta|jmpl]]
Sejarah [[trem]] [[Batavia]] berawal dari sebuah [[trem]] [[kuda]] yang dioperasikan oleh [[Bataviasche Tramweg Maatschappij]] (BTM). Jalur [[trem]] kuda pertama di [[Batavia]] tersebut diresmikan pada
| last = Yasin Sulaeman
| first = Adriansyah
| date = November 2017
| title = Trem Batavia, Mutiara Transportasi Jakarta yang Terlupakan
| url = https://issuu.com/adriansyahyasinsulaeman/docs/jurnal_20trem_20batavia-ilovepdf-co
| access-date = 10 Juli 2019
}}</ref>
Pada tahun 1880 sebagai akibat dari kendala operasional yang dialami [[Bataviasche Tramweg Maatschappij|BTM]] dalam pengoperasian [[trem]] kuda, maka operasional [[Bataviasche Tramweg Maatschappij|BTM]] untuk sementara waktu diambil alih oleh Firma Dummler and Co.. Selang dua tahun kemudian atau tepatnya pada
{| class="wikitable"
|-
! colspan="6" | Tabel segmentasi pembangunan jalur trem lintas Jakarta<ref>{{nl}} {{Citebook|first=Reitsma|last=S. A.|title=Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen|location=Batavia (Jakarta) – Weltevreden|year=1928|url=https://www.worldcat.org/title/korte-geschiedenis-der-nederlandsch-indische-spoor-en-tramwegen/oclc/46312809}}</ref>
|-
! Dibangun oleh !! Lintas !! Segmen !! Panjang Rel !! Tanggal Diresmikan !!
|-
| rowspan="4" |
|-
| Harmoni–Kramat || 4 || 5 Agustus 1883 || Oktober 1933
|-
| Kramat–Jatinegara || 4 || 15 September 1884 || April 1934
|-
| Jatinegara–Kampung Melayu || 1 || 28 Februari 1891 ||
|-
| rowspan="6" | Batavia Elektrische Tram Maatschappij || rowspan="3" |
|-
|
|-
|
|-
| colspan="2" | Kalibesar Timur–Pelabuhan Tanjung Priok || 1 || 15 Februari 1907 ||
Baris 75 ⟶ 81:
|-
| colspan="2" | Medan Merdeka–Vrijmetselaarsweg || 2 || 2 Januari 1913 ||
|-▼
| rowspan="4" | Bataviasche Verkeers Maatschappij || colspan="2" | Harmoni–Tanah Abang–Pasar Senen || ? || ? || rowspan="4" |–
|-
| colspan="2" | ?–Sawah Besar || ? || ?
|-
| colspan="2" | Gunung Sahari–Jacatraweg–Voorrij Zuid || ? || ?
|-
| colspan="2" | ?–Asemka–Jembatan Lima || ? || ?
|}
Empat tahun setelah beroperasinya [[trem]] uap lintas [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]-[[Harmoni Sentral (Transjakarta)|Harmoni]], [[trem]] listrik pun hadir dibawah operasi perusahaan [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij]] (BETM), menjadikannya sebagai pesaing [[trem]] uap milik [[Nederlandsch-Indische Tramweg Maatschappij]] (NITM). [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]] mulai berkarier sejak diresmikannya lintas [[Harmoni Sentral (Transjakarta)|Harmoni]]–[[Taman Ismail Marzuki|Dierentuin]] ([[Kebun Binatang Ragunan|Kebun Binatang]], sekarang [[Taman Ismail Marzuki]]) pada 10 April 1899. Pada November 1899, jaringan [[trem]] listrik ini diperpanjang sampai dengan [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]]. Namun, perpanjangan jalur ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1904, jalur ini sudah ditutup. Pada tahun 1900, [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]] memperpanjang jaringan [[trem]]<nowiki/>nya hingga menjangkau wilayah [[Jembatan Merah]], [[Tanah Tinggi, Tangerang, Tangerang|Tanah Tinggi]], dan [[Gunung Sahari Mangga Dua (Transjakarta)|Gunung Sahari]] dengan melintasi [[sungai Ciliwung]]. Semakin bertambahnya tahun, [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]] terus melakukan ekspansi jaringan [[trem]]<nowiki/>nya. Hingga memasuki tahun 1920, terjadi persaingan tidak sehat di antara [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]] dengan [[Nederlandsch-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] yang menyebabkan harga tiket terlalu tinggi, serta dari pihak pemerintah kota [[Batavia]] menuntut agar [[Nederlandsch-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] melakukan peningkatan armada menjadi layanan [[trem]] listrik, namun hal ini ditolak oleh [[Nederlandsch-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] itu sendiri.<ref name=":0" />
Sebagai akibat dari perselisihan antara [[Nederlandsch-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] dengan [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]], maka kedua perusahaan ini mulai memberlakukan tiket transit dan jadwal khusus pada jam-jam sibuk. Puncak dari perselisihan ini terjadi pada 31 Juli 1930, di mana dilakukannya ''merger'' [[Nederlandsch-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] dengan [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]] membentuk [[Bataviasche Verkeers Maatschappij]] (BVM). Hasil dari pembentukan [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] tersebut menggabungkan 1 lintas [[trem]] uap, 2 lintas [[trem]] listrik, serta 7 rute bus yang dioperasikan [[Nederlandsch-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] dan [[Batavia Elektrische Tram Maatschappij|BETM]].<ref name=":0" />
Dibawah kendali [[Bataviasche Verkeers Maatschappij]] (BVM), [[trem]] di [[Batavia]] mengalami perubahan yang signifikan, terutama pada lintas-lintas warisan [[Nederlandsch-Indische Tramweg Maatschappij|NITM]] dilakukan program [[Elektrifikasi perkeretaapian|elektrifikasi]] secara bertahap dari April 1933 hingga 1934. Hasil dari [[Elektrifikasi perkeretaapian|elektrifikasi]] ini menjadikan waktu tempuh perjalanan dari [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] ke [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]] menjadi 47 menit saja, memangkas waktu 10 menit. [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] pun mengalami puncak kejayaan pada tahun 1934, di mana mengoperasikan 5 lintas [[trem]] listrik dengan total panjang lintasan 41 kilometer.<ref name=":0" />
Kemunduran era [[trem]] [[Batavia]] dimulai pada tahun 1935, sebagai akibat dari [[Depresi Besar]] yang membuat keuangan [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] bermasalah serta munculnya moda transportasi lain seperti [[bemo]] dan [[oplet]] yang mengancam popularitas dari [[trem]] listrik. Sebagai akibat dari kendala keuangan tersebut, layanan bus [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] ditutup dan perusahaan hanya akan berfokus kepada layanan [[trem]] listrik saja. Layanan bus [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] pun baru dibuka kembali pada tahun 1941.<ref name=":0" />
Pada Maret 1942, [[Hindia Belanda]] memasuki [[Indonesia]] yang saat itu sedang dibawah kedudukan [[Jepang]]. Kedudukan [[Jepang]] atas [[Hindia Belanda]] memberikan dampak yang besar bagi sejarah perkembangan [[trem]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Layanan [[trem]] [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] yang dikelola [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] diambil alih oleh tentara [[Jepang]], dan namanya pun diubah namanya menjadi [[Tentara Nippon Batavia Tram]]. Lalu pada Juni 1942, namanya diubah lagi menjadi [[Seibu Rikuyo Batavia Shiden]], yang kemudian diubah kembali menjadi [[Jakaruta Shiden]]. Dibawah kendali [[Jakaruta Shiden]] (ジャカルタ市電) [[trem]] [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] mengalami berbagai perombakan, seperti dihapuskannya sistem kelas, dipecatnya para pekerja [[Bataviasche Verkeers Maatschappij|BVM]] yang merupakan warga [[Belanda]], dilakukannya periasan simbol-simbol [[Jepang]] pada ''body'' [[trem]], dan dibangunnya [[jalur ganda]] (''double track'') pada lintas [[Gunung Sahari Mangga Dua (Transjakarta)|Gunung Sahari]] sampai dengan [[Pal Putih (Transjakarta)|Pal Putih]].<ref name=":0" />
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan Indonesia]] dikumandangkan, pada 13 Oktober 1945 terjadi pengambilalihan perusahaan [[Jakaruta Shiden]] kepihak [[Indonesia]], serta mengubah namanya menjadi [[Trem Djakarta Kota]] yang pada tahun 1957 dinasionalisasi menjadi [[Pengangkutan Penumpang Djakarta]] (PPD). Walaupun diambilalih, [[Pengangkutan Penumpang Djakarta|PPD]] hanya mengoperasikan [[trem]] tersebut selama beberapa waktu saja dan akhirnya dihapus karena dianggap tidak cocok dengan tata ruang kota besar.<ref name=":0" /><ref>{{cite book|last=Shahab|first=Alwi|title=Saudagar Baghdad dari Betawi|year=2004|place=Jakarta|publisher=Penerbit Republika}}</ref>
Banyak dari jalur-jalur [[trem]] yang sudah tidak terpakai ini kemudian ditimbun oleh aspal. Perlahan waktu, rel-rel trem tersebut mulai muncul kembali ke permukaan tanah dan dapat dilihat kembali, seperti contohnya jalur [[trem]] di area [[Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat|Glodok]].
[[Berkas:Remains of the former Jakarta tram tracks in Glodok.jpg|al=Sisa jalur trem yang timbul di daerah Glodok.|jmpl|Sisa jalur trem yang timbul di daerah Glodok.]]
Terdapat pula sebuah potongan jalur [[trem]] yang muncul di area [[Museum Fatahillah]], dan potongan rel tersebut sudah dijadikan sebuah monumen oleh [[Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Pemerintah Provinsi DKI Jakarta]] pada tahun 2013.
[[Berkas:Bekas jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah..jpg|jmpl|Bekas jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.|al=Bekas jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.]]
[[Berkas:Jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah..jpg|jmpl|Jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.|al=Jalur trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.]]
[[Berkas:Rel trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah..jpg|jmpl|Rel trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.|al=Rel trem yang dijadikan monumen di Museum Fatahillah.]]
== Trayek ==
Baris 84 ⟶ 114:
{| class="wikitable"
|-
! No.
|-
| 1 ||
|-
| 2 || Menteng–Pasar Ikan (Amsterdamschepoort) || 1 kereta || 15 menit sekali || 23.45
|
|
|-
|
▲|-
▲| 4 || Tanah Abang–Jakartakota || 1 kereta dan ''pikolanwagen'' || 10 menit sekali || 23.58
|-
| 5 || Tanah Abang Pasar–Industrie || 1 kereta || 12 menit sekali || 23.13
Baris 98 ⟶ 128:
| 6 || Asemka–Jembatan Lima || 1 kereta || ?
|}
== Kelas ==
Jalur [[trem]] dibagi menjadi
==
Dalam film ''[[Asrama Dara]]'' (1958), trem lintas Jakarta menjadi latar dalam lagu "Trem dan Bus Kota" yang dibawakan oleh [[Aminah Tjendrakasih]].<ref>{{cite web |title=Asrama Dara OST - Trem & Bis Kota - Sajekti / (Aminah Tjendrakasih) HD |url=https://www.youtube.com/watch?v=0C6Aqp1v04M |website=Kharis Ekky (YouTube) |access-date=18 Januari 2023}}</ref>
== Galeri ==
<div style="text-align: center;">
<gallery>
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Hoofdstation van de spoorwegen aan het Koningsplein (oost) te Batavia TMnr 10013979.jpg|Jalur
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gezicht op het stadhuis van Batavia en de tramhalte TMnr 60022444.jpg|Jalur
▲File:Defilé Parachutisten (Korps Speciale Troepen), Bestanddeelnr 210-3-1.jpg|Parade militer perayaan ulang tahun [[Ratu Juliana]] yang dipimpin [[Raymond Westerling]], tampak jalur trem Batavia.
</gallery>
</div>
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
{{Batavia}}
Baris 139 ⟶ 163:
[[Kategori:Infrastruktur di Indonesia]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1869 di Hindia Belanda]]
[[Kategori:Jalur kereta api tidak aktif di Indonesia]]
|