Sangha Theravada Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Buddhisme Theravada|ordo}}
'''Saṅgha Theravāda Indonesia''' adalah suatu organisasi monastik [[Theravāda|Buddhisme beraliran Theravāda]] di [[Indonesia]] yang dibentuk pada tanggal 23 Oktober 1976 di Vihāra Mahā Dhammaloka (sekarang Vihāra Tanah Putih), [[Semarang]]. Saṅgha Theravāda Indonesia dibentuk oleh para bhikkhu yang bukan anggota dari Saṅgha yang sudah ada di Indonesia pada waktu itu. Organisasi [[Sangha|saṅgha]] tersebut didirikan oleh 5 orang bhikkhu yang berasal dari garis penahbisan ordo [[Dhammayuttika Nikāya]] [[Thailand]], yaitu Bhikkhu Aggabalo, Bhikkhu Khemasarano, Bhikkhu Sudhammo, Bhikkhu Khemiyo, serta Bhikkhu Ñaṇavutto.<ref>{{Cite web|last=Wowor|first=Cornelis|title=Awal Sangha Theravada Indonesia|url=https://samaggi-phala.or.id/sangha-theravada-indonesia/sekilas-sti/awal-sangha-theravada-indonesia-2/|website=Samaggi Phala|access-date=2024-02-18}}</ref> Peristiwa bersejarah itu turut disaksikan oleh dua Dhammaduta Thailand, yaitu Bhante Suvirayan (sekarang Phra Dhamchetiyachan) dan Bhante Sombat Pavitto (sekarang Phra Vidhurdhammabhorn) yang ditahbiskan di [[Wat Bowonniwet]].<ref>{{Cite web|last=Sangha Theravada Indonesia|title=Sejarah STI|url=https://sanghatheravadaindonesia.or.id/sejarah-sti/|website=Sangha Theravada Indonesia|access-date=2024-02-18}}</ref>
Dari kelima bhikkhu tersebut, hanya Bhikkhu Khemasarano yang sudah terafilisasi dengan kelompok Saṅgha yang sudah ada, dan sudah menyatakan keluar. Bhikkhu Aggabalo diangkat menjadi Sekretaris Jenderal yang pertama dalam Saṅgha Theravāda Indonesia. Kepemimpinan Sangha Theravada Indonesia ditangani oleh Dewan Pimpinan Sangha (Karaka Sangha Sabha) Sangha Theravada Indonesia.
Beberapa tokoh umat, yaitu Bapak Suratin MS, Bapak Mochtar Rasyid, dan Ibu Supangat mengadakan pertemuan untuk membahas pembinaan umat oleh para bhikkhu, sebagaimana pesan Sang Buddha kepada para bhikkhu sesaat setelah wafat, yang dikirim sebagai Dhammaduta pertama ke berbagai penjuru untuk membabarkan [[Dhamma]].
== Perkembangan STI == ▼
{{rapikan}}
Tahun 1977 Bhikkhu Pannavaro dan Bhikkhu Subalaratano di-upasampada menjadi bhikkhu di Bangkok. Setelah kembali di tanah air, Bhikkhu Pannavaro menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Sangha Theravada Indonesia pada tahun 1978.
Baris 33 ⟶ 17:
Susunan Karaka Sangha Sabha (Dewan Pimpinan Sangha) Sangha Theravada Indonesia, sebagai berikut:
1. Sangha Anusasanacariya (Penasehat)
2. Sanghanayaka (Ketua Umum)
3. Anu Sanghanayaka I (Wakil Ketua I dan Vinaya)
4. Anu Sanghanayaka II (Wakil Ketua II)
5. Anu Sanghanayaka III (Wakil Ketua III)
6. Sekretaris Jendral
7. Asisten Sekretaris Jendral
Pasamuan Sangha Theravada Indonesia Tahun 1989, di Brahmavihara Arama, Banjar, Singaraja, pada tanggal 25 November 1989, yang dihadiri 14 bhikkhu peserta, memutuskan perubahan istilah Anu Sanghanayaka menjadi Upa Sanghanayaka, dan mengubah Asisten Sekretaris Jenderal menjadi Wakil Sekretaris Jenderal.
Baris 55 ⟶ 39:
Pasamuan Agung (Maha Sangha Sabha) Sangha Theravada Indonesia Tahun 1999 di Saung Nini, Cianjur, pada tanggal 11 Desember 1999, yang dihadiri 22 bhikkhu peserta, 4 bhikkhu peninjau, dan 1 bhikkhu Sainghanayaka, memutuskan restrukturisasi lembaga Sangha Theravada Indonesia. Struktur lembaga Saingha Theravada Indonesia yang baru mulai berlaku pada Pasamuan Agung (Maha Sangha Sabha) Sangha Theravada Indonesia Tahun 2000.
Pasamuan Agung (Maha Sangha Sabha) Sangha Theravada Indonesia Tahun 2000 di Panti
A. Dewan Sesepuh (Thera Samagama) Sangha Theravada Indonesia masa pengabdian tahun 2000 – 2005, terdiri:
Baris 62 ⟶ 46:
2. Sukhemo Mahathera (Wakil Kepala Sangha /Upa Mahanayaka)
3. Sri Subalaratano Mahathera
4.
5. Thitaketuko Thera
B. Dewan Pimpinan (Karaka Sangha Sabha) Sangha Theravada Indonesia masa pengabdian tahun 2000 – 2003, terdiri:
1. Ketua Umum (Sanghanayaka)
2. Wakil Ketua Umum (Upa Sanghanayaka)
Rapat Pimpinan 11/2000 Sangha Theravada Indonesia di Panti
1. Sekretaris Jendral
2. Wakil Sekretaris Jendral
3. Kepala Badan Pemeriksa Sanghadana
4. Wakil Kepala Badan Pemeriksa Sanghadana
5. Koordinator Padesa Nayaka Wilayah Indonesia Barat
6. Koordinator Padesa Nayaka Wilayah Indonesia Tengah
7. Koordinator Padesa Nayaka Indonesia Timur
8. Ketua Bidang Vinaya (Adhikarana Nayaka)
9. Wakil Ketua Bidang Vinaya (Upa Adikarana Nayaka)
Rapat Pimpinan I/2002 Sangha Theravada Indonesia di Padepokan Dhammadipa Arama, Batu, pada tanggal 3 Maret 2002, mengangkat Subhapanno Thera sebagai Koordinator Padesa Nayaka Wilayah Indonesia Timur.
Baris 85 ⟶ 69:
Dewan Pimpinan (Karaka Sangha Sabha) Sangha Theravada Indonesia masa ‘pengabdian tahun 2003 – 2006, terdiri:
1. Ketua Umum (Sanghanayaka)
2. Wakil Ketua Umum (Upa Sanghanayaka)
3. Sekretaris Jendral
4. Wakil Sekretaris Jendral
5. Wakil Sekretaris Jendral
6. Kepala Badan Pemeriksa Sanghadana
7. Koordinator Padesa Nayaka Wilayah Indonesia Timur
8. Koordinator Padesa Nayaka Wilayah Indonesia Tengah
9. Koordinator Padesa Nayaka Wilayah Indonesia Barat
10.Ketua Bidang Vinaya (Adhikarana Nayaka)
11.Wakil Ketua Bidang Vinaya (Upa Adhikarana Nayaka)
Persamuhan Agung (Maha Sangha Sabha) Sangha Theravada Indonesia Tahun 2005 di Saung Paramita, Ciapus, Bogor, pada tanggal 11 Juni 2005, yang dihadiri 31 bhikkhu peserta, 6 bhikkhu peninjau, dan 2 bhikkhu peninjau khusus (Sanghanayaka / Upa Sarighanayaka), memutuskan:
Baris 105 ⟶ 89:
3. [[Sri Pannavaro]] Mahathera
4. Uttamo Thera
5.
6. Thitaketuko Thera
7. Urudha Dhammapiyo Thera
Baris 113 ⟶ 97:
Rapat Pimpinan 11/2005 Sangha Theravada Indonesia di Saung Paramita, Ciapus, Bogor, pada tanggal 13 Juni 2005, mengangkat:
Kepala Badan Sanghadana
Wakil Kepala Badan Sanghadana
Sidang Persamuhan Agung (Mahasanghasabha) Sangha Theravada Indonesia Tahun 2006, di Brahmavihara Arama, Banjar, Singaraja, pada tanggal 10 Juni 2006, yang dihadiri 32 bhikkhu peserta, 8 bhikkhu peninjau, dan 2 bhikkhu peninjau khusus (Sanghanayaka /Upa Sanghanayaka), memutuskan:
Sidang Persamuhan Agung (Mahasanghasabha) Sangha Theravada Indonesia Tahun 2006, di Brahmavihara Arama, Banjar, Singaraja, pada tanggal 10 Juni 2006, mengangkat:
A. Kepala Sangha (Sanghapamokha)
B. Wakil Kepala Sangha (Upa Sanghapamokha)
Masa pengabdian Kepala Sangha dan Wakil Kepala Sangha Persamuhan Agung Sangha Theravada Indonesia sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2011.
C. Ketua Dewan Sesepuh (Theranayaka)
D. Ketua Umum Dewan Pimpinan (Sanghanayaka)
E. Ketua Dewan Kehormatan (Adhikarananayaka)
Masa pengabdian Ketua Dewan Sesepuh, Ketua Umum Dewan Pimpinan, Ketua Dewan Kehormatan sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2011.
Baris 132 ⟶ 116:
A. Dewan Sesepuh (Therasamagama) Sangha Theravada Indonesia masa pengabdian tahun 2006 – 2011:
1. Ketua Dewan Sesepuh (Theranayaka)
2. Wakil Ketua Dewan Sesepuh (Upa Theranayaka)
3. Anggota
4. Anggota
5. Anggota
B. Dewan Pimpinan (Karakasanghasabha) Sangha Theravada Indonesia masa pengabdian tahun 2006 – 2011:
1. Ketua Umum (Sanghanayaka)
2. Ketua Bidang Sosial Budaya (Upa Sanghanayaka)
3. Ketua Bidang Pendidikan (Upa Sanghanayaka)
4. Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga (Upa Sanghanayaka)
5. Sekretaris I
6. Sekretaris II
7. Pengelola Sanghadana I
8. Pengelola Sanghadana II
C. Dewan Kehormatan (Adhikaranasabha) Sangha Theravada Indonesia masa pengabdian tahun 2006 – 2011; pada tanggal 7 Agustus 2006 Kepala Sangha Persamuhan Agung Saingha Theravada Indonesia mengangkat Atimedho Thera sebagai Wakil Ketua Dewan Kehormatan, dan Cittanando Thera sebagai anggota Dewan Kehormatan Sangha Theravada Indonesia:
1. Ketua Dewan Kehormatan (Adhikarananayaka)
2. Wakil Ketua Dewan Kehormatan (Upa Adhikarananayaka)
3. Anggota
4. Anggota
5. Anggota
Sampai dengan tanggal 23 Oktober 2006, tatkala Sangha Theravada Indonesia telah mempersembahkan pengabdian Dhamma di bumi pertiwi selama 30 tahun, terdapat 54 bhikkhu yang memiliki pengabdian bersama dalam Sangha Theravada Indonesia. Beberapa bhikkhu telah wafat meninggalkan Sangha Theravada Indonesia, beberapa bhikkhu juga telah meninggalkan Saingha Theravada Indonesia kembali menjadi perumahtangga, meskipun demikian tidak ada bhikkhu yang meninggalkan Sangha Theravada Indonesia karena menjadi anggota organisasi Sangha lain. Beberapa bhikkhu Sangha Theravada Indonesia juga masih menimba pengetahuan dan pengalaman dengan belajar Dhammavinaya serta berlatih meditasi di luar negeri. Sangha Theravada Indonesia telah melampaui masa demi masa kepemimpinan yang masing-masing berjasa memberi corak kualitas budaya persamuhan petapa Buddhis yang memegang teguh Dhammavinaya serta menjunjung kepribadian Nasional di tengah-tengah kehidupan zaman yang makin berkembang.
==
[[Kategori:Buddhisme]]
[[Kategori:Theravada]]
[[Kategori:Buddhisme di Indonesia|Sangha]]
|