Kawih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan dan memperbaiki referensi
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(27 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Kacapi Suling.jpg|jmpl|ka|Kawih yang diiringi kacapi dan suling.]]
'''Kawih''' adalah bentuk seni suara yang berasal dari tradisi Sunda. Dalam perkembangannya, kawih mencakup ke dalam berbagai jenis genre seni vokal.<ref>{{Cite journal|last=Hendrayana|first=Dian|title=Pelurusan Istilah Kawih, Tembang, dan Cianjuran|url=https://www.academia.edu/68349496/Pelurusan_Istilah_Kawih_Tembang_dan_Cianjuran|journal=Panggung}}</ref> Kawih merupakan tradisi yang diturunkan dari mulut ke mulut (oral) sehingga kebanyakan nama penciptanya tidak diketahui.
<!-- '''Tembang SundaKawih''' adalah [[kesenian tradisional|seni musik tradisional]] yang berasal dari barat daya [[Jawakepulauan Sunda BaratBesar]]. Kesenian ini biasanya ditampilkan oleh seorang penyanyi dengan iringan permainan [[alat musik tradisional Sunda]] seperti [[kacapi]] indung (kecapi besar), suling, kacapi rincik (kecapi kecil), dan rebab.
 
Tembang Sunda pada awalnya disebut juga dengan istilah Cianjuran. Istilah Tembang Sunda mulai dipromosikan sejak tahun 1962 dengan alasan bahwa kesenian gaya Cianjuran tidak hanya terbatas pada satu daerah tertentu melainkan telah banyak diadopsi di kawasan lain di Jawa Barat.{{Sfn|Zanten|1984|p=}} Tembang Sunda kadang membawa kebingungan karena banyak genre musik Sunda lain disebut sebagai "tembang Sunda".{{Sfn|Zanten|1984|p=}}
 
Tembang SundaKawih pada awalnya disebut juga dengan istilah Cianjuran. Istilah Tembang Sunda mulai dipromosikandiperkenalkan sejak tahun 1962 dengan alasan bahwa kesenian gaya Cianjuran tidak hanya terbatas pada satu daerah tertentu melainkan telah banyak diadopsi di kawasan lain di Jawa Barat.{{Sfn|Zanten|1984|p=}} Tembang Sunda kadang membawa kebingungan karena banyak genre musik Sunda lain disebut sebagai "tembang Sunda".{{Sfn|Zanten|1984|p=}} -->
== Sejarah ==
SejarahKawih telah diketahui keberadaannya di dalam budaya Sunda jauh sebelum kehadiran [[Tembang Sunda]]. Sejarah Kawih berasal dari seni bercerita (''[[carita pantun]]'') tentang mitos dan legenda [[suku Sunda]] misalnya cerita asal mula padi (''Kisah Sulanjana'') dan nenek moyang (''Kisah Mundinglaya di Kusumah'').{{Sfn|Zanten|1984|p=}} ''Carita pantun'' itu ditampilkan dalam perayaan-perayaan seperti pesta sunatan, pernikahan, panen raya atau ritual penyucian. ''CeritaCarita kunobuhun'' yang disampaikan telah tertulis dalam dokumen ber[[Bahasa Sunda Kuno|berbahasabahasa Sunda kuno]] klasik berjudul [[Sanghyang SiksakandaSiksa ngKandang Karesian]] yang ditulis tahun 1518. ''Carita pantun'' selalu diiringi dengan petikan alat musik utama berupa kacapi. Kombinasi pantun dan kacapi ini diperkirakan telah dilakukan sejak zaman kuno.{{Sfn|Zanten|1984|p=}} Pada tahun 1840, Bupati [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]] yang bernama [[Dalem Pancaniti]] memerintahkan keempat orang penulis puisi untuk menciptakan lagu-lagu berdasarkan episode ''carita pantun''.{{Sfn|Zanten|1984|p=}}
<!-- == Lagu-lagu ==
Lagu-lagu dalam Tembang SundaKawih dibagi ke dalam kategori ''papantunan, jejemplangan, dedegungan, rarancangan, kakawen,'' dan ''panambih'' yang masing-masing bisa dibedakan menurut musik serta isi liriknya (puisi).{{Sfn|Julia|2011|p=58-60}}
 
''Papantunan'' adalah lagu-lagu yang diciptakan pada awal abad ke-19 dan dianggap sebagai dasar Tembang SundaKawih, sementara kategori lainnya berusia lebih muda. Lagu-lagu ''Papantunan'' banyak yang berasal dari carita pantun Mundinglaya di Kusumah, antara lain yang berjudul: ''Mupu Kembang'' (memetik bunga), ''Pangapungan'' (perjalanan di angkasa) dan ''Nataan Gunung'' (menghitung gunung). Lagu-lagu ini dianggap sebagai repertoar Tembang SundaKawih yang paling awal. Dalam lima puluh tahun terakhir banyak ''Rarancagan'' dan ''Panambih'' baru yang diciptakan.{{Sfn|Williams|1990|p=75}} -->
Tembang Sunda merupakan tradisi yang diturunkan dari mulut ke mulut (oral) sehingga kebanyakan nama penciptanya tidak diketahui.
 
== Lagu-laguRitual keagamaan ==
Tembang SundaKawih dianggap sebagai kesenian yang berhubungan erat dengan ritual keagamaan. Sama seperti carita pantun, Tembang SundaKawih juga sering digunakan dalam ritual penyucian (''[[ngaruat|]]''ngaruat'']]).{{Sfn|Zanten|1984|p=}} Lagu tertentu dianggap mengandung nilai magis yang dimainkan menyembuhkan orang yang dimasuki roh (''kasurupan'').
Lagu-lagu dalam Tembang Sunda dibagi ke dalam kategori ''papantunan, jejemplangan, dedegungan, rarancangan, kakawen,'' dan ''panambih'' yang masing-masing bisa dibedakan menurut musik serta isi liriknya (puisi).{{Sfn|Julia|2011|p=58-60}}
 
''Papantunan'' adalah lagu-lagu yang diciptakan pada awal abad ke-19 dan dianggap sebagai dasar Tembang Sunda, sementara kategori lainnya berusia lebih muda. Lagu-lagu ''Papantunan'' banyak yang berasal dari carita pantun Mundinglaya di Kusumah, antara lain yang berjudul: ''Mupu Kembang'' (memetik bunga), ''Pangapungan'' (perjalanan di angkasa) dan ''Nataan Gunung'' (menghitung gunung). Lagu-lagu ini dianggap sebagai repertoar Tembang Sunda yang paling awal. Dalam lima puluh tahun terakhir banyak ''Rarancagan'' dan ''Panambih'' baru yang diciptakan.{{Sfn|Williams|1990|p=75}}
 
== Hubungan Tembang Sunda dan ritual keagamaan ==
Tembang Sunda dianggap sebagai kesenian yang berhubungan erat dengan ritual keagamaan. Sama seperti carita pantun, Tembang Sunda juga sering digunakan dalam ritual penyucian ([[ngaruat|''ngaruat'']]).{{Sfn|Zanten|1984|p=}} Lagu tertentu dianggap mengandung nilai magis yang dimainkan menyembuhkan orang yang dimasuki roh (''kasurupan'').
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Daftar Pustakapustaka ==
{{Refbegin}}
* {{Cite book|url=http://worldcat.org/oclc/747718809|title=Gaya petikan kacapi tembang : seputar biografi seniman tembang Sunda|last=Julia|first=J.|date=2011|publisher=Bintang WarliArtika|isbn=978-602-8617-26-0|location=|pages=|oclc=747718809|ref={{sfnref|Julia|2011}}|url-status=live}}
 
*{{Cite book|title=The Urbanization of Tembang Sunda: An Aristocratic Musical Genre of West Java, Indonesia|last=Williams|first=Sean|date=1990|publisher=University of Washington|isbn=|location=|pages=|language=en|ref={{sfnref|Williams|1990}}|url-status=live}}
 
* {{Cite journal|last=Zanten|first=Wim Van|year=1984book|title=The PoetryUrbanization of Tembang Sunda|url=http://www.jstor.org/stable/27863585|journal=Bijdragen totAn deAristocratic Taal-,Musical Land-Genre enof West VolkenkundeJava, Indonesia|languagelast=enWilliams|volumefirst=140Sean|issuedate=2/31990|pagespublisher=289–316University of Washington|doiisbn=|issnlocation=0006-2294|pages=|language=en|ref={{sfnref|ZantenWilliams|19841990}}|url-status=live}}
 
* {{Cite journal|last=Zanten|first=Wim Van|year=1984|title=The Poetry of Tembang Sunda|url=http://www.jstor.org/stable/27863585|journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde|language=en|volume=140|issue=2/3|pages=289–316|doi=|issn=0006-2294|ref={{sfnref|Zanten|1984}}}}
 
[[Kategori:Kesenian Sunda]]
[[Kategori:Musik Sunda]]