Fakih Usman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(36 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{artikel pilihan}}
{{Indonesian name|patronymic=yes|Usman|Fakih}}▼
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = [[Kyai]] [[Haji]]
Baris 5 ⟶ 6:
|image = Fakih Usman Suara Rakyat 2 Apr 1952 p1.jpg
|caption = Fakih pada tahun 1952
|office =
|order = ke-6
|term_start =
|term_end = 30
|president = [[Soekarno]]
|predecessor = [[Wahid Hasyim]]
|successor = [[Masjkur]]
|birth_date = 2 Maret 1904
|birth_place =
|death_date =
|death_place =
|nationality = [[Indonesia]]
|party = [[Berkas:MasyumiPartyLogo.jpg|30px]] [[Masyumi]]
|spouse =
|relations =
Baris 25:
|occupation = Anggota Dewan [[Muhammadiyah]]
|profession =
|signature =
|website =
|footnotes =
}}
▲{{Indonesian name|patronymic=yes|Usman|Fakih}}
[[Kyai]] [[Haji]] '''Fakih Usman''' (juga ditulis '''Faqih Usman'''; {{lahirmati||2|3|1904||3|10|1968}}) adalah aktivis Islam di Indonesia dan politikus dari [[Partai Masyumi]]. Ia menjadi [[Menteri Agama]] dalam dua kali masa jabatan: pertama, dengan [[Kabinet Halim]] saat Republik Indonesia menjadi bagian dari [[Republik Indonesia Serikat]], dan kedua sebagai Menteri Agama dengan [[Kabinet Wilopo]]. Saat masih muda Fakih dikritik karena kaitannya dengan organisasi Islam [[Muhammadiyah]], tetapi kini dikenang oleh organisasi tersebut. Sebuah jalan di [[Gresik]] dinamakan untuk Fakih.
Fakih dibesarkan di Gresik, [[Hindia
== Riwayat Hidup ==
=== Kehidupan awal ===
Fakih dilahirkan di [[Gresik]], [[
=== Bekerja di Muhammadiyah ===
Fakih mengikuti ayahnya menggeluti bidang perdagangan; pada saat yang sama ia juga belajar bahasa dan Islam secara mandiri.{{sfn|Syafruddin|1998|p=119}} Ketika organisasi Islam modernis [[Muhammadiyah]] masuk ke Gresik pada tahun 1922, Fakih menjadi salah satu anggota pertamanya. Oleh karena sangat aktif dengan Muhammadiyah Gresik, dalam waktu tiga tahun ia menjadi pemimpinnya; saat Fakih memimpin kelompok itu, Muhammadiyah Gresik diakui secara resmi sebagai cabang Muhammadiyah.{{sfn|Syafruddin|1998|p=122}} Melalui kerjanya dengan cabang Gresik, Fakih menjadi lebih dikenal dalam kalangan Muhammadiyah dan dipindahkan ke cabang [[Surabaya]]. Ia juga aktif dalam politik, dan pada tahun 1929 ia dipilih sebagai anggota dewan kota Surabaya.{{sfn|Syafruddin|1998|p=123}} Sementara, Fakih terus berdagang alat pembangunan; ia juga mempunyai perusahaan pembuatan kapal.{{sfn|Muhammadiyah, KH Faqih Usman}}
Baris 45 ⟶ 44:
Pada 21 September 1937, Muhammadiyah, organisasi Islam konservatif [[Nahdatul Ulama]] (NU), kooperasi pedagang [[Sarekat Islam]], dan sejumlah organisasi Islami lain – yang sudah lama bermusuhan – bergabung untuk membentuk sebuah payung organisasi bernama [[Majelis Islam A'la Indonesia]] (MIAI), yang berpusat di Surabaya.{{sfn|Syafruddin|1998|p=125}} Fakih menjadi bendahara organisasi tersebut.{{sfn|Syafruddin|1998|p=126}} Pada tahun 1938 Fakih menjadi ketua cabang Muhammadiyah Surabaya, menggantikan [[Mas Mansoer]].{{sfn|Syafruddin|1998|p=123}} Pada tahun 1940 ia mengundurkan diri dari jabatan ketua cabang Muhammadiyah Surabaya dan anggota dewan kota untuk menjadi pemimpin sekretariat MIAI.{{sfn|Syafruddin|1998|p=126}}
=== Masyumi ===
[[Berkas:Fakih Usman.jpg|jmpl|Potret Fakih Usman sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 1956–1959 dari partai Masyumi daerah pemilihan Jawa Barat]]
Setelah [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|Jepang menduduki Hindia
Setelah [[serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki]] dan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] pada bulan Agustus 1945,{{sfn|Adi|2011|p=32}} pihak Jepang mulai mengundurkan diri. Setelah itu Fakih mulai membuka hubungan kerja dengan pihak pemerintah Republik.{{sfn|Syafruddin|1998|p=130}} Dari tanggal 7 hingga 8 November 1945 Fakih bergabung dengan Muktamar Islam Indonesia di [[Yogyakarta]], yang membawa hasil Masyumi dijadikan [[partai politik]] yang mewakili kepentingan Islam. Biarpun ia kembali ke Gresik setelah pertemuan tersebut, karena adanya [[Peristiwa 10 November|Pertempuran Surabaya]] ia dan keluarganya mengungsi ke [[Malang]].{{sfn|Syafruddin|1998|p=131}}
Baris 52:
Di Malang, Fakih bergabung dengan [[Masjkur]] dan [[Zainul Arifin]] untuk membentuk kelompok revolusi yang dibentuk dari kelompok Sabilillah dan Hizbullah, yang pernah dilatih Jepang; Fakih sendiri menjadi wakil pemimpin satuan tersebut. Setelah [[Agresi Militer Belanda II]] diluncurkan pada bulan Desember 1948, Fakih dan keluarganya melarikan diri ke [[Surakarta]]; di kota itu Fakih menjadi aktif dengan Muhammadiyah lagi. Ia menjadi salah satu wakil ketua, di bawah [[Bagus Hadikusumo]], dan harus pulang pergi kerja antara Surakarta dan Yogyakarta.{{sfn|Syafruddin|1998|p=132}}
=== Menteri Agama ===
[[Berkas:Fakih Usman Suara Rakyat 8 Apr 1952 p1.jpg|
Pada akhir tahun 1949 pemerintah Indonesia dan Belanda mengadakan [[Konferensi Meja Bundar]], yang berbuah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 27
Di bawah Hasyim, Fakih bertugas sebagai pemimpin bagian pendidikan agama. Sementara, masing-masing anggota Masyumi berselisih pandang atas tujuan partai;{{sfn|Syafruddin|1998|p=139}} NU beranggapan bahwa Masyumi sudah terlalu mengutamakan politik, sehingga dasarnya dalam Islam diabaikan. Saat [[Kabinet Natsir]] mulai runtuh dan Fakih diajukan Masyumi sebagai calon Menteri Agama – sebuah tindakan yang kontroversial karena belum ada orang NU sebagai calon menteri – NU mengundurkan diri dari Masyumi, mulai 5 April 1952.{{sfn|Syafruddin|1998|p=140}} Fakih dipilih dengan mayoritas lima suara, sementara kandidat lainnya, Usman Raliby, mendapatkan empat.{{sfn|Djurdi|2010|p=146}}
Baris 60:
Fakih dijadikan Menteri Agama dalam [[Kabinet Wilopo]]. Ia dilantik pada 3 April 1952; setelah itu, ia dan keluarga berpindah ke ibu kota Indonesia di [[Jakarta]]. Setiba di sana, Fakih mulai program reformasi dalam Kementerian Agama,{{sfn|Syafruddin|1998|p=141}} termasuk meresmikan tujuan kementerian: untuk menyediakan guru agama, mempromosikan hubungan antar-agama yang baik, dan menentukan tanggal hari raya. Ia juga berusaha untuk meninjau ulang struktur kementerian. Ini termasuk meresmikan hierarki kepemimpinan dan membentuk cabang di tingkat provinsi dan daerah. Kementerian juga melanjutkan peningkatan mutu pendidikan agama{{sfn|Syafruddin|1998|pp=142–144}} dan mengurus ribuan [[haji]] yang berangkat dari Indonesia ke [[Mekkah]] setiap tahun.{{sfn|Djurdi|2010|p=144}} Kabinet Wilopo bubar pada 30 Juli 1953,{{sfn|Syafruddin|1998|p=141}} setelah adanya masalah imigrasi dan sengketa tanah di [[Medan]]. Fakih diganti Masjkur.{{sfn|Syafruddin|1998|p=145}}
=== Pekerjaan lanjutan ===
[[Berkas:Fakih Usman Speech Suara Rakyat 18 Nov 1953 p1.jpg|
Setelah menjabat sebagai Menteri Agama, Fakih terus bekerja dengan kementerian dan Muhammadiyah, sehingga menjabat sebagai Wakil Ketua I Muhammadiyah di bawah [[Ahmad Rasyid Sutan Mansur]];{{sfn|Muhammadiyah, KH Faqih Usman}}{{sfn|Syafruddin|1998|p=145}} pada tahun 1956 ia menjadi salah satu dari tiga anggota Muhammadiyah yang menyampaikan pandangan mereka mengenai masyarakat Islam sejati, yang
Soekarno membubarkan Masyumi pada 17 Agustus 1960, setelah pemimpin Masyumi seperti [[Mohammad Natsir]] dan [[Sjafruddin Prawiranegara]] terlibat dengan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI);{{sfn|Syafruddin|1998|p=148}} Fakih sendiri pernah ikut dalam negosiasi dengan pemerintah revolusioner, bekerja sama dengan [[Mohammad Roem]].{{sfn|Muhammadiyah, KH Faqih Usman}} Bubarnya Masyumi membuat Fakih lebih mengutamakan Muhammadiyah, sehingga menjadi Wakil Ketua II di bawah [[Muhammad Yunus Anis]].{{sfn|Syafruddin|1998|p=148}}
Baris 70:
Dari tahun 1962 hingga 1965 Fakih menjadi Wakil Ketua I Muhammadiyah di bawah [[Ahmad Badawi]], sekaligus menjadi penasihat untuk para pemimpin agama muda. Setelah gagalnya [[Gerakan 30 September]], yang diikuti [[Pembantaian di Indonesia 1965–1966|pembantaian ribuan orang komunis]] dan Soekarno digantikan oleh [[Soeharto]] sebagai presiden, Fakih dan beberapa anggota Muhammadiyah lainnya meminta izin untuk membentuk kembali Masyumi; namun, izin ini tidak diberikan.{{sfn|Syafruddin|1998|p=150}}{{sfn|Muhammadiyah, KH Faqih Usman}}
Dalam periode kedua Ahmad Badawi, Fakih bertugas sebagai penasihat dan bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi. Karena ia semakin sakit-sakitan, ketika ia terpilih sebagai Ketua Umum Muhammadiyah pada Kongres Muhammadiyah Ke-37 pada tahun 1968, Fakih langsung mulai mencari penggantinya.{{sfn|Syafruddin|1998|p=150}} Pada 2 Oktober ia mengadakan pertemuan Dewan Muhammadiyah di rumahnya. Dalam pertemuan tersebut ia menggarisbesari rencananya untuk tiga tahun ke depan. Fakih juga menentukan [[Rasjidi]] dan [[Abdul Rozak Fachruddin]] sebagai pemimpin sementara saat Fakih pergi ke luar negeri untuk perawatan. Namun, meninggal pada hari berikutnya, hanya beberapa hari setelah dipilih. Ia digantikan Abdul Rozak Fachruddin pada hari yang sama;{{efn|Kebijakan Muhammadiyah menentukan bahwa, sebelum seorang ketua umum yang sudah meninggal dikebumikan, harus ada penggantinya {{harv|Djurdi|2010|p=182}}.}}{{sfn|Syafruddin|1998|p=151}} Fachruddin dipilih secara aklamasi dari calon-calon lain, dan menjadi ketua umum selama 24 tahun.{{sfn|Mohammad|2006|p=100}}
== Warisan ==
Pada tahun 1930-an, orang-orang Muslim konservatif tidak setuju dengan kegiatan Fakih, sehingga ia diberi julukan "{{lang|jv|''Londho silit ireng''}}" ("Orang Belanda berpantat hitam").{{sfn|Syafruddin|1998|p=123}} Orang-orang itu juga melempari rumahnya dengan batu.{{sfn|Syafruddin|1998|p=123}} Namun, dalam Muhammadiyah ia sampai sekarang dikenang dengan baik. Ia dianggap telah menentukan "Kepribadian Muhammadiyah", identitas kelembagaan Muhammadiyah.{{sfn|Muhammadiyah, KH Faqih Usman}} Untuk menghormati Fakih, Muhammadiyah beranggapan bahwa periodenya sebagai ketua berlangsung selama tiga tahun, biarpun Fakih sudah meninggal setelah beberapa hari.{{sfn|Djurdi|2010|p=271}} Didin Syafruddin, seorang dosen di [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta]], menulis bahwa Fakih beranggapan bahwa pendidikan sangat penting, sehingga lima dari tujuh anaknya bergelar [[doktor]].{{sfn|Syafruddin|1998|p=117}} Syafruddin juga menulis bahwa reformasi Fakih sebagai Menteri Agama terbatas karena
== Keterangan ==
{{Notelist}}
== Referensi ==
=== Kutipan ===
{{reflist|colwidth=30em}}
=== Bibliografi ===
{{refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite book
}}
* {{Cite news
|dead-url=no
}}
* {{cite book
}}
* {{cite book
}}
* {{cite web
|title=KH Faqih Usman
|url=http://www.muhammadiyah.or.id/en/content-164-det-kh-faqih-usman.html
|publisher=Muhammadiyah
|accessdate=15 July 2012
|archivedate=
|archiveurl=
|ref={{sfnRef|Muhammadiyah, KH Faqih Usman}}
|dead-url=no
}}▼
* {{cite book▼
|access-date=2012-08-22
|archive-date=2023-07-17
|archive-url=https://web.archive.org/web/20230717140347/https://books.google.co.id/books?id=s3dw1plnW5gC&hl=id
|dead-url=no
}}
* {{cite book
▲ |url=http://books.google.co.id/books?id=s3dw1plnW5gC
▲ |last=Mohammad
▲ |first=Herry
▲ |year=2006
▲ |publisher=Gema Insani
▲ |location=Jakarta
▲ |title=Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh abad 20
▲ |isbn=978-979-560-219-4
▲ |ref=harv
▲}}
▲*{{cite book
▲ |last=Syafruddin
▲ |first=Didin
▲ |chapter=K.H. Fakih Usman: Pengembangan Pendidikan Agama
|access-date=2012-07-27
▲ |chapterurl=http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/5.FakihUsman3.pdf
|archive-date=2011-10-14
▲ |editor1-last=Azra
|archive-url=https://web.archive.org/web/20111014110250/http://kemenag.go.id/file/dokumen/5.FakihUsman3.pdf
▲ |editor1-first=Azyumardi
|dead-url=yes
▲ |editor2-last=Umam
▲ |editor2-first=Saiful
▲ |title=Menteri-Menteri Agama RI: Biografi Sosio-Politik
▲ |publisher=Indonesian-Netherlands Cooperation in Islamic Studies, Center for Study of Islam and Society, dan Kementerian Agama Republik Indonesia
▲ |location=Jakarta
▲ |year=1998
▲ |isbn=978-979-95248-3-6
▲ |ref=harv
}}
{{refend}}
{{Kotak_mulai}}
{{S-off}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Menteri Agama Republik Indonesia|Menteri Agama Indonesia]] |tahun = 1953–1955|pendahulu = [[Wahid Hasyim]] |pengganti = [[Masjkur]]}}
{{s-gov}}
{{
{{Kotak_selesai}}
{{Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah}}
{{DEFAULTSORT:Usman, Fakih}}
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh dari Gresik]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Muhammadiyah]]
[[Kategori:Ketua Umum Muhammadiyah]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Agama Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Anggota DPR RI 1956–1959]]
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]
|