Indeks glikemik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Perbaikan kata dan penambahan pranala internal |
||
(53 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 10:
|editorn-first=
|title= The Glycaemic Index - A Physiological Classification of Dietary Carbohydrate
|url=https://archive.org/details/glycaemicindexph0000wole
|accessdate=
|edition=
Baris 34:
</ref>
Indeks glikemik (glikemik) (GI; /ɡlaɪˈsiːmɪk/<ref>{{Cite journal|last=Williamson|first=Joan|date=2017-10-16|title=Little Oxford Dictionary of Proverbs (2nd edition)|url=http://dx.doi.org/10.1108/rr-05-2017-0125|journal=Reference Reviews|volume=31|issue=8|pages=12–20|doi=10.1108/rr-05-2017-0125|issn=0950-4125}}</ref>) adalah angka dari 0 hingga 100 yang ditetapkan untuk suatu makanan, dengan glukosa murni diberikan nilai 100, yang mewakili kenaikan relatif kadar glukosa darah dua jam setelah
Istilah ini diperkenalkan pada tahun 1981 oleh [[:en:David J. Jenkins|David J. Jenkins]] dan rekan kerjanya.<ref>
Indeks glikemik biasanya diterapkan dalam konteks jumlah makanan dan jumlah karbohidrat dalam makanan yang benar-benar dikonsumsi. Ukuran terkait, beban glikemik (GL),<ref>{{Cite book|last=Mathias|first=Dietger|date=2016|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-3-662-49195-9_41|title=Glycemic index and glycemic load|location=Berlin, Heidelberg|publisher=Springer Berlin Heidelberg|isbn=978-3-662-49194-2|pages=47–48}}</ref> memperhitungkan hal ini dengan mengalikan indeks [[:en:Glycemic load|glikemik]] makanan yang dimaksud dengan kandungan karbohidrat dari sajian yang sebenarnya.
== Pengukuran ==
Indeks glikemik suatu makanan didefinisikan sebagai area tambahan di bawah kurva respons glukosa darah ([[:en:Area under the curve|AUC]]) dua jam setelah puasa 12 jam dan konsumsi makanan dengan jumlah tertentu dari karbohidrat yang tersedia (biasanya 50 g). AUC makanan uji dibagi dengan AUC standar (baik glukosa atau roti putih, memberikan dua definisi yang berbeda) dan dikalikan dengan 100. Nilai GI rata-rata dihitung dari data yang dikumpulkan pada 10 subjek manusia. Makanan standar dan makanan uji harus mengandung karbohidrat yang tersedia dalam jumlah yang sama. Hasilnya memberikan peringkat relatif untuk setiap makanan yang diuji.<ref
Makanan dengan karbohidrat yang cepat terurai selama pencernaan dan melepaskan glukosa dengan cepat ke dalam [[:en:Bloodstream|aliran darah]] cenderung memiliki GI tinggi; makanan dengan karbohidrat yang terurai lebih lambat, melepaskan glukosa lebih lambat ke dalam aliran darah, cenderung memiliki GI rendah.
Indeks glikemik yang lebih rendah menunjukkan tingkat pencernaan dan penyerapan karbohidrat makanan yang lebih lambat dan juga dapat menunjukkan ekstraksi yang lebih besar dari hati dan pinggiran produk pencernaan karbohidrat.
Metode yang divalidasi saat ini menggunakan glukosa sebagai referensi makanan, memberinya nilai indeks glikemik 100 menurut definisi. Ini memiliki keuntungan karena bersifat universal dan menghasilkan nilai GI maksimum sekitar 100. Roti putih juga dapat digunakan sebagai makanan referensi, memberikan nilai GI yang berbeda (jika roti putih = 100, maka glukosa ≈ 140). Bagi orang yang sumber karbohidrat [[:en:Staple food|pokoknya]] adalah roti tawar, hal ini memiliki keuntungan untuk menyampaikan secara langsung apakah penggantian makanan pokok tersebut dengan makanan yang berbeda akan menghasilkan
== Akurasi ==
Grafik indeks glikemik
* Kematangan – [[buah riper mengandung lebih banyak gula, meningkatkan GI
* Metode memasak – semakin matang, atau terlalu matang, makanan, semakin banyak struktur selulernya rusak, dengan kecenderungan untuk mencerna dengan cepat dan meningkatkan glukosa darah lebih banyak
* Pemrosesan – misalnya, tepung memiliki GI yang lebih tinggi daripada gandum utuh dari mana ia digiling karena penggilingan merusak lapisan pelindung biji-bijian dan lamanya penyimpanan. Kentang adalah contoh penting, mulai dari GI sedang hingga sangat tinggi bahkan dalam varietas yang sama.<ref>{{Cite web|title=Table S1: Characteristic features of sugarcane miRNAs retrieved from miRBase database|url=http://dx.doi.org/10.7717/peerj.8359/supp-2|website=dx.doi.org|access-date=2022-12-17}}</ref><ref name=":2">{{Cite journal|last=Pallayova|first=Maria|date=2021-03|title=Glycemic index versus glycemic load – What does matter in life?|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.diabres.2020.108639|journal=Diabetes Research and Clinical Practice|volume=173|pages=108639|doi=10.1016/j.diabres.2020.108639|issn=0168-8227}}</ref>
== Pengelompokan ==
Baris 68 ⟶ 66:
|Rendah
|55 atau kurang
|[[fruktosa]]; [[:en:Pulses|pulsa]] ([[:en:Black turtle bean|hitam]], [[:en:Pinto beans|pinto]], [[:en:Kidney bean|ginjal]], [[:en:Lentil|lentil]], [[kacang tanah]], [[buncis]]); [[biji]] kecil ([[bunga matahari]], [[:en:Flax seed|rami]], [[:en:Pumpkin seed|labu]], [[:en:Poppy seed|poppy]], [[wijen]], [[rami]]); [[kenari]], [[Jambu mete|kacang mete]], [[:en:Food grain|biji-bijian]] utuh paling utuh ([[:en:Durum|gandum durum]]/[[:en:Spelt|spelt]]/[[:en:Khorasan wheat|kamut]], [[Milet|millet]], [[:en:Oat|oat]], [[:en:Rye|rye]], [[:en:Rice|rice]], [[:en:Barley|barley]]); sebagian besar
|-
|Sedang
Baris 80 ⟶ 78:
Makanan rendah GI akan menyebabkan kadar glukosa darah meningkat lebih lambat dan stabil, yang mengarah pada pembacaan glukosa darah postprandial (setelah makan) yang lebih rendah. Makanan GI tinggi menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah lebih cepat dan cocok untuk pemulihan energi setelah berolahraga atau untuk orang yang mengalami hipoglikemia.
Efek glikemik makanan tergantung pada berbagai faktor, seperti jenis pati (amilosa versus amilopektin), jebakan fisik molekul pati dalam makanan, kandungan lemak dan protein makanan dan asam organik atau garamnya dalam makanan.
Banyak diet modern bergantung pada indeks glikemik, termasuk South Beach Diet, Transitions by Market America, dan NutriSystem Nourish Diet.<ref>
== Aplikasi ==
=== Kontrol berat badan ===
Penggantian lemak jenuh dalam makanan dengan karbohidrat dengan indeks glikemik rendah mungkin bermanfaat untuk mengontrol berat badan, sedangkan penggantian dengan karbohidrat indeks glikemik tinggi tidak bermanfaat.<ref>Brand-Miller J, Buyken AE (2012). "The glycemic index issue". Curr. Opin. Lipidol. 23 (1): 62–67. doi:10.1097/MOL.0b013e32834ec705. PMID 22157060. S2CID 205829601. Archived from the original on 2020-09-25. Retrieved 2019-06-27.</ref> Tinjauan Cochrane menemukan bahwa adopsi diet indeks glikemik rendah (atau beban) oleh orang yang kelebihan berat badan atau obesitas menyebabkan penurunan berat badan lebih banyak (dan kontrol lemak yang lebih baik) daripada penggunaan diet yang melibatkan indeks / beban glikemik lebih tinggi atau strategi lainnya.<ref name="Thomas DE 2007 PMC">Thomas DE, Elliott EJ, Baur L (2007). "Low glycaemic index or low glycaemic load diets for overweight and obesity". Cochrane Database Syst Rev. 2010 (3): CD005105. doi:10.1002/14651858.CD005105.pub2. PMC 9022192. PMID 17636786.</ref> Manfaatnya terlihat bahkan dengan diet indeks/beban glikemik rendah yang memungkinkan orang untuk makan sebanyak yang mereka suka.<ref name="Thomas DE 2007 PMC"/> Penulis ulasan tersebut menyimpulkan bahwa "Menurunkan beban glikemik dari diet tampaknya merupakan metode yang efektif untuk mendorong penurunan berat badan dan meningkatkan profil lipid dan dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam gaya hidup seseorang."<ref name="Thomas DE 2007 PMC"/>
Dalam manajemen klinis obesitas, diet berdasarkan indeks/beban glikemik rendah tampaknya memberikan kontrol glikemik dan inflamasi yang lebih baik daripada yang didasarkan pada indeks/beban glikemik tinggi (dan karena itu berpotensi lebih efektif dalam mencegah penyakit terkait obesitas).<ref>Schwingshackl L, Hoffmann G (2013). "Long-term effects of low glycemic index/load vs. high glycemic index/load diets on parameters of obesity and obesity-associated risks: a systematic review and meta-analysis". Nutr Metab Cardiovasc Dis. 23 (8): 699–706. doi:10.1016/j.numecd.2013.04.008. PMID 23786819. Archived from the original on 2018-10-11. Retrieved 2017-05-30.</ref> Pada anak-anak yang kelebihan berat badan dan obesitas, penerapan diet indeks/beban glikemik rendah mungkin tidak menyebabkan penurunan berat badan tetapi berpotensi memberikan manfaat lain.<ref>Schwingshackl L, Hobl LP, Hoffmann G (2015). "Effects of low glycaemic index/low glycaemic load vs. high glycaemic index/ high glycaemic load diets on overweight/obesity and associated risk factors in children and adolescents: a systematic review and meta-analysis". Nutr J. 14: 87. doi:10.1186/s12937-015-0077-1. PMC 4618749. PMID 26489667.</ref>
== Batasan ==
=== Dibandingkan dengan jumlah karbohidrat ===
Bergantung pada jumlah, jumlah gram karbohidrat dalam makanan dapat berdampak lebih besar pada kadar gula darah daripada indeks glikemik. Mengonsumsi lebih sedikit energi makanan, menurunkan berat badan, dan menghitung karbohidrat bisa lebih baik untuk menurunkan kadar gula darah.<ref>{{Cite journal|last=Pallayova|first=Maria|date=2021-03|title=Glycemic index versus glycemic load – What does matter in life?|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.diabres.2020.108639|journal=Diabetes Research and Clinical Practice|volume=173|pages=108639|doi=10.1016/j.diabres.2020.108639|issn=0168-8227}}</ref> Karbohidrat berdampak paling besar pada kadar glukosa, dan dua makanan dengan kandungan karbohidrat yang sama, secara umum, sebanding pengaruhnya terhadap gula darah. Makanan dengan indeks glikemik rendah dapat memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi atau sebaliknya; ini dapat dipertanggungjawabkan dengan beban glikemik (GL) di mana GL = GI% × gram karbohidrat per sajian.
=== Dibandingkan dengan indeks insulin ===
▲Banyak diet modern bergantung pada indeks glikemik, termasuk South Beach Diet, Transitions by Market America, dan NutriSystem Nourish Diet.<ref> "Nutrisystem". 2008-03-06. Archived from the original on May 6, 2008. Retrieved 2012-08-01.</ref> Namun, orang lain menunjukkan bahwa makanan yang umumnya dianggap tidak sehat dapat memiliki indeks glikemik rendah, misalnya kue coklat (GI 38), es krim (37), atau fruktosa murni (19), sedangkan makanan seperti kentang dan nasi memiliki indeks glikemik rendah. GI sekitar 100 tetapi umumnya dimakan di beberapa negara dengan tingkat diabetes yang rendah.<ref> Foster-Powell K, Holt SH, Brand-Miller JC (July 2002). "International table of glycemic index and glycemic load values: 2002". Am. J. Clin. Nutr. 76 (1): 5–56. doi:10.1093/ajcn/76.1.5. PMID 12081815.</ref>
Sementara indeks glikemik makanan digunakan sebagai panduan untuk kenaikan glukosa darah yang harus mengikuti makanan yang mengandung makanan tersebut, peningkatan glukosa darah yang sebenarnya menunjukkan variabilitas yang cukup besar dari orang ke orang, bahkan setelah konsumsi makanan yang sama.<ref name=":1" /> Hal ini sebagian karena indeks glikemik tidak memperhitungkan faktor lain selain respons glikemik, seperti respons insulin, yang diukur dengan indeks insulin dan dapat lebih tepat untuk merepresentasikan efek dari beberapa kandungan makanan selain karbohidrat.<ref>{{Cite journal|last=Mendosa|first=Rick|date=2003-04-01|title=Glycemic load values|url=http://dx.doi.org/10.1093/ajcn/77.4.994|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|volume=77|issue=4|pages=994–994|doi=10.1093/ajcn/77.4.994|issn=0002-9165}}</ref> Secara khusus, karena didasarkan pada area di bawah kurva respons glukosa dari waktu ke waktu dari menelan makanan subjek, bentuk kurva tidak memiliki pengaruh pada nilai GI yang sesuai. Respons glukosa dapat naik ke tingkat yang tinggi dan turun dengan cepat, atau naik lebih rendah tetapi tetap di sana untuk waktu yang lebih lama, dan memiliki area yang sama di bawah kurva.
== Faktor-faktor yang memengaruhi Indeks Glikemik Pangan ==
Para ahli telah mempelajari faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan indeks glikemik antara pangan yang satu dengan pangan yang lainnya.<ref name="Wolever"/> Pangan dengan jenis yang sama dapat memiliki indeks glikemik yang berbeda apabila diolah atau dimasak dengan cara yang berbeda.<ref name="Wolever"/> Hal ini dikarenakan proses pengolahan dapat menyebabkan perubahan pada [[Struktur kimia|struktur]] dan komposisi [[zat]] [[Nutrisi|gizi]] penyusun pangan, sehingga akan memengaruhi [[daya]] [[cerna]] zat gizi yang terdapat pada pangan.<ref name="Wolever"/> [[Varietas]] yang berbeda pada jenis pangan juga akan memengaruhi indeks glikemik pangan tersebut, contohnya [[beras]] yang memiliki kisaran indeks
| author = Foster-Powell
| editor =
Baris 262 ⟶ 275:
=== Kadar amilosa dan amilopektin ===
Pati di dalam pangan terdiri dari dua jenis yang berbeda, yaitu amilosa dan amilopektin.<ref name="Miller"/> Amilosa adalah polimer glukosa sederhana yang tidak bercabang, sehingga lebih terikat dengan kuat serta lebih sulit tergelatinisasi dan tercerna.<ref name="Miller"/> Sementara itu, amilopektin adalah [[polimer]] glukosa sederhana yang bercabang serta memiliki ukuran [[molekul]] lebih besar dan lebih terbuka sehingga lebih mudah tergelatinisasi dan dicerna oleh [[tubuh]].<ref name="Miller"/> Berdasarkan dari berbagai penelitian, pangan yang memiliki proporsi [[amilosa]] lebih tinggi dibandingkan [[amilopektin]] akan memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah, begitu juga sebaliknya.<ref name="
| author =
| editor =
| date =
| year =
| month =
| title =
| trans_title =
| journal = American Journal of Clinical Nutrition
| volume =
| issue =
| series =
| pages = pp.
| publisher =
| location =
| issn =
| pmid =
| pmc =
| doi =
Baris 295 ⟶ 308:
| postscript =
}}
</ref><ref name="
| author =
| editor =
| date =
| year =
| month =
| title =
| trans_title =
| journal = American Journal of Clinical Nutrition
| volume =
| issue =
| series =
| pages = pp.
| publisher =
| location =
| issn =
| pmid =
| pmc =
| doi =
Baris 334 ⟶ 347:
=== Kadar lemak dan protein pangan ===
Pangan yang memiliki kadar [[protein]] dan [[lemak]] yang tinggi cenderung memperlambat laju pengosongan [[lambung]] sehingga pencernaan yang terjadi di [[usus]] halus juga diperlambat.<ref name="Rimbawan"/> Oleh karena itu, pangan yang memiliki kadar lemak yang tinggi cenderung memiliki IG yang lebih rendah dibandingkan pangan sejenis dengan kadar lemak yang lebih rendah.<ref name="Rimbawan"/> Hal ini dibuktikan oleh [[kentang]] [[goreng]] yang memiliki IG lebih rendah (IG:54) dibandingkan kentang bakar (IG:85).<ref name="Foster"/> Protein ([[asam amino]]) yang terdapat pada pangan dapat memengaruhi
=== Kadar anti zat-gizi pangan ===
|