Indeks glikemik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
28Yoghatama (bicara | kontrib) |
Perbaikan kata dan penambahan pranala internal |
||
(95 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tone}}
'''Indeks Glikemik''' adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan [[glukosa]] [[darah]] dari [[karbohidrat]] yang tersedia pada suatu [[pangan]] atau secara sederhana dapat dikatakan sebagai tingkatan atau rangking pangan menurut efeknya terhadap kadar glukosa darah.<ref name="Wolever">{{en}} {{cite book▼
{{rapikan}}
▲'''Indeks Glikemik (IG)''' adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan [[
|last= Wolever
|first= TMS
|coauthors=
|firstn=
|editor=
|editorn-last=
|editorn-first=
|title= The Glycaemic Index - A Physiological Classification of Dietary Carbohydrate
|url=https://archive.org/details/glycaemicindexph0000wole
|accessdate=
|edition=
Baris 30 ⟶ 32:
|chapter=
}}
</ref>
Indeks glikemik (glikemik) (GI; /ɡlaɪˈsiːmɪk/<ref>{{Cite journal|last=Williamson|first=Joan|date=2017-10-16|title=Little Oxford Dictionary of Proverbs (2nd edition)|url=http://dx.doi.org/10.1108/rr-05-2017-0125|journal=Reference Reviews|volume=31|issue=8|pages=12–20|doi=10.1108/rr-05-2017-0125|issn=0950-4125}}</ref>) adalah angka dari 0 hingga 100 yang ditetapkan untuk suatu makanan, dengan glukosa murni diberikan nilai 100, yang mewakili kenaikan relatif kadar glukosa darah dua jam setelah mengonsumsi makanan itu.<ref name="CRC Press">{{Cite book|date=2016-09-20|url=http://dx.doi.org/10.1201/9781315371764-3|title=Common Criticisms of the Glycemic Index|location=Taylor & Francis Group, 6000 Broken Sound Parkway NW, Suite 300, Boca Raton, FL 33487-2742|publisher=CRC Press|pages=23–27}}</ref> GI makanan tertentu bergantung terutama pada jumlah dan jenis [[karbohidrat]] yang dikandungnya, tetapi juga dipengaruhi oleh jumlah molekul karbohidrat yang terperangkap di dalam makanan, kandungan lemak dan protein makanan, jumlah asam organik ( atau garamnya) dalam makanan, dan apakah dimasak dan, jika ya, bagaimana cara memasaknya. Tabel GI, yang mencantumkan berbagai jenis makanan dan GI-nya, tersedia.<ref name=":0">Jenkins, D. J.; Wolever, T. M.; Taylor, R. H.; Barker, H.; Fielden, H.; Baldwin, J. M.; Bowling, A. C.; Newman, H. C.; Jenkins, A. L.; Goff, D. V. (March 1, 1981). "Glycemic index of foods: a physiological basis for carbohydrate exchange". The American Journal of Clinical Nutrition. American Journal of Clinical Nutrition, Volume 34. 34 (3): 362–366. doi:10.1093/ajcn/34.3.362. PMID 6259925. Archived from the original on September 1, 2019. Retrieved January 24, 2020.</ref> Makanan dianggap memiliki GI rendah jika 55 atau kurang; GI tinggi jika 70 atau lebih; dan GI kelas menengah jika 56 hingga 69.
Istilah ini diperkenalkan pada tahun 1981 oleh [[:en:David J. Jenkins|David J. Jenkins]] dan rekan kerjanya.<ref>Jenkins, FJ; Wolever, TM; Taylor, RH; Barker, H; Fielden, H; Baldwin, JM; Bowling, AC; Newman, HC; Jenkins, AL; Goff, DF (1981). "Glycemic index of foods: a physiological basis for carbohydrate exchange". Am J Clin Nutr. 34 (3): 362–6. doi:10.1093/ajcn/34.3.362. PMID 6259925. Archived from the original on 2017-07-02. Retrieved 2017-08-24.</ref> Hal ini berguna untuk menghitung kecepatan relatif tubuh memecah karbohidrat.<ref name=":0" /> Ini hanya memperhitungkan karbohidrat yang tersedia (total karbohidrat dikurangi serat) dalam makanan. Indeks glikemik tidak memprediksi respons glikemik seseorang terhadap suatu makanan, tetapi dapat digunakan sebagai alat untuk menilai beban respons insulin suatu makanan, yang dirata-ratakan pada populasi yang diteliti. Tanggapan individu sangat bervariasi.<ref name=":1">Zeevi, David; Korem, Tal; Zmora, Niv; Israeli, David; Rothschild, Daphna; Weinberger, Adina; Ben-Yacov, Orly; Lador, Dar; Avnit-Sagi, Tali; Lotan-Pompan, Maya; Suez, Jotham; Mahdi, Jemal Ali; Matot, Elad; Malka, Gal; Kosower, Noa; Rein, Michal; Zilberman-Schapira, Gili; Dohnalová, Lenka; Pevsner-Fischer, Meirav; Bikovsky, Rony; Halpern, Zamir; Elinav, Eran; Segal, Eran (2015). "Personalized Nutrition by Prediction of Glycemic Responses". Cell. 163 (5): 1079–94. doi:10.1016/j.cell.2015.11.001. PMID 26590418.</ref>
Indeks glikemik biasanya diterapkan dalam konteks jumlah makanan dan jumlah karbohidrat dalam makanan yang benar-benar dikonsumsi. Ukuran terkait, beban glikemik (GL),<ref>{{Cite book|last=Mathias|first=Dietger|date=2016|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-3-662-49195-9_41|title=Glycemic index and glycemic load|location=Berlin, Heidelberg|publisher=Springer Berlin Heidelberg|isbn=978-3-662-49194-2|pages=47–48}}</ref> memperhitungkan hal ini dengan mengalikan indeks [[:en:Glycemic load|glikemik]] makanan yang dimaksud dengan kandungan karbohidrat dari sajian yang sebenarnya.
== Pengukuran ==
Indeks glikemik suatu makanan didefinisikan sebagai area tambahan di bawah kurva respons glukosa darah ([[:en:Area under the curve|AUC]]) dua jam setelah puasa 12 jam dan konsumsi makanan dengan jumlah tertentu dari karbohidrat yang tersedia (biasanya 50 g). AUC makanan uji dibagi dengan AUC standar (baik glukosa atau roti putih, memberikan dua definisi yang berbeda) dan dikalikan dengan 100. Nilai GI rata-rata dihitung dari data yang dikumpulkan pada 10 subjek manusia. Makanan standar dan makanan uji harus mengandung karbohidrat yang tersedia dalam jumlah yang sama. Hasilnya memberikan peringkat relatif untuk setiap makanan yang diuji.<ref name="CRC Press"/><ref>Brouns F, Bjorck I, Frayn KN, et al. (June 2005). "Glycaemic index methodology". Nutr Res Rev. 18 (1): 145–71. doi:10.1079/NRR2005100. PMID 19079901.</ref>
Makanan dengan karbohidrat yang cepat terurai selama pencernaan dan melepaskan glukosa dengan cepat ke dalam [[:en:Bloodstream|aliran darah]] cenderung memiliki GI tinggi; makanan dengan karbohidrat yang terurai lebih lambat, melepaskan glukosa lebih lambat ke dalam aliran darah, cenderung memiliki GI rendah.
Indeks glikemik yang lebih rendah menunjukkan tingkat pencernaan dan penyerapan karbohidrat makanan yang lebih lambat dan juga dapat menunjukkan ekstraksi yang lebih besar dari hati dan pinggiran produk pencernaan karbohidrat.
Metode yang divalidasi saat ini menggunakan glukosa sebagai referensi makanan, memberinya nilai indeks glikemik 100 menurut definisi. Ini memiliki keuntungan karena bersifat universal dan menghasilkan nilai GI maksimum sekitar 100. Roti putih juga dapat digunakan sebagai makanan referensi, memberikan nilai GI yang berbeda (jika roti putih = 100, maka glukosa ≈ 140). Bagi orang yang sumber karbohidrat [[:en:Staple food|pokoknya]] adalah roti tawar, hal ini memiliki keuntungan untuk menyampaikan secara langsung apakah penggantian makanan pokok tersebut dengan makanan yang berbeda akan menghasilkan respons glukosa darah yang lebih cepat atau lebih lambat. Kerugian dari sistem ini adalah makanan referensi tidak ditentukan dengan baik, karena tidak ada standar universal untuk kandungan karbohidrat roti putih.
== Akurasi ==
Grafik indeks glikemik sering kali hanya memberikan satu nilai per makanan, tetapi variasi dimungkinkan karena:
* Kematangan – [[buah riper mengandung lebih banyak gula, meningkatkan GI
* Metode memasak – semakin matang, atau terlalu matang, makanan, semakin banyak struktur selulernya rusak, dengan kecenderungan untuk mencerna dengan cepat dan meningkatkan glukosa darah lebih banyak
* Pemrosesan – misalnya, tepung memiliki GI yang lebih tinggi daripada gandum utuh dari mana ia digiling karena penggilingan merusak lapisan pelindung biji-bijian dan lamanya penyimpanan. Kentang adalah contoh penting, mulai dari GI sedang hingga sangat tinggi bahkan dalam varietas yang sama.<ref>{{Cite web|title=Table S1: Characteristic features of sugarcane miRNAs retrieved from miRBase database|url=http://dx.doi.org/10.7717/peerj.8359/supp-2|website=dx.doi.org|access-date=2022-12-17}}</ref><ref name=":2">{{Cite journal|last=Pallayova|first=Maria|date=2021-03|title=Glycemic index versus glycemic load – What does matter in life?|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.diabres.2020.108639|journal=Diabetes Research and Clinical Practice|volume=173|pages=108639|doi=10.1016/j.diabres.2020.108639|issn=0168-8227}}</ref>
Respons glikemik berbeda dari satu orang ke orang lain, dan juga pada orang yang sama dari hari ke hari, bergantung pada kadar glukosa [[darah]], [[:en:Insulin resistance|resistensi insulin]], dan faktor lainnya.<ref name=":1" /><ref name=":2" /> Indeks glikemik hanya menunjukkan dampak pada kadar glukosa dua jam setelah makan makanan. Penderita diabetes mengalami peningkatan kadar selama empat jam atau lebih setelah makan makanan tertentu.<ref name=":2" />
== Pengelompokan ==
Nilai GI dapat diinterpretasikan secara intuitif sebagai persentase pada skala absolut dan biasanya diinterpretasikan sebagai berikut:
{| class="wikitable"
!Kelompok
!Rentang GI <ref>{{Cite journal|last=Inegbenebor|first=Ute|last2=Eghomwanre|first2=Festus|date=2017|title=Effect of Alligator Pepper on Litter Weight of Rats Fed on High Glycemic Index Diet|url=http://dx.doi.org/10.4236/fns.2017.88056|journal=Food and Nutrition Sciences|volume=08|issue=08|pages=793–800|doi=10.4236/fns.2017.88056|issn=2157-944X}}</ref>
!Contoh
|-
|Rendah
|55 atau kurang
|[[fruktosa]]; [[:en:Pulses|pulsa]] ([[:en:Black turtle bean|hitam]], [[:en:Pinto beans|pinto]], [[:en:Kidney bean|ginjal]], [[:en:Lentil|lentil]], [[kacang tanah]], [[buncis]]); [[biji]] kecil ([[bunga matahari]], [[:en:Flax seed|rami]], [[:en:Pumpkin seed|labu]], [[:en:Poppy seed|poppy]], [[wijen]], [[rami]]); [[kenari]], [[Jambu mete|kacang mete]], [[:en:Food grain|biji-bijian]] utuh paling utuh ([[:en:Durum|gandum durum]]/[[:en:Spelt|spelt]]/[[:en:Khorasan wheat|kamut]], [[Milet|millet]], [[:en:Oat|oat]], [[:en:Rye|rye]], [[:en:Rice|rice]], [[:en:Barley|barley]]); sebagian besar [[sayur]]an, sebagian besar [[Buah|buah-buahan]] manis (persik, stroberi, mangga); Bahasa [[:en:Tagatose|Tagatosa]]; [[jamur]]; [[cabai]], [[ubi jalar]] yang belum dikupas
|-
|Sedang
|56–69
|gula putih atau sukrosa, bukan gandum utuh atau gandum yang diperkaya, roti pita, beras basmati, kentang putih/kuning yang tidak dikupas, jus anggur, kismis, plum, roti pumpernickel, jus cranberry,<ref>{{Cite journal|date=2016-03-07|title=Endovaskuläre versus chirurgische Therapie|url=http://dx.doi.org/10.1055/s-0035-1563903|journal=Gefäßmedizin Scan|volume=03|issue=01|pages=20–21|doi=10.1055/s-0035-1563903|issn=2197-5922}}</ref> es krim biasa, pisang, ubi jalar kupas
|-
|Tinggi
|70 tahun ke atas
|glukosa (dekstrosa, gula anggur), sirup jagung fruktosa tinggi, roti putih (hanya dari endosperma gandum), sebagian besar beras putih (hanya dari endosperma beras), serpihan jagung, sereal sarapan yang diekstrusi, maltosa, maltodekstrin, kentang putih/kuning yang sudah dikupas (83).
|}
Makanan rendah GI akan menyebabkan kadar glukosa darah meningkat lebih lambat dan stabil, yang mengarah pada pembacaan glukosa darah postprandial (setelah makan) yang lebih rendah. Makanan GI tinggi menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah lebih cepat dan cocok untuk pemulihan energi setelah berolahraga atau untuk orang yang mengalami hipoglikemia.
Efek glikemik makanan tergantung pada berbagai faktor, seperti jenis pati (amilosa versus amilopektin), jebakan fisik molekul pati dalam makanan, kandungan lemak dan protein makanan dan asam organik atau garamnya dalam makanan.<ref>Kirpitch, A. R.; Maryniuk, M. D. (2011). "The 3 R's of Glycemic Index: Recommendations, Research, and the Real World". Clinical Diabetes. 29 (4): 155–59. doi:10.2337/diaclin.29.4.155. ISSN 0891-8929. Archived from the original on 2015-12-22. Retrieved 2015-12-14.</ref> Kehadiran lemak atau serat makanan larut dapat memperlambat laju pengosongan lambung, sehingga menurunkan GI. Secara umum, roti kasar dengan jumlah serat lebih tinggi memiliki nilai GI lebih rendah daripada roti putih.<ref>{{Cite book|last=Staff|date=2005|url=https://www.worldcat.org/oclc/923314477|title=Glycemic Index, From Research to Nutrition Recommendations?|location=Copenhagen|publisher=Nordic Council of Ministers' Publishing House|isbn=978-92-893-1256-1|oclc=923314477}}</ref><ref>Atkinson FS, Foster-Powell K, Brand-Miller JC (December 2008). "International tables of glycemic index and glycemic load values: 2008". Diabetes Care. 31 (12): 2281–83. doi:10.2337/dc08-1239. PMC 2584181. PMID 18835944.</ref>
Banyak diet modern bergantung pada indeks glikemik, termasuk South Beach Diet, Transitions by Market America, dan NutriSystem Nourish Diet.<ref>"Nutrisystem". 2008-03-06. Archived from the original on May 6, 2008. Retrieved 2012-08-01.</ref> Namun, orang lain menunjukkan bahwa makanan yang umumnya dianggap tidak sehat dapat memiliki indeks glikemik rendah, misalnya kue coklat (GI 38), es krim (37), atau fruktosa murni (19), sedangkan makanan seperti kentang dan nasi memiliki indeks glikemik rendah. GI sekitar 100 tetapi umumnya dimakan di beberapa negara dengan tingkat diabetes yang rendah.<ref>Foster-Powell K, Holt SH, Brand-Miller JC (July 2002). "International table of glycemic index and glycemic load values: 2002". Am. J. Clin. Nutr. 76 (1): 5–56. doi:10.1093/ajcn/76.1.5. PMID 12081815.</ref>
== Aplikasi ==
=== Kontrol berat badan ===
Penggantian lemak jenuh dalam makanan dengan karbohidrat dengan indeks glikemik rendah mungkin bermanfaat untuk mengontrol berat badan, sedangkan penggantian dengan karbohidrat indeks glikemik tinggi tidak bermanfaat.<ref>Brand-Miller J, Buyken AE (2012). "The glycemic index issue". Curr. Opin. Lipidol. 23 (1): 62–67. doi:10.1097/MOL.0b013e32834ec705. PMID 22157060. S2CID 205829601. Archived from the original on 2020-09-25. Retrieved 2019-06-27.</ref> Tinjauan Cochrane menemukan bahwa adopsi diet indeks glikemik rendah (atau beban) oleh orang yang kelebihan berat badan atau obesitas menyebabkan penurunan berat badan lebih banyak (dan kontrol lemak yang lebih baik) daripada penggunaan diet yang melibatkan indeks / beban glikemik lebih tinggi atau strategi lainnya.<ref name="Thomas DE 2007 PMC">Thomas DE, Elliott EJ, Baur L (2007). "Low glycaemic index or low glycaemic load diets for overweight and obesity". Cochrane Database Syst Rev. 2010 (3): CD005105. doi:10.1002/14651858.CD005105.pub2. PMC 9022192. PMID 17636786.</ref> Manfaatnya terlihat bahkan dengan diet indeks/beban glikemik rendah yang memungkinkan orang untuk makan sebanyak yang mereka suka.<ref name="Thomas DE 2007 PMC"/> Penulis ulasan tersebut menyimpulkan bahwa "Menurunkan beban glikemik dari diet tampaknya merupakan metode yang efektif untuk mendorong penurunan berat badan dan meningkatkan profil lipid dan dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam gaya hidup seseorang."<ref name="Thomas DE 2007 PMC"/>
Dalam manajemen klinis obesitas, diet berdasarkan indeks/beban glikemik rendah tampaknya memberikan kontrol glikemik dan inflamasi yang lebih baik daripada yang didasarkan pada indeks/beban glikemik tinggi (dan karena itu berpotensi lebih efektif dalam mencegah penyakit terkait obesitas).<ref>Schwingshackl L, Hoffmann G (2013). "Long-term effects of low glycemic index/load vs. high glycemic index/load diets on parameters of obesity and obesity-associated risks: a systematic review and meta-analysis". Nutr Metab Cardiovasc Dis. 23 (8): 699–706. doi:10.1016/j.numecd.2013.04.008. PMID 23786819. Archived from the original on 2018-10-11. Retrieved 2017-05-30.</ref> Pada anak-anak yang kelebihan berat badan dan obesitas, penerapan diet indeks/beban glikemik rendah mungkin tidak menyebabkan penurunan berat badan tetapi berpotensi memberikan manfaat lain.<ref>Schwingshackl L, Hobl LP, Hoffmann G (2015). "Effects of low glycaemic index/low glycaemic load vs. high glycaemic index/ high glycaemic load diets on overweight/obesity and associated risk factors in children and adolescents: a systematic review and meta-analysis". Nutr J. 14: 87. doi:10.1186/s12937-015-0077-1. PMC 4618749. PMID 26489667.</ref>
== Batasan ==
=== Dibandingkan dengan jumlah karbohidrat ===
Bergantung pada jumlah, jumlah gram karbohidrat dalam makanan dapat berdampak lebih besar pada kadar gula darah daripada indeks glikemik. Mengonsumsi lebih sedikit energi makanan, menurunkan berat badan, dan menghitung karbohidrat bisa lebih baik untuk menurunkan kadar gula darah.<ref>{{Cite journal|last=Pallayova|first=Maria|date=2021-03|title=Glycemic index versus glycemic load – What does matter in life?|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.diabres.2020.108639|journal=Diabetes Research and Clinical Practice|volume=173|pages=108639|doi=10.1016/j.diabres.2020.108639|issn=0168-8227}}</ref> Karbohidrat berdampak paling besar pada kadar glukosa, dan dua makanan dengan kandungan karbohidrat yang sama, secara umum, sebanding pengaruhnya terhadap gula darah. Makanan dengan indeks glikemik rendah dapat memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi atau sebaliknya; ini dapat dipertanggungjawabkan dengan beban glikemik (GL) di mana GL = GI% × gram karbohidrat per sajian.
=== Dibandingkan dengan indeks insulin ===
Sementara indeks glikemik makanan digunakan sebagai panduan untuk kenaikan glukosa darah yang harus mengikuti makanan yang mengandung makanan tersebut, peningkatan glukosa darah yang sebenarnya menunjukkan variabilitas yang cukup besar dari orang ke orang, bahkan setelah konsumsi makanan yang sama.<ref name=":1" /> Hal ini sebagian karena indeks glikemik tidak memperhitungkan faktor lain selain respons glikemik, seperti respons insulin, yang diukur dengan indeks insulin dan dapat lebih tepat untuk merepresentasikan efek dari beberapa kandungan makanan selain karbohidrat.<ref>{{Cite journal|last=Mendosa|first=Rick|date=2003-04-01|title=Glycemic load values|url=http://dx.doi.org/10.1093/ajcn/77.4.994|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|volume=77|issue=4|pages=994–994|doi=10.1093/ajcn/77.4.994|issn=0002-9165}}</ref> Secara khusus, karena didasarkan pada area di bawah kurva respons glukosa dari waktu ke waktu dari menelan makanan subjek, bentuk kurva tidak memiliki pengaruh pada nilai GI yang sesuai. Respons glukosa dapat naik ke tingkat yang tinggi dan turun dengan cepat, atau naik lebih rendah tetapi tetap di sana untuk waktu yang lebih lama, dan memiliki area yang sama di bawah kurva.
== Faktor-faktor yang
Para ahli telah mempelajari faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan
| author = Foster-Powell
| editor =
Baris 65 ⟶ 130:
| ref =
| postscript =
}}
</ref>
Beberapa faktor yang
|last= Rimbawan
|first=
|coauthors= Siagian
|firstn=
|editor=
|editorn-last=
Baris 98 ⟶ 164:
|chapter=
}}
</ref>
=== Proses pengolahan ===
Teknik pengolahan pangan yang menjadikan pangan tersedia dalam bentuk, ukuran, dan rasa yang berbeda menyebabkan struktur pangan tersebut menjadi halus, sehingga pangan tersebut menjadi lebih mudah dicerna dan diserap.<ref name="Ostman"/> Hal tersebut tentunya akan
| author = Ostman EM
| editor =
Baris 133 ⟶ 199:
| ref =
| postscript =
}}
</ref>
=== Ukuran partikel ===
Ukuran partikel sangat
| author = Snow P, O'Dea K
| editor =
Baris 169 ⟶ 235:
| ref =
| postscript =
}}
</ref>
=== Tingkat gelatinisasi pati ===
Pati dalam pangan mentah berada dalam bentuk [[granula]] yang tersusun rapat.<ref name="Liljeberg"/> Proses pemasakan yang melibatkan [[panas]] dan [[air]] akan memperbesar ukuran [[granula]] pati sehingga akan mudah dicerna oleh [[Enzim pencernaan|enzim pencerna]] pati di [[usus halus]].<ref name="Liljeberg"/> Reaksi yang cepat dari [[enzim]] tersebut akan meningkatkan kadar glukosa darah yang cepat, sehingga dapat dikatakan pangan yang mengandung pati tergelatinisasi penuh memiliki nilai IG yang tinggi.<ref name="Liljeberg">{{en}} {{cite journal
| author = Liljeberg H, Granfeldt Y, Björck I.
| editor =
Baris 205 ⟶ 271:
| ref =
| postscript =
}}
</ref>
=== Kadar amilosa dan amilopektin ===
Pati di dalam pangan terdiri dari dua jenis yang berbeda, yaitu amilosa dan amilopektin.<ref name="Miller"/> Amilosa adalah polimer glukosa sederhana yang tidak bercabang, sehingga lebih terikat dengan kuat serta lebih sulit tergelatinisasi dan tercerna.<ref name="Miller"/> Sementara itu, amilopektin adalah [[polimer]] glukosa sederhana yang bercabang serta memiliki ukuran [[molekul]] lebih besar dan lebih terbuka sehingga lebih mudah tergelatinisasi dan dicerna oleh [[tubuh]].<ref name="Miller"/> Berdasarkan dari berbagai penelitian, pangan yang memiliki proporsi [[amilosa]] lebih tinggi dibandingkan [[amilopektin]] akan memiliki nilai
| author =
| editor =
| date =
| year =
| month =
| title =
| trans_title =
| journal = American Journal of Clinical Nutrition
| volume =
| issue =
| series =
| pages = pp.
| publisher =
| location =
| issn =
| pmid =
| pmc =
| doi =
Baris 241 ⟶ 307:
| ref =
| postscript =
}}
</ref><ref name="
| author =
| editor =
| date =
| year =
| month =
| title =
| trans_title =
| journal = American Journal of Clinical Nutrition
| volume =
| issue =
| series =
| pages = pp.
| publisher =
| location =
| issn =
| pmid =
| pmc =
| doi =
Baris 274 ⟶ 340:
| ref =
| postscript =
}}
</ref>
=== Keasaman dan daya osmotik pangan ===
Pati di dalam pangan terdiri dari dua jenis yang berbeda, yaitu amilosa dan amilopektin.<ref name="Rimbawan"/> [[Asam|Keasaman]] dan [[Osmotik|daya osmotik]] pangan akan
=== Kadar lemak dan protein pangan ===
Pangan yang memiliki kadar [[protein]] dan [[lemak]] yang tinggi cenderung memperlambat laju pengosongan [[lambung]] sehingga pencernaan yang terjadi di [[usus]] halus juga diperlambat.
=== Kadar anti zat-gizi pangan ===
Anti zat-gizi yang terdapat di dalam pangan dapat
== Referensi ==
Baris 290 ⟶ 356:
[[Kategori:Ilmu pangan]]
[[Kategori:
[[Kategori:Kedokteran]]
|