Tjong A Fie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lie Pin Pin (bicara | kontrib)
Tag: kemungkinan spam pranala Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Membatalkan 3 suntingan by Kikakikuk (bicara): Butuh rujukan valid(Tw)
Tag: Pembatalan
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
|image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van Tjong A Fie Majoor der Chinezen in Medan TMnr 10018656.jpg
|caption = Foto studio Tjong A Fie koleksi Tropenmuseum
|native_name = Tjong A Fie (張耀輝)
|other_names = Tjong Yiauw Hian (張耀軒)
|birth_name = Tjong Fung Nam
|birth_date = 1860
Baris 16:
|relatives = Tjong Pau Nen (kakek)<br>Nyonya Nyonya Fu (nenek)<br>Tjong Chiok Cen (kakak)<br>Tjong Yong Hian (kakak)<br>Tjong Chiok Kiu (kakak)<br>Tjong Chiok Pei (adik)<br>Tjong Chiok Chen (adik)<br>Tjong Chiok Sien (adik)<br>Lim Sam-Hap (ayah menantu)<br>Nyonya Lim (ibu menantu)<br>Lim Kwee-Seng (adik menantu)<br>Lim Chooi-Lye (adik menantu)<br>Lim Hwee Kim (adik menantu)<br>Lim Seh-Han (adik menanatu)<br>14 cucu laki-laki<br>15 cucu perempuan
|module='''[[Kapitan Cina]] di Medan'''
<small>'''Menjabat:''' 1911 - 1921<br>'''Gubernur-Jenderal:''' [[RoniAlexander GunawanWillem RajagukgukFrederik Idenburg]] (1909 - 1916)<br>[[Johan Paul van Limburg Stirum]] (1916 - 1921)<br>'''Pendahulu:''' [[Tjong Yong Hian|Tjong Jong Hian]] (张爵干張榕軒; 1890 - 1911)<br>'''Penerus:''' [[Oen Gan The]] (溫颜鄭; 1921 - 1944)</small>
{{Infobox Chinese
| child = yes
Baris 27:
}}
}}
'''Tjong A Fie''' ({{lang-zh|張阿輝}}, 1860–1921) adalah seorang [[pengusaha]], [[bankir]] dan ''kapitan'' yang berasal dari [[Tiongkok]] dan sukses membangun [[bisnis]] besar dalam bidang [[perkebunan]] di [[Sumatra]], [[Indonesia]].<ref name="dua">{{id}}[http://www.tjongafieinstitute.com/web/history.html Tjong A Fie Memorial Institute - History] {{Webarchive|url=https://archive.istoday/20090227081345/http://www.tjongafieinstitute.com/web/history.html |date=2009-02-27 }}, ''Tjong A Fie Memorial Institute''. Diakses pada 12 Mei 2010.</ref><ref name="tiga">{{id}}[http://www.harian-global.com/index.php?option=com_content&view=article&id=33089:aku-bukan-Tionghoa-tjong-a-fie-aset-medan&catid=93:Tionghoa-town&Itemid=107 Aku Bukan Tionghoa - Tjong A Fie Aset Medan], ''harian global''. Diakses pada 12 Mei 2010.</ref><ref name="lima">{{id}}[http://www.hariansumutpos.com/2009/07/memori-kejayaaan-tjong-a-fie-1.html Memori Kejayaaan Tjong A Fie (1)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100106183602/http://www.hariansumutpos.com/2009/07/memori-kejayaaan-tjong-a-fie-1.html |date=2010-01-06 }}, ''hariansumutpos''. Diakses pada 12 Mei 2010.</ref> Tjong A Fie membangun bisnis besar yang memiliki lebih dari 10.000 orang [[karyawan]].<ref name="dua"/><ref name="lima"/> Karena kesuksesannya tersebut, Tjong A Fie dekat dengan para kaum terpandang di [[Medan]], di antaranya [[Sultan Deli]], [[Sultan Ma'moen Al Rasyid|Ma'moen Al Rasyid]] serta pejabat-pejabat kolonial [[Belanda]].<ref name="dua"/><ref name="tiga"/><ref name="lima"/> Pada tahun [[1911]], Tjong A Fie diangkat sebagai "''Kapitan Tionghoa''" (''Majoor der Chineezen'') untuk memimpin komunitas [[Tionghoa]] di [[Medan]], menggantikan kakaknya, [[Tjong Yong Hian]].<ref name="dua"/><ref name="lima"/> Sebagai pemimpin masyarakat [[Tionghoa]], Tjong A Fie sangat dihormati dan disegani, karena ia menguasai bidang [[ekonomi]] dan [[politik]].<ref name="enam">{{id}}[http://www.medantalk.com/peranan-tjong-a-fie-dalam-pembangunan-di-sumatera/ Peranan Tjong A Fie dalam Pembangunan di Sumatra] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100331082001/http://www.medantalk.com/peranan-tjong-a-fie-dalam-pembangunan-di-sumatera/ |date=2010-03-31 }}, ''medantalk''. Diakses pada 12 Mei 2010.</ref> Kerajaan bisnisnya meliputi [[perkebunan]], [[pabrik]] minyak [[kelapa sawit]], pabrik [[gula]], [[bank]], dan [[perusahaan]] [[kereta api]].<ref name="enam"/>
 
== Kehidupan awal ==
Baris 35:
Ia berasal dari keluarga yang sederhana.<ref name="enam"/> Bersama kakaknya [[Tjong Yong Hian]] (1850-1911), Tjong A Fie meninggalkan bangku [[sekolah]] dan membantu menjaga [[toko]] ayahnya.<ref name="enam"/> Walaupun hanya mendapatkan pendidikan seadanya, tetapi Tjong A Fie sangat cerdas dan menguasai cara-cara berdagang sehingga usaha keluarganya cukup sukses.<ref name="enam"/>
 
Tjong A Fie memutuskan untuk merantau ke [[Hindia Belanda]] (Indonesia) untuk mencari penghidupan yang lebih baik.<ref name="enam"/> Pada tahun 1875 Tjong A Fie pergi ke [[Medan]] ([[SumatraSumatera Utara]]) untuk mengadu nasib.<ref name="dua"/><ref name="lima"/> Saat itu ia baru berusia 18 tahun.<ref name="enam"/> Dengan berbekal sedikit uang, ia menyusul kakaknya, Tjong Yong Hian, yang sudah terlebih dahulu datang ke Medan dan tinggal selama 5 tahun.<ref name="dua"/><ref name="lima"/><ref name="enam"/> Pada saat itu kakaknya sudah menjadi ''kapitan'' (pemimpin) Tionghoa di Medan.<ref name="enam"/> Tjong A Fie bekerja di toko milik teman kakaknya yang bernama Tjong Sui Fo.<ref name="tiga"/><ref name="enam"/> Di toko tersebut, Tjong bekerja dari memegang buku, melayani pelanggan, menagih utang serta tugas-tugas lainnya.<ref name="enam"/> Ia dikenal pandai bergaul, tidak hanya dengan orang [[Tionghoa]], namun juga dengan warga [[Bangsa Melayu|Melayu]], [[Arab-Indonesia|Arab]], [[India]], dan [[orang]] [[Belanda]].<ref name="enam"/> Ia mulai belajar berbicara dengan [[bahasa Melayu]] yang menjadi bahasa perantara masyarakat di tanah [[Deli]].<ref name="enam"/>
 
Tjong A Fie tumbuh menjadi sosok yang tangguh, menjauhi candu, judi, mabuk-mabukan, dan pelacuran.<ref name="enam"/> Ia menjadi teladan dan menampilkan watak [[kepemimpinan]] yang sangat menonjol.<ref name="enam"/> Ia sering menjadi penengah jika terjadi cekcok antara orang Tionghoa dengan etnis lain.<ref name="enam"/> Di daerah perkebunan milik Belanda sering terjadi keributan di kalangan buruh yang menimbulkan kekacauan dan karena kemampuannya, Tjong A Fie sering diminta Belanda untuk membantu mengatasi masalah-masalah tersebut.<ref name="enam"/> Ia lalu diangkat menjadi [[Letnan Tionghoa]] dan pindah ke kota Medan.<ref name="enam"/> Karena prestasinya yang luar biasa, dalam waktu singkat Tjong A Fie naik pangkat menjadi ''Kapitan'' pada tahun [[1911]], untuk menggantikan kakaknya yang telah wafat.<ref name="enam"/> Dengan rekomendasi Sultan Deli, Tjong A Fie menjadi anggota ''gemeenteraad'' ([[dewan kota]]) dan ''cultuurraad'' ([[dewan kebudayaan]]) selain menjabat sebagai penasihat pemerintah Hindia Belanda untuk urusan Tiongkok.<ref name="enam"/>
Baris 45:
Di tanah Deli, Tjong A Fie menjalin hubungan baik dengan [[Sultan Deli]], [[Sultan Ma'moen Al Rasyid|Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah]] dan [[Tuanku Raja Muda]] sehingga membuka jalan baginya untuk menjalankan usaha.<ref name="enam"/> Sultan memberinya konsesi penyediaan atap daun nipah untuk keperluan perkebunan tembakau untuk pembuatan bangsal.<ref name="enam"/>
 
Tjong A Fie dikenal menjadi orang [[Tionghoa]] pertama yang memiliki perkebunan yang sangat luas.<ref name="enam"/> Ia mengembangkan usaha perkebunan tembakau di [[Deli]], teh di daerah [[Bandar Baru]], dan [[Si Bulan]], serta perkebunan kelapa.<ref name="enam"/> Di [[SumatraSumatera Barat]], ia menanamkan modalnya di bidang pertambangan di [[Sawah Lunto]], [[Bukit Tinggi]].<ref name="enam"/> Perkebunan yang dimilikinya mempekerjakan lebih dari 10.000 orang tenaga kerja dan luas kebunnya mengalahkan luas perkebunan milik [[Deli Maatschappij]] yang dirintis oleh [[Jacobus Nienhuys]].<ref name="empat"/> Bahkan, ketika itu pemerintah Belanda memberikan 17 kebun kepadanya untuk dikelola.<ref name="tiga"/>
 
Bersama kakaknya Tjong Yong Hian, Tjong A Fie bekerja sama dengan Chang Pi Shih, paman sekaligus konsul Tiongkok di [[Singapura]] mendirikan perusahaan kereta api [[The Chow-Chow & Swatow Railyway Co.Ltd.]] di Tiongkok Selatan.<ref name="enam"/> Karena jasanya tersebut mereka berkesempatan bertemu muka dengan [[Ibu Suri Cixi]] di [[Beijing]].<ref name="enam"/>
Baris 58:
 
== Jasa ==
Tjong A Fie dikenal sangat berjasa dalam membangun [[kota Medan]] yang pada saat itu dinamakan [[Deli Tua]], terutama kawasan permukiman etnis [[Tionghoa]] ([[Kampung Tionghoa]]).<ref name="tiga"/> Beberapa jasanya dalam usaha mengembangkan Kota Medan adalah menyumbangkan menara lonceng untuk [[Gedung Balai Kota Medan]] yang lama, pembangunan [[Istana Maimoon]], [[Gereja Uskup Agung Sugiopranoto]], [[vihara|Kuil Buddha]] di [[Brayan]], [[Kuil]] [[Hindu]] untuk warga [[India]], [[Batavia Bank]], [[Deli Bank]], [[Jembatan Kebajikan]] di Jalan Zainul Arifin serta mendirikan [[rumah sakit]] Tionghoa pertama di Medan bernama [[Tjie On Jie Jan]].<ref name="tiga"/><ref name="enam"/><ref name="empat"/> Ia dikenal pula sebagai pelopor industri perkebunan dan transportasi kereta api pertama di [[SumatraSumatera Utara]], yakni [[Deli Spoorweg Maatschappij]] (DSM), yang menghubungkan kota Medan dengan pelabuhan [[Belawan]].<ref name="tiga"/>
 
Tjong A Fie dikenal dermawan dan sangat dekat dengan masyarakat [[pribumi]] dan [[Tionghoa]] Kota Medan sehingga ia disenangi orang-orang.<ref name="tiga"/><ref name="enam"/> Sebagai dermawan, ia banyak menyumbang untuk warga yang kurang mampu.<ref name="tiga"/> Ia sangat menghormati warga [[muslim]], bahkan berperan serta dalam mendirikan tempat ibadah yakni [[Masjid Raya Al-Mashum]] dan [[Masjid Gang Bengkok]] serta ikut merayakan hari-hari besar keagamaan bersama mereka.<ref name="tiga"/> Nama Tjong A Fie pernah akan dijadikan sebagai nama sebuah jalan di Kota Medan, tapi dibatalkan dan jalan itu menjadi Jalan K.H. [[Ahmad Dahlan]].<ref name="dua"/> Karena sifatnya yang dermawan dan toleran tanpa membeda-bedakan bangsa, ras, agama dan asal usul, Tjong A Fie senantiasa dikenang oleh warga Medan dan sekitarnya.<ref name="enam"/>
Baris 86:
[[Kategori:Tokoh dari Guangdong]]
[[Kategori:Tokoh Hindia Belanda]]
[[Kategori:Keluarga Tjong dari Medan]]