Anwar Musaddad: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/pangkat) -->
|name
|image =
|imagesize
|honorific-suffix =
|caption =
|office = Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Baris 23:
|successor2 =
|birth_date = {{Birth date|1910|04|3}}
|birth_place =
|death_date = {{Death date and age|2000|07|21|1910|04|3}}
|death_place = [[Garut]]
|nationality = <!-- Kolom ini hanya untuk warga negara asing -->
|party =
|spouse =
|relations =
|children =
|alma_mater = {{ubl|[[HIS]]
|occupation =
|profession = Ulama
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|signature =
|website =
Baris 40:
}}
'''Anwar Musaddad''' atau terkenal dengan sebutan '''Prof. K.H. Anwar Musaddad''' (
== Riwayat Hidup ==
=== Masa Kecil ===
K.H. Anwar Musaddad memiliki nama kecil Dede Masdiad.<ref name="anwar">{{cite book|author=Yies Sa'diyah|title=Prof. K.H. anwar Musaddad: Biografi, Pengabdian, dan Pemikiran Ulama-Intelektual|publisher=Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI|year=2012|id=ISBN 978-602-8766-50-0}} Halaman 23-35, 101-109.</ref> Ia adalah putra dari pasangan Abdul Awwal bin Haji Abdul Kadir dan Marfuah binti Kasriyo.<ref name="anwar"/> Ia masih memiliki garis keturunan dari dua kesultanan besar, yakni [[Kesultanan Mataram]] dan [[Kesultanan Cirebon]].<ref name="anwar"/><ref name="scribd">[http://www.scribd.com/doc/138959326/Prof-KH-Anwar-Musaddad www.scribd.com: Prof KH Anwar Musaddad]. Diakses 25 April 2014</ref><ref>{{Cite
Ketika Kiai Anwar berusia empat tahun, ayahnya meninggal.<ref name="pariwisata"/> Selanjutnya ia dibesarkan ibunya dan neneknya yang pada saat itu mengelola usaha [[batik]] dan [[Dodol Garut]] bermerek "Kuraetin".<ref name="pariwisata"/>
Baris 57:
=== Masa Kemerdekaan Indonesia ===
Pada [[Revolusi Nasional Indonesia|masa revolusi kemerdekaan (1945-1949)]], bersama KH Yusuf Taujiri dan KH Mustofa Kamil, ia memimpin pasukan Hizbullah untuk melawan agresi Belanda yang ingin kembali menjajah RI. Sempat ditangkap Belanda (1948) dan mendekam di penjara, ia baru dibebaskan setelah [[Konferensi Meja Bundar|pengakuan kedaulatan (1950)]].<ref name=":0" />
Pada tahun 1953, ia mendapat tugas dari Menteri Agama [[Fakih Usman|KH. Fakih Usman]] untuk mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN) di Yogyakarta, yang menjadi cikal-bakal [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta|Institut Agama Islam Negeri (IAIN), yang kini berkembang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)]]. Ia diangkat menjadi guru besar dalam bidang [[Akidah Islam|Ushuluddin (akidah Islam)]] di IAIN Yogyakarta dan menjadi fakultas tersebut pada tahun 1962-1967.<ref name=":0" /> Dalam Dies Natalis IAIN Al-Jami’ah ke-5, Ia menyampaikan pidato berjudul ''Peranan Agama dalam Menyelesaikan Revolusi''. Kemudian pada tahun 1967, ia ditugaskan merintis [[Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati|IAIN Sunan Gunung Djati Bandung]] dan kemudian menjadi rektor pertamanya hingga tahun 1974.<ref name=":0" /> Selain itu, di bidang pendidikan, untuk mengggembleng sumberdaya manusia yang lengkap sempurna, ketika menjadi Rektor IAIN Sunan Gunung Jati, Anwar Musaddad juga mendirikan Sekolah Persiapan IAIN (SP IAIN) di Garut, [[Cipakat, Singaparna, Tasikmalaya|Cipasung, Tasikmalaya]] ([[Institut Agama Islam Cipasung]]), [[Bogor Barat, Bogor|Cilendek Bogor]], [[Ciparay, Bandung]], dan [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]]. Tujuannya, agar jumlah mahasiswa IAIN meningkat. Tujuan lainnya, sebagai perwujudan obsesi Anwar Musaddad “mengulamakan intelektual” dan “mengintelktualkan ulama”.<ref name=":0" />
=== Karier Politik ===
Di bidang politik, Anwar Musaddad menjadi anggota parlemen (DPR) dari [[Partai Nahdlatul Ulama|Partai Nahdlatul Ulama (NU)]] hasil [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilihan umum tahun 1955]] dan menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR-GR]] 1960-1971.<ref name=":0" />
Kiprahnya di NU adalah menjadi Wakil Rais ‘Am PBNU pada Muktamar NU di Semarang (1980). Sejak tahun 1976, Anwar Musaddad tinggal di Garut dengan mendirikan Pesantren Al-Musaddadiyah yang mengelola pendidikan tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Kiai yang terkenal sebagai ahli perbandingan agama, khususnya kristologi ini wafat pada tahun 2000 dalam usia 91 tahun.<ref name=":0" /> == Kiprah Sang Ulama Kharismatik ==
Baris 84 ⟶ 86:
[[Kategori:Tanggal kematian 21 Juli|Musaddad]]
[[Kategori:Kematian 2000|Musaddad]]
[[Kategori:Ulama Garut|Musaddad]]▼
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama|Musaddad]]▼
[[Kategori:Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung|Musaddad]]
[[Kategori:Tokoh Sunda|Musaddad]]
[[Kategori:Tokoh dari Garut]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
▲[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama|Musaddad]]
[[Kategori:Ulama Sunda]]
▲[[Kategori:Ulama Garut|Musaddad]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Nahdlatul Ulama]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1956–1959]]
|