Pemilihan umum Presiden Indonesia 2004: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
k →Hasil |
||
(30 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 9:
| next_year = 2009
| election_date = 5 Juli 2004 (putaran pertama)<br />20 September 2004 (putaran kedua)
|result_bar ={{Infobox election/Presiden RI
<!-- Susilo Bambang Yudhoyono -->
| image1 = [[Berkas:Pilpres 2004 SBY-JK.JPG|
| nominee1 = '''[[Susilo Bambang Yudhoyono]]'''
| party1 = [[Partai Demokrat|Demokrat]]
| alliance1 = [[Koalisi Kerakyatan (2004)|Koalisi Kerakyatan]]
| running_mate1 = '''[[Jusuf Kalla]]'''
| popular_vote1 = '''69.266.350'''
| percentage1 = '''60,62%'''
| colour1 = 2643A3
<!-- Megawati Soekarnoputri -->
| image2 = [[Berkas:Pilpres 2004 Megawati-Hasyim.JPG|
| nominee2 = [[Megawati Soekarnoputri]]
| party2 = [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]]
| alliance2 = [[Koalisi Kebangsaan (2004)|Koalisi Kebangsaan]]
| running_mate2 = [[Hasyim Muzadi]]
| popular_vote2 = 44.990.704
| percentage2 = 39,38%
| colour2 = DB2016
}}
<!-- Persentase -->
{{Composition bar advanced
|boxwidth = 300
|total = 100
|party1 = 60.62
|partycolor1 = {{Partai Demokrat/meta/color}}
|party2 = 39.38
|partycolor2 = {{Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/meta/color}}
|divisionname ={{white|Hasil suara}}
}}
| map_image = Map of 2004 Indonesian Presidential Election (2nd Round) - Provinces.svg
| map_caption = Hasil putaran kedua: calon dengan mayoritas suara di setiap [[daftar provinsi di Indonesia|provinsi]]. SBY-JK: <span style="color:#191970;">biru</span>; Mega-Hasyim: <span style="color:#8b0000;">merah</span>.
| title = Presiden
Baris 33 ⟶ 50:
| after_party = Partai Demokrat
}}
{{Politik Indonesia}}
'''Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004''' yang diselenggarakan untuk memilih pasangan [[Presiden Indonesia|Presiden]] dan [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] [[Indonesia]] untuk periode tahun [[2004]] hingga [[2009]]. Pemilihan umum ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia. Pemilihan umum ini diselenggarakan selama 2 putaran pada 5 Juli dan 20 September 2004, dan dimenangkan oleh pasangan [[Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan Wakil Presiden [[Muhammad Jusuf Kalla]].
Presiden petahana, [[Megawati Soekarnoputri]] menduduki jabatan presiden setelah [[Pemakzulan Abdurrahman Wahid|pemakzulan pendahulunya]], [[Abdurrahman Wahid]] dari posisi tersebut. Pencalonan Megawati dalam pemilihan presiden diikuti oleh empat kandidat lain termasuk wakil presiden petahana, [[Hamzah Haz]]. Pada putaran pertama, mantan [[Kabinet Gotong Royong|menteri kabinet]] dan purnawirawan jenderal [[Susilo Bambang Yudhoyono]] mendapatkan hasil terbanyak, diikuti oleh Megawati. Susilo Bambang Yudhoyono kemudian mengalahkan Megawati dengan persentase suara 60.62% dari seluruh surat suara sah pada putaran kedua. Ia kemudian [[Pelantikan pertama Susilo Bambang Yudhoyono|dilantik]] sebagai presiden keenam Indonesia pada 20 Oktober 2004.
==
Pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh [[partai politik di Indonesia|partai politik]] atau gabungan partai politik peserta [[pemilihan umum legislatif Indonesia 2004|pemilihan umum legislatif]]. Untuk dapat mengusulkan, partai politik atau gabungan partai politik harus memperoleh sekurang-kurangnya 5% suara suara secara nasional atau 3% kursi [[Dewan Perwakilan Rakyat]]. Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan suara lebih dari 50% dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50% jumlah [[Daftar provinsi Indonesia|provinsi di Indonesia]], dilantik menjadi presiden dan wakil presiden. Apabila tidak ada pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai presiden dan wakil presiden.
==
Pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|pemilihan umum legislatif 1999]], [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDI-P) memenangkan kursi terbanyak di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR) dan menjadi fraksi terbesar di [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR), badan legislatif yang bertanggung jawab untuk memilih [[presiden Indonesia]]. PDI-P dipimpin oleh [[Megawati Soekarnoputri]], putri dari presiden pertama Indonesia, [[Soekarno]]. Pendukung Megawati memperkirakan bahwa Megawati akan dipilih sebagai presiden oleh MPR, namun Megawati gagal untuk merebut suara dari partai-partai lain kecuali [[Partai Kebangkitan Bangsa]] (PKB). Lawan dari Megawati pada saat itu adalah Presiden [[B. J. Habibie]], yang menjabat sebagai presiden pada Mei 1998, namun membatalkan pencalonannya pada pemilihan tahun 1999 dikarenakan pidato kebangsaannya ditolak oleh MPR.
PKB, yang dipimpin oleh [[Abdurrahman Wahid]] (Gus Dur), pimpinan organisasi Islam terbesar di Indonesia [[Nahdlatul Ulama]] (NU), telah menyatakan dukungannya untuk mendukung Megawati sebagai Presiden. Namun, semakin terlihat bahwa Megawati tidak memiliki dukungan yang cukup terhadap pencalonannya. Ditambah, ketua umum [[Partai Amanat Nasional]] (PAN), [[Amien Rais]] dan koalisi Poros Tengahnya yang berisi partai reformasi dan partai Islam, mulai mendorong pencalonan Gus Dur.<ref>{{Cite journal|last=Thompson|first=Eric C.|date=December 1999|title=Indonesia in Transition: the 1999 Presidential Elections|url=http://www.nbr.org/publications/briefing/pdf/brief9.pdf|publisher=National Bureau of Asian Research|archive-url=https://web.archive.org/web/20120925021128/http://www.nbr.org/publications/briefing/pdf/brief9.pdf|archive-date=25 September 2012|access-date=20 June 2009|url-status=dead}}</ref> Gus Dur pada akhirnya memenangkan pemilihan presiden, sementara Megawati terpilih sebagai [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]].<ref name="AAS 11">{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=11|Ref=none}}</ref> Sebagai presiden, Gus Dur mencabut banyak peraturan yang disahkan pada masa [[Orde Baru]] yang mendiskriminasi [[Orang Tionghoa Indonesia]]. Peraturan-peraturan yang dicabut diantaranya adalah larangan penggunaan [[Aksara Han]] dan gambar pajangan terkait pada kebudayaan Tiongkok. Akibat dari pencabutan peraturan-peraturan tersebut, banyak partai politik mulai mencoba meraup dukungan dari Orang Tionghoa Indonesia dengan menampilkan Aksara Han pada bahan kampanye mereka.<ref>{{Cite news|last=Setiono|first=Benny G.|date=February 2003|title=Etnis Tionghoa dan Partai Politik|url=http://www.indonesiamedia.com/2003/02/berta-0203-tionghoaparpol.htm|work=Indonesia Media|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20081212061754/http://www.indonesiamedia.com/2003/02/berta-0203-tionghoaparpol.htm|archive-date=12 December 2008|access-date=20 June 2009|url-status=dead}}</ref>
Setelah [[pemakzulan Abdurrahman Wahid]] oleh MPR pada Juli 2001, MPR menaikkan posisi Megawati sebagai presiden. Megawati ditugaskan untuk menyelesaikan masa tugas lima tahun Gus Dur yang berakhir pada Oktober 2004.<ref name="AAS 11" /> Pada sidang tahunan masa 2002, MPR menambahkan beberapa amandemen pada [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945]],<ref>{{Cite news|last=Langit|first=Richel|date=16 August 2002|title=Indonesia's military: Business as usual|url=http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/DH16Ae06.html|work=[[Asia Times]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20020819185214/http://atimes.com/atimes/Southeast_Asia/DH16Ae06.html|archive-date=19 August 2002|access-date=20 June 2009|url-status=unfit}}</ref> termasuk menghapus 38 kursi khusus untuk [[Militer Indonesia|militer]] di DPR, dan amandemen untuk memilih langsung Presiden dan Wakil Presiden. Proses pemilihan presiden akan melibatkan partai politik yang mencalonkan pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan opsi terdapat putaran kedua.<ref>{{Cite news|last=Aglionby|first=John|date=11 August 2002|title=Indonesia takes a giant step down the road to democracy|url=https://www.theguardian.com/world/2002/aug/11/indonesia.johnaglionby|work=[[The Observer]]|access-date=10 June 2009}}</ref>
== Kandidat ==
=== Kandidat yang mendaftar ===
[[File:Indonesia_presidential_polls_2004.png|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Indonesia_presidential_polls_2004.png|kiri|jmpl|400x400px|Serangkaian survei pelacakan yang dijalankan oleh [[International Foundation for Electoral Systems]] (IFES) antara bulan Desember 2003 dan akhir Juni 2004 menunjukkan popularitas setiap calon presiden di antara pemilih selama masa seleksi dan kampanye.<ref>{{Cite journal|date=1 July 2004|title=Results from Wave XIV of Tracking Surveys|url=http://www.ifes.org/publication/45d5b9ab8e448881607d9cf731703fe8/2004_Tracking_Survey_Results_from_WaveXIV.pdf|publisher=[[International Foundation for Electoral Systems]]|page=5|archive-url=https://web.archive.org/web/20081129001443/http://www.ifes.org/publication/45d5b9ab8e448881607d9cf731703fe8/2004_Tracking_Survey_Results_from_WaveXIV.pdf|archive-date=29 November 2008|access-date=28 June 2009|url-status=dead}}</ref>]]
Pada Desember 2003 [[International Foundation for Electoral Systems]] (IFES) memulai survei pelacakan untuk menilai popularitas kandidat potensial. Survei tersebut berlanjut hingga awal putaran pertama pemilihan pada 5 Juli dan memasukkan tiga belas kandidat calon presiden. Survei IFES pertama mengindikasikan Presiden [[Megawati Soekarnoputri]] akan memperoleh suara terbanyak. Namun, pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2004|Pemilihan umum legislatif pada April 2004]], purnawirawan Jenderal [[Susilo Bambang Yudhoyono]] memimpin setelah Ia mundur dari kabinet Megawati pada bulan Maret. Kandidat potensial lainnya termasuk [[Ketua Dewan Perwakilan Rakyat]] [[Akbar Tanjung]] dan [[Sultan yogyakarta|Sultan Yogyakarta]], [[Hamengkubuwana X]].<ref name="AAS 67-69">{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|pp=67–69|Ref=none}}</ref> Hasil dari pemilihan legislatif menunjukkan partai politik mana saja yang dapat mencalonkan pasangan calon presiden dan wakil presiden. Hanya partai politik dengan suara minimal 5% atau kursi di DPR sebanyak 3% (17 dari 550 kursi) yang diperbolehkan mencalonkan pasangan calon. Partai politik yang tidak memenuhi kriteria tersebut harus berkoalisi dengan partai lain untuk memenuhi salah satu syarat tersebut. Terdapat tujuh partai politik yang memenuhi kriteria, diantaranya: [[Partai Golongan Karya]] (Golkar), [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDI-P), [[Partai Kebangkitan Bangsa]] (PKB), [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP), [[Partai Demokrat]] (PD), [[Partai Keadilan Sejahtera]] (PKS), dan [[Partai Amanat Nasional]] (PAN). PKS merupakan satu-satunya partai yang tidak mencalonkan pasangan calon, namun kemudian memberikan dukungannya kepada PAN.<ref name="AAS 70">{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=70|Ref=none}}</ref>
Sebanyak 6 pasangan calon yang mendaftarkan diri diantaranya adalah:
# [[Abdurrahman Wahid]] dan [[Marwah Daud Ibrahim]] (dicalonkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa);
# [[Amien Rais]] dan [[Siswono Yudo Husodo]] (dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional);
# [[Hamzah Haz]] dan [[Agum Gumelar]] (dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan);
# [[Megawati Soekarnoputri]] dan [[Hasyim Muzadi]] (dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan);
# [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan [[Jusuf Kalla]] (dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia); dan
# [[Wiranto]] dan [[Salahuddin Wahid]] (dicalonkan oleh Partai Golongan Karya).
[[Komisi Pemilihan Umum]] (KPU) mengumumkan daftar final para pasangan calon pada 13 Mei. Setelah pengumuman tersebut, seluruh kandidat diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan medis. Pada 22 Mei, KPU mengumumkan bahwa pasangan calon dari PKB, mantan Presiden [[Abdurrahman Wahid]] dan [[Marwah Daud Ibrahim]] dinyatakan tidak lolos dari pemeriksaan medis dikarenakan Abdurrahman Wahid gagal pada pemeriksaan mata.<ref name="AAS 70" /> Awalnya Ia meminta pendukungnya untuk tidak memilih pada hari pemilihan presiden namun memutuskan untuk meralat pernyataan tersebut setelah adanya desakan dari partai.<ref>{{Cite news|date=23 May 2004|title=Gus Dur Tuntut KPU Rp 1 Triliun|url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0405/23/nas01.htm|work=[[Suara Merdeka]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20110716162053/http://www.suaramerdeka.com/harian/0405/23/nas01.htm|archive-date=16 July 2011|access-date=21 June 2009|url-status=dead}}</ref><ref>{{Cite news|date=24 May 2004|title=Gus Dur Batal Ajak Golput|url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0405/24/pem01.htm|work=[[Suara Merdeka]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20070630101141/http://www.suaramerdeka.com/harian/0405/24/pem01.htm|archive-date=30 June 2007|access-date=21 June 2009|url-status=dead}}</ref>
=== Kandidat resmi ===
==== Wiranto dan Salahuddin Wahid ====
{{Main|Wiranto|Salahuddin Wahid|Konvensi Calon Presiden Partai Golongan Karya}}
{| class="wikitable" style="font-size:90%; text-align:center"
| colspan="3" style="text-align:center;" |<big><big><big><big><big>'''Kandidat nomor urut 1'''</big></big></big></big></big>
|-
| colspan="3" style="background:#f1f1f1;" |'''[[Partai Golongan Karya|Pasangan Calon Partai Golongan Karya]]'''
|-
! style="font-size:135%; background:#FFFF00" |[[Wiranto|{{color|black|Wiranto}}]]
! style="font-size:135%; background:#FFFF00" |[[Salahuddin Wahid|{{color|black|Salahuddin Wahid}}]]
| rowspan="2" style="background:#f1f1f1" |'''Partai Politik'''
|- style="color:#000; font-size:100%; "
| style="width:3em; width:200px; background:#FFFFB3" |'''''Calon Presiden'''''
| style="width:3em; width:200px; background:#FFFFB3" |'''''Calon Wakil Presiden'''''
|-
|[[Berkas:KPN Wiranto.png|tepi|pus|195x195px]]
|[[File:Salahuddin_wahid_2004_election.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Salahuddin_wahid_2004_election.jpg|tepi|pus|200x200px]]
| rowspan="2" |{{Legend|#FFFF00|[[Golkar]]}}{{Legend|#054C30|[[Partai Demokrasi Kebangsaan|PDK]]}}{{Legend|#CC1F1D|[[Partai Patriot (Indonesia)|Patriot]]}}
|-
|[[Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan]] (1999–2000)
[[Panglima ABRI|Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (1998–1999)
|Anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (1998–1999)
|-
| colspan="3" |<center>{{Percentage bar|23.82|width=250|c=#FFFF00}}
|-
| colspan="3" |'''[[Kampanye Wiranto-Salahuddin Wahid dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2004|Kampanye]]'''
|}
Golkar sebelumnya telah memenangkan pemilihan legislatif setelah kalah dari PDI-P lima tahun sebelumnya. Golkar mencalonkan Jenderal purnawirawan Wiranto dan Salahuddin Wahid, anggota MPR dan wakil ketua [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]]. Pasangan calon tersebut mendapatkan nomor urut '''1''' pada surat suara.<ref name="Ballot">{{Cite news|date=24 May 2004|title=5 Pasang Capres-Cawapres Peroleh Nomor Urut|url=http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0405/24/utama/1040214.htm|work=[[Kompas]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20040618082422/http://www.kompas.com/kompas-cetak/0405/24/utama/1040214.htm|archive-date=18 June 2004|access-date=10 September 2009}}</ref>
Wiranto merupakan [[Ajudan Presiden Indonesia|Ajudan]] mantan Presiden [[Soeharto]] di tahun 1989-1993. Pada masa tersebut, Wiranto secara cepat naik pangkat hingga mendapatkan pangkat Jenderal dan kemudian menjadi Panglima [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (ABRI).<ref name="AAS 71">{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=71|Ref=none}}</ref> Ketika kerusuhan terjadi di seluruh penjuru negeri di tahun 1998 terhadap kepemimpinan Soeharto, Wiranto menolak untuk mengambil alih kendali untuk menghindari kematian dari para pelajar perguruan tinggi yang sedang berdemonstrasi. Di tahun 1999m selagi [[Timor Timur]] mengadakan referendum secara independen, Wiranto dituduh terlibat dalam kekerasan antar warga Timor Timur bersama para perwira lainnya; namun, [[Interpol]] tidak pernah mengeluarkan surat penangkapan terhadap Wiranto.<ref name="CNN Wiranto">{{Cite news|last=Chew|first=Amy|date=22 December 2003|title=Wiranto emerges as 2004 contender|url=http://edition.cnn.com/2003/WORLD/asiapcf/southeast/12/19/indonesia.wiranto/|publisher=[[CNN]]|access-date=21 June 2009}}</ref> Di bawah Presiden Abdurrahman Wahid, Wiranto menjabat sebagai [[Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan]] namun kemudian diberhentikan. Pada 20 April 2004, Konvensi Golkar memilih untuk mencalonkan Wiranto dibandingkan Ketua DPR Akbar Tanjung dalam pemungutan suara putaran kedua.<ref name="AAS 71" />
Pada 9 Mei, Golkar memilih Salahuddin Wahid (yang juga dikenal sebagai Gus Sholah) sebagai calon wakil presiden setelah didukung oleh kakaknya, Abdurrahman.<ref>{{Cite news|date=10 May 2004|title=Golkar picks Gus Solah as VP candidate|url=http://www.thejakartapost.com/news/2004/05/10/golkar-picks-gus-solah-vp-candidate.html|work=[[The Jakarta Post]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20110607121810/http://www.thejakartapost.com/news/2004/05/10/golkar-picks-gus-solah-vp-candidate.html|archive-date=7 June 2011|access-date=28 June 2009|url-status=dead}}</ref> Dikarenakan Salahuddin juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat [[Nahdlatul Ulama]] (NU), banyak anggita NU mengkritisi pencalonan Salahuddin yang tidak sesuai dengan khittah NU, yang memastikan status NU sebagai organisasi non politik.<ref name="Khittah">{{Cite book|last=Fealy|first=Greg|year=2007|title=Islamic Legitimacy in a Plural Asia|place=London|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-45173-4|editor1-last=Reid|editor1-first=Anthony|editor1-link=Anthony Reid (academic)|page=163|chapter=The political contingency of reform-mindedness in Indonesia's Nahdlatul Ulama: interest politics and the ''Khittah''|editor2-last=Gilsenan|editor2-first=Michael|name-list-style=amp}}</ref> Dengan pencalonan tersebut, pimpinan PKB secara resmi mendukung pasangan Wiranto-Salahuddin pada pemilihan presiden.<ref name="AAS 71" />
Posisi Salahuddin dalam Komite Nasional Hak Asasi Manusia juga membantu reputasi Wiranto. Namun, karena kedua calon berlatar belakang [[Suku Jawa|Jawa]], mereka tidak diharapkan dapat menarik banyak pemilih yang bukan orang Jawa.<ref name="AAS 71" />
==== Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi ====
{{Main|Megawati Soekarnoputri|Hasyim Muzadi}}
{| class="wikitable" style="font-size:90%; text-align:center"
| colspan="3" style="text-align:center;" |<big><big><big><big><big>'''Kandidat nomor urut 2'''</big></big></big></big></big>
|-
| colspan="3" style="background:#f1f1f1;" |'''[[PDI-P|Pasangan Calon Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]'''
|-
! style="font-size:135%; background:#DB2016" |[[Hasyim Muzadi|{{color|white|Hasyim Muzadi}}]]
| rowspan="2" style="background:#f1f1f1" |'''Partai Politik'''
|- style="color:#000; font-size:100%; "
| style="width:3em; width:200px; background:#FF9EA6" |'''''Calon Presiden'''''
| style="width:3em; width:200px; background:#FF9EA6" |'''''Calon Wakil Presiden'''''
|-
|[[Berkas:Megawati Sukarnoputri in hijab (cropped).png|tepi|pus|191x191px]]
|[[Berkas:Hasyim Muzadi Cawapres.jpeg|tepi|pus|191x191px]]
| rowspan="2" |{{Legend|#DB2016|[[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]]}}{{Legend|#7B007D|[[Partai Damai Sejahtera Pembaharuan|PDS]]}}
|-
|[[Presiden Indonesia]] Ke-5 (2001–2004)
|Ketua Umum [[Nahdlatul Ulama]] (1999–2010)
|-
| colspan="3" |<center>{{Percentage bar|22.18|width=250|c=#DB2016}}
|-
| colspan="3" |'''[[:en:Megawati_Sukarnoputri_2004_presidential_campaign|Kampanye]]'''
|}
Presiden petahana Megawati Soekarnoputri merupakan kandidat terkuat PDI-P. Megawati dipasangkan dengan calon wakil presiden [[Hasyim Muzadi]], ketua umum organisasi Islam terbesar di Indonesia, [[Nahdlatul Ulama]] (NU). Pasangan calon tersebut mendapatkan nomor urut '''2''' pada surat suara.<ref name="Ballot" />
Menurut laporan yang dirilis oleh [[:en:National_Democratic_Institute_for_International_Affairs|National Democratic Institute for International Affairs]], Megawati memiliki "beban unik karena menjadi satu-satunya kandidat dalam pemilu yang bertanggung jawab atas situasi saat ini yang tidak disukai oleh sebagian besar pemilih" walaupun beberapa calon lain juga merupakan bagian dari pemerintahan tersebut.<ref name="NDI">{{Cite journal|date=June 2004|title=The People's Voice: Presidential Politics and Voter Perspectives in Indonesia|url=http://www.ndi.org/files/1729_id_focusgroups.pdf|publisher=[[National Democratic Institute for International Affairs]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20081129125402/http://www.ndi.org/files/1729_id_focusgroups.pdf|archive-date=29 November 2008|access-date=28 June 2009|url-status=dead}}</ref> Namun, ketidakpuasan masyarakat terhadap kepresidenannya terutama disebabkan oleh kegagalan pemerintah mengkomunikasikan pencapaian Megawati dibandingkan dengan keadaan negaran itu sendiri.<ref name="AAS 91">{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|p=91|Ref=none}}</ref> PDI-P berada di posisi kedua perolehan suara terbanyak pada pemilihan legislatif dengan 18.5% suara, berkurang setengah dari 33.7% yang PDI-P raih di tahun 1999.<ref name="AAS 22">{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=22|Ref=none}}</ref>
Hasyim Muzadi sebelumnya telah disebut sebagai kandidat pasangan bagi Megawati sejak November 2003.<ref>{{Cite news|last=Pereira|first=Derwin|date=7 November 2003|title=Who will be Mega's running mate?|work=[[The Straits Times]]}}</ref> Pencalonan Hasyim secara resmi diumumkan oleh Megawati pada 6 Mei.<ref>{{Cite news|date=6 May 2004|title=Megawati Memilih Hasyim Muzadi Sebagai Calon Wakil Presiden|url=http://www.voanews.com/indonesian/archive/2004-05/a-2004-05-06-10-1.cfm|language=id|publisher=[[Voice of America]]|access-date=28 June 2009}}</ref> Sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Nahdlalut Ulama, Hasyim juga dikritisi oleh banyak anggota NU karena tidak patuh terhadap khittah organisasi dan prinsip netralitas NU dalam politik.<ref name="Khittah" /> Cendekiawan Muslim [[Nurcholish Madjid]] mendesak Hasyim untuk mundur dari posisi ketua umum setelah pengumuman pencalonannya.<ref>{{Cite news|last=Arvian|first=Yandhrie|date=6 May 2004|title=Cak Nur: Hasyim Muzadi Khianati Khitah NU|url=http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/05/06/brk,20040506-23,id.html|work=[[Tempo magazine (Indonesia)|Tempo]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20080908052913/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/05/06/brk,20040506-23,id.html|archive-date=8 September 2008|access-date=28 June 2009|url-status=dead}}</ref>
Kedua kandidat memiliki latar belakang Jawa yang tidak diharapkan dapat menarik banyak pemilih yang bukan orang Jawa.<ref name="AAS 71" /> Namun, status pasangan calon sebagai warga biasa menarik dukungan dari masyarakat yang tidak mendukung calon dengan latar belakang militer, dan keduanya diperkirakan dapat menarik suara dari pemilih sekuler dan religius.<ref name="AAS 72">{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=72|Ref=none}}</ref>
==== Amien Rais dan Siswono Yudo Hudono ====
{| class="wikitable" style="font-size:90%; text-align:center"
| colspan="3" style="text-align:center;" |<big><big><big><big><big>'''Kandidat nomor urut 3'''</big></big></big></big></big>
|-
| colspan="3" style="background:#f1f1f1;" |'''[[Partai Amanat Nasional|Pasangan Calon Partai Amanat Nasional]]'''
|-
! style="font-size:135%; background:#0054A3" |[[Amien Rais|{{color|white|Amien Rais}}]]
! style="font-size:135%; background:#0054A3" |[[Siswono Yudo Husodo|{{color|white|Siswono Yudo Husodo}}]]
| rowspan="2" style="background:#f1f1f1" |'''Partai Politik'''
|- style="color:#000; font-size:100%; "
| style="width:3em; width:200px; background:#66BAFF" |'''''Calon Presiden'''''
| style="width:3em; width:200px; background:#66BAFF" |'''''Calon Wakil Presiden'''''
|-
|[[File:Amien_Rais_2.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Amien_Rais_2.jpg|tepi|pus|200x200px]]
|[[File:Sixth_Development_Cabinet_Poster_(Siswono_Yudo_Husodo).jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Sixth_Development_Cabinet_Poster_(Siswono_Yudo_Husodo).jpg|tepi|pus|200x200px]]
| rowspan="2" |{{Legend|#0054A3|[[Partai Amanat Nasional|PAN]]}}{{Legend|#000000|[[Partai Keadilan Sejahtera|PKS]]}}{{Legend|#BCDA00|[[Partai Bintang Reformasi|PBR]]}}{{Legend|#85011F|[[Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia|PNBK]]}}{{Legend|#A50005|[[Partai Nasional Indonesia Marhaenisme|PNIM]]}}{{Legend|#000080|[[Partai Buruh (Indonesia, 1998)|PBSD]]}}
|-
|Ketua [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia 2019–2024|Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (1999–2004)
|[[Daftar Menteri Transmigrasi Indonesia|Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan]] (1993–1998)
|-
| colspan="3" |<center>{{Percentage bar|20.55|width=250|c=#0054A3}}
|-
| colspan="3" |'''[[:en:Amien_Rais_2004_presidential_campaign|Kampanye]]'''
|}
PAN mencalonkan Amien Rais, ketua MPR, sebagai calon presiden mereka. Amien Rais didampingi oleh Siswono Yudo Husodo. Pasangan calon tersebut mendapatkan nomor urut '''3''' pada surat suara.<ref name="Ballot" />
Amien Rais sebelumnya pernah menjabat sebagai ketua [[Muhammadiyah]]. Tetapi, walaupun dengan latar belakang pernah memimpin organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, PAN yang didirikan oleh Amien Rais setelah pengunduran diri Presiden Soeharto sebagai sebuah partai politik bukan berasaskan keagamaan. Amien Rais kemudian menjadi figur berpengaruh pada awal masa reformasi dan pada akhirnya terpilih untuk memimpin MPR.<ref name="AAS 12">{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=12|Ref=none}}</ref> Diantara para pemilih, Amien Rais dipandang sebagai kandidat yang tidak memiliki hubungan dengan [[Korupsi di Indonesia|korupsi]] yang menjadi wabah di dalam pemerintahan Indonesia. Para pemilih juga menganggap Amien Rais sebagai seseorang yang ambisius dan dikenal sebagai seorang [[orator]].<ref name="NDI" /> Partai PAN pimpinan Amien Rais menerima 6.4% suara pada pemilihan umum legislatif.<ref name="AAS 22" />
Di sisi lain, Siswono Yudo Husodo merupakan figur baru dalam dunia politik. Ia menjabat sebagai ketua [[Himpunan Kerukunan Tani Indonesia]] (HKTI) dan beberapa posisi menteri pada akhir masa kepresidenan Soeharto.<ref name="AAS 72" /> Siswono merupakan kandidat dengan kekayaan terbanyak di antara kandidat calon presiden dan wakil presiden menurut laporan dari [[Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia|Komisi Pemberantasan Korupsi]] (KPK).<ref>{{Cite news|last=Sri Saraswati|first=Muninggar|date=3 July 2004|title=Siswono the richest, Amien poorest candidate|url=http://www.thejakartapost.com/news/2004/07/03/siswono-richest-amien-poorest-candidate.html|work=[[The Jakarta Post]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20110607121831/http://www.thejakartapost.com/news/2004/07/03/siswono-richest-amien-poorest-candidate.html|archive-date=7 June 2011|access-date=29 June 2009|url-status=dead}}</ref>
Seperti Megawati dan Hasyim, Amien dan Siswono tidak diharapkan dapat menarik banyak pemilih yang bukan orang Jawa. Kedua pasangan calon tersebut juga didukung oleh PKS, partai ketujuh yang berhak untuk mencalonkan pasangan calon presiden dan wakil presiden namun tidak mencalonkan, bersama dengan partai politik kecil lainnya.<ref name="AAS 72" />
==== Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla ====
{| class="wikitable" style="font-size:90%; text-align:center
| colspan="3" style="text-align:center;" |<big><big><big><big><big>'''Kandidat nomor urut 4'''</big></big></big></big></big>
|-
| colspan="3" style="background:#f1f1f1;" |'''[[Partai Demokrat|Pasangan Calon Partai Demokrat]]'''
|-
! style="font-size:135%; background:#2643A3" |[[Susilo Bambang Yudhoyono|{{color|white|Susilo Bambang Yudhoyono}}]]
! style="font-size:135%; background:#2643A3" |[[Jusuf Kalla|{{color|white|Jusuf Kalla}}]]
| rowspan="2" style="background:#f1f1f1" |'''Partai Politik'''
|
| style="width:3em; width:200px; background:#66B2FF" |'''''Calon Presiden'''''
| style="width:3em; width:200px; background:#66B2FF" |'''''Calon Wakil Presiden'''''
|-
|[[File:KPN_Susilo_Bambang_Yudhoyono.png|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:KPN_Susilo_Bambang_Yudhoyono.png|tepi|pus|200x200px]]
|[[File:Jusufkalla.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Jusufkalla.jpg|tepi|pus|200x200px]]
| rowspan="2" |{{Legend|#2643A3|[[Partai Demokrat|Demokrat]]}}{{Legend|#005825|[[Partai Bulan Bintang|PBB]]}}{{Legend|#E4000E|[[Partai Keadilan dan Persatuan|PKPI]]}}
|-
|[[Menteri Koordinator Politik dan Keamanan]] (2001–2004)
|[[Menko Kesra|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] (2001–2004)
|-
| colspan="3" |<center>{{Percentage bar|12.36|width=250|c=#2643A3}}
|-
| colspan="3" |'''[[:en:Susilo_Bambang_Yudhoyono_2004_presidential_campaign|Kampanye]]'''
|}
[[File:Yudhoyono_campaign_rally_2004.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Yudhoyono_campaign_rally_2004.jpg|jmpl|Melonjaknya popularitas Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) membantu Partai Demokrat memperoleh 7.45% suara pada pemilihan umum legislatif di bulan April 2004.<ref name="AAS 56">{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=56|Ref=none}}</ref>]]
Partai Demokrat, didukung oleh [[Partai Keadilan dan Persatuan]] (PKPI) dan [[Partai Bulan Bintang]] (PBB), mencalonkan Jenderal (Purn.) [[Susilo Bambang Yudhoyono]] sebagai calon presiden. Ia ditemani oleh Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden, dan keduanya mendapatkan nomor urut '''4''' pada surat suara.<ref name="Ballot" />
Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai menteri pada dua kabinet pemerintahan terakhir. Ketika menjabat sebagai Menteri Politik dan Keamanan di bawah Abdurrahman Wahid, ia menolak perintah untuk mendeklarasikan [[keadaan darurat]] yang seharusnya dapat menghentikan proses legislatif untuk memakzulkan Presiden dan berakhir pada pemecatannya.<ref>{{Harvnb|Ricklefs|2008|p=395|Ref=none}}</ref> Yudhoyono kemudian dicalonkan sebagai wakil presiden setelah MPR menunjuk Megawati sebagai pengganti Abdurrahman Wahid, namun ia kalah suara dari ketua PPP Hamzah Haz dan Ketua DPR Akbar Tanjung.<ref name="AAS 23">{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=23|Ref=none}}</ref> Ia kembali menduduki posisi sebelumnya di kabinet pada masa pemerintahan Megawati namun mengundurkan diri pada 1 Maret 2004 untuk mencalonkan diri pada pemilihan umum sebagai calon presiden.<ref name="AAS 72" /> Partai Demokrat yang didirikan sebagai kendaraan bagi karir politik Yudhoyono oleh tokoh-tokoh nasionalis sekuler yang melihat potensi pada kepemimpinannya,<ref name="AAS 23" /> menerima 7.45% suara dan 10% kursi DPR pada pemilihan umum legislatif di bulan April.<ref name="AAS 22" />
Yudhoyono berpasangan dengan Jusuf Kalla, seorang pebisnis [[Suku Bugis|Bugis]] dan anggota partai Golkar yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah kepemimpinan Megawati.<ref name="AAS 73">{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=73|Ref=none}}</ref> Ia berhasil melakukan mediasi resolusi damai terhadap konflik antar umat beragama antara umat Kristen dan Muslim di [[Sulawesi]] di tahun 2001 dan [[Maluku]] di tahun 2002.<ref>{{Cite news|last1=Muannas|last2=Amir|first2=Syarief|date=20 December 2001|title=Deklarasi Malino Mengakhiri Pertikaian di Poso|url=http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2001/12/20/brk,20011220-26,id.html|work=[[Tempo magazine (Indonesia)|Tempo]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20041130232806/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2001/12/20/brk,20011220-26,id.html|archive-date=30 November 2004|access-date=10 September 2009|url-status=dead}}</ref><ref>{{Cite book|last=Hadi|first=Syamsul|year=2007|title=Disintegrasi Pasca Orde Baru: Negara, Konflik Lokal dan Dinamika Internasional|place=Jakarta|publisher=Centre for International Relations Studies|isbn=978-979-461-624-6|page=179|language=id}}</ref> Kalla bergabung pada tahapan seleksi kandidat calon presiden dari partai Golkar pada Agustus 2002 namun menarik pencalonannya beberapa hari sebelum konvensi partai di bulan April.<ref>{{Cite news|date=7 August 2003|title=Wiranto dan Kalla Maju, Agum Gumelar Mundur|url=http://www.kompas.com/kompas-cetak/0308/07/nasional/480103.htm|work=[[Kompas]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20030808015457/http://www.kompas.com/kompas-cetak/0308/07/nasional/480103.htm|archive-date=8 August 2003|access-date=10 September 2009}}</ref><ref>{{Cite news|date=16 April 2004|title=Kalla Mundur Sebelum Konvensi|url=http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Utama&id=30947|work=Radar Sulteng|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20111008214105/http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Utama&id=30947|archive-date=8 October 2011|access-date=10 September 2009|url-status=dead}}</ref> Beberapa hari kemudian, ia mundur dari posisi menteri di kabinet dan mengumumkan koalisi dengan Yudhoyono.<ref name="AAS 73" /> Kalla sempat berpotensi sebagai kandidat calon wakil presiden mendampingi Megawati.<ref>{{Cite news|date=19 April 2004|title=Blow to Megawati re-election bid|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/3638903.stm|publisher=[[BBC]]|access-date=10 September 2009}}</ref>
Kombinasi dari dua calon dengan latar belakang yang berbeda menambah ketetarikan dari pasangan calon tersebut. Yudhoyono, yang dibesarkan di daerah padat penduduk di Jawa, dilihat sebagai tokoh sekuler dan memiliki latar belakang militer. Di sisi lain, Kalla merupakan seorang muslim yang taat yang dibesarkan di daerah pinggir provinsi Sulawesi Selatan dan berlatar belakang sipil.<ref name="AAS 73" />
==== Hamzah Haz dan Agum Gumelar ====
{| class="wikitable" style="font-size:90%; text-align:center"
| colspan="3" style="text-align:center;" |<big><big><big><big><big>'''Kandidat nomor urut 5'''</big></big></big></big></big>
|-
| colspan="3" style="background:#f1f1f1;" |'''[[Partai Persatuan Pembangunan|Pasangan Calon Partai Persatuan Pembangunan]]'''
|-
! style="
! style="font-size:135%; background:#00A100" |[[Agum Gumelar|{{color|white|Agum Gumelar}}]]
| rowspan="2" style="background:#f1f1f1" |'''Partai Politik'''
|
| style="width:3em; width:200px; background:#4DEE4D" |'''''Calon Presiden'''''
| style="width:3em; width:200px; background:#4DEE4D" |'''''Calon Wakil Presiden'''''
|-
|[[File:Hamzah_Haz_Official_Portrait.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Hamzah_Haz_Official_Portrait.jpg|tepi|pus|200x200px]]
|[[File:Wantimpres_Agum_Gumelar.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Wantimpres_Agum_Gumelar.jpg|tepi|pus|200x200px]]
| rowspan="2" |{{Legend|#00A100|[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]}}
|-
|[[Wakil Presiden Indonesia]] Ke-9 (2001–2004)
|[[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan]] (2001–2004)
|-
| colspan="3" |<center>{{Percentage bar|10.55|width=250|c=#00A100}}
|-
| colspan="3" |'''[[:en:Hamzah_Haz_2004_presidential_campaign|Kampanye]]'''
|}
Wakil Presiden Petahana Hamzah Haz dicalonkan sebagai presiden oleh [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP). Ia ditemani oleh Menteri Perhubungan [[Agum Gumelar]] sebagai calon wakil presiden. Pasangan calon tersebut mendapatkan nomor urut '''5''' pada surat suara.<ref name="Ballot" />
Hamzah Haz terpilih sebagai wakil presiden oleh MPR setelah mengalahkan Ketua DPR Akbar Tanjung ketika MPR memakzulkan Presiden Abdurrahman Wahid dari jabatannya di tahun 2001. Walaupun [[BBC]] melaporkan bahwa Hamzah Haz pernah menyatakan bahwa "tidak ada perempuan yang cocok untuk memimpin negara dengan Muslim terbanyak", ia menjabat sebagai wakil dari presiden perempuan Indonesia pertama. Haz menjabat di kabinet Presiden [[B. J. Habibie]] dan menjadi menteri pertama yang mengundurkan diri pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Hamzah Haz diduga melakukan [[gratifikasi]] dan [[nepotisme]] namun tidak pernah dilakukan investigasi terhadap tuduhan tersebut.<ref>{{Cite news|date=26 July 2001|title=Profile: Hamzah Haz|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/1457865.stm|publisher=[[BBC]]|access-date=12 September 2009}}</ref> Sebagai Wakil Presiden, Haz menjadi pendukung amandemen Konstitusi yang akan memberlakukan [[Syariat Islam]] untuk seluruh Muslim di Indonesia. Namun, partai politik lain dan organisasi Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menolak amandemen tersebut dikarenakan kekhawatiran akan semakin maraknya bentuk Islam [[Ekstremisme|ekstrem]].<ref>{{Harvnb|Ricklefs|2008|p=400|Ref=none}}</ref>
Seorang tokoh yang relatif tidak dikenal di kancah politik, Agum Gumelar menjabat sebagai Menteri Perhubungan di bawah Abdurrahman Wahid dan Megawati.<ref name="AAS 73" /> Pada September 2003, Agum merekomendasikan Susilo Bambang Yudhoyono atau Jusuf Kalla sebagai pasangan Megawati dalam pemilihan presiden setelah memprediksi bahwa PDI-P akan kehilangan sejumlah suara dalam pemilihan legislatif di bulan April. Namun, kedua kandidat tersebut pada akhirnya mencalonkan diri dengan berpasangan satu sama lain, dan Agum menolak tawaran calon wakil presiden dari Amien Rais agar Agum dapat bertahan di kabinet. Ia pada akhirnya menerima tawaran dari pimpinan PPP untuk berpasangan dengan Haz dan mundur dari pemerintahan Megawati.<ref>{{Cite web|last1=Cahyana|first1=Ludhi|last2=Parlan|first2=Tri Mariyani|title=Hamzah Haz dan Agum Gumelar|url=http://www.isai.or.id/?q=node/20|publisher=Institute for the Studies on Free Flow of Information|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20110721063726/http://www.isai.or.id/?q=node%2F20|archive-date=21 July 2011|access-date=12 September 2009|url-status=dead}}</ref>
Kedua kandidat berasal dari luar Jawa; oleh karena itu, mereka berkemungkinan menarik suara dari daerah pemilihan di luar Jawa.<ref name="AAS 73" />
== Masa kampanye ==
=== Isu utama ===
[[Korupsi]], [[kolusi]], dan [[nepotisme]] adalah adalah kekhawatiran yang paling sering disebutkan di kalangan pemilih yang disurvei oleh [[National Democratic Institute for International Affairs]].<ref name="NDI" />
=== Jadwal ===
* 1 Juni 2004: Seluruh calon menanda tangani komitmen kesiapan untuk menerima kemenangan atau kekalahan dan untuk menjalankan kampanye secara adil.<ref name="Menang Kalah">{{Cite news|date=2 June 2004|title=Semua Calon Siap Menang dan Kalah|url=http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0406/02/utama/1059733.htm|work=[[Kompas]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20040622130535/http://www.kompas.com/kompas-cetak/0406/02/utama/1059733.htm|archive-date=22 June 2004|access-date=10 September 2009}}</ref> Masa kampanye dimulai.<ref>{{Cite news|date=27 May 2004|title=Jadwal Kampanye Pemilu Presiden|url=http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/05/27/nrs,20040527-01,id.html|work=[[Tempo magazine (Indonesia)|Tempo]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20090623212306/http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/05/27/nrs,20040527-01,id.html|archive-date=23 June 2009|access-date=21 June 2009|url-status=dead}}</ref>
* 1 Juli 2004: Masa kampanye berakhir.
* 5 Juli 2004: '''Pemilihan putaran pertama'''.
* 20 September 2004: '''Pemilihan putaran kedua'''.
* 4 Oktober 2004: Pengumuman hasil resmi putaran kedua.<ref>{{Cite news|last=Purwanto|date=4 October 2004|title=Presiden Terpilih Ditetapkan Sore Ini|url=http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/10/04/brk,20041004-21,id.html|work=[[Tempo magazine (Indonesia)|Tempo]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20090614234242/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/10/04/brk,20041004-21,id.html|archive-date=14 June 2009|access-date=21 June 2009|url-status=dead}}</ref>
* 20 Oktober 2004: Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
== Hasil ==
[[Berkas:Surat Suara Pilpres 2004.jpg|jmpl|ka|500px|Surat Suara Pemilihan Presiden 2004]]
=== Putaran pertama ===
Mantan menteri keamanan [[Susilo Bambang Yudhoyono]] memenangkan putaran pertama dengan suara 33%. Presiden Petahana [[Megawati Soekarnoputri]] berada di posisi kedua dengan suara 26%, di atas mantan Panglima ABRI [[Wiranto]] yang mendapatkan suara 22%. Yudhoyono tidak mendapatkan hasil seperti yang diperkirakan oleh poling pendapat, namun Megawati lebih baik dari poling tersebut. Alasan mengapa hal tersebut terjadi salah satunya disebabkan oleh Yudhoyono yang tidak memiliki mesin partai nasional, seperti Megawati dengan PDI-P dan Wiranto dengan Golkar.{{Citation needed|date=June 2009}}
Pemilu putaran pertama diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004, dan diikuti oleh 5 pasangan calon. Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan pada tanggal 26 Juli 2004, dari 153.320.544 orang pemilih terdaftar, 122.293.844 orang (79,76%) menggunakan hak pilihnya. Jumlah tersebut menjadi tantangan besar bagi penyelenggara, ditambah lagi adanya masalah dengan surat suara. Para pemilih menggunakan hak pilihnya dengan mencoblos surat suara pada foto pasangan calon yang mereka pilih menggunakan paku. Dikarenakan surat suara yang diberikan kepada pemilih dilipat menjadi dua, banyak surat pemilih mencoblos tanpa membuka lipatan surat suara tersebut, menjadikan surat suara tersebut memiliki dua lubang dan tidak sah. Ratusan ribu surat suara tersebut dinyatakan tidak sah sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan bahwa surat suara tersebut sah.<ref>{{Cite news|last=Harsono|first=Andreas|date=8 July 2004|title=Megawati Crawls in While Wiranto Cries Foul|url=http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=3657|work=[[The Irrawaddy]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20100811195324/http://irrawaddy.org/article.php?art_id=3657|archive-date=11 August 2010|access-date=21 June 2009|url-status=dead}}</ref> Adanya situasi tersebut menyebabkan harus dilakukannya penghitungan ulang di banyak tempat, memperlambat penghitungan dan menimbulkan kekhawatiran akan adanya sengketa hasil pemilihan.
==== Hasil Nasional ====
Dari total jumlah suara, 119.656.868 suara (97,84%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:
[[Berkas:Map of 2004 Indonesian Presidential Election (1st Round) - Provinces.svg|jmpl|600px|pus|Hasil putaran pertama: calon dengan mayoritas suara di setiap [[daftar provinsi di Indonesia|provinsi]]. SBY-JK: <span style="color:#191970;">biru</span>; Mega-Hasyim: <span style="color:#8b0000;">merah</span>; Wiranto-Salahuddin: <span style="color:yellow;">kuning</span>; Amien-Siswono: <span style="color:#9ec7f3;">biru muda</span>.]]{{Election results|cand1=[[Susilo Bambang Yudhoyono]]|vp1=[[Jusuf Kalla]]|party1=[[Partai Demokrat]]|votes1=39838184|votes1_2=69266350|cand2=[[Megawati Sukarnoputri]]|vp2=[[Hasyim Muzadi]]|party2=[[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]|votes2=31569104|votes2_2=44990704|cand3=[[Wiranto]]|vp3=[[Salahuddin Wahid]]|party3=[[Partai Golongan Karya|Partai Golongan Karya]]|votes3=26286788|cand4=[[Amien Rais]]|vp4=[[Siswono Yudo Husodo]]|party4=[[Partai Amanat Nasional]]|votes4=17392931|cand5=[[Hamzah Haz]]|vp5=[[Agum Gumelar]]|party5=[[Partai Persatuan Pembangunan]]|votes5=3569861|invalid=2636976|invalid2=2405646|electorate=155048803|electorate2=155048803|source=[https://www.electionguide.org/elections/id/1936/ IFES], [https://www.electionguide.org/elections/id/1938/ IFES]}}
==== Hasil Provinsi ====
{| class="wikitable" style="text-align:right; font-size: 0.9em;"
! rowspan="3" |Provinsi
! colspan="2" |SBY-JK
! colspan="2" |Mega-Hasyim
! colspan="2" |Wiranto-Wahid
! colspan="2" |Amien-Siswono
! colspan="2" |Hamzah-Agum
|-
! colspan="2" style="background:{{party color|Democratic Party (Indonesia)}};" |
! colspan="2" style="background:{{party color|Indonesian Democratic Party of Struggle}};" |
! colspan="2" style="background:{{party color|Golkar}};" |
|-
!Suara
!%
!Suara
!%
!Suara
!%
!Suara
!%
!Suara
!%
|-
| align="left" |[[Aceh]]
|519,197
|24.39
|120,226
|5.65
|204,534
|9.61
|'''1,195,823'''
|'''56.18'''
|88,836
|4.17
|-
| align="left" |[[Sumatera Utara]]
|1,523,612
|27.23
|'''2,233,777'''
|'''39.92'''
|934,213
|16.69
|798,790
|14.27
|105,687
|1.89
|-
| align="left" |[[Sumatera Barat]]
|518,648
|25.30
|121,254
|5.92
|610,847
|29.80
|'''741,811'''
|'''36.19'''
|57,228
|2.79
|-
| align="left" |[[Riau]]
|'''677,761'''
|'''32.52'''
|460,328
|22.09
|504,017
|24.19
|397,761
|19.09
|44,092
|2.12
|-
| align="left" |[[Jambi]]
|'''520,145'''
|'''38.73'''
|273,925
|20.39
|364,651
|27.15
|155,974
|11.61
|28,437
|2.12
|-
| align="left" |[[Sumatera Selatan]]
|'''1,241,095'''
|'''36.49'''
|1,127,608
|33.15
|640,294
|18.82
|341,716
|10.05
|50,644
|1.49
|-
| align="left" |[[Bengkulu]]
|196,057
|26.51
|155,657
|21.04
|'''253,986'''
|'''34.34'''
|121,483
|16.42
|12,480
|1.69
|-
| align="left" |[[Lampung]]
|'''1,430,729'''
|39.45
|896,581
|24.72
|881,715
|24.31
|359,285
|9.91
|58,297
|1.61
|-
| align="left" |[[Kepulauan Bangka Belitung]]
|165,657
|33.26
|'''179,777'''
|'''36.09'''
|82,250
|16.51
|58,759
|11.80
|11,656
|2.34
|-
| align="left" |[[Kepulauan Riau]]
|'''224,334'''
|'''37.56'''
|153,138
|25.64
|81,816
|13.70
|128,551
|21.52
|9,437
|1.58
|-
| align="left" |[[DKI Jakarta]]
|'''1,988,306'''
|'''38.23'''
|1,172,891
|22.66
|499,455
|9.97
|1,415,582
|26.64
|121,924
|2.50
|-
| align="left" |[[Jawa Barat]]
|'''7,100,175'''
|'''32.41'''
|5,095,705
|23.26
|5,341,526
|24.38
|3,562,173
|16.26
|810,519
|3.70
|-
| align="left" |[[Jawa Tengah]]
|5,276,432
|28.90
|'''5,807,127'''
|'''31.81'''
|3,943,032
|21.60
|2,409,138
|13.20
|820,273
|4.49
|-
| align="left" |[[Yogyakarta]]
|'''576,012'''
|'''28.05'''
|557,133
|27.13
|334,067
|16.27
|558,068
|27.18
|28,293
|1.38
|-
| align="left" |[[Jawa Timur]]
|'''7,458,399'''
|'''35.63'''
|5,896,278
|28.17
|5,076,454
|24.25
|1,902,254
|9.09
|599,806
|2.87
|-
| align="left" |[[Banten]]
|'''1,706,548'''
|'''35.61'''
|1,193,414
|24.90
|922,299
|19.25
|796,758
|16.63
|172,971
|3.61
|-
| align="left" |[[Bali]]
|654,127
|32.08
|'''1,115,788'''
|'''54.72'''
|210,784
|10.34
|48,472
|2.38
|9,791
|0.48
|-
| align="left" |[[Nusa Tenggara Barat]]
|715,838
|33.03
|223,204
|10.30
|'''723,484'''
|'''33.39'''
|436,073
|20.12
|68,382
|3.16
|-
| align="left" |[[Nusa Tenggara Timur]]
|312,777
|14.50
|'''1,344,116'''
|'''62.32'''
|432,823
|20.07
|58,341
|2.70
|8,757
|0.41
|-
| align="left" |[[Kalimantan Barat]]
|477,724
|23.73
|'''821,577'''
|'''40.81'''
|415,492
|20.64
|185,097
|9.19
|113,244
|5.63
|-
| align="left" |[[Kalimantan Tengah]]
|'''303,123'''
|'''34.37'''
|296,335
|33.60
|170,193
|19.29
|88,439
|10.03
|23,976
|2.72
|-
| align="left" |[[Kalimantan Selatan]]
|'''600,156'''
|'''37.30'''
|211,881
|13.17
|353,732
|21.98
|339,993
|21.13
|103,429
|6.43
|-
| align="left" |[[Kalimantan Timur]]
|'''558,900'''
|'''39.08'''
|337,458
|23.60
|246,715
|17.25
|255,665
|17.88
|31,459
|2.20
|-
| align="left" |[[Sulawesi Utara]]
|355,436
|28.28
|389,135
|30.96
|'''451,663'''
|'''35.93'''
|47,309
|3.76
|13,380
|1.06
|-
| align="left" |[[Sulawesi Tengah]]
|'''539,624'''
|'''43.71'''
|119,917
|9.71
|455,167
|36.87
|101,877
|8.25
|17,865
|1.45
|-
| align="left" |[[Sulawesi Selatan]]
|'''2,854,774'''
|'''64.17'''
|381,385
|8.57
|678,445
|15.25
|476,483
|10.71
|57,728
|1.30
|-
| align="left" |[[Sulawesi Tenggara]]
|'''398,544'''
|'''41.72'''
|108,905
|11.40
|361,386
|37.83
|74,496
|7.80
|11,907
|1.25
|-
| align="left" |[[Gorontalo]]
|31,210
|5.94
|39,647
|7.55
|'''402,162'''
|'''76.57'''
|39,569
|7.53
|12,624
|2.40
|-
| align="left" |[[Maluku]]
|100,748
|14.24
|269,611
|38.10
|'''288,091'''
|'''40.71'''
|40,392
|5.71
|8,887
|1.26
|-
| align="left" |[[Maluku Utara]]
|102,353
|22.07
|98,459
|21.23
|'''181,373'''
|'''39.10'''
|75,404
|16.26
|6,272
|1.35
|-
| align="left" |[[Irian Jaya Barat]]
|'''148,675'''
|'''47.80'''
|102,191
|32.85
|38,425
|12.35
|18,221
|5.86
|3,538
|1.14
|-
| align="left" |[[Papua]]
|'''465,424'''
|'''46.75'''
|202,295
|20.32
|157,702
|15.84
|126,429
|12.70
|43,776
|4.40
|-
| align="left" |Luar Negeri
|'''95,644'''
|'''37.80'''
|62,381
|24.65
|43,995
|17.39
|36,745
|14.52
|14,266
|5.64
|- class="sortbottom"
| align="left" |Total
|'''39,838,184'''
|'''33.57'''
|'''31,569,104'''
|'''26.61'''
|26,286,788
|22.15
|17,392,931
|14.66
|3,569,861
|3.01
|-
! colspan="11" |
|-
| colspan="11" align="left" |Sumber: Statistik Indonesia;<ref>{{Cite journal|date=13 February 2013|title=Number of Presidential and Vice Presidential Election Votes in The First Round, 2004 and 2009 (Indonesia)|url=https://www.neliti.com/publications/51367/number-of-presidential-and-vice-presidential-election-votes-in-the-first-round-2|archive-url=https://web.archive.org/web/20210414071240/https://www.neliti.com/publications/51367/number-of-presidential-and-vice-presidential-election-votes-in-the-first-round-2|archive-date=14 April 2021|access-date=14 April 2021|url-status=live|website=Neliti}}</ref> Ananda, Arifin & Suryadinata<ref>{{Cite book|last1=Ananta|first1=Aris|last2=Arifin|first2=Evi Nurvidya|last3=Suryadinata|first3=Leo|year=2005|title=Emerging Democracy in Indonesia|url=https://archive.org/details/emergingdemocrac0000anan|location=Singapore|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=981-230-323-5|pages=[https://archive.org/details/emergingdemocrac0000anan/page/80 80]–83}}</ref>
|}
Wiranto menolak untuk menerima hasil pemilihan dan melakukan gugatan kepada [[Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia|Mahkamah Konstitusi]]. Wiranto dan Salahuddin berargumen bahwa dikarenakan ketidakcocokan penghitungan surat suara oleh KPU, mereka kehilangan 5,434,660 suara dari dua puluh enam provinsi. Hasil pemungutan suara tersebut akan membuat total suara populer pasangan tersebut lebih tinggi dibandingkan Megawati dan Hasyim, sehingga menempatkan pasangan Wiranto dan Salahuddin pada putaran kedua. Namun, Mahkamah memutuskan pada 10 Agustus tidak ditemukan kejanggalan dan menguatkan penghitungan akhir KPU.<ref>{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=69|Ref=none}}</ref>
Karena tidak ada satu pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua, yakni SBY-JK dan Mega
===
Pemilu putaran kedua diselenggarakan pada tanggal [[20 September]] [[2004]] dengan calon pasangan sebagai berikut:
==== Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi ====
{| class="wikitable" style="font-size:90%; text-align:center"
| colspan="3" style="text-align:center;" |<big><big><big><big><big>'''02'''</big></big></big></big></big>
|-
| colspan="3" style="background:#f1f1f1;" |'''[[PDI-P|Pasangan Calon Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]'''
|-
! style="font-size:135%; background:#DB2016" |[[Megawati Soekarnoputri|{{color|white|Megawati Sukarnoputri}}]]
! style="font-size:135%; background:#DB2016" |[[Hasyim Muzadi|{{color|white|Hasyim Muzadi}}]]
| rowspan="2" style="background:#f1f1f1" |'''Partai Politik'''
|- style="color:#000; font-size:100%; "
| style="width:3em; width:200px; background:#FF9EA6" |'''''Calon Presiden'''''
| style="width:3em; width:200px; background:#FF9EA6" |'''''Calon Wakil Presiden'''''
|-
|[[Berkas:Megawati Sukarnoputri in hijab (cropped).png|tepi|pus|191x191px]]
|[[Berkas:Hasyim Muzadi Cawapres.jpeg|tepi|pus|191x191px]]
| rowspan="2" |{{Legend|#DB2016|[[Indonesian Democratic Party of Struggle|PDI-P]]}}{{Legend|#FFFF00|[[Golkar]]}}{{Legend|#00A100|[[United Development Party|PPP]]}}{{Legend|#BCDA00|[[Reform Star Party|PBR]]}}{{Legend|#7B007D|[[Prosperous Peace Party|PDS]]}}{{Legend|#335500|[[Partai Karya Peduli Bangsa|PKPB]]}}{{Legend|#A50005|[[Indonesian National Party Marhaenism|PNIM]]}}
|-
|[[Presiden Indonesia]] Ke-5 (2001–2004)
|Ketua Umum [[Nahdlatul Ulama]] (1999–2010)
|}
Pada 1 Agustus 2004, [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]] yang sebelumnya mengusung pasangan Hamzah-Agum memutuskan untuk mendukung pasangan calon Megawati-Hasyim setelah mereka mengadakan rapat pleno dewan pimpinan pusat partai di Jakarta. Hamzah Haz mengatakan bahwa jika pasangan Mega-Hasyim kalah pada putaran kedua, PPP akan beroposisi, dan tidak akan ada orang PPP yang masuk dalam pemerintahan. KH Alawy Muhammad, petinggi PPP menyatakan bahwa dukungan PPP untuk Megawati memiliki ketentuan. Ketentuan tersebut diantaranya adalah Megawati harus berkomitmen untuk umat Islam, dan mengeluarkan [[Abu Bakar Ba'asyir|Abu Bakar Ba’asyir]] sebelum pemilihan presiden putaran kedua dan sebelum ada bukti.<ref>{{Cite web|title=PPP dukung Megawati dengan syarat – DW – 01.08.2004|url=https://www.dw.com/id/ppp-dukung-megawati-dengan-syarat/a-2952657|website=dw.com|language=id|access-date=2024-01-01}}</ref><ref>{{Cite web|title=PPP Dukung Mega-Hasyim|url=https://news.detik.com/berita/d-184421/ppp-dukung-mega-hasyim|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-01-01}}</ref> Dukungan PPP terhadap Mega-Hasyim menuai perpecahan dalam internal pendukung PPP, sebagian kader PPP menolak untuk mendukung Megawati dikarenakan adanya rekomendasi ulama yang mengharamkan memilih pemimpin perempuan.<ref>{{Cite web|date=2004-08-20|title=Sebagian PPP Menolak Dukung Mega-Hasyim|url=https://nasional.tempo.co/read/46745/sebagian-ppp-menolak-dukung-mega-hasyim|website=Tempo|language=en|access-date=2024-01-01}}</ref>
Setelah Wiranto-Wahid hanya mampu memperoleh suara terbanyak ketiga pada pemilihan presiden putaran pertama, dan setelah ditolaknya gugatan sengketa hasil pemilihan presiden putaran pertama oleh Mahkamah Konstitusi. Pada 16 Agustus 2004 [[Partai Golongan Karya|Golkar]] memutuskan untuk bergabung ke dalam koalisi [[PDI-P]] dan mendukung pasangan Megawati-Hasyim.<ref>{{Cite web|date=2004-08-16|title=Golkar Putuskan Dukung Megawati - 2004-08-16|url=https://www.voaindonesia.com/a/a-32-a-2004-08-16-1-1-85417887/65888.html|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2024-01-01}}</ref> Sebelumnya, terjadi perbedaan opini di internal partai untuk mendukung pasangan SBY-JK, di mana Jusuf Kalla merupakan kader dari partai Golkar. Atau mendukung pasangan Mega-Hasyim di mana sebelumnya partai Golkar pernah bekerja sama dengan PDI-P dalam pemerintahan.<ref>{{Cite web|title=Golkar terpecah antara Megawati dan SBY|url=https://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2004/08/printable/040809_golkarpecahsw.shtml|website=www.bbc.co.uk|access-date=2024-01-01}}</ref>
Koalisi Mega-Hasyim pada pemilihan putaran kedua kemudian dilengkapi oleh [[Partai Karya Peduli Bangsa]] (PKPB) pada 18 Agustus.<ref>{{Cite web|title=Dukung Mega-Hasyim, PKPB Ngaku Tidak Bawa Misi Cendana|url=https://news.detik.com/berita/d-193157/dukung-mega-hasyim-pkpb-ngaku-tidak-bawa-misi-cendana|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-01-01}}</ref> [[Partai Bintang Reformasi]] (PBR) menyatakan dukungannya kepada Mega-Hasyim pada 20 Agustus 2004 setelah melakukan pemungutan suara pada internal partai.<ref>{{Cite web|date=2004-08-23|title=PBR Resmi Dukung Mega-Hasyim|url=https://nasional.tempo.co/read/46879/pbr-resmi-dukung-mega-hasyim|website=Tempo|language=en|access-date=2024-01-01}}</ref> Partai terakhir yang menyatakan dukungannya pada pasangan Mega-Hasyim adalah [[Partai Nasional Indonesia Marhaenisme]] (PNIM) yang didirikan oleh adik Mega, [[Sukmawati Soekarnoputri]].
==== Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla ====
{| class="wikitable" style="font-size:90%; text-align:center"
| colspan="3" style="text-align:center;" |<big><big><big><big><big>'''04'''</big></big></big></big></big>
|-
| colspan="3" style="background:#f1f1f1;" |'''[[Partai Demokrat|Pasangan Calon Partai Demokrat]]'''
|-
! style="font-size:135%; background:#2643A3" |[[Susilo Bambang Yudhoyono|{{color|white|Susilo Bambang Yudhoyono}}]]
! style="font-size:135%; background:#2643A3" |[[Jusuf Kalla|{{color|white|Jusuf Kalla}}]]
| rowspan="2" style="background:#f1f1f1" |'''Partai Politik'''
|- style="color:#000; font-size:100%; "
| style="width:3em; width:200px; background:#66B2FF" |'''''Calon Presiden'''''
| style="width:3em; width:200px; background:#66B2FF" |'''''Calon Wakil Presiden'''''
|-
|[[File:KPN_Susilo_Bambang_Yudhoyono.png|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:KPN_Susilo_Bambang_Yudhoyono.png|tepi|pus|200x200px]]
|[[File:Jusufkalla.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Jusufkalla.jpg|tepi|pus|200x200px]]
| rowspan="2" |{{Legend|#2643A3|[[Democratic Party (Indonesia)|Demokrat]]}}{{Legend|#008000|[[Partai Kebangkitan Bangsa|PKB]]}}{{Legend|#000000|[[Partai Keadilan Sejahtera|PKS]]}}{{Legend|#0054A3|[[National Mandate Party|PAN]]}}{{Legend|#005825|[[Crescent Star Party (Indonesia)|PBB]]}}{{Legend|#E4000E|[[Indonesian Justice and Unity Party|PKPI]]}}
|-
|[[Menteri Koordinator Politik dan Keamanan]] (2001–2004)
|[[Menko Kesra|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] (2001–2004)
|}
Setelah kekalahan pada putaran pertama, Amien Rais dan PAN memutuskan untuk bersikap netral pada putaran kedua. Namun ia tidak membantah bahwa sebagian besar kader PAN mendukung pasangan SBY-JK.<ref>{{Cite web|title=Amien Rais: Anggota PAN Dukung SBY|url=https://news.detik.com/berita/d-206975/amien-rais-anggota-pan-dukung-sby|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-01-02}}</ref><ref>{{Cite web|title=AM Fatwa: 85% warga PAN dukung SBY-JK|url=https://news.detik.com/berita/d-204550/am-fatwa-85-warga-pan-dukung-sby-jk|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-01-02}}</ref> Di sisi lain, PKS dan PBB secara resmi mendukung SBY-JK setelah sebelumnya berkoalisi dengan PAN.<ref name=":0">{{Cite web|title=Kini SBY dan Mega Tinggal Tunggu Keputusan PKB|url=https://news.detik.com/berita/d-199164/kini-sby-dan-mega-tinggal-tunggu-keputusan-pkb|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-01-02}}</ref> PKB, yang sebelumnya diperintahkan oleh Abdurrahman Wahid untuk tidak mendukung salah satu pasangan calon pada pemilihan putaran pertama dikarenakan tidak lolosnya Abdurrahman Wahid sebagai salah satu pasangan calon akibat tidak lolos tes kesehatan, menjadi partai terakhir yang memutuskan sikap untuk mendukung SBY-JK.<ref name=":0" />
==== Hasil ====
Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan pada tanggal 4 Oktober 2004, dari 150.644.184 orang pemilih terdaftar, 116.662.705 orang (77,44%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 114.257.054 suara (97,94%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:
[[Berkas:Map of 2004 Indonesian Presidential Election (2nd Round) - Provinces.svg|jmpl|600px
{| class=wikitable
Baris 393 ⟶ 781:
|-
|| 4. || Susilo Bambang Yudhoyono {{br}} Muhammad Jusuf Kalla || 69.266.350 || 60,62%
|}
{| class="wikitable" style="text-align:right; font-size: 0.9em;"
! rowspan="3" |Provinsi
! colspan="2" |SBY-JK
! colspan="2" |Mega-Hasyim
|-
! colspan="2" style="background:{{party color|Democratic Party (Indonesia)}};" |
! colspan="2" style="background:{{party color|Indonesian Democratic Party of Struggle}};" |
|-
!Suara
!%
!Suara
!%
|-
| align="left" |[[Aceh]]
|'''1,561,156'''
|'''77.10'''
|463,769
|22.90
|-
| align="left" |[[Sumatera Utara]]
|'''2,808,212'''
|'''52.61'''
|2,530,065
|47.39
|-
| align="left" |[[Sumatera Barat]]
|'''1,585,796'''
|'''83.77'''
|307,196
|16.23
|-
| align="left" |[[Riau]]
|'''1,719,016'''
|'''50.99'''
|1,652,302
|49.01
|-
| align="left" |[[Jambi]]
|'''1,309,245'''
|'''65.79'''
|680,707
|34.21
|-
| align="left" |[[Sumatera Selatan]]
|'''444,156'''
|'''61.71'''
|275,632
|38.29
|-
| align="left" |[[Bengkulu]]
|'''2,165,778'''
|'''60.61'''
|1,407,236
|39.39
|-
| align="left" |[[Lampung]]
|'''233,454'''
|'''51.29'''
|221,715
|48.71
|-
| align="left" |[[Kepulauan Bangka Belitung]]
|'''367,374'''
|'''65.33'''
|194,933
|34.67
|-
| align="left" |[[Kepulauan Riau]]
|'''917,952'''
|'''69.52'''
|402,542
|30.48
|-
| align="left" |[[DKI Jakarta]]
|'''3,392,663'''
|'''69.21'''
|1,509,402
|30.79
|-
| align="left" |[[Jawa Barat]]
|'''13,186,776'''
|'''62.76'''
|7,825,251
|37.24
|-
| align="left" |[[Jawa Tengah]]
|'''8,991,744'''
|'''51.67'''
|8,409,066
|48.33
|-
| align="left" |[[Yogyakarta]]
|'''1,151,043'''
|'''59.69'''
|777,467
|40.31
|-
| align="left" |[[Jawa Timur]]
|'''12,150,901'''
|'''59.65'''
|8,217,996
|40.35
|-
| align="left" |[[Banten]]
|'''2,913,659'''
|'''62.76'''
|1,728,732
|37.24
|-
| align="left" |[[Bali]]
|755,432
|37.73
|'''1,246,521'''
|'''62.27'''
|-
| align="left" |[[Nusa Tenggara Barat]]
|'''1,563,494'''
|'''74.96'''
|522,411
|25.04
|-
| align="left" |[[Nusa Tenggara Timur]]
|590,459
|28.07
|'''1,513,088'''
|'''71.93'''
|-
| align="left" |[[Kalimantan Barat]]
|962,365
|49.98
|'''963,065'''
|'''50.02'''
|-
| align="left" |[[Kalimantan Tengah]]
|'''474,839'''
|'''55.90'''
|374,546
|44.10
|-
| align="left" |[[Kalimantan Selatan]]
|'''1,096,637'''
|'''73.30'''
|399,528
|26.70
|-
| align="left" |[[Kalimantan Timur]]
|'''856,365'''
|'''63.97'''
|482,247
|36.03
|-
| align="left" |[[Sulawesi Utara]]
|'''686,688'''
|'''56.72'''
|523,903
|43.28
|-
| align="left" |[[Sulawesi Tengah]]
|'''933,261'''
|'''77.96'''
|263,813
|22.04
|-
| align="left" |[[Sulawesi Selatan]]
|'''3,869,361'''
|'''87.24'''
|565,953
|12.76
|-
| align="left" |[[Sulawesi Tenggara]]
|'''721,792'''
|'''78.07'''
|202,705
|21.93
|-
| align="left" |[[Gorontalo]]
|'''276,402'''
|'''57.99'''
|200,230
|42.01
|-
| align="left" |[[Maluku]]
|311,269
|45.39
|'''374,437'''
|'''54.61'''
|-
| align="left" |[[Maluku Utara]]
|'''277,077'''
|'''61.84'''
|170,975
|38.16
|-
| align="left" |[[Papua]]
|'''642,869'''
|'''62.84'''
|380,091
|37.16
|-
| align="left" |[[Irian Jaya Barat]]
|'''182,481'''
|'''59.39'''
|124,760
|40.61
|-
| align="left" |Luar Negeri
|'''166,634'''
|'''67.98'''
|78,500
|32.02
|- class="sortbottom"
| align="left" |Total
|'''69,266,350'''
|'''60.62'''
|44,990,704
|39.38
|-
! colspan="5" |
|-
| colspan="5" align="left" |Sumber: Ananda, Arifin & Suryadinata;<ref>{{Cite book|last1=Ananta|first1=Aris|last2=Arifin|first2=Evi Nurvidya|last3=Suryadinata|first3=Leo|year=2005|title=Emerging Democracy in Indonesia|url=https://archive.org/details/emergingdemocrac0000anan|location=Singapore|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=981-230-323-5|pages=[https://archive.org/details/emergingdemocrac0000anan/page/107 107]}}</ref> Statistik Indonesia<ref>{{Cite web|date=9 January 2020|title=Hasil Perhitungan Suara Sah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Menurut Provinsi Tahun 2004 , 2009 , 2014, 2019|url=https://www.bps.go.id/statictable/2009/03/04/1574/hasil-perhitungan-suara-sah-pemilu-presiden-dan-wakil-presiden-menurut-provinsi-tahun-2004-2009-2014-2019.html|website=Statistics Indonesia|archive-url=https://web.archive.org/web/20200313134746/https://www.bps.go.id/statictable/2009/03/04/1574/hasil-perhitungan-suara-sah-pemilu-presiden-dan-wakil-presiden-menurut-provinsi-tahun-2004-2009-2014-2019.html|archive-date=13 March 2020|access-date=14 April 2021|url-status=live}}</ref>
|}
|