Abdul Qadir Hasan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Radramboo (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''K.H. Abdul Qadir Hasan''' adalah seorang ulama besar dari Kalimantan Selatan. Beliau dilahirkan di desa Tunggul Irang sekitar tahun 1891, ayah beliau adalah Hasan Ahmad. KH. Abdul Qadir Hasan terkenal dengan panggilan “Guru Tuha” beliau belajar agama di Pesantren Tebu Ireng Jombang pimpinan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dan pondok pesantren Salafiyah Bangkalan Madura pimpinan Kyai Khol...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
k ~cite
 
(8 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{infobox orang}}
'''K.H. Abdul Qadir Hasan''' adalah seorang ulama besar dari [[Kalimantan Selatan]]. Beliau dilahirkan di desa [[Tunggul Irang, Martapura, Banjar|Tunggul Irang]] sekitar tahun 1891, ayah beliauayahnya adalah Hasan Ahmad. KHK.H. Abdul Qadir Hasan terkenal dengan panggilan “Guru Tuha”. beliauDia pernah belajar agama di [[Pondok Pesantren Tebuireng|Pesantren Tebu Ireng Jombang]] pimpinan Hadratus Syekh [[Muhammad Hasyim Asy'ari|KHK.H. Hasyim Asy’ari]] dan pondokPondok pesantrenPesantren Salafiyah Bangkalan Madura pimpinan [[Kholil al-Bangkalani|Kyai Kholil]].<ref name=":0">{{Cite web|date=2020-11-25|title=Ulama Banjar (12): KH. Abdul Qadir Hasan|url=https://alif.id/read/amd/kh-abdul-qadir-hasan-b234160p/|website=Alif.ID|language=id|access-date=2023-11-21}}</ref> Dia juga merupakan pendiri cabang [[Nahdlatul Ulama]] (NU) di Kalimantan Selatan pada tahun 1928, dimana cabang ini merupakan cabang NU pertama di luar pulau Jawa.<ref name=":1">{{Cite book|last=Barije|first=Ahmad|date=2018|title=Mengenal Ulama dan Tokoh Banjar|location=Banjarmasin|publisher=CV Rahmat Hafiz Al Mubaraq|url-status=live}}</ref>
 
Dia meninggal pada Sabtu 11 Rajab 1398 Hjiriah atau bertepatan dengan 17 Juni 1978 Masehi. Jenazahnya dimakamkan di kediamannya di Desa Pasayangan, Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.<ref>{{Cite web|last=Triaji|first=Nazulmi|date=17 Maret 2019|title=Tuan Guru H Abdul Qadir Hasan Al Banjari, Jasanya Besar Bagi Warga Banjar|url=https://banjarmasin.apahabar.com/post/tuan-guru-h-abdul-qadir-hasan-al-banjari-jasanya-besar-bagi-warga-banjar-l79rr7dk|website=Apahabar Banjarmasin|access-date=21 November 2023}}</ref>
Beliau juga belajar agama di ''Madrasah Salatiah,'' Mekkah, Arab Saudi. Di kampung halamannya beliau belajar agama dengan [[Tuan Guru Abdurrahman]] (Guru Adu) dan Tuan Guru Kasyful Anwar, ''Mu’assis'' Pesantren Darussalam Martapura. Disamping pernah belajar agama di beberapa tempat, KH. Abdul Qadir Hasan juga mempunyai pengalaman di bidang pendidikan dan politik. Di bidang pendidikan beliau pernah menjadi tangan kanan KH. Kasyful Anwar dalam mengelola Pondok Pesantren Darussalam Martapura (1922-1940) dan menjadi pimpinan umum periode ke-4 pondok pesantren tersebut menggantikan KH. Kasyful Anwar yakni tahun 1940-1959.<ref name=":0" />
[[Berkas:K.H. Abdul Qodir Hasan - Makam 003.jpg|jmpl|Makam K.H. Abdul Qadir Hasan di daerah Pasayangan, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan]]
BeliauDia juga belajar agama di ''Madrasah Salatiah,'' Mekkah, Arab Saudi. Di kampung halamannya beliau belajar agama dengan [[Abdurrahman dari Banjar|Tuan Guru Abdurrahman]] (Guru Adu) dan [[Kasyful Anwar|Tuan Guru Kasyful Anwar]], ''Mu’assis'' [[Pondok Pesantren Darussalam Martapura]]. Disamping pernah belajar agama di beberapa tempat, KHK.H. Abdul Qadir Hasan juga mempunyai pengalaman di bidang pendidikan dan politik. Di bidang pendidikan beliau pernah menjadi tangan kanan KH. Kasyful Anwar dalam mengelola Pondok Pesantren Darussalam Martapura (1922-1940) dan menjadi pimpinan umum periode ke-4 pondok pesantren tersebut menggantikan KHK.H. Kasyful Anwar yakni tahun 1940-1959.<ref name=":0" />
 
== Riwayat Pekerjaan ==
Dia merupakan pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Martapura periode keempat tahun 1940-1959. Beliau terkenal sebagai sesepuh di pondok pesantren tersebut, karena itu juga sering disebut sebagai "Guru Tuha". Dia menjadi tangan kanan K.H. Muhammad Kasyful Anwar saat menjabat sebagai pimpinan Pondok Pesantren Darussalam tahun 1922-1940 dan kemudian menjadi pimpinan pondok setelah K.H. Muhammad Kasyful Anwar meninggal pada tahun 1940.<ref>{{Cite book|first=TIM Sahabat|date=2013|title=Datu-Datu Terkenal Kalimantan Selatan|location=Kandangan|publisher=SAHABAT Mitra Pengetahuan|isbn=9786021988374|pages=1-5|url-status=live}}</ref>
 
== Karir Politik ==
[[Berkas:KH Abdul Qadir Hasan Mosque.jpg|jmpl|Masjid K.H. Abdul Qadir Hasan (Masjid Bambu) di [[Kiram, Karang Intan, Banjar|Desa Kiram]], [[Karang Intan, Banjar|Kecamatan Karang Intan]], [[Kabupaten Banjar]].]]
Di bidang politik, beliaudia ikut mendukung gerakan gerilya Kalimantan pimpinan [[Hasan Basry|Hasan Basri]]. Meskipun beliaudia tidak secara langsung bergerilya secara fisik, sebagai sesepuh beliaudia menggerakkan dan menganjurkan kepada masyarakat Banjar khususnya para santri Darussalam agar ikut ambil bagian dalam bergerilya melawan orang-orang kafir (penjajah Belanda). Pada tahun 1950-an beliaudia bersama [[Zainal Ilmi al-Banjari|Tuan Guru Zainal Ilmi]] turut aktif dalam pemulihan keamanan di desa Dalam Pagar Martapura. BeliauDia pernah juga menjabat anggota DPRD Tingkat I Kalimantan Selatan dari unsur NU (1960-1970). Di NU sendiri beliau pernah duduk sebagai ''a’wan'' Syuriah NU Kalimantan (1952), anggota Syuriah PWNU Kalimantan Selatan dimasa kepemimpinan Ridwan Sjahrani tahun 1953, dan anggota syuriah Pengurus Besar NU. BeliauDia adalah orang yang pertama kali mendirikan NU di Kalimantan, yakni Jam’iyyah Nahdhatul Ulama di Martapura pada tahun 1928.<ref name=":0" />
 
== Referensi ==
 
[[Kategori:Tokoh Banjar]]
[[Kategori:Ulama Banjar]]