Battōtai (lagu): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ~cite
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 15:
 
== Komposisi ==
Charles Leroux yang adalah seorang bandmaster dan [[Komponis|komposer]] yang lahir di Paris, tiba di Jepang pada tahun 1884 sebagai bagian dari kelompok penasihat militer Prancis. Dia menyusun "Battōtai" pada tahun 1885, ketika ia menjabat sebagai kepala band dari Band Pasukan Imperial Jepang. Lagu ini pertama kali dipersembahkan kepada masyarakat pada tahun yang sama dalam sebuah konser yang diselenggarakan oleh Greater Japan Music Society di [[Rokumeikan]] . Lagu ini dianggap sebagai lagu militer gaya Barat pertama di Jepang sekaligus yang pertama untuk menjadi populer di seluruh negeri kendati awalnya lagu ini diyakini sulit untuk dinyanyikan oleh orang Jepang yang tidak terbiasa dengan [[Modulasi (musik)|modulasi]] . <ref>{{Cite book|last=Kurata|first=Yoshihiro|title=民衆歌謡:近世末期から近代への流れ|location=Tokyo|publisher=東京書籍|isbn=4000103628|series=岩波講座 日本の音楽・アジアの音楽|pages=153–159|language=Japanese}}</ref>
 
== Lirik ==
Baris 288:
Kita harus maju, siap untuk mati
 
Disana ada pedang-pedang
Dan juga semua pedangnya ada di kanan dan kirinya
Waktu untuk mendaki tumpukan pedang
Akan ada di masa depan, itulah yang saya dengar
 
Ku mengalami ini di dunia ini
Penyebab dariku mendaki tumpukan pedang
Desa desa yang aku taklukkan
Dan meminta pengampunan (dosa), bukan tujuan
 
Tetapi mengalahkan musuh adalah tujuanku
Oleh karena itu, tumpukan pedang bukanlah apa apa bagi kami
Hingga musuh kita dihancurkan
Majulah maju, dalam kesatuan
 
Menghunuskan pedang seperti permata yang hancur
Kita harus maju, siap untuk mati
 
Pantulan pedang itu bagai petir di dalam celah awan
Bunyi meriam itu seperti guntur yang mengaum di malam hari
Mereka yang gugur di bawah pedang musuh
Dan tali kehidupan mereka yang tertembak oleh peluru
 
Orang-orang yang hilang tanpa dikubur
Membentuk tumpukan mayat-mayat
Darah mereka membentuk sungai
Diserap oleh tanah yang tak bertuan demi Kaisar yang Mulia
 
Hingga musuh kita dihancurkan
Majulah maju dalam kesatuan
Menghunuskan pedang seperti permata yang hancur
Kita harus maju dan siap untuk mati
 
Walau dengan hujan peluru ini
Ku serahkan nyawaku yang mempunyai satu kehidupan
Ia maju seperti angin di medan tempur
Meniup embun yang,
 
Melewati akhir tanpa kuburan, meski begitu,
Menjadi mayat sebab demi kesetiaan
Itulah hal yang mulia juga dalam kematian
(Saat aku mati) tiada sedikitpun yang mengeluh
 
Bagi yang berpikir " Aku harus menjadi yang terbaik"
(Jadi) ia takkan mundur walau itu satu langkah
Hingga musuh kita dihancurkan
Majulah maju, dalam kesatuan
 
Menghunuskan pedang seperti permata yang hancur
Kita harus maju, siap untuk mati
 
Aku harus berhasil di saat ini
Demi Kaisar yang Mulia dan demi negara
Suatu perkara yang harus kita buang adalah hidup kita
Meskipun mayatnya membusuk
 
Bagi yang rela berkorban demi kesetiaan
Nama (mereka) akan diingat dan menjadi warisan yang dimuliakan
Akan tetap demikian tuk s'lamanya
"Tiada tujuan tuk menjadi seorang Samurai"
 
Seperti menjadi anjing tak setia
(Yang lain) takkan memanggilmu sebagai pengecut
Hingga musuh kita dihancurkan
Majulah maju, dalam kesatuan
Menghunuskan pedang seperti permata yang hancur
Kita harus maju, siap untuk mati
</poem>
|}