Hamid Bahasyim bin Abbas Bahasyim: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k ~cite |
||
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak info tokoh
| name = Hamid Bahasyim bin Abbas Bahasyim (Habib Basirih)
| image =
| caption =
| birth_date = 1860-an
Baris 11:
}}
'''Hamid Bahasyim bin Abbas Bahasyim''' atau yang lebih dikenal sebagai Habib Hamid Bahasyim, atau Habib Basirih adalah seorang [[ulama]] yang berasal dari [[Kalimantan Selatan]]. Dia merupakan keturunan [[Muhammad|Rasulullah SAW]] dan seorang [https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-wali-majdub-sosok-yang-tenggelam-dalam-kecintaannya-kepada-allah-swt-1wTvscBt5rq wali
== Sejarah Hidup ==
Baris 22:
Setelah kembali dari tanah suci, Habib Hamid aktif terlibat dalam masyarakat. Dia memandu dan membimbing umat menuju jalan kebenaran, untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Selain menjadi seorang ulama, dia juga berperan sebagai pendakwah dan mengadakan pengajian di masyarakat. Materi yang diajarkan meliputi ilmu-ilmu penting dalam Islam seperti [[tauhid]], [[fikih]], dan [[Sufisme|tasawuf]].<ref>{{Cite journal|last=Amalia|first=Sari Rahmawati|date=2022-03-23|title=BIOGRAFI HABIB HAMID BIN ABBAS BAHASYIM (1856-1949) KEBERADAAN DAN PERAN DALAM SYIAR ISLAM DI KELURAHAN BASIRIH KECAMATAN BANJARMASIN BARAT KOTA BANJARMASIN|url=https://repo-mhs.ulm.ac.id//handle/123456789/31500}}</ref>
Setelah mencapai usia 50 tahun, Habib Hamid lebih fokus pada perenungan diri dan khalwat untuk mendekatkan diri kepada [[Allah
Habib Hamid memiliki tiga anak dari pernikahannya dengan [[Gusti Hj. Hamidah]], mereka adalah [[Ruhayah Bahasyim bin Hamid Bahasyim|Syarifah Ruhayah]], [[Hasan Bahasyim bin Hamid Bahasyim|Habib Hasan]], dan [[Syarifah Maryam Bahasyim bin Hamid Bahasyim|Syarifah Maryam]].
Baris 31:
Habib Basirih dikenal masyarakat sebagai ulama kharismatik karena memiliki kelebihan atau kemampuan manusia pada biasanya. Dalam sebuah kisah, disampaikan bahwa Habib Hamid pernah memindahkan air dari satu lokasi ke lokasi lain menggunakan gayung. Orang-orang menganggap tindakan tersebut sebagai sesuatu yang tidak berarti. Namun, sebenarnya, tindakan tersebut merupakan cara Habib Hamid untuk menyelamatkan kapal penumpang yang hampir tenggelam di lautan yang luas. Pada akhirnya, seseorang datang ke rumahnya dan mengucapkan terima kasih atas pertolongan Habib Basirih saat kapal mereka hampir mengalami bencana di tengah laut. <ref name=":0" />
Sementara dalam kisah lain juga diceritakan bahwa dia pernah menghidupkan bangkai hewan kambing yang sudah membusuk untuk hidup kembali. Dia juga pernah menyeberang sungai Basirih untuk mengunjungi keponakannya, yaitu [[Ahmad Bahasyim|Habib Ahmad Bahasyim Batilantang]] hanya dengan menggunakan [[tanggui]] (penutup kepala khas [[Suku Banjar|Banjar]]).
== Referensi ==
|