Hamid Bahasyim bin Abbas Bahasyim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sibiru45 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k ~cite
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kotak info tokoh
| name = Hamid Bahasyim bin Abbas Bahasyim (Habib Basirih)
| image = [[File:Makam Habib Basirih.jpg|thumb|Makam Habib Basirih]]
| caption =
| birth_date = 1860-an
Baris 11:
}}
 
'''Hamid Bahasyim bin Abbas Bahasyim''' atau yang lebih dikenal sebagai Habib Hamid Bahasyim, atau Habib Basirih adalah seorang [[ulama]] yang berasal dari [[Kalimantan Selatan]]. Dia merupakan keturunan [[Muhammad|Rasulullah SAW]] dan seorang [https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-wali-majdub-sosok-yang-tenggelam-dalam-kecintaannya-kepada-allah-swt-1wTvscBt5rq wali Allah yang majedub] dan masyhur. Habib Hamid Bahasyim diketahui hidup di era [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]] dan berlanjut pada masa [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|pendudukan Jepang]] di [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]].<ref>{{Cite journal|last=Mansyur|first=Mursalin|title=Habib Basirih dan Surgi Mufti|url=https://idr.uin-antasari.ac.id/19518/1/buku%20syiar%20islam%20.pdf|journal=Buku Syiar Islam|pages=8-9}}</ref>
 
== Sejarah Hidup ==
Baris 31:
Habib Basirih dikenal masyarakat sebagai ulama kharismatik karena memiliki kelebihan atau kemampuan manusia pada biasanya. Dalam sebuah kisah, disampaikan bahwa Habib Hamid pernah memindahkan air dari satu lokasi ke lokasi lain menggunakan gayung. Orang-orang menganggap tindakan tersebut sebagai sesuatu yang tidak berarti. Namun, sebenarnya, tindakan tersebut merupakan cara Habib Hamid untuk menyelamatkan kapal penumpang yang hampir tenggelam di lautan yang luas. Pada akhirnya, seseorang datang ke rumahnya dan mengucapkan terima kasih atas pertolongan Habib Basirih saat kapal mereka hampir mengalami bencana di tengah laut. <ref name=":0" />
 
Sementara dalam kisah lain juga diceritakan bahwa dia pernah menghidupkan bangkai hewan kambing yang sudah membusuk untuk hidup kembali. Dia juga pernah menyeberang sungai Basirih untuk mengunjungi keponakannya, yaitu [[Ahmad Bahasyim|Habib Ahmad Bahasyim Batilantang]] hanya dengan menggunakan [[tanggui]] (penutup kepala khas [[Suku Banjar|Banjar]]). <ref>{{Cite web|last=Risa|last2=Studio|first2=Aldiskatel|date=2022-12-13|title=Mengenal 7 Karomah Habib Basirih yang Masyhur di Masyarakat Banjar|url=https://www.kanalkalimantan.com/mengenal-7-karomah-habib-basirih-yang-masyhur-di-masyarakat-banjar/|website=Kanal Kalimantan|language=id|access-date=2023-11-29}}</ref>
 
== Referensi ==