Handrio: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mundugumor (bicara | kontrib) k ganti isi aja |
k ~cite |
||
(10 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
|name = Handrio
|image =
|alt =
|caption = Handrio
Baris 32:
Pada mulanya lukisan - lukisan Handrio dalam gaya [[Realisme (seni rupa)|Realisme]] dan [[Surealisme]]. Tahun 1950-an Handrio telah berubah pada gaya semi abstrak, yang secara analitik memecah - mecah bentuk dalam [[Bidang Warna]] dan geometrik, cubist. Gaya demikian merupakan ungkapan yang berbeda dengan pelukis - pelukis Yogyakarta pada masa itu yang umumnya melukis tema - tema kerakyatan dalam gaya realisme sampai ekspresionisme dan dekoratif. Dalam gaya semi abstrak itu, ia banyak menganalisis bentuk - bentuk objek stileven dan alat - alat musik.
Karya-karya ini mengingatkan para pelukis kubisme awal yang menggambarkan tema musik, seperti [[Jean Metzinger]], [[Juan Gris]] dan [[Pablo Picasso]]. Namun, sudah pada tahun 1950, Handrio mengambil abstraksi ke tingkat lain, termasuk tokoh-tokoh yang mirip dengan [[Keith Haring]], beberapa dekade sebelumnya.
Dalam perkembangannya pada akhir tahun 1960-an, bentuk - bentuk itu hilang menjadi ruang - ruang geometrik yang dinamis dan kompleks.<ref>Biografi Handrio. National Galeri Indonesia [http://galeri-nasional.or.id/artist/875-handrio] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220630194342/http://galeri-nasional.or.id/artist/875-handrio |date=2022-06-30 }}</ref> Puncak pencapaian gaya abstrak Handrio terjadi pada tahun 1980-an. Ruang, bidang, dan warna dalam lukisannya merupakan pencitraan karakter konstruksi elemen - elemen itu sendiri. Dalam ungkapan tersebut yang hadir adalah dinamika, irama, kerumitan, kekokohan, balans, atau citra - citra yang lain. Bersama [[Fadjar Sidik]] dan [[Nashar]], Handrio adalah penggagas utama seni lukis Bidang Warna di Indonesia.<ref>Yogyakarta: Painting, Expressive Form. Astri Wright in: [https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Indonesian%20Heritage%20Series Indonesian Heritage Series - Visual Art] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230814013923/https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Indonesian_Heritage_Series |date=2023-08-14 }}. Editions Didier Millet, Singapore, 1998, p. 74-5. {{ISBN|978-9813018310}}</ref>
Handrio adalah seniman pertama yang muncul dengan semangat dalam seninya, mengungkapkan "jiwa lukisan". Pada tahun 1960, Fadjar Sidik dengan bidang warna yang menciptakan dinamika ruang serta [[Srihadi Soedarsono|Srihadi]] dengan lanskap liris dan penari mengikuti dan memperluas konsep menunjukkan jiwa sebuah lukisan. Handrio menyukai musik dan bermain cello sendiri, yang tercermin dari judul pameran tahun 2023 di Jakarta: “The Modernist Series #4: Dawai”.<ref name=":Modernist Series #4">Handrio - Modernist Series #4: Dawai, Art Agenda Jakarta, 14.Okt-26.Nov. 2023 [https://artagendasea.org/exhibitions/45-handrio-the-modernist-series-4-dawai-art-agenda-jkt/]</ref>
Namun, butuh beberapa dekade hingga lukisannya mendapat pengakuan lokal dan internasional yang lebih kuat pada tahun 2020-an. Monograf Eddy Sutrisno tahun 2022 menerbitkan lukisan Handrio dalam jumlah besar dan menunjukkan perkembangannya sebagai seniman abstrak kubisme. Lukisan abstraknya tidak hanya dibandingkan dengan rekan senegaranya [[Ahmad Sadali]] dan Fadjar Sidik, namun pada peluncuran buku tersebut, kritikus seni Mikke Susanto membandingkannya dengan [[Pablo Picasso]] dan [[Wassily Kandinsky]]: "Ada beberapa buku yang menyebutkan nama Handrio, bahkan saya bilang dia setara dengan Pablo Picasso dan Wassily Kandinsky...".<ref>Lukisan Langka Legenda Abstrak Handrio Ada di Art Moments Jakarta 2022, Tia Agnes Astuti, 05.Nov.2022 [https://hot.detik.com/art/d-6389214/lukisan-langka-legenda-abstrak-handrio-ada-di-art-moments-jakarta-2022]</ref>
Handrio bertanya: <blockquote>''"Mengapa lukisan tidak sama dengan musik, hanya memiliki suara dan ritme?"<ref>The Journey of Indonesian Painting: The Bentara Budaya Collection. Ed.: Efix Mulyadi; translators: Rani Elshanti Ambyo, Margaret Agusta. Kepustakaan Populer Gramedia, 2008, 304 pages. {{ISBN|978-9799101204}}</ref>''</blockquote>
Baris 52:
* Exhibition of Paintings, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Indonesia, 1987
* Solo Show, Cemeti Art House, Yogyakarta, Indonesia, 1989
* Handrio : "Teguh Belum Berlalu". ArtMoments Jakarta, 4 - 6 November 2022, Jakarta.
* Handrio - Modernist Series #4: "Dawai". Art Agenda Jakarta, 14 Oktober - 26 November 2023 <ref name=":Modernist Series #4">Handrio - Modernist Series #4: Dawai, Art Agenda Jakarta, 14.Okt-26.Nov. 2023 [https://artagendasea.org/exhibitions/45-handrio-the-modernist-series-4-dawai-art-agenda-jkt/]</ref>
'''Pameran Bersama''' <ref>Digital Archive of Contemporary Indonesian Art IVAA: Handrio [http://archive.ivaa-online.org/khazanahs/artist/223] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211215095604/http://archive.ivaa-online.org/khazanahs/artist/223 |date=2021-12-15 }}</ref>
Baris 85:
=== Video dan Internet===
▷ '
▷ 'BEHIND THE CURATION "Handrio solo exhibition curated by Mikke Susanto (2022)". Tata Kelola Seni, 04.April 2023 [https://www.youtube.com/watch?v=BSHxH37Jh4c]<br>
{{Authority control}}
|