Pembangunan sosial: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
87afra (bicara | kontrib)
k sunting kecil
k ~cite
 
(46 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
''Pembangunan sosial'' merupakan konsep pembangunan yang menggabungkan aspek [sosial] dan [ekonomi].
'''Pembangunan sosial''' merupakan konsep pembangunan yang menggabungkan aspek sosial dan ekonomi. Kemunculan konsep baru ini berasal dari kritik terhadap pembangunan yang selama ini terfokus pada kemajuan ekonomi. Akibatnya, kemajuan dalam aspek sosial menjadi tidak begitu diperhatikan. Pembangunan sosial dapat dikatakan sebagai gagasan yang memberikan solusi atas kekurangan pada pembangunan ekonomi. Konsep yang berkembang pada tahun 1980-an ini tidak hanya menawarkan kesejahteraan di bidang ekonomi, tetapi juga kesejahteraan di bidang sosial pada berbagai level.
Pola yang membuatnya berbeda adalah adanya upaya harmonisasi kebijakan sosial dengan pengukuran yang dirancang untuk memajukan pembangunan ekonomi.
 
==Definisi Pengertian ==
Konsep ini memperkenalkan pembangunan sosial sebagai suatu proses [[perubahan sosial]] terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup [[masyarakat]], di mana pembangunan dilakukan saling melengkapi proses [[pembangunan ekonomi]].<ref name="Midgley">{{en}} Migley, James. 1995. Social Development: The Developmental Perspective in Social Welfare. London:Sage Publications Ltd. Page. 25-31</ref> Edi Suharto mengartikan Pembangunan Sosial sebagai pendekatan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial.<ref name="Suharto">{{en}} Suharto, Edi. 2010. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.</ref> Secara kontekstual pembangunan sosial lebih berorientasi pada prinsip keadilan sosial ketimbang pertumbuhan ekonomi.{{ibid}} Beberapa program yang menjadi pusat pehatian pembangunan sosial mencakup pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perumahan, dan pengentasan kemiskinan.<ref name="Bahri">Bahri, Efri S. "Alternatif Strategi Pembangunan Sosial untuk Indonesia", dipublikasikan oleh suarapembaca.detik.com pada Selasa, 18/08/2009.</ref>
Dalam bukunya, ''Social Development: The Developmental Perspective in Social Welfare'', Midgley mendefinisikan pembangunan sosial sebagai suatu proses [[perubahan sosial]] terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup [[masyarakat]] sebagai suatu keutuhan, mana pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika proses pembangunan ekonomi. Selain Midgley, pembangunan sosial juga didefinisikan oleh beberapa tokoh lain, di antaranya:
 
[[Berkas:Sustainable development.svg|jmpl|285px|ka|Pembangunan sosial tidak hanya terfokus pada kemajuan aspek ekonomi]]
* Menurut Palva (1977), pembangunan sosial adalah pembangunan kapasitas manusia untuk bekerja secara terus-menerus untuk kesejahteraan dirinya dan masyarakat.
* Menurut Korten, pembangunan sosial adalah proses dinamis anggota masyarakat untuk meningkatkan kapasitas perseorangan dan institusi mereka, untuk memobilisasi dan mengelola sumber daya guna menghasilkan perbaikan yang berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai dengan aspirasi mereka sendiri.
* Jacobs dan Cleveland mendefinisikan pembangunan sosial sebagai proses mengorganisir energi dan kegiatan manusia pada tingkat yang lebih tinggi guna mencapai hasil yang lebih baik.
* Salima Omer (1979) mendefinisikan pembangunan sosial sebagai sebuah proses yang menaruh perhatian pada peningkatan pembangunan sosial dan ekonomi yang terintegrasi, seimbang, dan terpadu sebagai ekspresi bagi nilai martabat manusia, persamaan, dan keadilan sosial (Midgley, 1995:31).
 
Konsep ini berasal dari kritik terhadap pembangunan yang terfokus pada kemajuan ekonomi dan tidak memperhatikan aspek sosial.{{fact}}
==Latar Belakang==
Pembangunan sosial sebagai salah satu pendekatan dalam pembangunan, pada awal perkembangannya, seringkali dipertentangkan dengan [[pembangunan ekonomi]]. Hal ini terkait dengan pemahaman orang banyak yang menggunakan istilah pembangunan yang dikonotasikan sebagai perubahan ekonomi yang diakibatkan oleh industrialisasi (Midgley, 1995:2). Kemudian pada awal tahun 1980-an, konsep pembangunan sosial mulai populer dalam lingkup pekerjaan sosial (Midgley, 1995:30). Kemunculan konsep pembangunan sosial merupakan refleksi atas evaluasi terhadap jalannya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi dinilai menyisakan distorsi, yakni berupa masalah sosial seperti kemiskinan. Era industrialisasi telah mendorong kemajuan kapitalisme yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi sehingga aspek-aspek sosial terabaikan. Seiring dengan kemajuan kapitalisme pada tahun 1980-an, meningkat pula tekanan masalah sosial sehingga menyadarkan akan pentingnya konsep pembangunan yang tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia dari aspek fisik , tetapi juga merespon masalah pembangunan terdistorsi. Apa yang dimaksud dengan pembangunan terdistorsi adalah residu pembangunan yang muncul karena paradigma yang salah tentang pembangunan di mana pembangunan yang terjadi tidak lagi berorientasi pada kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, konsep pembangunan sosial hadir untuk melengkapi proses pembangunan ekonomi. Di Indonesia sendiri, konsep pembangunan sosial sempat diadaptasi dalam program perbaikan kampung MHT III, Jakarta, sekitar tahun 1993 (Adi, 2008:50).
 
<!-- tidak netral, menurut siapa? Pembangunan sosial dapat dikatakan sebagai gagasan yang memberikan solusi atas kekurangan pada pembangunan ekonomi.-->Konsep yang berkembang pada tahun 1980-an ini <!-- tidak netral "tidak hanya"--> menawarkan kesejahteraan di bidang ekonomi serta kesejahteraan di bidang sosial pada berbagai tingkatan.{{fact}} Pola yang diperkenalkan oleh pembangunan sosial adalah adanya upaya harmonisasi [[kebijakan sosial]] dengan pengukuran yang dirancang untuk memajukan pembangunan ekonomi.{{fact}}
==Tujuan==
Kehadiran konsep pembangunan sosial tidak serta merta menghapus konsep pembangunan ekonomi. Keduanya bagai dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Pembangunan ekonomi kehilangan substansi tanpa pembangunan sosial dan pembangunan sosial tidak dapat terwujud tanpa pembangunan ekonomi. Tujuan dari pembangunan sosial menurut pandangan UN-ESCAPE pada dasarnya untuk meningkatkan taraf hidup manusia (Adi, 2008:66). Dengan kata lain, pembangunan sosial berupaya mengangkat manusia dari keterbelakangan menuju kesejahteraan. Manusia merupakan makhluk biopsikososial yang terdiri dari aspek biologis (tubuh), psikis (kejiwaan), dan lingkungan sosial. Oleh karena itu, pemenuhan aspek fisik saja tidak mencukupi kebutuhan manusia. Pembangunan ekonomi yang berjalan selama ini pada kenyataannya lebih terfokus pada pembangunan fisik seperti pertumbuhan GNP dan pembangunan gedung-gedung. Pembangunan terkait pemerataan hasilnya dan penjagaan lingkungan kurang diperhatikan sehingga proses pembangunan justru menciptakan jarak semakin lebar antara yang kaya dan miskin, serta mengancam keberlangungan lingkungan.
 
== Latar Belakang ==
==Karakteristik==
Pembangunan sosial sebagai salah satu pendekatan dalam pembangunan, pada awal perkembangannya, sering kali dipertentangkan dengan pembangunan ekonomi.<ref name="Midgley awal">{{en}} Migley, James. 1995. Social Development: The Developmental Perspective in Social Welfare. London:Sage Publications Ltd. Page 1-10</ref> Hal ini terkait dengan pemahaman orang banyak yang menggunakan istilah pembangunan yang dikonotasikan sebagai perubahan ekonomi yang diakibatkan oleh [[industrialisasi]].<ref name="Midgley awal"/>
Pembangunan sosial sebagai pendekatan dalam kesejahteraan sosial yang menawarkan respon efektif bagi permasalahan sosial memiliki delapan karakteristik (Midgley, 1995: 25 – 27) :
# Proses pembangunan sosial terkait dengan pembangunan ekonomi.
# Memiliki fokus yang interdisiplin, di mana ia menggambarkan sudut pandang dari beragam ilmu sosial.
# Menunjukkan sebagai proses.
# Proses perubahannya bergerak maju secara alami.
# Proses pembangunan sosial bersifat intervensionis.
# Memiliki strategi yang beragam.
# Menekankan pada populasi sebagai suatu kesatuan (cakupannya bersifat universal atau inklusif).
# Bertujuan mempromosikan atau mendukung terwujudnya kesejahteraan sosial.
 
Tahun 1980-an
==Strategi==
 
Untuk mewujudkan kesejahteraan sosial, pembangunan sosial memiliki tiga strategi besar yaitu :
* Pada awal tahun ini, konsep pembangunan sosial mulai populer dalam lingkup [[pekerjaan sosial]].<ref name="Midgley"/> Kemunculan konsep pembangunan sosial merupakan refleksi atas evaluasi terhadap jalannya pembangunan ekonomi.<ref name="Midgley awal"/> Pembangunan ekonomi dinilai menyisakan [[distorsi]] [[masalah sosial]] seperti [[kemiskinan]].<ref name="Midgley awal"/> Era industrialisasi telah mendorong kemajuan [[kapitalisme]] yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi sehingga aspek-aspek sosial terabaikan.<ref name="Midgley awal"/>
# Pembangunan sosial oleh individu Strategi ini sering pula disebut dengan pendekatan individualis atau perusahaan. Akar ideologinya adalah liberal atau individualis, di mana ideologi tersebut menekankan pada pentingnya kebebasan individu dalam memilih. Pendekatan individualis atau perusahaan memang saat ini tidak populer dalam pembangunan sosial. Hal ini disebabkan kebanyakan orang berpendapat bahwa pendekatan individualis tidak sesuai dengan komitmen pembangunan sosial untuk memperbaiki masyarakat melalui campur tangan dalam urusan ekonomi dan sosial. Akan tetapi, beberapa waktu ke depan pendekatan ini akan menjadi populer. Dalam hal ini, beberapa pekerja sosial telah mempromosikan pendekatan ini melalui peningkatan fungsi sosial individu dan relasi interpersonal (Midgley, 1995:103 – 104). Dalam strategi ini, individu-individu dalam masyarakat secara swadaya membentuk usaha pelayanan guna memberdayakan masyarakat.
* Seiring dengan kemajuan kapitalisme, meningkat pula tekanan masalah sosial sehingga menyadarkan akan pentingnya konsep pembangunan yang tidak hanya bertujuan meningkatkan [[kualitas hidup manusia]] dari aspek fisik, tetapi juga merespon masalah pembangunan yang terdistorsi.<ref name="Midgley awal"/> [[Pembangunan terdistorsi]] dianggap sebagai residu pembangunan yang muncul karena paradigma yang salah tentang pembangunan di mana pembangunan yang terjadi tidak lagi berorientasi pada kesejahteraan manusia.{{fact}} Oleh karena itu, konsep pembangunan sosial hadir untuk melengkapi proses pembangunan ekonomi.{{fact}}
# Pembangunan sosial oleh komunitas Strategi pembangunan sosial oleh komunitas disebut dengan pendekatan komunitarian. Pendekatan komunitarian sendiri dipengaruhi kuat oleh ideologi populis. Strategi ini percaya bahwa antara masyarakat dan komunitas memiliki kemampuan yang saling terkait untuk memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi, masalah sosial mereka teratasi, dan kesempatan untuk maju tersedia. Untuk mencapai hal tersebut, masyarakat dan komunitas perlu saling bekerja sama melalui pengembangan komunitas lokalnya.
 
# Pembangunan sosial oleh pemerintah Strategi pembangunan sosial dikenal pula dengan pendekatan statis. Pendekatan statis didasari oleh ideologi kolektivis atau sosialis di mana ia menekankan pada pentingnya kolektivitas. Kumpulan ini dibangun dari asosiasi masyarakat yang memiliki sumber daya secara kolektif dan membagi wewenang untuk membuat keputusan. Melalui strategi tersebut, pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi dalam pemerintahan. Di samping adanya partisipasi individu dan masyarakat, pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan apakah kebijakan pembangunan sosial diimplementasikan dan apakah kebijakan sosial dan ekonomi diselaraskan.
*Di Indonesia sendiri, konsep pembangunan sosial sempat diadaptasi dalam program perbaikan [[kampung MHT III, Jakarta]], sekitar tahun 1993.<ref name="Adi">Adi, Isbandi Rukminto. 2008.'' Intervensi Komunitas: Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat''. Jakarta: PT RajaGrafindoRaja Grafindo Persada. Hal. 50-66.</ref>
 
== Tujuan pembangunan sosial pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia melalui upaya-upaya untuk mengangkat manusia dari keterbelakangan menuju [[kesejahteraan]].<ref name="Adi"/>
* Menurut Korten, pembangunanPembangunan sosial adalah proses dinamis anggota masyarakat untukbertujuan meningkatkan kapasitas perseorangan dan institusi mereka, untuk memobilisasi dan mengelola [[sumber daya]] guna menghasilkan perbaikan yang berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai dengan aspirasi mereka sendiri demi mencapai hasil yang lebih baik dan mencapai [[keadilan sosial]].<ref name="Midgley"/>
 
Manusia merupakan makhluk [[biopsikososial]] yang terdiri dari [[aspek biologis]] (tubuh), [[psikis]] (kejiwaan), dan [[lingkungan sosial]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Syamsuddin|date=2018|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Sosiologi_Dakwah/Q9xDDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Oleh+karena+itu,+pemenuhan+aspek+fisik+saja+dianggap+tidak+mencukupi+kebutuhan+manusia&pg=PA180&printsec=frontcover|title=Pengantar Sosiologi Dakwah|location=Jakarta|publisher=Kencana|isbn=978-602-422-038-9|pages=180|url-status=live}}</ref> Oleh karena itu, pemenuhan aspek fisik saja dianggap tidak mencukupi kebutuhan manusia. <ref name=":0" /> Pembangunan ekonomi yang berjalan selama ini pada kenyataannya lebih terfokus pada pembangunan fisik seperti pertumbuhan [[produk nasional bruto]] (PNB, GNP) dan pembangunan gedung-gedung, sementara pemerataan hasil pembangunan dan penjagaan [[lingkungan]] kurang diperhatikan, sehingga proses pembangunan justru menciptakan jarak semakin lebar antara yang kaya dan miskin, serta mengancam keberlangsungan lingkungan.<ref>{{Cite book|last=Syamsuddin|date=2018|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Sosiologi_Dakwah/Q9xDDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Oleh+karena+itu,+pemenuhan+aspek+fisik+saja+dianggap+tidak+mencukupi+kebutuhan+manusia&pg=PA180&printsec=frontcover|title=Pengantar Sosiologi Dakwah|location=Jakarta|publisher=Kencana|isbn=978-602-422-038-9|pages=181|url-status=live}}</ref>
 
stik <ref name="Midgley"/>
# P
# Mem
# Men
# Pr
# Pr
# Mem
#
# B
 
== Strategi ==
UntukMenurut mewujudkan kesejahteraan sosialMidgley, pembangunan sosial memiliki tiga strategi besar yaitu :
# Pembangunan sosial oleh individu, dikenal juga sebagai Strategi ini sering pula disebut dengan [[pendekatan individualis]] atau perusahaan. Akar ideologinya adalah [[liberal]] atau individualis, di mana ideologi tersebut menekankan pada pentingnya kebebasan individu dalam memilih.{{fact}} Pendekatan individualis atau perusahaan memang saat ini tidak populer dalam pembangunan sosial.<!-- ngga netral dan ngga jelas, bunyinya seperti penyimpulan sendiri, kalau mau ditaruh dalam artikel kalimat harus diperbaiki agar netral Hal ini disebabkan kebanyakan orang berpendapat bahwa pendekatan individualis tidak sesuai dengan komitmen pembangunan sosial untuk memperbaiki masyarakat melalui campur tangan dalam urusan ekonomi dan sosial. Akan tetapi, beberapa waktu ke depan pendekatan ini akan menjadi populer. Dalam--> halPendekatan ini, beberapa pekerja sosial telah mempromosikan pendekatan inidipromosikan melalui peningkatan fungsi sosial individu dan <!-- bahasa Indonesia kan relasi interpersonal-->hubungan antarpribadi.<ref (name="Midgley 100">{{en}} Migley, James. 1995. Social Development:103 The 104)Developmental Perspective in Social Welfare. London:Sage Publications Ltd. Page. 103-104</ref> Dalam strategi ini, individu-individu dalam masyarakat secara [[swadaya]] membentuk [[usaha pelayanan]] guna memberdayakan masyarakat. {{fact}}
# Pembangunan sosial oleh [[komunitas]] dikenal juga sebagai Strategi pembangunan sosial oleh komunitas disebut dengan [[pendekatan komunitarian]].{{fact}} Pendekatan komunitarian sendiri dipengaruhi kuat oleh [[ideologi populis]].{{fact}} Strategi ini percaya bahwa antara masyarakat dan komunitas memiliki kemampuan yang saling terkait untuk memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi, masalah sosial mereka teratasi, dan kesempatan untuk maju tersedia.{{fact}} Untuk mencapai hal tersebut, masyarakat dan komunitas perlu saling bekerja sama melalui pengembangan komunitas lokalnya. {{fact}}
# Pembangunan sosial oleh pemerintah Strategi pembangunan sosial dikenal pula dengansebagai [[pendekatan statis]].{{fact}} Pendekatan statis didasari oleh [[ideologi kolektivis]] atau [[sosialis]] di mana ia menekankan pada pentingnya kolektivitas.{{fact}} Kumpulan ini dibangun dari asosiasi masyarakat yang memiliki sumber daya secara kolektif dan membagi wewenang untuk membuat keputusan.{{fact}} Melalui strategi tersebut, pembangunan sosial dilakukan oleh [[lembaga]]-lembaga atau [[organisasi]] dalam pemerintahan.{{fact}} Di samping adanya [[partisipasi]] individu dan masyarakat, [[pemerintah]] juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan apakah [[kebijakan]] pembangunan sosial diimplementasikan dan apakah kebijakan sosial dan ekonomi diselaraskan. {{fact}}
 
== Referensi ==
 
==Referensi==
* Midgley,James.1995.''Social Development:The Developmental Perspective in Social Welfare''.London:Sage Publications Ltd.
* Adi, Isbandi Rukminto.2008.''Intervensi Komunitas:Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat''.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
{{Reflist}}
 
[[Kategori:Ilmu sosial]]
 
[[en:Social development]]
[[pl:Rozwój społeczny]]
[[sr:Социјални развој]]