Tag: Menghapus pengalihanPengembalianSuntingan perangkat selulerSuntingan peramban selulerSuntingan seluler lanjutan
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 34:
| flag_p2 =
| flag_s1 =
| year_start = 14011301
| year_end = sekarang
}}
Baris 40:
== Asal Mula ==
Keratuan Di puncakPuncak diperkirakandiduga berdirididirikan pada abad ke-14. Menurut penuturan daricerita para sesepuh, masyarakat Lampung mula-mulapertama kali bermukimmenetap di daerah [[Kepaksian Sekala Brak|Sekhala Bekhak]] yang terletak di sekitar [[Gunung Pesagi]] hingga tepian [[Danau Ranau]]. Pada sekitar abad ke-14 diperkirakan, terjadi migrasi besar-besaran dari Sekala Bekhak ke berbagai wilayah Lampung. Dikisahkan bahwa Empu Cangih merupakanadalah pemimpin Keratuan Di Puncak, yang wilayah kekuasaanyakekuasaannya berada di Puncak Gunung Pesagi, melakukan sebuah perjalanperjalanan untuk mencari daerah baru untukguna mendirikan perkampungan. Perjalanan Empu Cangih, yang juga disebutdikenal sebagai Datu Di Puncak dari Sekala Bekhak, singgah di sebuah daerah yang dinamakan Selabung, selanjutnyakemudian pindah lagi ke Canguk Gaccak.<ref>[https://www.pikiranlampung.com/2017/07/situs-makam-minak-trio-diso-leluhur.html Sejarah Keratuan Di Puncak] di [https://www.pikiranlampung.com/ pikiranlampung.com]</ref>
Tidak berapa lama usaisetelah rombongan Datu Di Puncak bermukimmenetap, diketahuilahdiketahui bahwa di sebelah hulu telah bermukimada pemukiman Rio Kunang. Beliau adalah salah satu keturunan Datu Di Pemanggilan dari Puyang Semedekaw. Dalam rombongan Datu Di Puncak, disertaijuga ada Beliyuk yang jugamerupakan keturunan Puyang Semedekaw. Kelompok ini kemudian bersatubergabung untuk membangun sebuah perkampungan.<ref>Papan informasi di Museum Negeri Lampung</ref>
Ketentraman, keamanan, dan kesejahteraan yang sudahtelah terbentuk terganggu ulaholeh tindakan pengkhianatan Raja Di Lawuk dari Laut Lebu yang menyamar sebagai tamu Datu Di Puncak. KerabatKeluarga Datu Di Puncak, yang terdiri dari Nunyai, Unyi, Subing, Nuban, Bulan, Beliyuk, Kunang, Selagai, dan Anak Tuha, berundingberkumpul mengaturuntuk siasatmerencanakan pembalasanstrategi kepadabalas dendam terhadap Raja Di Lawuk. DiriwayatkanDiceritakan bahwa Subing akhirnya berhasil membalaskan dendam tersebut. Kemenangan ini kemudian dirayakan di daerah Gilas tepi Way Besay. DalamDari perayaan ini kemudian terbentuklah, masyarakat [[Suku Abung|Abung Siwa Mega]] kemudian terbentuk. Saat ini, keratuankepemimpinan Keratuan Di puncakPuncak dipimpindipegang oleh Sultan Akram Labib Muhammad Subing.