Candi Ngawen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
tambah gambar
sebelah selatan candi mendut menjadi sebelah utara
 
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Historic building
[[Berkas:Ngawen temple November 2013.jpg|thumb|right|500px|Candi Ngawen dilihat dari sudut timur laut.]]
|image=Ngawen temple November 2013.jpg
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Candi Ngawen TMnr 10015991.jpg|thumb|upright|Candi Ngawen di tahun 1929]]
|caption=Candi Ngawen dilihat dari sudut timur laut
'''Candi Ngawen''' adalah candi [[Buddha]] yang berada kira-kira 5 km sebelum [[candi Mendut]] dari arah [[Yogyakarta]], yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, [[Kabupaten Magelang]]. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh [[wangsa Sailendra]] pada abad ke-8 pada zaman [[Kerajaan Mataram Kuno]]. Menurut [[Soekmono]] keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah bangunan suci yang tersebut dalam [[prasasti Karang Tengah]] pada tahun 824 M, yaitu ''Venuvana'' (Sanskerta: 'Hutan Bambu').
|name= Candi Ngawen
|map_type= Jawa
|map_size= 258
|latitude= -7.603946
|longitude= 110.27247
|location_town= Kecamatan [[Salam, Magelang]], [[Jawa Tengah]].
|location_country=[[Indonesia]]
|architect=
|client=
|engineer=
|construction_start_date=
|completion_date=
|date_demolished=
|cost=
|structural_system=
|style=[[Candi Jawa Tengahan]]
|size=
}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Candi Ngawen TMnr 10015991.jpg|thumbjmpl|uprightlurus|Candi Ngawen dipada tahun 1929]]
Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa [[relief]] pada sisi candi masih nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran [[Kinnara]], [[Kinnari]], dan kala-makara.
'''Candi Ngawen''' ({{lang-jv|ꦕꦤ꧀ꦝꦶ​ꦔꦮꦺꦤ꧀|Candhi Ngawèn}}) adalah candi bercorak [[Buddha|Buddhisme]] yang berada kira-kira 5&nbsp;km sebelah utara [[candi Mendut]], tepatnya di Desa Ngawen, Kecamatan [[Muntilan, Magelang|Muntilan]], [[Kabupaten Magelang]].<ref>{{Cite web|title=CANDI NGAWEN - UNKRIS|url=http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Candi-Ngawen_69040_p2k-unkris.html|website=p2k.unkris.ac.id|access-date=2022-12-28}}</ref>
 
Bukti Candi Ngawen berlatar belakang agama Budha berupa temuan arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa di Candi II dan arca Dhyani Buddha Amithaba di Candi IV. Berdasarkan gaya arsitektur bangunannya, situs candi di Kabupaten Magelang ini berdiri sekitar abad IX – X Masehi.
 
Bentuk bangunannya memiliki ciri khas yang menjadi pembeda dengan candi lainnya. Yaitu dengan adanya hiasan patung singa pada keempat sudutnya. Sepintas nyaris mirip dengan bangunan candi Hindu karena bentuknya yang meruncing. Akan tetapi, jika kalian amati dengan saksama, candi ini memiliki stupa dan teras (undak-undak) yang menjadi simbol dalam candi-candi Buddha.<ref>[https://turisian.com/2022/12/14/berkunjung-ke-candi-ngawen-situs-candi-buddha-di-magelang/ "Berkunjung ke Candi Ngawen, Situs Candi Buddha di Magelang"]</ref>
 
'''CandiMenurut Ngawen''' adalahperkiraan{{Siapa}}, candi [[Buddha]]ini yangdibangun berada kira-kira 5 kmoleh sebelumpenguasa [[candiKerajaan MendutMataram Kuno]] dari arah [[Yogyakarta]], yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, [[Kabupaten Magelang]]. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh [[wangsa Sailendra]] pada abad ke-8{{Butuh pada zaman [[Kerajaan Mataram Kuno]]rujukan}}. Menurut [[Soekmono]] keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah bangunan suci yang tersebut dalam [[prasasti Karang Tengah]] pada tahun 824 M, yaitu ''Venuvana'' ([[Bahasa Sanskerta:|Sanskerta]], 'Hutanyang Bambu'berarti "hutan bambu").
 
Candi ini terdiri dari lima bangunan candi yang berukuran kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebentuk patung [[Buddha]] yang sudah tidak berkepala dengan posisi duduk Ratnasambawa tampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa [[relief]] pada sisi candi masih tampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran [[Kinnara]], [[Kinnari]], dan [[Kala makara|kala-makara]]. Posisi hiasan Kinnara Kinnari mengapit Kalpataru. Kinnara dan Kinnari menggambarkan mahkluk kahyangan yang berwujud setengah manusia dan setengah burung. Sementara itu, Kalpataru merupakan pohon kahyangan yang hidup sepanjang masa tempat dimana menggantungkan segala asa. Pohon ini digambarkan memiliki dahan-dahan yang diartikan sebagai untaian perhiasan yang indah, sehingga dijaga makhluk-makhluk kahyangan seperti Kinara Kinari.<ref>{{Cite web|last=Kebudayaan|first=Direktorat Pelindungan|date=2019-04-22|title=Candi Ngawen, Si Mungil dengan Bingkai Keindahan Alamnya|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/candi-ngawen-si-mungil-dengan-bingkai-keindahan-alamnya/|website=Direktorat Pelindungan Kebudayaan|language=id|access-date=2022-12-28}}</ref>
 
Penelitian Candi Ngawen salah satunya oleh peneliti asal Belanda, [https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bkborobudur/theodoor-van-erp/ Van Erp] yang memulainya pada tahun 1920. Ia memulai ekskavasi candi dengan mengeringkan lahan sawah tempat penemuan pertama kali candi tersebut. Sekarang, sekeliling candi ini terdapat hamparan sawah yang menawarkan keindahan tersendiri.
 
== Keunikan & Daya Tarik ==
Salah satu keunikan dari benda cagar budaya yang satu ini, yaitu keberadaan 4 buah arca singa di setiap sudut Candi II dan Candi IV. Kompleks candi tersebut terdiri dari 5 buah candi yang berderet sejajar dari utara ke selatan.
 
Bangunan Candi Ngawen ini semuanya menghadap timur. Berturut dari arah selatan Candi Ngawen I, II, III, IV dan V dengan masing-masing berdenah bujur sangkar. Candi II dan IV memiliki ukuran dan bentuk konstruksi yang sama.
 
Daya tarik lainnya, terletak pada seni arsitektur candi ini dari temuan arca singa yang menopang empat sisi bangunan candi yang berhasil direkonstruksi dari 5 bangunan yang ada. Gaya ukiran arca singa ini menyerupai lambang singa pada negara Singapura dan berfungsi mengaliri air hujan yang keluar lewat mulut arca.
 
Dari kelima candi yang terdapat di kompleks Candi Ngawen, hanya Candi II yang telah selesai pemugaran pada tahun 1927. Sehingga mempunyai komponen yang paling lengkap. Empat candi yang lain hanya tinggal Khaki. Dari semuanya, ada yang terparah yakni Candi I, hanya tinggal pondasi.
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{arkeologi-stub}}
{{Candi Buddha Indonesia}}
 
[[Kategori:Candi Buddha|Ngawen]]
[[Kategori:Candi di Jawa Tengah|Ngawen]]
 
 
{{arkeologi-stub}}
[[Kategori:Muntilan, Magelang]]