Lokomotif DD52: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Railfans1107 (bicara | kontrib)
sejarah dan keterangan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 17:
|length = 20.737 mm
|width = 2.670 mm
|weight = 133101 ton
|wheeldiameter = 1102 mm
|boilerpressure = 1.25 [[Pascal (satuan)|MPa]]
Baris 24:
|poweroutput = 1.4 [[Watt|MW]]
|topspeed = 50 km/h
|horn=ALCO Nathan 5 Chime|trainbrakes=Rem Tangan, Rem Vakum|height=3.800 mm|weightonready=135 ton}}
 
'''Lokomotif DD 52''' adalah Lokomotif Uap mallet artikulasi terbesar di Indonesia dengan susunan roda 2-8-8-0 yang dibeli oleh [[Staatsspoorwegen]]. Lokomotif ini Diproduksi oleh pabrik [[Werkspoor]], [[Belanda]], [[Hanomag]] dan Hartmann, [[Jerman]],.
 
== Sejarah ==
Lokomotif ini didatangkan dari pabrik [[Hartman|Hartmann]] dan [[Hanomag]] di [[Jerman]] serta [[Werkspoor]] di [[Belanda]] pada tahun 1923, mulai berdinas sejak 1924, setelah [[lokomotif DD50]] dan [[Lokomotif DD51|lokomotif DD 51]]. Berbeda dengan kedua pendahulunya yang dibuat di pabrik ALCO di [[Amerika Serikat]], lokomotif DD52 dibuat di Eropa, tepatnya di Jerman dan Belanda. Keunggulan lokomotif ini dibandingkan dengan DD50 dan DD51 adalah kecepatan maksimalnya yang dapat mencapai 50 km/jam, di mana kedua lokomotif sebelumnya hanya mampu mencapai 40 km/jam.
 
Lokomotif DD 52 memiliki julukan "Si Gombar" dari masyarakat lokal [[Jawa Barat]] yang selalu dilewati oleh lokomotif ini. Dengan ukurannya yang besar dan tenaganya yang kuat, tugas utama DD52 adalah menarik kereta barang yang melintasi pegunungan Priangan. Walaupun begitu, lokomotif ini juga difungsikan sebagai penarik kereta penumpang.
Baris 35:
Di akhir masanya, lokomotif ini melayani KA lokal Bandung-Cibatu. Alokasi lokomotif ini sendiri menyebar di beberapa [[Depo lokomotif|Depo Lokomotif]] seperti Tasikmalaya, Purwakarta, dan Cibatu. Karier lokomotif ini berakhir pada tahun 1974 ketika angkutan barang di jalur Tasikmalaya - Cicalengka menurun. Sehingga menjalankan DD52 ini terlalu berlebihan untuk muatan yang tidak begitu berat. Apalagi kondisi kedua DD52 terakhir (no. 03 dan 08) ini sangatlah buruk.
 
Setelah dipensiunkan, seluruh unit lokomotif DD52 ini secara perlahan mulai disantapdirucat olehatau algojodijadikan besi tua, sehingga tidak ada satupun wujud peninggalannya yang dipreservasi di museum kereta api.<ref>{{cite book |last1=Bagus Prayogo |first1=Yoga |author-link1= |last2=Yohanes Sapto |first2=Prabowo |author-link2= |last3=Radityo |first3=Diaz|date=2017 |title=Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. |url= |location=Yogyakarta |publisher=Jogja Bangkit Publisher |page=118|isbn=978-602-0818-55-9 |author-link=}}</ref> Hal ini sangatlah disayangkan mengingat pendahulunya yaitu DD 50 dan DD 51 juga bernasib samaserupa, sehingga tidak tersisa lagi lokomotif uap bergandar [[Klasifikasi UIC#Contoh|DD]] di Indonesia.
 
== Lihat pula ==
Baris 46:
== Daftar Referensi ==
{{reflist}}
{{whyteloco}}
{{Daftar lokomotif Indonesia}}
[[Kategori:Lokomotif yang dirucat]]
{{Daftar KA penumpang Indonesia}}
[[Kategori:Transportasilokomotif reluap di Indonesia]]
 
[[Kategori:Lokomotif]]
[[Kategori:Transportasi rel di Indonesia]]
 
 
{{lokomotif-stub}}