Perkembangan Film: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Kosmetika
 
(35 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{gabungke|Film}}
'''Perkembangan Film''' Perkembangan [[Film]] memiliki perjalanan yag
'''Perkembangan film''' memiliki perjalanan cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti [[film]] di masa kini yang kaya dengan efek, dan sangat mudah didapatkan sebagai media hiburan. Perkembangan film dimulai ketika digunakannya alat [[kinetoskop]] temuan [[Thomas Alfa Edison]] yang pada masa itu digunakan oleh penonton individual.
Film awal masih [[film bisu|bisu]] dan tidak berwarna. Pemutaran film di [[bioskop]] untuk pertama kalinya dilakukan pada awal abad 20, hingga industri film [[Hollywood]] yang pertama kali, bahkan hingga saat ini merajai [[industri perfilman]] populer secara global. Pada tahun 1927 [[teknologi]] sudah cukup mumpuni untuk memproduksi [[film bicara]] yang dialognya dapat didengar secara langsung, tetapi masih hitam-putih. Hingga pada 1937 teknologi film sudah mampu memproduksi film berwarna yang lebih menarik dan diikuti dengan alur cerita yang mulai populer. Pada tahun1970-an, film sudah bisa direkam dalam jumlah massal dengan menggunakan ''[[videotape]]'' yang kemudian dijual. Tahun 1980-an ditemukan teknologi ''[[laser disc]]'', lalu [[VCD]] dan kemudian menyusul teknologi [[DVD]]. Hingga saat ini digital movie yang lebih praktis banyak digemari sehingga semakin menjadikan popularitas film meningkat dan film menjadi semakin dekat dengan keserarian masyarakat modern.
 
== Pengertian film ==
cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti film di masa kini
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan [[seluloid]] yang digunakan untuk menyimpan gambar negatif dari sebuah objek. Yang kedua, film diartikan sebagai lakon atau gambar hidup. Dalam konteks khusus, film diartikan sebagai lakon hidup atau gambar gerak yang biasanya juga disimpan dalam media seluloid tipis dalam bentuk gambar negatif.<ref>{Kamus Besar Bahasa Indonesia}</ref> Meskipun kini film bukan hanya dapat disimpan dalam media selaput seluloid saja. Film dapat juga disimpan dan diputar kembali dalam media [[digital]].
 
== Sejarah film ==
yang kaya dengan efek, dan sangat mudah didapatkan sebagai media
'''Sejarah film''' tidak bisa lepas dari sejarah [[fotografi]]. Dan sejarah fotograf tidak bisa lepas dari peralatan pendukungnya, seperti [[kamera]]. Kamera pertama di dunia ditemukan oleh seorang Ilmuwan Muslim, [[Ibnu Haitham]]. Fisikawan ini pertama kali menemukan '''Kamera Obscura''' dengan dasar kajian ilmu [[optik]] menggunakan bantuan energi [[cahaya matahari]]. Mengembangkan ide kamera sederhana tersebut, mulai ditemukan kamera-kamera yang lebih praktis, bahka inovasinya demikian pesat berkembang sehingga kamera mulai bisa digunakan untuk merekam
gambar gerak. Ide dasar sebuah film sendiri, terfikir secara tidak sengaja. Pada tahun 1878 ketika beberapa orang pria Amerika berkumpul dan dari perbincangan ringan menimbulkan sebuah pertanyaan: “Apakah keempat kaki cicak berada pada posisi melayang pada saat bersamaan ketika kuda berlari?" Pertanyaan itu terjawab ketika [[Eadweard Muybridge]] membuat 16 frame gambar kuda yang sedang berlari. Dari 16 frame gambar kuda yang sedang berlari tersebut, dibuat rangkaian gerakan secara urut sehingga gambar kuda terkesan sedang berlari. Dan terbuktilah bahwa ada satu momen di mana kaki kuda tidak menyentuh tanah ketika kuda tengah berlari kencang Konsepnya hampir sama dengan konsep film kartun. Gambar gerak kuda tersebut menjadi gambar gerak pertama di dunia. di mana pada masa itu belum diciptakan kamera yang bisa merekam gerakan dinamis. Setelah penemuan gambar bergerak Muybridge pertama kalinya, inovasi kamera mulai berkembang ketika Thomas Alfa Edison mengembangkan fungsi kamera gambar biasa menjadi kamera yang mampu merekam gambar gerak pada tahun 1888, sehingga kamera mulai bisa merekam objek yang bergerak dinamis. Maka dimulailah era baru [[sinematografi]] yang ditandai dengan diciptakannya sejenis [[film dokumenter]] singkat oleh [[Lumière Bersaudara]]. Film yang diakui sebagai sinema pertama di dunia tersebut diputar di [[Boulevard des Capucines]], [[Paris]], [[Prancis]] dengan judul ''[[Workers Leaving the Lumière's Factory]]'' pada tanggal 28 Desember 1895 yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya sinematografi. Film inaudibel yang hanya berdurasi beberapa detik itu menggambarkan bagaimana pekerja pabrik meninggalkan tempat kerja mereka di saat waktu pulang.<ref name="ReferenceA">{LaRose,et.al.''media now''.Boston, USA.2009}</ref> Pada awal lahirnya film, memang tampak belum ada tujuan dan alur cerita yang jelas. Namun ketika ide pembuatan film mulai tersentuh oleh ranah industri, mulailah film dibuat lebih terkonsep, memiliki alur dan cerita yang jelas. Meskipun pada era baru dunia film, gambarnya masih tidak berwarna alias hitam-putih, dan belum didukung oleh efek audio. Ketika itu, saat orang-orang tengah menyaksikan pemutaran sebuah film, akan ada pemain musik yang mengiringi secara langsung gambar gerak yang ditampilkan di layar sebagai efek suara.
 
== Klasifikasi film ==
hiburan. Perkembangan film dimulai ketika digunakannya alat
Seiring berkembangnya dunia perfilman, semakin banyak film yang diproduksi dengan corak yang berbeda-beda. Secara garis besar, film dapat diklasifikasikan berdasarkan cerita, orientasi pembuatan, dan berdasarkan genre.
 
Berdasarkan cerita, film dapat dibedakan antara film Fiksi dan Non-Fiksi. Fiksi merupakan film yang dibuat berdasarkan imajinasi manusia,
[[''kinetoscope'']] temuan [[Thomas Alfa Edison]] yang pada masa itu
dengan kata lain film ini tidak didasarkan pada kejadian nyata. Kemudian film Non-Fiksi yang pembuatannya diilhami oleh suatu kejadian yang benar-benar terjadi yang kemudian dimasukkan unsur-unsur sinematografis dengan penambahan efek-efek tertentu seperti efek suara, musik, cahaya, komputerisasi, skenario atau naskah yang memikat dan lain sebagainya untuk mendukung daya tarik film Non-Fiksi tersebut. Contoh film non-fiksi misalnya film [[The Iron Lady]] yang diilhami dari kehidupan [[Margaret Thatcher]].
 
Kemudian berdasarkan orientasi pembuatannya, film dapat digolongkan dalam film komersial dan nonkomersial. Film komersial, orientasi pembuatannya adalah bisnis dan mengejar keuntungan. Dalam klasifikasi ini, film memang dijadikan sebagai komoditas industrialisasi. Sehingga film dibuat sedemikian rupa agar memiliki nilai jual dan menarik untuk disimak oleh berbagai lapisan khalayak. Film komersial biasanya lebih ringan, atraktif, dan mudah dimengerti agar lebih banyak orang yang berminat untuk menyaksikannya. Berbeda dengan film non-komersial yang bukan berorientasi bisnis. Dengan kata lain, film non-komersial ini dibuat bukan dalam rangka mengejar target keuntungan dan asasnya bukan untuk menjadikan film sebagai [[komoditas]], melainkan murni sebagai seni dalam menyampaikan suatu pesan dan sarat akan tujuan. Karena bukan dibuat atas dasar kepentingan bisnis dan keuntungan, maka biasanya segmentasi penonton film non-komersial juga terbatas. Contoh film non-komersial misalnya berupa film [[propaganda]], yang dibuat dengan tujuan mempengaruhi pola pikir massal agar sesuai dengan pesan yang berusaha disampaikan. Di Indonesia sendiri contoh film propaganda yang cukup melegenda adalah film [[G30S/PKI]]. Atau film dokumenter yang mengangkat suatu tema khusus, misalnya dokumentasi kehidupan flora dan fauna atau dokumentasi yang mengangkat kehidupan anak jalanan, dan lain sebagainya. Selain itu, beberapa film yang memang dibuat bukan untuk tujuan bisnis, justru dibuat dengan tujuan untuk meraih penghargaan tertentu di bidang perfilman dan sinematografi. Film seperti ini biasanya memiliki pesan moral yang sangat mendalam, estetika yang diperhatikan detail-detailnya, dengan skenario yang disusun sedemikian rupa agar setiap gerakan dan perkataannya dapat mengandung makna yang begitu kaya. Film seperti ini biasanya tidak mudah dicerna oleh banyak orang, karena memang sasaran pembuatannya bukan berdasarkan tuntutan pasar. Seni, estetika, dan makna merupakan tolak ukur pembuatan film seperti ini. Contohnya di Indonesia seperti film [[Pasir Berbisik]] yang di produseri oleh [[Christine Hakim]] dan [[Daun di Atas Bantal]] yang berkisah mengenai kehidupan [[anak jalanan]].
digunakan oleh penonton individual. Film awal masih bisu dan tidak
 
Kemudian klasifikasi berdasarkan [[genre]] film itu sendiri. Terdapat beragam genre film yang biasa dikenal masyarakat selama ini, di antaranya:
berwarna. Pemutaran film di [[bioskop]] untuk pertama kalinya dilakukan
* Action
* Komedi
* Drama
* Petualangan
* Epik
* Musikal
* Perang
* ''Science Fiction''
* Pop
* Horror
* Gangster
* Thriller
* Fantasi
* ''Disaster''/Bencana<ref>{http://www.filmsite.org/genres.html}{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Industrialisasi Film ==
pada awal abad 20, hingga industri film [[Hollywood]] yang merajai
 
=== Studio besar industri film ===
industri perfilman secara global. Pada tahun 1927 teknologi sudah
Terdapat delapan produser film raksasa yang selama ini sudah merajai industri perfilman dunia, di antaranya
* [[Columbia]]
* [[Fox]]
* [[MGM]]
* [[Paramount]]
* [[Universal]]
* [[Warner Brothers]]
* [[Buena Vista]] (Disney)
* [[TriStar]] (Sony)<ref name="ReferenceA"/>
Mereka merupakan bagian dari integrasi vertikal [[konglomerasi]] yang mendominasi distribusi dan produksi film. Masing-masing perusahaan memiliki kemampuan untuk memproduksi 15 hingga 25 film setiap tahun. Namun sesungguhnya perusahaan produksi film tersebut telah mengurangi produktivitasnya dengan memproduksi lebih sedikit film pada kisaran tahun 2008-2009 dan menjadi lebih konservatif dan berhati-hati dalam segala keputusan distribusi dan produksi mereka. Sekarang, perusahaan besar berani menginvestasikan rata-rata sekitar US$66.000.000 perfilm, ditambah biaya pengiklanan dan promosi sekitar rata-rata US$36.000.0000.<ref name="ReferenceA"/>
 
Nama-nama aktor dan sutradara papan atas juga menjadi perhitungan sumber profit mereka yang dipersentasikan melalui permintaan pasar. Nama besar aktor seperti [[Johnny Depp]] misalnya, yang mampu menghasilkan US$ 50.000.000 pada akhir kesusksesan sebuah film serta tambahan keuntungan sekitar US$ 20.000.000 hanya dengan penampilannya saja. Maka angka pertaruhannya sangat tinggi, sehingga tuntutan untuk mampu memproduksi film-film big hits menjadi sangat besar.
cukup mumpuni untuk memproduksi film bicara yang dialognya dapat
 
Sebuah perusahaan muda, [[DreamWorks]], yang dirintis oleh [[Steven Spielberg]] pada 1995 kini juga sudah menuai sukses dalam bidang film animasi, tetapi masih harus menghadapi persaingan ketat dalam pangsa yang lain. Kesuksesan produksi film [[Shrek]] dan [[Madagascar]] kontan menjadikan [[DreamWorks]] sebagai kompetitor yang layak diperhitungkan oleh [[PixarStudio]], yang memproduksi film-film animasi populer, terutama film-film animasi keluaran [[Disney]].<ref name="ReferenceA"/>
didengar secara langsung, namun masih hitam-putih. Hingga pada 1937
 
=== Produksi film independen ===
teknologi film sudah mampu memproduksi film berwarna yang lebih
Kebanyakan film keluaran tahun 2009 tidak lagi hanya diproduksi dalam studio. Banyak yang mulai memproduksi film-film [[independen]] (indie). Meski begitu, jarang dari mereka yang sukses didistribusikan ke pasaran. Sekitar 900 film independen diproduksi di Amerika pada tahun 2009. Namun hanya 500 film di antaranya yang benar-benar didistribusikan dan dipasarkan. Jadi, bagi sutradara film-film indie sendiri, target utamanya adalah berhasil mendistribusikan film mereka. Soal finansial, film indie biasanya tidak memakai terlalu banyak biaya. Sehingga keuntungan finansial bukan menjadi target utama pembuatan film indie.<ref name="ReferenceA"/>
 
== Referensi ==
menarik dan diikuti dengan alur cerita yang mulai populer. Pada
<references/>
 
[[Kategori: Film]]
tahun1970an, film sudah bisa direkam dalam jumlah massal dengan
 
menggunakan [[''video cassete'']] yang kemudian dijual. Tahun 1980an
 
ditemukan teknologi [[''laser disc'']], lalu [[VCD]] dan kemudian menyusul
 
teknologi [[DVD]]. Hingga saat ini digital movie yang lebih praktis banyak
 
digemari sehingga semakin menjadikan popularitas film meningkat dan
 
film menjadi semakin dekat dengan keserarian masyarakat modern.<ref>
 
{Armando,Ade}</ref>
 
==Pengertian Film==
Menurut Kamus Besar Bahasa Indoesia, film dapat diartikan dalam dua
 
pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan
 
seluloid yang digunakan untuk menyimpan gambar negatif dari sebuah
 
objek. Yang kedua, film diartikan sebagai lakon atau gambar hidup.
Dalam konteks khusus, film diartikan sebagai lakon hidup atau gambar
 
gerak yang biasanya juga disimpan dalam media seluloid tipis dalam
 
bentuk gambar negatif.<ref>{Kamus Besar Bahasa Indonesia}</ref>
 
Meskipun kini film bukan hanya dapat disimpan dalam media selaput
 
seluloid saja. Film dapat juga disimpan dan diputar kembali dalam
 
media digital.
 
==Sejarah Film==
Sejarah film tidak bisa lepas dari sejarah fotografi. Dan sejarah
 
fotografi tidak bisa lepas dari peralatan pendukungnya, seperti
 
kamera. Kamera pertama di dunia ditemukan oleh seorang Ilmuwan Muslim,
 
[[Ibnu Haitham]]. Fisikawan ini pertama kali menemukan kamera
 
[[Obscura]] dengan dasar kajian ilmu optik menggunakan bantuan energi
 
cahaya matahari. Mengembangkan ide kamera sederhana tersebut, mulai
 
ditemukan kamera-kamera yang lebih praktis, bahka inovasinya demikian
 
pesat berkembang sehingga kamera mulai bisa digunakan untuk merekam
 
gambar gerak.
Ide dasar sebuah film sendiri, terfikir secara tidak sengaja. Pada
 
tahun 1878 ketika beberapa orang pria Amerika berkumpul dan dari
 
perbincangan ringan menimbulkan sebuah pertanyaan : “Apakah keempat
 
kaki kuda berada pada posisi melayang pada saat bersamaan ketika kuda
 
berlari?”
Pertanyaan itu terjawab ketika [[Eadweard Muybridge]] membuat 16 frame
 
gambar kuda yang sedang berlari. Dari 16 frame gambar kuda yang sedang
 
berlari tersebut, dibuat rangkaian gerakan secara urut sehingga gambar
 
kuda terkesan sedang berlari. Dan terbuktilah bahwa ada satu momen
 
dimana kaki kuda tidak menyentuh tanah ketika kuda tengah berlari
 
kencang.<ref>{Armando,Ade dalam kuliah PMMI Univ. Indonesia}</ref> Konsepnya hampir sama dengan konsep
 
film kartun. Gambar gerak kuda tersebut menjadi gambar gerak pertama
 
di dunia. Dimana pada masa itu belum diciptakan kamera yang bisa
 
merekam gerakan dinamis.
Setelah penemuan gambar bergerak Muybridge pertama kalinya, inovasi
 
kamera mulai berkembang ketika Thomas Alfa Edison mengembangkan fungsi
 
kamera gambar biasa menjadi kamera yang mampu merekam gambar gerak
 
pada tahun 1988, sehingga kamera mulai bisa merekam objek yang
 
bergerak dinamis. Maka dimulailah era baru sinematografi yang ditandai
 
dengan diciptakannya film pendek oleh [[Louis Lumiere]] dan [[Auguste
 
Lumiere]]. Film yang diakui sebagai sinema pertama di dunia tersebut
 
diputar di ''Grand Cafe'' di [[Boulevard des Capucines]], [[Paris]],
 
Prancis dengan judul [[''Workers Leaving the Lumiere Factory'']] pada
 
tanggal 28 Desember 1895 yang kemudian ditetapkan sebagai hari
 
lahirnya sinematografi. Film inaudibel yang hanya berdurasi beberapa
 
detik itu menggambarkan bagaimana pekerja pabrik meninggalkan tempat
 
kerja mereka disaat waktu pulang.<ref>{LaRose,et.al.''media
 
now''.Boston, USA.2009}</ref>
Pada awal lahirnya film, memang tampak belum ada tujuan dan alur
 
cerita yang jelas. Namun ketika ide pembuatan film mulai tersentuh
 
oleh ranah industri, mulailah film dibuat lebih terkonsep, memiliki
 
alur dan cerita yang jelas. Meskipun pada era baru dunia film,
 
gambarnya masih tidak berwarna alias hitam-putih, dan belum didukung
 
oleh efek audio. Ketika itu, saat orang-orang tengah menyaksikan
 
pemutaran sebuah film, akan ada pemain musik yang mengiringi secara
 
langsung gambar gerak yag ditampilkan di layar sebagai efek suara.
 
==Klasifikasi Film==
Seiring berkembangnya dunia perfilman, semakin banyak film yang
 
diproduksi dengan corak yang berbeda-beda. Secara garis besar, film
 
dapat diklasifikasikan berdasarkan cerita, orientasi pembuatan, dan
 
berdasarkan genre.
Berdasarkan cerita, film dapat dibedakan antara film Fiksi dan Non-
 
Fiksi. Fiksi merupakan film yang dibuat berdasarkan imajinasi manusia,
 
dengan kata lain film ini tidak didasarkan pada kejadian nyata.
 
Kemudian film Non-Fiksi yang pembuatannya diilhami oleh suatu kejadian
 
yang benar-benar terjadi yang kemudian dimasukkan unsur-unsur
 
sinematografis dengan penambahan efek-efek tertentu seperti efek
 
suara, musik, cahaya, komputerisasi, skenario atau naskah yang memikat
 
dan lain sebagainya untuk mendukung daya tarik film Non-Fiksi
 
tersebut. Contoh film non-fiksi misalnya film [[The Iron Lady]] yang
 
diilhami dari kehidupan [[Margaret Thatcher]].
Kemudian berdasarkan orientasi pembuatannya, film dapat digolongkan
 
dalam film Komersial dan Non-Komersial. Film komersial, orientasi
 
pembuatannya adalah bisnis dan mengejar keuntungan. Dalam klasifikasi
 
ini, film memang dijadikan sebagai komoditas industrialisasi. Sehingga
 
film dibuat sedemikian rupa agar memiliki nilai jual dan menarik untuk
 
disimak oleh berbagai lapisan khalayak. Film komersial biasanya lebih
 
ringan, atraktif, dan mudah dimengerti agar lebih banyak orang yang
 
berminat untuk menyaksikannya. Berbeda dengan film non-komersial yang
 
bukan berorientasi bisnis. Dengan kata lain, film non-komersial ini
 
dibuat bukan dalam rangka mengejar target keuntungan dan azasnya bukan
 
untuk menjadikan film sebagai komoditas, melainkan murni sebagai seni
 
dalam menyampaikan suatu pesan dan sarat akan tujuan. Karena bukan
 
dibuat atas nama bisnis dan keuntungan, maka biasanya segmentasi
 
penonton film non-komersial juga terbatas. Contoh film non-komersial
 
misalnya berupa film propaganda, yang dibuat dengan tujuan
 
mempengaruhi pola pikir massal agar sesuai dengan pesan yang berusaha
 
disampaikan. Di Indonesia sendiri contoh film propaganda yang cukup
 
melegenda adalah film [[G30S/PKI]]. Atau film dokumenter yang
 
mengangkat suatu tema khusus, misalnya dokumentasi kehidupan flora dan
 
fauna atau dokumentasi yang mengangkat kehidupan anak jalanan, dan
 
lain sebagainya. Selain itu, beberapa film yang memang dibuat bukan
 
untuk tujuan bisnis, justru dibuat dengan tujuan untuk meraih
 
penghargaan tertentu di bidang perfilman dan sinematografi. Film
 
seperti ini biasanya memiliki pesan moral yag sangat mendalam,
 
estetika yang diperhatikan detail-detailnya, dengan skenario yang
 
disusun sedemikian rupa agar setiap gerakan dan perkataannya dapat
 
mengandung makna yang begitu kaya. Film seperti ini biasanya tidak
 
mudah dicerna oleh banyak orang, karena memang sasaran pembuatannya
 
bukan berdasarkan tuntutan pasar. Seni, estetika, dan makna merupakan
 
tolok ukur pembuatan film seperti ini. Contohnya di Indonesia seperti
 
film Pasir Berbisik yang di produseri oleh [[Christine Hakim]] dan
 
Daun diatas Bantal.
Kemudian klasifikasi berdasarkan genre film itu sendiri. Terdapat
 
beragam genre film yang biasa dikenal masyarakat selama ini,
 
diantaranya :
* Action
* Komedi
* Drama
* Petualangan
* Epik
* Musikal
* Perang
* ''Science Fiction''
* Pop
* Horror
* Thriller
* Fantasi
* ''Disaster'' / Bencana
 
==Industrialisasi Film==
Pemain Besar Industri Film
Terdapat delapan delapan produser film raksasa yang selama ini sudah
 
merajai industri perfilman dunia, diantaranya
* [[Columbia]]
* [[Fox]]
* [[MGM]]
* [[Paramount]]
* [[Universal]]
* [[Warner Brothers]]
* [[Buena Vista]] (Disney)
* [[TriStar]] (Sony)
Mereka merupakan bagian dari integrasi vertikal konglomerasi yang
 
mendominas distribusi dan produksi film. Masing-masing perusahaan
 
memiliki kemampuan untuk memproduksi 15 hingga 25 film setiap tahun.
 
Namun sesungguhnya perusahaan produksi film tersebut telah mengurangi
 
produktivitasnya dengan memproduksi lebih sedikit film pada kisaran
 
tahun 2008-2009 dan menjadi lebih konservatif dan berhati-hati dalam
 
segala keputusan distribusi dan produksi mereka. Sekarang, perusahaan
 
besar berani menginvestasikan rata-rata sekitar US$ 66.000.000 per
 
film, ditambah biaya pengiklanan dan promosi sekitar rata-rata US$
 
36.000.0000. <ref>{LaRose,et.al.''media now''.Boston, USA.2009}</ref>
Nama-nama aktor dan sutradara papan atas juga menjadi perhitungan
 
sumber profit mereka yang dipersentasikan melalui permintaan pasar.
 
Nama besar seperti [[Johny Depp]] misalnya, yang mampu menghasilkan US$
 
50.000.000 pada akhir kesusksesan sebuah film serta tambahan
 
keuntungan sekitar US$ 20.000.000 hanya dengan penampilannya saja.
 
Maka angka pertaruhannya sangat tinggi, sehingga tuntutan untuk mampu
 
memproduksi film-film big hits menjadi sangat besar.
Sebuah perusahaan muda, [[DreamWorks]], yang dirintis oleh [[Stephen
 
Spielberg]] pada 1995 kini juga sudah menuai sukses dalam bidang film
 
animasi, namun masih harus menghadapi persaingan ketat dalam pangsa
 
yang lain. Kesuksesan produksi film [[Shrek]] dan [[Madagascar]] kontan
 
menjadikan [[DreamWorks]] sebagai kompetitor yang layak diperhitungkan
 
oleh [[PixarStudio]], yang memproduksi film-film animasi populer, terutama
 
film-film animasi keluaran [[Disney]]. <ref>{LaRose,et.al.''media
 
now''.Boston, USA.2009}</ref>
 
==Produksi Film Independen==
Kebanyakan film keluaran tahun 2009 tidak lagi hanya diproduksi dalam
 
studio. Banyak yang mulai memproduksi film-film independen (indie).
 
Meski begitu, jarang dari mereka yang sukses didistribusikan ke
 
pasaran. Sekitar 900 film independen diproduksi di Amerika pada tahun
 
2009. Namun hanya 500 film diantaranya yang benar-benar
 
didistribusikan dan dipasarkan. Jadi, bagi sutradara film-film indie
 
sendiri, target utamanya adalah berhasil mendistribusikan film mereka.
 
Soal finansial, film indie biasanya tidak memakai terlalu banyak
 
biaya. Sehingga keuntungan finansial bukan menjadi target utama
 
pembuatan film indie. <ref>{LaRose,et.al.''media now''.Boston,
 
USA.2009}</ref>
 
 
==referensi==
<references/>