Raja Lear: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kitashinsuke (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
Wisoput (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 60:
 
=== Nasib Gloucester ===
Sementara itu, Gloucester melintasi [[badai]] untuk mencari rajanya. Ia menemukan rajanya berteriak tidak keruan dengan seseorang yang gila yang kotor di dalam sebuah liang. Lear bertingkah seolah-olah sedang berada di istananya. Ia membayangkan Tom dan badutnya sebagai kedua putrinya. Lear mengadili kedua putrinya karena perlakuan mereka yang tidak manusiawi. Khawatir dengan keadaan rajanya, Gloucester meminta Kent dan sang badut untuk membawa raja ke Dover agar bertemu dengan Cordelia, lalu Gloucester diam-diam kembali ke istananya. Setibanya di gerbang istana, dua orang penjaga menangkapnya dan mengikatnya di kursi. Regan menyebutnya pengkhianat karena membantu sang raja dan tidak memberitahunya tentang kedatangan tentara Prancis.
 
Cornwall maju dan mencungkil satu mata Gloucester. Regan memintanya mencungkil satu mata lainnya. Bawahan Cornwall terkejut dengan perlakuan biadab tuannya, dan satu orang mencabut pedangnya untuk menghentikan tuannya. Bawahan tersebut berhasil melukai Cornwall dengan parah namun akhirnya ditusuk mati oleh Regan. Cornwall tertatih-tatih lalu berdiri dan mencungkil mata Gloucester yang lainnya. Gloucester berteriak memanggil Edmund, anaknya, untuk membalas dendamnya. Regan berbisik di telinga Gloucester yang telah buta dan memberitahunya bahwa Edmundlah yang mengkhianatinya. Lalu ia melepaskan Gloucester agar ia dapat mengembara sampai Dover. Regan berlutut di samping suaminya yang sekarat.
Baris 70:
Tiba-tiba seorang pria melompat dengan pedang terangkat untuk membunuh mereka. Edgar menghunuskan pisaunya dan membunuh orang tersebut. Orang itu adalah utusan Goneril untuk membunuh Gloucester. Setelah Edgar memeriksa tubuhnya ia menemukan dua gulungan surat. Yang satu dialamatkan untuk Edmund dari Regan. Regan memintanya untuk menikahinya karena suaminya telah mati. Sedangkan surat kedua dari Goneril yang meminta Edmund untuk membunuh suaminya, Albany, sehingga ia dapat menjadi istrinya. Edgar menyimpan surat tersebut.
 
Tidak disangka seseorang yang lain muncul, ia berbaju kotor, tidak bersenjata, dan penuh dengan duri semak belukar. Ia menggerutu. Gloucester yang mendengar suaranya tahu itu adalah sang raja. Dari kejauhan terdengar suara yang ternyata adalah prajurit di bawah komando Cordelia. Pasukannya berkemah di dekat situ. Sebelum Edgar atau Gloucester sempat bertindak, sang raja telah lari dengan berteriak. Keduanya berhasil mengejar sang raja dan membawanya ke tenda Cordelia.
 
Di tenda itu sang raja tidur dengan pulas, sementara persiapan perang dilakukan. Ketika ia terbangun, ia melihat Cordelia di sampingnya dan meminta maaf kepadanya. Cordelia memeluk ayahnya, bahagia karena ayahnya sudah sadar. Lear akhirnya mengenali Patih Kent, dan dengan bahagia berkumpul kembali dengan putri kesayangannya dan penasihat kepercayaannya, sang raja kembali tertidur.
Baris 96:
Selain subplot yang melibatkan Earl of Gloucester dan putra-putranya, inovasi utama yang dibuat Shakespeare untuk cerita ini adalah kematian Cordelia dan Lear di bagian akhir; dalam akun oleh Geoffrey dari Monmouth, Cordelia mengembalikan Lear ke takhta, dan menggantikannya sebagai penguasa setelah kematiannya. Selama [[Abad ke 17|abad ke-17]], akhir tragis Shakespeare banyak dikritik dan versi alternatif ditulis oleh Nahum Tate, di mana karakter utama selamat dan Edgar dan Cordelia menikah (terlepas dari kenyataan bahwa Cordelia sebelumnya bertunangan dengan Raja Prancis). Harold Bloom menyatakan: "Versi Tate memegang panggung selama hampir 150 tahun, sampai Edmund Kean mengembalikan akhir tragis drama itu pada tahun 1823." <ref>{{Cite journal|last=Bloom|first=Richard W.|date=2008|title=Getting Safer|url=http://dx.doi.org/10.1037/a0011133|journal=PsycCRITIQUES|volume=53|issue=11|doi=10.1037/a0011133|issn=1554-0138}}</ref>
[[File:Cordelia, King Lear, Alexander Johnston (artist).jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Cordelia,_King_Lear,_Alexander_Johnston_(artist).jpg|kiri|jmpl|Cordelia, Alexander Johnston (artis) (c.1894)]]
Holinshed menyatakan bahwa cerita diatur ketika Joash adalah Raja Yehuda (c. [[800 SM]]), sementara Shakespeare menghindari penanggalan pengaturan, hanya menunjukkan bahwa kadang-kadang di era pra-Kristen.
 
Karakter Earl "Caius" dari Kent dan The Fool diciptakan sepenuhnya oleh Shakespeare untuk terlibat dalam percakapan berbasis karakter dengan Lear. Oswald si [[pelayan]], orang kepercayaan Goneril, diciptakan sebagai perangkat ekspositori yang serupa.
Baris 144:
Atau, sebuah analisis berdasarkan teori Adlerian menunjukkan bahwa persaingan Raja di antara putri-putrinya dalam Babak I lebih berkaitan dengan kendalinya atas Cordelia yang belum menikah.<ref>{{Cite journal|last=MCLAUGHLIN|first=S.|last2=MCLAUGHLIN|first2=A.|date=1978-02-03|title=Membranes|url=http://dx.doi.org/10.1126/science.199.4328.526|journal=Science|volume=199|issue=4328|pages=526–526|doi=10.1126/science.199.4328.526|issn=0036-8075}}</ref> Teori ini menunjukkan bahwa "pencopotan" Raja[38] mungkin telah membawanya untuk mencari kendali yang hilang setelah dia membagi tanahnya.
 
Dalam studinya tentang penggambaran karakter Edmund, Harold Bloom menyebutnya sebagai "karakter paling orisinal Shakespeare". "Seperti yang ditunjukkan Hazlitt", tulis Bloom, "Edmund tidak ikut dalam kemunafikan Goneril dan Regan: Machiavellianismenya benar-benar murni, dan tidak memiliki motif Oedipal. Visi Freud tentang roman keluarga sama sekali tidak berlaku untuk Edmund. Iago gratis untuk menemukan kembali dirinya setiap menit, namun Iago memiliki hasrat yang kuat, betapapun negatifnya. Edmund tidak memiliki hasrat apa pun; dia tidak pernah mencintai siapa pun, dan dia tidak akan pernah melakukannya. Dalam hal itu, dia adalah karakter paling orisinal Shakespeare."<ref>{{Cite book|last=Bloom|first=Matt|date=2008|url=http://dx.doi.org/10.4135/9781849200448.n17|title=A Century of Compensation Research|location=1 Oliver's Yard,  55 City Road,  London  EC1Y 1SP  United Kingdom|publisher=SAGE Publications Ltd|pages=300–317}}</ref>
 
Tragedi kurangnya pemahaman Lear tentang konsekuensi dari tuntutan dan tindakannya sering terlihat seperti [[anak manja]], tetapi juga dicatat bahwa perilakunya juga mungkin terlihat pada orang tua yang tidak pernah menyesuaikan diri dengan mereka. anak-anak tumbuh dewasa.<ref>{{Cite journal|last=Kamaralli|first=Anna|date=2012|title=Shakespeare and the Shrew|url=http://dx.doi.org/10.1057/9781137291516|doi=10.1057/9781137291516}}</ref>
Baris 173:
Charles Lamb menetapkan sikap kaum Romantis terhadap Raja Lear dalam esainya tahun 1811 "On the Tragedies of Shakespeare, dianggap dengan mengacu pada kesesuaian mereka untuk representasi panggung" di mana dia mengatakan bahwa drama itu "pada dasarnya tidak mungkin untuk diwakili di atas panggung", lebih memilih mengalaminya dalam pembelajaran. Di teater, dia berpendapat, "melihat Lear berakting, melihat seorang lelaki tua terhuyung-huyung di panggung dengan tongkat, diusir dari pintu oleh putrinya pada malam hujan, tidak ada apa-apanya selain apa yang menyakitkan dan menjijikkan. " namun "sementara kita membacanya, kita tidak melihat Lear tetapi kita adalah Lear,—kita berada dalam pikirannya, kita ditopang oleh keagungan yang membingungkan kedengkian anak perempuan dan badai."<ref name="Algebras 2002 1–37">{{Cite book|last=Algebras|first=Kac-Moody|date=2002|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-1-4612-0105-2_1|title=Kac-Moody Algebras|location=Boston, MA|publisher=Birkhäuser Boston|isbn=978-1-4612-6614-3|pages=1–37}}</ref><ref name="Algebras 2002 1–37"/>
[[File:James Barry 002.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:James_Barry_002.jpg|kiri|jmpl|Raja Lear berduka atas kematian Cordelia, James Barry, 1786–1788]]
King Lear secara politis kontroversial selama periode kegilaan George III, dan akibatnya tidak dilakukan sama sekali di dua teater profesional London dari tahun 1811 hingga 1820: tetapi kemudian menjadi subjek produksi besar di keduanya, dalam waktu tiga bulan setelahnya. kematian.<ref>{{Cite journal|last=Potter|first=Rob|date=2001-06|title=Correspondence: What ever happened to Development Geography?|url=http://dx.doi.org/10.1111/1475-4959.00016|journal=The Geographical Journal|volume=167|issue=2|pages=188–189|doi=10.1111/1475-4959.00016|issn=0016-7398}}</ref> Abad ke-19 menyaksikan pengenalan kembali teks Shakespeare secara bertahap untuk menggantikan versi Tate. Seperti Garrick sebelumnya, John Philip Kemble telah memperkenalkan lebih banyak teks Shakespeare, sambil tetap mempertahankan tiga elemen utama versi Tate: kisah cinta, penghilangan si Bodoh, dan akhir yang bahagia. Edmund Kean memainkan King Lear dengan akhir yang tragis pada tahun 1823, tetapi gagal dan kembali ke penonton Tate setelah hanya tiga pertunjukan. Akhirnya pada tahun 1838, William Macready di Covent Garden menampilkan versi Shakespeare, dibebaskan dari adaptasi Tate.<ref>{{Cite book|last=Potter|first=Cherry|date=2019-08-28|url=http://dx.doi.org/10.4324/9780429057649-10|title=Afterword|publisher=Routledge|isbn=978-0-429-05764-9|pages=190–191}}</ref> Karakter si Bodoh yang dipulihkan dimainkan oleh seorang aktris, Priscilla Horton, seperti, dalam kata-kata seorang penonton, "seorang anak laki-laki yang rapuh, sibuk, berwajah cantik, setengah idiot."<ref>{{Cite journal|last=Potter|first=John F.|date=2002|url=http://dx.doi.org/10.1023/a:1015350204304|journal=The Environmentalist|volume=22|issue=2|pages=191–191|doi=10.1023/a:1015350204304|issn=0251-1088}}</ref> Dan penampilan terakhir Helen Faucit sebagai Cordelia, mati di pelukan ayahnya, menjadi salah satu gambar Victoria yang paling ikonik.<ref>{{Cite journal|date=2002-04-05|title=Contributors|url=http://dx.doi.org/10.1300/j152v03n02_16|journal=Harrington Gay Men's Fiction Quarterly|volume=3|issue=2|pages=161–164|doi=10.1300/j152v03n02_16|issn=1522-3140}}</ref> John Forster, menulis di Examiner pada 14 Februari 1838, mengungkapkan harapan bahwa "Keberhasilan Mr Macready telah menyingkirkan aib [versi Tate] dari panggung untuk selama-lamanya."<ref>{{Cite book|date=1997-06|url=http://dx.doi.org/10.1142/9789814261005_0003|title=Quantum Wells in Crystal Lattices|publisher=WORLD SCIENTIFIC|pages=73–98}}</ref> Tetapi bahkan versi ini tidak mendekati versi Shakespeare: yang ke-19 -Aktor-[[Manajemen|manajer]] abad sangat memotong naskah Shakespeare: mengakhiri adegan pada "efek tirai" besar dan mengurangi atau menghilangkan peran pendukung untuk memberikan keunggulan yang lebih besar kepada sang bintang.[80] Salah satu inovasi Macready—penggunaan struktur mirip Stonehenge di atas panggung untuk menunjukkan latar kuno—terbukti bertahan lama di atas panggung hingga abad ke-20, dan dapat dilihat dalam versi televisi 1983 yang dibintangi oleh [[Laurence Olivier]].<ref>{{Cite journal|date=2007-12-01|title=Fairbairn, Douglas Foakes, (9 Oct. 1919–30 Nov. 1994)|url=http://dx.doi.org/10.1093/ww/9780199540884.013.u172367|journal=Who Was Who|publisher=Oxford University Press}}</ref>
 
Pada tahun 1843, Undang-Undang untuk Mengatur Teater mulai berlaku, mengakhiri monopoli dua perusahaan yang ada dan, dengan demikian, meningkatkan jumlah teater di London. Pada saat yang sama, mode dalam teater adalah "bergambar": menghargai tontonan visual di atas plot atau karakterisasi dan seringkali membutuhkan perubahan adegan yang panjang (dan memakan waktu). Misalnya, King Lear tahun 1892 karya Henry Irving menawarkan tontonan seperti kematian Lear di bawah tebing di Dover, wajahnya diterangi cahaya merah [[matahari]] terbenam; dengan mengorbankan 46% teks, termasuk pembutaan Gloucester. Tapi produksi Irving jelas membangkitkan emosi yang kuat: seorang penonton, Gordon Crosse, menulis tentang pintu masuk pertama Lear, "sosok mencolok dengan banyak rambut putih. Dia bersandar pada pedang bersarung besar yang dia angkat dengan teriakan liar sebagai jawaban atas sapaan para pengawalnya yang diteriakkan. Gaya berjalannya, penampilannya, gerak tubuhnya, semuanya mengungkapkan pikiran mulia dan angkuh yang sudah merosot menjadi pikun, mudah tersinggung di bawah guncangan kesedihan dan usia yang akan datang."
Baris 182:
Pada pertengahan abad, tradisi aktor-manajer telah menurun, digantikan oleh struktur di mana perusahaan teater besar mempekerjakan sutradara profesional sebagai auteurs. Aktor-manajer hebat terakhir, Donald Wolfit, memerankan Lear pada tahun 1944 di lokasi yang mirip Stonehenge dan dipuji oleh James Agate sebagai "bagian terbesar dari akting Shakespeare sejak saya mendapat hak istimewa untuk menulis untuk Sunday Times". Wolfit diduga meminum delapan botol [[Guinness]] dalam setiap pertunjukannya.[f]
[[File:Cordelia's Portion.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Cordelia's_Portion.jpg|jmpl|Porsi Cordelia oleh Ford Madox Brown]]
Karakter Lear di abad ke-19 sering kali seperti orang tua yang lemah dari adegan pembuka, tetapi Lears dari abad ke-20 sering memulai permainan sebagai orang kuat yang menunjukkan otoritas agung, termasuk [[John Gielgud]], Donald Wolfit dan Donald Sinden. Cordelia, juga, berkembang pada abad ke-20: Cordelia sebelumnya sering dipuji karena manis, polos dan sederhana, tetapi Cordelia abad ke-20 sering digambarkan sebagai pemimpin perang. Misalnya, Peggy Ashcroft, di RST pada tahun 1950, memainkan peran dalam pelindung dada dan membawa pedang. Demikian pula, Orang bodoh berkembang sepanjang abad ini, dengan penggambaran yang sering kali berasal dari aula musik atau tradisi sirkus.
 
Di [[Stratford-upon-Avon]] pada tahun 1962 Peter Brook (yang kemudian memfilmkan drama tersebut dengan aktor yang sama, Paul Scofield, dalam peran Lear) mengatur aksinya secara sederhana, di atas panggung putih yang besar dan kosong. Efek dari adegan ketika Lear dan Gloucester bertemu, dua sosok kecil compang-camping di tengah-tengah kekosongan ini, dikatakan (oleh sarjana Roger Warren) untuk menangkap "baik kesedihan manusia ... dan skala universal ... [[adegan]]." Beberapa baris dari siaran radio digunakan oleh The Beatles untuk ditambahkan ke dalam rekaman campuran lagu "I Am the Walrus". John Lennon kebetulan bermain di Program Ketiga BBC saat mengutak-atik radio saat mengerjakan lagu. Suara aktor Mark Dignam, Philip Guard, dan John Bryning dari drama tersebut terdengar dalam lagu tersebut.
Baris 199:
Pada 2015 Teater Passe Muraille Toronto menggelar set produksi di Kanada Atas dengan latar belakang Pemberontakan Kanada Atas tahun 1837. Produksi ini dibintangi oleh David Fox sebagai Lear. Pada musim panas 2015–2016, The Sydney Theatre Company menggelar King Lear, disutradarai oleh Neil Armfield dengan Geoffrey Rush sebagai [[pemeran]] utama dan Robyn Nevin sebagai the Fool. Tentang kegilaan di jantung permainan, Rush mengatakan bahwa baginya "ini tentang menemukan dampak dramatis pada saat-saat manianya. Apa yang tampaknya paling berhasil adalah menemukan kerentanan atau titik empati, di mana penonton dapat melihat Pelajari dan pikirkan betapa mengejutkannya menjadi setua itu dan dibuang dari [[keluarga]] Anda ke udara terbuka dalam badai. Itu adalah tingkat pemiskinan yang tidak akan pernah Anda ingin lihat pada manusia lain, selamanya."
 
Pada tahun 2016 Talawa Theatre Company dan Royal Exchange Manchester ikut memproduksi produksi King Lear dengan Don Warrington dalam peran judul. Produksi, yang menampilkan sebagian besar pemeran hitam, digambarkan di The Guardian sebagai "sedekat mungkin dengan definitif". The Daily Telegraph menulis bahwa "King Lear karya Don Warrington adalah tour de force yang memilukan". King Lear dipentaskan oleh Royal Shakespeare Company, dengan Antony Sher sebagai pemeran utama. Pertunjukan tersebut disutradarai oleh Gregory Doran dan digambarkan memiliki "kekuatan dan kedalaman".
 
Pada tahun 2017, Teater Guthrie menghasilkan produksi King Lear dengan Stephen Yoakam dalam peran utama. Armin Shimerman tampil sebagai orang bodoh, menggambarkannya dengan "kesuraman yang tidak biasa, tetapi berhasil", dalam produksi yang dipuji sebagai "teater yang menghancurkan, dan produksi yang adil."
Baris 220:
 
{{shakespeare}}
{{Shakespeare-stub}}
 
[[Kategori:William Shakespeare]]