Prasasti Pariangan: Perbedaan antara revisi

'''Prasasti Pariangan''' adalah suatu [[prasasti]] dari abad ke-13 yang ditemukan di tepi Sungai Mengkaweh di lereng [[Gunung Marapi]],<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=etJRAQAAMAAJ&q=prasasti+mengkaweh&dq=prasasti+mengkaweh&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjjruPtgY3fAhWJro8KHTKsAVwQ6AEINjAC|title=Zaman klasik di Nusantara: tumpuan kajian di Sumatera|authors=Bambang Budi Utomo, Hassan Shuhaimi bin Nik Abd. Rahman (Nik.)| publisher=Dewan Bahasa dan Pustaka|year=2008|isbn=|location=|page=112}}</ref> yaitu di [[Pariangan, Pariangan, Tanah Datar|Nagari Pariangan]], Kecamatan [[Pariangan, Tanah Datar|Pariangan]], Kabupaten [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]].<ref name=":0" /> Prasasti ini berukuran tinggi 1,6 m, lebar 2,6 m, dan tebal 1,6 m; berupa sejenis batu vulkanik (''[[trasit]]'') tunggal alami yang tidak dibentuk.<ref name=":0" /> ▼

Terdapat enam baris tulisan yang tertulis pada prasasti ini, namun apa yang tertulis telah aus hingga tidak dapat jelah terbaca.<ref name=":0" /> Terdapat angka tahun, tetapi yang terbaca hanya dua angka yand di depan, yaitu 12.<ref name=":0" /> Bentuk tulisan hampir sama dengan prasasti-prasasti lainnya dari zaman Raja [[Adityawarman]].<ref name=":0">Istiawan, Budi (2006) [https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbatusangkar/wp-content/uploads/sites/28/2014/12/Selintas-Prasasti-Melayu-Kuno-Budi-Istiawan.pdf Selintas Prasasti dari Melayu Kuno], Cet.1, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar (Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat dan Riau). p. 47.</ref>▼