Kakapo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di Abad +pada Abad, -di abad +pada abad, -Di abad +Pada abad, -Di Abad +Pada Abad) |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
(21 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Taxobox | name = Kakapo
| status = CR
| status_system = IUCN3.1
| status_ref = <ref>{{IUCN|id=22685245 |title=''Strigops habroptila'' |assessors=[[BirdLife International]] |version=2013.2 |year=2013 |accessdate=26 November 2013}}</ref>
| image = Kakapo2.jpg
| image_width = 240px
Baris 10 ⟶ 9:
| classis = [[Burung|Aves]]
| ordo = [[Bayan (burung)|Psittaciformes]]
| superfamilia = [[Strigopoidea]]
| familia = '''Strigopidae'''
| genus = '''''Strigops'''''
| genus_authority = [[George Robert Gray|G.R. Gray]], 1845
| species = '''''S. habroptilus'''''
| binomial = ''Strigops habroptilus''
| binomial_authority = [[George Robert Gray|G.R. Gray]], 1845
}}
'''Kakapo''' ([[Bahasa Māori|Māori]]: '''''kākāpō''''', berarti ''[[bayan]] malam''), ''Strigops habroptilus'' (dari [[Bahasa Yunani|Yunani]] ''strix'', genitif ''strigos'': burung hantu dan ''ops'': wajah; dan ''habros'': halus, dan ''ptilon'': bulu), juga disebut '''betet burung hantu''', adalah [[spesies]] [[bayan]] [[hewan nokturnal|nokturnal]] dengan bintik-bintik wajah sempurna berbulu hijau-kuning yang [[Endemisme dalam burung|endemik]] dari [[Selandia Baru]].<ref name="Best1984">{{cite journal|author=H.A. Best| title=The Foods of Kakapo on Stewart Island as Determined from Their Feeding Sign| journal=New Zealand Journal of Ecology|date=1984| volume=7| pages=71–83| url=http://www.nzes.org.nz/nzje/free_issues/NZJEcol7_71.pdf}}</ref> Hewan ini memiliki wajah bundar datar bersensor yang berbeda, bulu [[vibrissa|seperti vibrissa]], paruh abu-abu lebar, lengan pendek, kaki lebar, dengan sayap dan ekor relatif pendek. Kombinasi fisik dan perilaku ini menjadikan hewan ini unik dari jenis-jenis lain: ia merupakan satu-satunya bayan di dunia yang tidak dapat terbang, bayan terberat, nokturnal, herbivora, memiliki [[dimorfisme seksual]] dalam ukuran tubuh, memiliki tingkat [[metabolisme]] dasar rendah, induk jantan tidak mengasuh anak, dan merupakan satu-satunya bayan yang memiliki [[Pemaduan|perpaduan]] sistem perkembangbiakan [[Lek (arena kawin)|lek]]. Hewan ini juga kemungkinan satu-satunya burung yang hidup paling lama di dunia.<ref name="Powlesland2006">{{cite journal|journal=Notornis| volume=53| issue=1| author=Ralph G. Powlesland, Don V. Merton, and John F. Cockrem| pages=3–26| title=A parrot apart: the natural history of the kakapo (''Strigops habroptilus''), and the context of its conservation management| accessdate=2007-02-06}}</ref> Anatominya mencirikan kecenderungan [[evolusi]] burung di kepulauan terpencil samudra yang memiliki sedikit [[pemangsa]] dan makanan yang berlimpah: pencapaian [[termodinamik]] yang efisien atas kemampuan terbang, kurangnya otot sayap, [[lunas (burung)|lunas]] susut pada [[tulang dada]], merupakan bentuk badan sempurna.<ref name="Powlesland2006"/>
Kakapo dimasukkan sebagai spesies yang kritis; hanya [[Daftar Kakapo|86 individu hidup yang diketahui]], seluruhnya telah diberi nama.<ref>{{cite web
| url=http://www.anotherchancetosee.com/2006/08/kakapo-parrots-86-names.html | title=
| publisher=[http://www.anotherchancetosee.com anotherchancetosee.com]
| date=[[2006-08-04]]
| accessdate=2007-02-06
| archive-date=2007-02-12
</ref> Nenek moyang Kakapo bermigrasi ke kepulauan Selandia Baru saat zaman prasejarah; tidak adalanya [[mamalia]] pemangsa, hewan ini kehilangan kemampuan terbang. Akibat kolonisasi orang [[Polinesia]] dan [[Eropa]], dan masuknya pemangsa baru seperti [[kucing]], [[tikus]], dan [[cerpelai]], banyak kakapo yang dimangsa. Usaha konservasi dimulai tahun 1890-an, namun hewan ini tidak berhasil hingga implementasi Rencana Pemulihan Kakapo tahun 1980-an. Saat November 2005, Kakapo diselamatkan dari empat predator bebas pulau, di pulau [[Pulau Maud|Maud]], [[Pulau Chalky|Chalky (Te Kakahu)]], [[Pulau Codfish|Codfish (Whenua Hou)]] dan [[Pulau Anchor|Anchor]], Kakapo dimonitor secara dekat.<ref name="Powlesland2006"/> Dua pulau Fiordland besar, [[Pulau Resolution, Selandia Baru|Resolution]] dan [[Pulau Secretary|Secretary]], telah menjadi subyek aktivitas [[restorasi pulau|restorasi ekologi]] skala besar untuk mempersiapkan [[ekosistem]] penopang sendiri dengan habitat yang pantas untuk Kakapo.▼
| archive-url=https://web.archive.org/web/20070212012141/http://www.anotherchancetosee.com/2006/08/kakapo-parrots-86-names.html
| dead-url=yes
▲}}</ref> Nenek moyang Kakapo bermigrasi ke kepulauan Selandia Baru saat zaman prasejarah; tidak adalanya [[mamalia]] pemangsa, hewan ini kehilangan kemampuan terbang. Akibat kolonisasi orang [[Polinesia]] dan [[Eropa]], dan masuknya pemangsa baru seperti [[kucing]], [[tikus]], dan [[cerpelai]], banyak kakapo yang dimangsa. Usaha konservasi dimulai tahun 1890-an,
Konservasi Kakapo telah membuat spesies ini dikenal. Banyak buku dan dokumenter yang mendetail tentang Kakapo diproduksi dalam tahun-tahun berdekatan, satu yang paling awal berjudul ''Two in the Bush'', karya [[Gerald Durrell]] untuk [[BBC]] tahun [[1962]].<ref name="GeraldDurrellBBC">{{Cite web | url = http://www.durrellwildlife.org/index.cfm?a=51 | title = GERALD DURRELL'S CAREER | publisher = durrellwildlife.org | accessdaymonth = August 8 | accessyear = 2007 | access-date = 2008-01-19 | archive-date = 2007-07-24 | archive-url = https://web.archive.org/web/20070724184732/http://www.durrellwildlife.org/index.cfm?a=51 | dead-url = yes }}</ref> Dua dokumenter sangat signifikan, hasil buatan [[NHNZ]], adalah ''Kakapo - Night Parrot'' (1982) dan ''To Save the Kakapo'' (1997). Satuan Sejarah Alam [[BBC]] juga membahas Kakapo, meliputi rangkaian dengan [[Sir David Attenborough]] dalam ''[[The Life of Birds]]''. Kakapo juga merupakan salah satu hewan yang terancam hingga [[Douglas Adams]] dan [[Mark Carwardine]] mengatur pencarian untuk serial radio dan buku ''[[Last Chance to See]]''.
Kakapo, seperti banyak spesies burung lain, memiliki sejarah penting terhadap Māori, orang pribumi Selandia Baru, sehingga muncul dalam banyak legenda dan cerita rakyat tradisional.
== Deskripsi ==
[[Berkas:Strigops habroptilus 1.jpg|
Kakapo adalah betet yang berukuran besar dan gemuk; jantan memiliki panjang hingga 60 [[Meter|sentimeter]] dan berat antara 2 hingga 4 [[kilogram]] ketika dewasa.<ref name="Higgins1999">{{cite book|author=Higgins, P.J.|
Pada ujung kepala Kakapo terdapat [[bulu]] berwarna hijau lumut kuning yang tercampur atau tertutup dengan warna hitam atau abu-abu coklat gelap, yang berpadu dengan [[vegetasi]] asli.
Setiap individu kemungkinan memiliki tingkat variasi bermacam-macam bintik-bintik dan nada warna dan intensitas — spesimen museum menunjukkan bahwa beberapa burung memiliki warna kuning dengan lengkap. Dada dan panggul berwarna hijau kekuningan dengan garis kuning. Perut, bawah ekor, leher dan wajah mereka sebagian besar berwarna kuning, yang bergaris hijau pucat dan bintik lemah dengan abu-abu kecoklatan. Karena itu, bulu-bulunya tidak kaku dan tidak membutuhkan kekuatan yang dibutuhkan untuk terbang, bulu-bulunya sangat lembut, yang menjadikannya memiliki [[nama spesifik]] ''habroptilus''. Kakapo memiliki wajah datar menarik berbulu bagus, seperti wajah [[burung hantu]]; begitu pula, saat pendudukan Eropa awal yang menyebut hewan ini sebagai "betet burung hantu". Paruh mereka ditutupi oleh [[vibrissa]] bagus atau "janggut", yang digunakan untuk sensor darat untuk navigasi ketika berjalan dengan kepalanya yang lebih rendah. Rahang bawah tertutup warna gading, dengan bagian lebih atas rahang bawah berwarna abu-abu kebiruan. Matanya berwarna coklat gelap. Kaki Kakapo berukuran besar, bersisik
[[Berkas:Strigops habroptilus, face.jpg|
Betina mudah dibedakan dari jantan terkait beberapa perbedaan mencolok: mereka memiliki penutup kepala yang lebih terbatas dan sedikit, paruh mereka jika dibandingkan lebih panjang dan proporsional, ceres dan lubang hidung mereka lebih kecil, lengan dan kaki mereka lebih langsing dan abu-abu kemerahan, dan ekor mereka lebih panjang. Saat warna bulu mereka tidak banyak berbeda dengan jantan, nada warna lebih sulit dipisahkan, dengan sedikit kuning dan bintik-bnitik. Kakapo betina cenderung lebih bersifat berani dan agresif dari jantan ketika ditangani. Betina yang bersarang juga berbeda seperindukan pada kulit terbuka di perut.<ref name="Powlesland2006"/>
Baris 52 ⟶ 54:
== Ekologi dan perilaku ==
[[Berkas:Kakapohist.svg|
{| cellpadding="0" cellspacing="0" style="background-color: transparent;"
|-
Baris 72 ⟶ 74:
Mamalia asli Selandia Baru terdiri dari tiga spesies kecil [[kelelawar]] (satu punah). Ini menunjukkan bahwa Kakapo — seperti banyak spesies burung Selandia Baru — telah [[evolusi|berevolusi]] dalam menempati [[wilayah ekologi]] yang normalnya terdiri dari berbagai macam spesies mamalia. Sebelum kedatangan manusia, Kakapo tersebar luas di tiga pulau utama Selandia Baru. Mereka hidup dalam berbagai habitat, seperti kawasan [[rumput tussock|rerumputan tussock]], semak belukar dan pantai. Mereka juga menghuni hutan, termasuk yang didominasi oleh tanaman [[Podocarpaceae|podocarps]] ([[Dacrydium cupressinum|rimu]], [[Prumnopitys taxifolia|matai]], [[Dacrycarpus dacrydioides|kahikatea]], [[Podocarpus totara|totara]]), [[Nothofagus|beech]], [[tawa (pohon)|tawa]], dan [[Metrosideros umbellata|rata]]. Mereka pada umumnya menjadikan tepi hutan dan wilayah hutan baru sebagai tempat bervegetasi tinggi dalam wilayah yang sempit . Di [[Fiordland]], gundukan dan belukar dengan vegetasi subur dan berbuah lebat — seperti lima jari, [[Aristotelia serrata|berry anggur]], [[semak belukar (tanaman)|semak belukar]], [[tutu (tanaman)|tutu]], [[hebe (tanaman)|hebe]], dan [[coprosma]] — terkenal sebagai "taman Kakapo" .
Kakapo merupakan nokturnal penting; mereka berdiam dibawah pepohonan atau tanah selama siang hari dan menjelajahi teritorial mereka saat malam.<ref name="Best1984"/> Meskipun Kakapo tidak dapat terbang, mereka adalah pendaki handal, yang dapat memanjat hingga pucuk pohon tertinggi. Kakapo juga dapat "berparasut" dari tempat tinggi dengan mengembangkan sayapnya, yang mendarat pelan ke lantai hutan. Karena tidak dapat terbang, kakapo memiliki rancangan lengan yang kuat. Gerakannya sering cepat dengan gaya berjalan "seperti jogging" dimana mereka dapat berjalan beberapa kilometer.<ref name="Higgins1999"/> Betina membuat dua perjalanan bolak-balik setiap malam selama bersarang dari sarang mereka menuju sumber makan hingga sejauh 1 km (0.5 mil)<ref>{{cite journal|author=R.G. Powlesland; B.D. Lloyd; H.A. Best; D.V. Merton|title=Breeding Biology of the Kakapo ''Strigops-Habroptilus'' on Stewart Island, New Zealand|journal=IBIS| volume=134| issue=4| pages=361–373| date=1992}}</ref> dan jantan berjalan dari lingkungan sarang mereka menuju tempat kawin sejauh 5 km (3 mil) selama musim kawin (Oktober–Januari).<ref name="Best1985">{{cite book|author=H.A. Best and R.G. Powlesland|
Kakapo merupakan spesies aneh dan telah dikenal karena interaksinya dengan manusia. Staf dan sukarelawan konservasi telah berhubungan secara ekstensif dengan beberapa Kakapo, dan mereka dikenal karena memiliki kepribadian berbeda.<!--might be able to get this simplified; someone familiar with the topic will have to do so.-->
Satu perilaku yang belum lama ini dilakukan Kakapo dengan baik merupakan reaksi mereka dari ancaman. Ketika Kakapo merasa terancam, mereka diam, berharap membaur dalam vegetasi yang serupa mereka. Ini merupakan strategi baik untuk menggagalkan predator utama mereka, [[Elang Haast]] raksasa. Namun, ini tidak melindungi mereka dari predator mamalia baru (kucing dan anjing liar), yang tergantung pada sensor bau handal. Cara khas terhadap manusia dalam memburu Kakapo adalah dengan melepaskan anjing yang terlatih.<ref>{{cite book|title=The habits of flightless birds of New Zealand: with notes on other flightless New Zealand birds|
=== Pola makan ===
Baris 84 ⟶ 86:
=== Reproduksi ===
[[Berkas:Strigops habroptilus, camouflage.jpg|
Kakapo merupakan satu-satunya betet di dunia yang memiliki sistem pembiakan [[lek (arena kawin)|lek]].<ref name="Merton1984">{{cite journal|author=Merton, D.V.; Morris, R.D.; Atkinson, I.A.E.| title=Lek behaviour in a parrot: the Kakapo ''Strigops habroptilus'' of New Zealand| journal=Ibis| volume=126| pages=277–283| date=1984}}</ref> Jantan bebas berkumpul dalam arena dan bersaing dengan lainnya untuk menarik perhatian betina. Betina menyaksikan penampilan jantan, atau "lek".<ref name="Merton77">Merton, D.V. (1976). Konservasi kakapo: sebuah laporan perkembangan. Dalam ''Proc. Science in Nat. Parks.'' . National Parks Authority, Wellington, N.Z. National Parks Series No. 6: 139–148.</ref> Mereka memilih pasangan berdasarkan kualitas penampilan; mereka tidak diburu jantan dalam setiap jalan terang. Jika pasangan terpikat; jantan dan betina yang bertemu akan kawin.
Baris 95 ⟶ 97:
Betina akan terpikat oleh kicauan yang dikeluarkan jantan; mereka sangat mungkin membutuhkan perjalanan beberapa kilometer dari teritorial mereka menuju arena. Setiap betina memasuki sarang salah satu pejantan, pejantan menunjukkan penampilan dimana jantan berayun dari sisi ke sisi dan membuat suara gaduh seperti ''klik'' dengan paruhnya.<ref name="Powlesland2006"/> Jantan mengarahkan punggungnya ke betina, mengembangkan sayapnya dan berjalan mundur menuju betina. Durasi perkawinan dilakukan selama 2 hingga 14 menit.<ref name="Powlesland2006"/> Setiap burung akan kawin, betina kembali ke teritorial sarangnya untuk mengerami telur dan menjaga anaknya. Jantan akan melanjutkan kicauannya untuk memikat betina lain.
Kakapo betina menampung lebih dari tiga [[ovum|telur]] setiap siklus pembiakan.<ref name="Cockrem2002"/> Mereka bersarang di permukaan di bawah timbunan tanaman atau di dalam rongga seperti lubang batang pohon. Mereka menginkubasi telur faithfully,
Karena Kakapo berusia panjang, mereka cenderung memiliki masa keremajaan sebelum mulai kawin. Para pejantan tidak mulai berkicau hingga berusia sekitar 5 tahun.<ref name="Higgins1999"/> Betina tidak mencari jantan hingga berusia antara 9 dan 11 tahun.<ref name="Easton2006"/> Masa yang panjang ini membatasi mereka sebelum mulai bereproduksi dan meninggalkan banyak waktu untuk [[wiktionary:perpetuate|mempertahankan]] spesiesnya. Kakapo tidak berkembang biak setiap tahun dan memiliki suatu tingkat reproduksi terendah di antara burung lainnya. Perkembangbiakan terjadi hanya du tahun ketika pohon-pohon berbuah, yang menyediakan banyak kebutuhan makan. Pohon [[Dacrydium cupressinum|Rimu]] berbuah hanya setiap tiga hingga lima tahun, sehingga hutan yang didominasi rimu seperti yang terdapat di pulau Ikan Cod, menyebabkan perkembangbiakan Kakapo sangat jarang terjadi.<ref>{{cite journal|title=Nutrient composition of the diet of parent-raised kakapo nestlings| author=Yvette Cottam, Don V. Merton, and Wouter Hendriks| pages=90–99| journal=Notornis| volume=53| issue=1| date=2006}}</ref>
Baris 104 ⟶ 106:
=== Dampak manusia ===
<!-- [[Berkas:Kakapo size comparison.png|thumb|130px|Perbandingan ukuran terhadap rata-rata manusia.{{specify}}]] -->
Faktor pertama dalam penurunan populasi Kakapo adalah kedatangan manusia. Menurut cerita rakyat [[Māori]], Kakapo dapat ditemukan diseluruh wilayah Selandia Baru ketika [[orang Polinesia]] pertama tiba di [[Aotearoa]] 1.000 tahun lalu;<ref name="Tipa2006">{{cite journal|title=Kakapo in Māori lore|author=Rob Tipa| journal=Notornis| volume=53| issue=1| date=2006| accessdate=2007-02-06}}</ref> endapan [[subfosil]] dan [[bangkai]] menunjukkan bahwa mereka muncul diseluruh pulau Utara, pulau Selatan dan pulau Stewart sebelum dan selama masa Māori awal.<ref name="FGNZB">Barrie Heather and Hugh Robertson, illustrated bu Derek Onley, ''The Field guide to the birds of New Zealand'', Viking, revised edition, 2005</ref> Māori
Dari tahun 1840-an,<!--"from"? to when? same issue below. clarification needed.--> pengembara Eropa menggunakan hamparan luas di pulau untuk [[pertanian]] dan [[pengembalaan]], yang kemudian menyingkirkan Kakapo dan habitatnya. Mereka membawa banyak anjing dan predator mamalia lain, termasuk kucing domestik, tikus hitam dan cerpelai.<ref name="Sutherland2002">{{cite journal|journal=Nature| title=Conservation Biology: Science, Sex and the Kakapo| volume=419| author=W. J. Sutherland| pages=265–266| url=http://dx.doi.org/10.1038/419265a}}</ref> Bangsa Eropa hanya mengetahui sedikit tentang Kakapo hingga [[George Robert Gray|George Gray]] dari [[Museum Britania]] menguraikan kulitnya pada tahun 1845. Ketika bangsa Māori tersingkir, penjelajah Eropa awal dan anjing mereka hidup berdampingan dengan Kakapo. Pada akhir tahun 1800-an, Kakapo menjadi terkenal sebagai kecurigaan ilmiah, dan ribuan ekor ditangkap atau dibunuh untuk kebun binatang, museum, dan kolektor. Banyak sekali spesimen yang ditangkap meninggal dalam berbulan-bulan. Dari akhir tahun 1870-an, para kolektor mengetahui bahwa populasi Kakapo semakin menurun; namun, perhatian utama mereka adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin sebelum mereka punah.<!--this entire para still fails Raul's Razor in that we can tell the sympathy is with the Kakapo.-->
Baris 111 ⟶ 113:
=== Usaha perlindungan awal ===
[[Berkas:Kakapo5.jpg|
Tahun 1891, Pemerintah Selandia Baru menyimpulkan [[Pulau Resolution, Selandia Baru|pulau Resolution]] di Fiordland sebagai [[cagar alam]]; tahun 1894, pemerintah menetapkan [[Richard Treacy Henry|Richard Henry]] sebagai pejabat. Seorang naturalis handal, Henry menyadarkan bahwa populasi burung asli sedang menurun, dan mulai menangkap dan memindahkan Kakapo dan [[kiwi]] dari daratan utama menuju Pulau Resolution yang bebas predator. Dalam enam tahun, di memindahkan lebih dari 200 Kakapo ke Pulau Resolution. Pada tahun 1900, bagaimanapun, cerpelai dapat berenang menuju Pulau Resolution dan menguasainya; mereka menghabiskan garis keturunan populasi Kakapo dalam 6 tahun.<ref name="Hill1987">Hill, S.; Hill, J. 1987. Richard Henry of Resolution Island. Dunedin, John McIndoe.</ref>
Tahun 1903, tiga Kakapo dipindahkan dari Pulau Resolution ke cagar alam [[Pulau Penghalang Kecil|Hauturu/Pulau Penghalang Kecil]] timur laut [[Auckland]],
Pada tahun 1920-an, Kakapo dinyatakan punah di [[Pulau Utara]] dan jumlah dan ruang mereka di [[Pulau Selatan]] semakin berkurang.<ref name="Williams1956"/> Satu tempat perlindungan terakhir mereka adalah Fiordland yang tidak datar. Di sana, selama tahun 1930-an, mereka sering terlihat dan terdengar, dan adakalanya dimakan, oleh pemburu dan pekerja jalan. Pada tahun 1940-an, laporan Kakapo menjadi langka.
Baris 121 ⟶ 123:
Pada tahun 1950-an, Dinas Alam Liar Selandia Baru dibentuk dan mulai membuat ekspedisi reguler untuk mencari Kakapo, yang banyak di Fiordland dan apa yang sekarang disebut [[Taman Nasional Kahurangi]] di barat laut Pulau Selatan. Ketujuh ekspedisi Fiordland yang dilakukan antara tahun 1951 dan 1956 hanya menemukan sedikit tanda baru. Akhirnya, pada tahun 1958 seekor Kakapo ditemukan dan dilepaskan di area penangkaran [[Selat Milford]] di Fiordland. Enam lebih Kakapo ditangkap pada tahun 1961; salah satunya dilepaskan dan lima ekor lainnya dipindahkan ke [[sangkar besar]] Perlindungan Burung Gunung Bruce dekat [[Masterton]] di pulau Utara. Dalam beberapa bulan, empat ekor burung mati mati dan yang kelima mati setelah empat tahun. Dalam 12 tahun berikutnya, ekspedisi reguler menemukan tanda baru Kakapo, yang mengindikasikan bahwa jumlahnya berangsur menurun. Hanya seekor yang ditangkap pada tahun 1967; yang kemudian mati pada tahun berikutnya.
Pada awal tahun 1970-an, tidak pasti apakah Kakapo merupakan spesies yang masih ada. Pada akhir tahun 1974, para ilmuan melokasikan beberapa Kakapo jantan dan melakukan observasi ilmiah pertama terhadap kicauan Kakapo. Observasi ini dipimpin oleh [[Don Merton]] untuk menspekulasi kali pertama Kakapo memiliki sistem perkembangbiakan lek.<ref name="
Sebelum 1977, tidak ada ekspedisi dari Pulau Stewart/Rakiura,
[[Mustelida]] tidak pernah mengusai Pulau Steward/Rakiura,
=== Rencana pemulihan Kakapo ===
Baris 150 ⟶ 152:
</div>
Tahun 1989, Rencana Pemulihan Kakapo dirancang dan Kelompok Pemulihan Kakapo dibentuk untuk menerapkannya.<ref>{{cite book|author=Powlesland, R.G.|
[[Berkas:Kakapo-population-size-no-text.svg|
Kunci bagian Rencana Pemulihan adalah ketersediaan makanan terhadap betina. Kakapo berkembangbiak hanya setiap dua atau lima tahun, yang tergantung suatu jenis spesies tanaman tertentu, terutama [[Dacrydium cupressinum|''Dacrydium cupressinum'' (rimu)]], yang menghasilkan buah dan biji kaya protein. Penelitian terhadap hubungan antara jarak perkembangbiakan dan [[tahun panen raya]] tumbuhan yang membantu pakar biologi menemukan persediaan makanan yang cocok untuk meningkatkan frekuensi perkembangbiakan Kakapo.<ref name="Elliott2001">{{cite journal| author=Elliott, G.P.; Merton, D.V.; Jansen, P.W.| date=2001| title=Intensive management of a critically endangered species: the kakapo| journal=Biological Conservation| volume=99| pages=121–133| issue=1| url=http://dx.doi.org/10.1016/S0006-3207(00)00191-9}}</ref> Pada tahun 1989, enam makanan yang disuka ([[apel]], [[ubi jalar]], [[badam]], [[kacang brazil]], [[biji bunga matahari]] dan [[walnut]]) telah tersedia ''[[ad libitum]]'' setiap malam hingga 12 stasiun makanan. Jantan dan betina makan makanan yang tersedia, dan betina bertangkar di Pulau Penghalang Kecil pada musim panas 1989–91 untuk pertama kalinya sejak 1982, meskipun keberhasilan penangkaran randah.<ref>{{cite journal|author=R. G. Powlesland and B. D. Lloyd| title=Use of supplementary feeding to induce breeding in free-living kakapo ''Strigops habroptilus'' in New Zealand| journal=Biological Conservation| volume=69| issue=1| date=1994| pages=97–106| url=http://dx.doi.org/10.1016/0006-3207(94)90332-8}}</ref>
Ketersediaan makanan tidak hanya meningkatkan frekuensi perkembangbiakan Kakapo,
Meskipun perkembangbiakan dapat ditingkatkan dengan ketersediannya makanan, Kakapo muda yang tersisa akan terganggu dengan kehadiran tikus Polynesia. Dari 21 anakan yang diperoleh pada tahun 1981 hingga 1994, sembilan di antaranya tersingkir oleh tikus atau mati dan kemudian dimangsa tikus.<ref name="Elliott2001"/> Perlindungan sarang telah diintensifkan sejak tahun 1995 dengan menggunakan stasiun [[perangkap tikus|perangkap]] dan racun saat sarang diketahui pemangsa. Sebuah kamera video kecil dan [[Infra merah|sumber cahaya infra-merah]] yang mengamati terus-menerus, akan digunakan sebagai pengendali untuk menakut-nakuti tikus-tikus yang mendekat dengan dentuman kecil dan kilatan cahaya. Untuk meningkatkan tingkat keberhasilan penangkaran, pengamat sarang menempatkan lembaran elektrik kecil yang dikenadilkan secara termostatik untuk mengawasi telur dan anakan saat induknya pergi meninggalkan sarang untuk mencari makan. Tingkat anakan semakin meningkat dari 29% (sarang yang tidak dilindungi) hingga 75% (sarang yang dilindungi)<!--years?-->.<ref name="Elliott2001"/>
Untuk memonitor populasi Kakapo terus menerus, setiap burung dilengkapi dengan [[pemancar radio]].<ref name="Elliott2001"/> [[Daftar Kakapo|Setiap Kakapo yang diketahui akan diberi nama]] oleh petugas Program Pemulihan Kakapo. Ini adalah cara bijaksana yang dilakukan petugas konservasi agar dapat menunjukkan burung-burung secara individu, dan memberitahukan berapa banyak spesies yang masih tersisa. [[Inseminasi buatan|Inkubasi buatan]] terhadap intervensi telur dan anakan<!--odd phrase-->sering digunakan untuk memperkuat kondisi telur dan anakan.<ref>{{cite journal|title=Hand-rearing kakapo (''Strigops habroptilus''), 1997–2005| author=Daryl K. Eason and Ron J. Moorhouse| pages=116–125| journal=Notornis| volume=53| issue=1}}</ref> Ketika November 2005, populasinya terdiri dari 41 betina dan 45 jantan, termasuk empat ekor (3 betina dan 1 jantan) yang menetas pada tahun 2005.<ref name="Powlesland2006"/> Kakapo tertua yang tersisa, "Richard Henry", mencapai usia antarai 35 dan 50 tahun.<ref>
Rencana Pemulihan Kakapo akhirnya menjadi program yang sukses karena jumlah Kakapo semakin meningkat. Tingkat keamanan dari pemangsa terhadap spesies dewasa dan produktivitasnya telah meningkat tajam sejak awal program. Namun, tujuan utamanya adalah untuk menjadikan paling sedikit suatu keaktifan, percaya diri, terhadap populasi Kakapo yang tidak terikat seperti komponen fungsional [[ekosistem]] dalam suatu habitat yang dilindungi.<ref>{{cite book|author=Cresswell, M.|
== Dalam budaya Māori ==
Kakapo adalah hewan yang terdapat dalam kekayaan tradisi dari cerita rakyat dan kepercayaan [[Māori]]. Siklus perkembangbiakannya yang tidak beraturan tercatat memiliki kaitan dengan masa panen yang atau "[[tahun panen raya|tahun panen]]" spesies tanaman tertentu seperti [[Dacrydium cupressinum|Rimu]] yang digunakan Māori dalam memuja burung itu untuk dapat meramal masa depan.<ref name="MBL">Murdoch Riley, ''"Maori Bird Lore; An introduction"'', Viking Sevenseas NZ LTD., 2001</ref>
Untuk memperkuat klaim ini, dari suatu penelitian dilaporkan burung ini menimbun biji tumbuhan [[Hinau]] dan [[Tawa]] (saat di musimnya) kedalam kolam penampungan tersendiri untuk persediaan makan di musim panas selanjutnya; perilaku memasukkan makanan dalam air juga dilakukan Māori untuk tujuan yang sama, diyakini sebagai penyebab penelitian ini.<ref name="MBL"/>
Baris 170 ⟶ 172:
Daging Kakapo dapat dibuat menjadi makanan yang layak dan dianggap oleh orang Māori sebagai suatu [[kelezatan]]<ref name="OS"/> sehingga mereka memburunya untuk dijadikan hidangan selama di masa mereka masih tersebar luas.<ref name="WS">Rod Morris, Hal Smith,''"Wild South: Saving New Zealands endangered birds"'', Random House New Zealand, 1995</ref> Sebuah sumber menyatakan bahwa dagingnya "menyerupai rasa dan tekstur daging [[biri-biri]]",<ref name="MBL"/> sedangkan pendatang [[Eropa]] menganggap burung ini memiliki "rasa yang kuat dan lembut".<ref name="OS"/>
Saat masa-masa perkembangbiakan, kicauan keras yang dilakukan pejantan di [[Lek (arena kawin)|arena perkawinan]] mereka membuatnya mudah ditemukan saat pesta perburuan Māori, dan mereka juga diburu saat sedang makan atau saat masih berlumuran debu ketika musim kering. Penangkapan burung, biasanya dilakukan saat malam, menggunakan [[penjerat]], perangkap jebakan, atau dengan sekawanan [[anjing Polinesia]] peliharaan yang mengiringi pesta perburuan — kadang mereka juga menggunakan korek api berbagai jenis untuk untuk menampakkan burung dalam kegelapan, Kakapo yang mematung di lintasannya membuatnya mudah ditangkap.<ref name="MBL"/> Proses pemasakan dilakukan dalam sebuah [[Hāngi]] atau di permukaan minyak mendidih.<ref name="WS"/> Daging burung ini dapat terpelihara lemaknya dan disimpan dalam penyimpanan untuk digunakan lain waktu — pemburu dari bangsa [[Ngāi Tahu]] akan mengemas dagingnya dalam keranjang yang dibuat dari inti kulit kayu pohon [[Totara]] atau dalam penyimpanan yang terbuat dari [[kelp]].<ref name="KM">
Seperti halnya santapan daging Kakapo yang mereka bunuh, Māori juga menggunakan kulit Kakapo — dengan bulu yang masih utuh — untuk dibuat pelindung dan mantel.<ref name="WS"/><ref name="KM" /> Masing-masingnya memerlukan sekitar 11.000 bulu untuk jadi.<ref name="WNZB?"/> Tidak hanya untuk keindahan saja, mereka juga menyimpannya dan menggunakannya sebagai penghangat.<ref name="WS"/><ref name="WNZB?">Andrew Crowe, ''"Which New Zealand Bird?"'', Penguin, 2001</ref> Benda-benda itu sangat dihargai, dan hanya sedikit yang masih ada saat ini yang dinyatakan ''[[Taonga]]'' (harta terpendam) — tentunya, pepatah Māori tua "Kalian memiliki sebuah mentel Kākāpō dan kalian masih mengeluh kedinginan" digunakan untuk menjelaskan seseorang yang tidak pernah puas.<ref name="WS"/> Bulu-bulu Kakapo juga digunakan untuk mendekorasi ujung [[taiaha]],
Disamping semua itu, Kakapo juga digunakan sebagai [[binatang peliharaan]] oleh orang Māori. Hal ini dipengaruhi penjajah Eropa di Selandia Baru pada abad ke-19, di antara mereka [[George Edward Grey]], sekali meulis surat untuk memperkenalkan bahwa tingkah laku Kakapo yang dipeliharanya terhadapnya dan temannya "lebih seperti seekor anjing daripada burung".<ref name="MBL"/>
Baris 180 ⟶ 182:
[[Berkas:051226-kakapo-billbooming.ogg|noicon]]
{{Multi-listen end}}
Jika suara berjangkauan rendah tidak dapat terdengar, coba dengarkan [[
== Referensi ==
▲{{reflist|2}}
== Bacaan lebih lanjut ==
{{refbegin|30em}}
*
* {{
* {{Cite book|last1=Climo|first1=Gideon|last2=Ballance|first2=Alison| year=1997 |title=Hoki: The story of a kakapo| location=Auckland |publisher=Godwit |isbn=1-86962-009-7}}
* {{Cite book|last=Jones|first=Jenny| year=2003 |title=The kakapo | location=Auckland| isbn=1-86948-662-5 | publisher=Reed}}
* {{Cite journal |title=Saving kakapo: An illustrated history |year=2006 |first1=Murray |last1=Williams |first2=Don |last2=Merton |authorlink2=Don Merton |journal=Notornis |volume=53 |issue=1 |url=http://notornis.osnz.org.nz/system/files/Notornis_53_1_i.pdf |access-date=2016-08-14 |archive-date=2016-03-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160329015220/http://notornis.osnz.org.nz/system/files/Notornis_53_1_i.pdf |dead-url=yes }}
* ''Eulenpapagei oder Kakapo (''Strigops habroptilus'').'' in: Günther Steinig (Hrsg.): ''Brehms Exotische Vogelwelt''. Safari, Berlin ²1963, S.62–71. (Die Darstellung folgt vor allem Beobachtungen frühen Erforschern Neuseelands, wie Julius Haast, Georg Grey und Lyall)
* Jim Rearden: ''Die letzten Tage des Kakapo''. in: ''[[GEO (Zeitschrift)|Geo-Magazin.]]'' Hamburg 1978,2, S.88–102. (über die Erhaltungsbemühungen in Fiordland). {{ISSN|0342-8311}}
* ''Vom Leben eines totgesagten Vogels.'' in: ''Geo-Magazin.'' Hamburg 2006,10(Okt.), S.176–180. {{ISSN|0342-8311}}
* ''Eulenpapagei. Brummend balzt das letzte Männchen.'' in: R. L. Schreiber, A. W. Diamond, H. Stern, G. Thielcke (Hrsg.): ''Rettet die Vogelwelt''. O. Maier, Ravensburg 1987, S.198–201. ISBN 3-473-46160-1
* {{cite book |first1=Douglas |last1=Adams |authorlink1=Douglas Adams |first2=Mark |last2=Carwardine |authorlink2=Mark Carwardine |title=[[Last Chance to See]] |publisher=Pan Books |year=1990 |isbn=978-0-345-37198-0}}
* [[Don Merton|Don V. Merton]], Rodney B. Morris, Ian A. E. Atkinson: ''Lek behaviour in a parrot: the kakapo ''Strigops habroptilus'' of New Zealand.'' in: ''The Ibis.'' Oxford 126.1984. {{ISSN|0019-1019}}
* David Cemmick, Dick Veitch: ''Kakapo Country. The Story of the World's most unusual bird.'' Foreword by David Bellamy. Illustrationen von D. Cemmick. Hodder&Stoughton, Auckland 1987. ISBN 0-340-41647-5
* Rod Morris, Hal Smith: ''Wild South. Saving New Zealand's Endangered Birds''. TVNZ and Century Hutchinson, Auckland 1988. ISBN 1-86941-043-2
* Philip Temple, Chris Gaskin: ''The Story of the kakapo. Parrot of the Night.'' Hodder&Stoughton, Auckland 1988. (Pricewinner: Children's Picture Book of the Year Award 1990). ISBN 0-340-51967-3
* Ralph Powlesland: ''Kakapo Recovery Plan 1989–1994.'' Published by The Department of Conservation (DoC), Wellington 1989. ISBN 0-478-01114-8
* R. G. Powlesland, A. Roberts, B. D. Lloyd, [[Don Merton|D. Merton]]: ''[http://www.rsnz.org/publish/nzjz/1995/69.pdf rsnz.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20040922044514/http://www.rsnz.org/publish/nzjz/1995/69.pdf |date=2004-09-22 }}: Number, fate, and distribution of Kakapo (''Strigops habroptilus'') found on Stewart Island, New Zealand 1979–1992.'' in: ''New Zealand Journal of Zoology.'' Wellington 22.1995, 239–248. {{ISSN|0301-4223}}
* Mary Cresswell, Kakapo Management Group: ''[http://www.kakaporecovery.org.nz/then/recoveryplan.pdf kakaporecovery.org.nz]: KAKAPO RECOVERY PLAN 1996–2005.'' Threatened Species Recovery Plan No. 21. Department of Conservation (DoC), Wellington 1996. ISBN 0-478-01773-1
* [[Don Merton]]: ''Kakapo.'' in: P. J. Higgins (Hrsg.): ''Handbook of Australian, New Zealand and Antarctic Birds''. Bd 4. RAOU. Oxford University Press, Melbourne 1999, 633–646. ISBN 0-19-553071-3
* Tim Higham: ''The kakapo of Codfish Island.'' in: ''New Zealand Geographic magazine.'' Auckland 1992,15 (July–Sept.), 30–38. {{ISSN|0113-9967}}
* Derek Grzelewski: ''Kakapo. Bird on the brink.'' in: ''[http://www.nzgeographic.co.nz New Zealand Geographic]'' Magazine. Ohakune 2002, 56 (March–April). {{ISSN|0113-9967}}
* Gerard Hutching: ''Back from the Brink. The Fight to Save our Endangered Birds.'' Penguin Books Publisher, Auckland 2004. ISBN 0-14-301948-1
* ''[http://notornis.osnz.org.nz/celebration-kakapo-progress-conservation-enigmatic-parrot A celebration of kakapo.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140522123430/http://notornis.osnz.org.nz/celebration-kakapo-progress-conservation-enigmatic-parrot |date=2014-05-22 }}'' Special Issue of ''Notornis.'' Ornithological Society of New Zealand, Wellington 53.2006,1. {{ISSN|0029-4470}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
{{
{{Wikispecies|Strigops
* [http://www.parrots.org/index.php/encyclopedia/profile/kakapo/ World Parrot Trust] Parrot Encyclopedia – Species Profiles
* [
* [http://www.terranature.org/kakapo.htm TerraNature page on Kakapo]
* [http://www.doc.govt.nz/
* [http://news.bbc.co.uk/1/hi/sci/tech/4485295.stm Rare parrot receives special care]
* [http://www.wildlifeextra.com/go/news/kakapo-breeding090.html Start of the Breeding season 2009]
* [http://www.notornis.org.nz/abstract.php?volume_issue=n53_1&first_page=3 ''Saving Kakapo: an illustrated history'' by Murray Williams and Don Merton, in: 'Notornis (Journal), vol. 53/1, 2006'] Abstract provided by the Ornithological Society of New Zealand.▼
* [[ARKive]]
* [http://www.stuff.co.nz/stuff/4612100a7693.html Kakapo in successful return journey](Archived by WebCite at {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121113133558/http://www.stuff.co.nz/stuff/4612100a7693.html |date=2012-11-13 }})
▲* [http://
* BBC Wildlife Finder [http://www.bbc.co.uk/nature/species/Kakapo News stories, and clips from the BBC archive] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090930080400/http://www.bbc.co.uk/nature/species/Kakapo |date=2009-09-30 }}
* [http://www.radiolive.co.nz/Environews-Kakapo-Alison-Balance--Don-Merton/tabid/506/articleID/17307/Default.aspx Interview with NZ conservationists Alison Ballance and the late Don Merton]
* [http://channel.tepapa.govt.nz/video/mission-kakapo-copulation/ Mission Kākāpō Copulation] – a video on the [http://channel.tepapa.govt.nz Te Papa Channel]
* [http://nzbirdsonline.org.nz/species/kakapo Kakapo information on NZ Birds Online]
* [http://www.bbc.co.uk/nature/species/kakapo Video footage from the BBC] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090930080400/http://www.bbc.co.uk/nature/species/Kakapo |date=2009-09-30 }} including ''[[Last Chance to See (TV series)|Last Chance to See]]'' and ''[[Wild Down Under]]''
* [https://www.youtube.com/watch?v=5v5ViXUeofA Kakapo- Video from April 2003, with footage of Richard-Henry (Kakapo) and Chalky Island, from YouTube]
* "Birds of New Zealand – A Rare View" by Rob Morris & Rod Hayden. About 3 Birds: Takahe, Kakapo, Black Robin. Wild South/Natural History Series. TV NZ Enterprises, Auckland /Dunedin 1990. 98 minutes (Kakapo footage from 1982; with rare pictures of Fiordland and Stewart Island)
* "To Save the kakapo" by Alison Ballance. Wild South Videos, Natural History New Zealand Ltd. Dunedin 1998. (60 minutes, during the 1997 breeding season on Codfish Island)
{{Portal bar|Burung|Hewan|Biologi|Selandia Baru}}
{{Taxonbar|from=Q179959}}
{{authority control}}
[[Kategori:Burung
[[Kategori:Burung Selandia Baru]]
[[Kategori:Bayan]]
|