Kakapo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-mempengaruhi +memengaruhi) |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
(42 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
| status = CR
| status_system = IUCN3.1
| status_ref = <ref>{{IUCN|id=22685245 |title=''Strigops habroptila'' |assessors=[[BirdLife International]] |version=2013.2 |year=2013 |accessdate=26 November 2013}}</ref>
| image = Kakapo2.jpg
| image_width = 240px
| regnum = [[
| phylum = [[Chordata]]
| classis = [[Burung|Aves]]
| ordo = [[Bayan (burung)|Psittaciformes]]
| superfamilia = [[Strigopoidea]]
| familia = '''Strigopidae'''
| genus = '''''Strigops'''''
| genus_authority = [[George Robert Gray|G.R. Gray]], 1845
| species = '''''S. habroptilus'''''
| binomial = ''Strigops habroptilus''
| binomial_authority = [[George Robert Gray|G.R. Gray]], 1845
}}
'''Kakapo''' ([[Bahasa Māori|Māori]]: '''''kākāpō''''', berarti ''[[bayan]] malam''), ''Strigops habroptilus'' (dari [[Bahasa Yunani|Yunani]] ''strix'', genitif ''strigos'': burung hantu dan ''ops'': wajah; dan ''habros'': halus, dan ''ptilon'': bulu), juga disebut '''betet burung hantu''', adalah [[spesies]] [[bayan]] [[hewan nokturnal|nokturnal]] dengan bintik-bintik wajah sempurna berbulu hijau-kuning yang [[Endemisme dalam burung|endemik]] dari [[Selandia Baru]].<ref name="Best1984">{{cite journal|author=H.A. Best| title=The Foods of Kakapo on Stewart Island as Determined from Their Feeding Sign| journal=New Zealand Journal of Ecology|date=1984| volume=7| pages=71–83| url=http://www.nzes.org.nz/nzje/free_issues/NZJEcol7_71.pdf}}</ref> Hewan ini memiliki wajah bundar datar bersensor yang berbeda, bulu [[vibrissa|seperti vibrissa]], paruh abu-abu lebar, lengan pendek, kaki lebar, dengan sayap dan ekor relatif pendek. Kombinasi fisik dan perilaku ini menjadikan hewan ini unik dari jenis-jenis lain: ia merupakan satu-satunya bayan di dunia yang tidak dapat terbang, bayan terberat, nokturnal, herbivora, memiliki [[dimorfisme seksual]] dalam ukuran tubuh, memiliki tingkat [[metabolisme]] dasar rendah, induk jantan tidak mengasuh anak, dan merupakan satu-satunya bayan yang memiliki [[Pemaduan|perpaduan]] sistem perkembangbiakan [[Lek (arena kawin)|lek]]. Hewan ini juga kemungkinan satu-satunya burung yang hidup paling lama di dunia.<ref name="Powlesland2006">{{cite journal|journal=Notornis| volume=53| issue=1| author=Ralph G. Powlesland, Don V. Merton, and John F. Cockrem| pages=3–26| title=A parrot apart: the natural history of the kakapo (''Strigops habroptilus''), and the context of its conservation management| accessdate=2007-02-06}}</ref> Anatominya mencirikan kecenderungan [[evolusi]] burung di kepulauan terpencil samudra yang memiliki sedikit [[pemangsa]] dan makanan yang berlimpah: pencapaian [[termodinamik]] yang efisien atas kemampuan terbang, kurangnya otot sayap, [[lunas (burung)|lunas]] susut pada [[tulang dada]], merupakan bentuk badan sempurna.<ref name="Powlesland2006"/>
Kakapo dimasukkan sebagai spesies yang kritis; hanya [[Daftar Kakapo|86 individu hidup yang diketahui]], seluruhnya telah diberi nama.<ref>
| url=http://www.anotherchancetosee.com/2006/08/kakapo-parrots-86-names.html | title=
| publisher=[http://www.anotherchancetosee.com anotherchancetosee.com]
| date=[[2006-08-04]]
| accessdate=2007-02-06
| archive-date=2007-02-12
| archive-url=https://web.archive.org/web/20070212012141/http://www.anotherchancetosee.com/2006/08/kakapo-parrots-86-names.html
| dead-url=yes
}}</ref> Nenek moyang Kakapo bermigrasi ke kepulauan Selandia Baru saat zaman prasejarah; tidak adalanya [[mamalia]] pemangsa, hewan ini kehilangan kemampuan terbang. Akibat kolonisasi orang [[Polinesia]] dan [[Eropa]], dan masuknya pemangsa baru seperti [[kucing]], [[tikus]], dan [[cerpelai]], banyak kakapo yang dimangsa. Usaha konservasi dimulai tahun 1890-an, tetapi hewan ini tidak berhasil hingga implementasi Rencana Pemulihan Kakapo tahun 1980-an. Saat November 2005, Kakapo diselamatkan dari empat predator bebas pulau, di pulau [[Pulau Maud|Maud]], [[Pulau Chalky|Chalky (Te Kakahu)]], [[Pulau Codfish|Codfish (Whenua Hou)]] dan [[Pulau Anchor|Anchor]], Kakapo dimonitor secara dekat.<ref name="Powlesland2006"/> Dua pulau Fiordland besar, [[Pulau Resolution, Selandia Baru|Resolution]] dan [[Pulau Secretary|Secretary]], telah menjadi subyek aktivitas [[restorasi pulau|restorasi ekologi]] skala besar untuk mempersiapkan [[ekosistem]] penopang sendiri dengan [[habitat]] yang pantas untuk Kakapo.
Konservasi Kakapo telah membuat spesies ini dikenal. Banyak buku dan dokumenter yang mendetail tentang Kakapo diproduksi dalam tahun-tahun berdekatan, satu yang paling awal berjudul ''Two in the Bush'', karya [[Gerald Durrell]] untuk [[BBC]] tahun [[1962]].<ref name="GeraldDurrellBBC">{{Cite web | url = http://www.durrellwildlife.org/index.cfm?a=51 | title = GERALD DURRELL'S CAREER | publisher = durrellwildlife.org | accessdaymonth = August 8 | accessyear = 2007 | access-date = 2008-01-19 | archive-date = 2007-07-24 | archive-url = https://web.archive.org/web/20070724184732/http://www.durrellwildlife.org/index.cfm?a=51 | dead-url = yes }}</ref> Dua dokumenter sangat signifikan, hasil buatan [[NHNZ]], adalah ''Kakapo - Night Parrot'' (1982) dan ''To Save the Kakapo'' (1997). Satuan Sejarah Alam [[BBC]] juga membahas Kakapo, meliputi rangkaian dengan [[Sir David Attenborough]] dalam ''[[The Life of Birds]]''. Kakapo juga merupakan salah satu hewan yang terancam hingga [[Douglas Adams]] dan [[Mark Carwardine]] mengatur pencarian untuk serial radio dan buku ''[[Last Chance to See]]''.
Kakapo, seperti banyak spesies burung lain, memiliki sejarah penting terhadap Māori, orang pribumi Selandia Baru, sehingga muncul dalam banyak legenda dan cerita rakyat tradisional.
== Deskripsi ==
[[Berkas:Strigops habroptilus 1.jpg|
Kakapo adalah betet yang berukuran besar dan gemuk; jantan memiliki panjang hingga 60 [[Meter|sentimeter]] dan berat antara 2 hingga 4 [[kilogram]] ketika dewasa.<ref name="Higgins1999">{{cite book|author=Higgins, P.J.|
Pada ujung kepala Kakapo terdapat [[bulu]] berwarna hijau lumut kuning yang tercampur atau tertutup dengan warna hitam atau abu-abu coklat gelap, yang berpadu dengan [[vegetasi]] asli.
Setiap individu kemungkinan memiliki tingkat variasi bermacam-macam bintik-bintik dan nada warna dan intensitas — spesimen museum menunjukkan bahwa beberapa burung memiliki warna kuning dengan lengkap. Dada dan panggul berwarna hijau kekuningan dengan garis kuning. Perut, bawah ekor, leher dan wajah mereka sebagian besar berwarna kuning, yang bergaris hijau pucat dan bintik lemah dengan abu-abu kecoklatan. Karena itu, bulu-bulunya tidak kaku dan tidak membutuhkan kekuatan yang dibutuhkan untuk terbang, bulu-bulunya sangat lembut, yang menjadikannya memiliki [[nama spesifik]] ''habroptilus''. Kakapo memiliki wajah datar menarik berbulu bagus, seperti wajah [[burung hantu]]; begitu pula, saat pendudukan Eropa awal yang menyebut hewan ini sebagai "betet burung hantu". Paruh mereka ditutupi oleh [[vibrissa]] bagus atau "janggut", yang digunakan untuk sensor darat untuk navigasi ketika berjalan dengan kepalanya yang lebih rendah. Rahang bawah tertutup warna gading, dengan bagian lebih atas rahang bawah berwarna abu-abu kebiruan. Matanya berwarna coklat gelap. Kaki Kakapo berukuran besar, bersisik
[[Berkas:Strigops habroptilus, face.jpg|
Betina mudah dibedakan dari jantan terkait beberapa perbedaan mencolok: mereka memiliki penutup kepala yang lebih terbatas dan sedikit, paruh mereka jika dibandingkan lebih panjang dan proporsional, ceres dan lubang hidung mereka lebih kecil, lengan dan kaki mereka lebih langsing dan abu-abu kemerahan, dan ekor mereka lebih panjang. Saat warna bulu mereka tidak banyak berbeda dengan jantan, nada warna lebih sulit dipisahkan, dengan sedikit kuning dan bintik-bnitik. Kakapo betina cenderung lebih bersifat berani dan agresif dari jantan ketika ditangani. Betina yang bersarang juga berbeda seperindukan pada kulit terbuka di perut.<ref name="Powlesland2006"/>
Seperti banyak betet, Kakapo memiliki banyak sebutan. Sebagai tambahan terhadap kicauannya (lihat Media dibawah untuk hasil rekaman) dan ''chings'' untuk sebutan saat kawin, mereka sering ''skraark'' untuk menunjukkan lokasi mereka pada burung lain.
Kakapo memiliki rangkaian baik pada sensor bau, yang komplemen kehidupan nokturnal mereka.<ref name
=== Klasifikasi ===
Kakapo memiliki banyak corak tidak biasa yang menunjukkan inisial dalam keluarganya, Strigopidae. Walau begitu, Strigopidae dikenal sebagai anggota keluarga betet, [[Betet sejati|Psittacidae]]. Pembedanya adalah digarisbawahi dengan klasifikasinya dalam [[genus]]nya, ''Strigops''; dan [[bangsa (biologi)|bangsa]], Strigopini, dalam [[famili (biologi)|subfamili]] [[Psittacinae]]. Beberapa mempertahankan Kakapo dalam subfamili miliknya, Strigopinae.<ref>Turbott, E.G. (1990) Checklist of the birds of New Zealand and the Ross Dependency, Antarctica. Random Century, in association with the Ornithological Society of New Zealand, Auckland.</ref>
Ornitologis terdahulu merasa Kakapo mungkin berhubungan dengan [[bayan tanah]] dan [[bayan malam]] Australia; penilaian lain terhadap bangsa [[Nestor (genus)|Nestorini]].<ref>Smith, G.A. (1975) Systematics of parrots. ''Ibis'' '''117''': 18–66.</ref> Penelitian [[rangkaian DNA]] [[sistem penentuan seks ZW|kromosom seks]] [[spindlin]] 2005 menetapkan kekerabatan dengan genus ''Nestor'', yang mencakup [[Kākā]] dan [[Kea]]. Data molekuler lanjutan menunjukkan bahwa dua spesies ''Nestor'', dan Kakapo dalam genusnya, meliputi kelompok kuno yangdipisahkan dari seluruh [[Betet sejati|Psittacidae]] lain sebelum radiasi mereka,<ref>de Kloet, R.S.; de Kloet, S.R. (2005). The evolution of the spindlin gene in birds: sequence analysis of an intron of the spindlin W and Z gene reveals four major divisions of the Psittaciformes. ''Molecular Phylogenetics and Evolution'' '''36''': 706–721.</ref> namun bukti [[fosil]] menunjukkan kontradiksi ini<!-- Historical Biology review of fossil record of parrots (2006) -->; yang memberikan sejarah geologi kasar terhadap Selandia Baru (lihat, sebagai contoh, [[Zona Vulkanik Taupo]]), penjelasan lain seperti bagian [[pergeseran genetik]] tampak lebih baik karena didukung dengan bukti.
== Ekologi dan perilaku ==
[[Berkas:Kakapohist.svg|
{| cellpadding="0" cellspacing="0" style="background-color: transparent;"
|-
Baris 73 ⟶ 74:
Mamalia asli Selandia Baru terdiri dari tiga spesies kecil [[kelelawar]] (satu punah). Ini menunjukkan bahwa Kakapo — seperti banyak spesies burung Selandia Baru — telah [[evolusi|berevolusi]] dalam menempati [[wilayah ekologi]] yang normalnya terdiri dari berbagai macam spesies mamalia. Sebelum kedatangan manusia, Kakapo tersebar luas di tiga pulau utama Selandia Baru. Mereka hidup dalam berbagai habitat, seperti kawasan [[rumput tussock|rerumputan tussock]], semak belukar dan pantai. Mereka juga menghuni hutan, termasuk yang didominasi oleh tanaman [[Podocarpaceae|podocarps]] ([[Dacrydium cupressinum|rimu]], [[Prumnopitys taxifolia|matai]], [[Dacrycarpus dacrydioides|kahikatea]], [[Podocarpus totara|totara]]), [[Nothofagus|beech]], [[tawa (pohon)|tawa]], dan [[Metrosideros umbellata|rata]]. Mereka pada umumnya menjadikan tepi hutan dan wilayah hutan baru sebagai tempat bervegetasi tinggi dalam wilayah yang sempit . Di [[Fiordland]], gundukan dan belukar dengan vegetasi subur dan berbuah lebat — seperti lima jari, [[Aristotelia serrata|berry anggur]], [[semak belukar (tanaman)|semak belukar]], [[tutu (tanaman)|tutu]], [[hebe (tanaman)|hebe]], dan [[coprosma]] — terkenal sebagai "taman Kakapo" .
Kakapo merupakan nokturnal penting; mereka berdiam dibawah pepohonan atau tanah selama siang hari dan menjelajahi teritorial mereka saat malam.<ref name="Best1984"/> Meskipun Kakapo tidak dapat terbang, mereka adalah pendaki handal, yang dapat memanjat hingga pucuk pohon tertinggi. Kakapo juga dapat "berparasut" dari tempat tinggi dengan mengembangkan sayapnya, yang mendarat pelan ke lantai hutan. Karena tidak dapat terbang, kakapo memiliki rancangan lengan yang kuat. Gerakannya sering cepat dengan gaya berjalan "seperti jogging" dimana mereka dapat berjalan beberapa kilometer.<ref name="Higgins1999"/> Betina membuat dua perjalanan bolak-balik setiap malam selama bersarang dari sarang mereka menuju sumber makan hingga sejauh 1 km (0.5 mil)<ref>{{cite journal|author=R.G. Powlesland; B.D. Lloyd; H.A. Best; D.V. Merton|title=Breeding Biology of the Kakapo ''Strigops-Habroptilus'' on Stewart Island, New Zealand|journal=IBIS| volume=134| issue=4| pages=361–373| date=1992}}</ref> dan jantan berjalan dari lingkungan sarang mereka menuju tempat kawin sejauh 5 km (3 mil) selama musim kawin (Oktober–Januari).<ref name="Best1985">{{cite book|author=H.A. Best and R.G. Powlesland|
Kakapo merupakan spesies aneh dan telah dikenal karena interaksinya dengan manusia. Staf dan sukarelawan konservasi telah berhubungan secara ekstensif dengan beberapa Kakapo, dan mereka dikenal karena memiliki kepribadian berbeda.<!--might be able to get this simplified; someone familiar with the topic will have to do so.-->
Satu perilaku yang belum lama ini dilakukan Kakapo dengan baik merupakan reaksi mereka dari ancaman. Ketika Kakapo merasa terancam, mereka diam, berharap membaur dalam vegetasi yang serupa mereka. Ini merupakan strategi baik untuk menggagalkan predator utama mereka, [[Elang Haast]] raksasa. Namun, ini tidak melindungi mereka dari predator mamalia baru (kucing dan anjing liar), yang tergantung pada sensor bau handal. Cara khas terhadap manusia dalam memburu Kakapo adalah dengan melepaskan anjing yang terlatih.<ref>{{cite book|title=The habits of flightless birds of New Zealand: with notes on other flightless New Zealand birds|
=== Pola makan ===
Baris 85 ⟶ 86:
=== Reproduksi ===
[[Berkas:Strigops habroptilus, camouflage.jpg|
Kakapo merupakan satu-satunya betet di dunia yang memiliki sistem pembiakan [[lek (arena kawin)|lek]].<ref name="Merton1984">{{cite journal|author=Merton, D.V.; Morris, R.D.; Atkinson, I.A.E.| title=Lek behaviour in a parrot: the Kakapo ''Strigops habroptilus'' of New Zealand| journal=Ibis| volume=126| pages=277–283| date=1984}}</ref> Jantan bebas berkumpul dalam arena dan bersaing dengan lainnya untuk menarik perhatian betina. Betina menyaksikan penampilan jantan, atau "lek".<ref name="Merton77">Merton, D.V. (1976). Konservasi kakapo: sebuah laporan perkembangan. Dalam ''Proc. Science in Nat. Parks.'' . National Parks Authority, Wellington, N.Z. National Parks Series No. 6: 139–148.</ref> Mereka memilih pasangan berdasarkan kualitas penampilan; mereka tidak diburu jantan dalam setiap jalan terang. Jika pasangan terpikat; jantan dan betina yang bertemu akan kawin.
Selama musim kawin, jantan meninggalkan lingkungan sarang mereka ke puncak bukit atau [[punggung bukit]] dimana mereka menentukan tempat kawin mereka. Lek tersebut dapat melebihi 7 kilometer (4 mi) dari teritorial biasa Kakapo dan terpisah rata-rata 50 meter (160 kaki) dengan arena lek. Jantan kembali dalam sarang mereka selama musim kawin. Saat mulai musim pembiakan, jantan akan berkelahi untuk mencoba menyelamatkan pasangan terbaiknya. Mereka menghadapi lainnya dengan menegakkan bulu, mengembangkan sayap, membuka paruh, menegakkan cakar dan mengeram nyaring dan melengking. Perkelahian akan menjadikan burung-burung itu terluka.
Setiap sarang dibuat lubang padat seperti mangkuk di permukaan oleh jantan, hingga kedalaman 10 sentimeter (4 in) dan cukup panjang untuk memasukkan burung berukuran panjang setengah meter. Lubang-lubang itu sering dibuat dekat permukaan batu, onggokan, atau batang pendek pohon untuk membantu merefleksikan suara.<ref name="Merton1984"/> Setiap lubang jantan terhubung dengan jaringan [[jalan kecil]] atau jalur yang mencapai panjang diameter 50 meter (160 kaki) sepanjang punggung bukit atau 20 meter (60 kaki) di sekeliling puncak bukit.<ref name="Merton1984"/> Jantan sangat teliti dengan kebersihan lubang dan jalan mereka dari kotoran. Peneliti meneliti bahwa lubang yang dikunjungi tiap malam itu merupakan tempat untuk menaruh ranting-ranting pohon; jika jantan datang terlalu malam, dia akan memungutnya dengan paruh dan melemparkannya.
Untuk memikat betina, jantan membuat kicauan berfrekuensi rendah (dibwah 100 [[Hertz|Hz]]) dari lubang mereka dengan memompa kantung [[rongga dada]].<ref name="Higgins1999"/><ref name="Cockrem2002">{{cite journal|author=J.F. Cockrem| title=Reproductive biology and conservation of the endangered kakapo (Strigops habroptilus) in New Zealand| journal=Avian and Poultry Biology Reviews| pages=139–144| date=2002| volume=13| issue=3}}</ref> Mereka mulai dengan dengkur rendah, yang meningkat volumenya ketika memompa kantung udara. Setelah sekitar 20 kicauan berturut-turut, volumenya menurun. Kakapo jantan kemudian berdiri rendah selagi menurunkan kepalanya, memompa dadanya dan memulai serangkaian kicauan lain. Kicauan tersebut dapat terdengar hingga sekitar satu kilometer (0.6 mi) saat masih malam; angin dapat membawa suaranya hingga sejauh sekitar lima kilometer (3 mi).<ref name="Merton1984"/> Jantan berkicau rata-rata delapan jam tiap malam; setiap jantan akan menghasilkan seribu kicauan saat itu. Ini akan berlanjut tiap malam hingga sekitar tiga atau empat bulan selama waktu dimana jantan akan kehilangan setengah berat tubuhnya. Setiap jantan, akan beraktivitas di sekitar lubang dalam sarangnya sehingga kicauannya terbawa keluar ke segala arah.
Baris 96 ⟶ 97:
Betina akan terpikat oleh kicauan yang dikeluarkan jantan; mereka sangat mungkin membutuhkan perjalanan beberapa kilometer dari teritorial mereka menuju arena. Setiap betina memasuki sarang salah satu pejantan, pejantan menunjukkan penampilan dimana jantan berayun dari sisi ke sisi dan membuat suara gaduh seperti ''klik'' dengan paruhnya.<ref name="Powlesland2006"/> Jantan mengarahkan punggungnya ke betina, mengembangkan sayapnya dan berjalan mundur menuju betina. Durasi perkawinan dilakukan selama 2 hingga 14 menit.<ref name="Powlesland2006"/> Setiap burung akan kawin, betina kembali ke teritorial sarangnya untuk mengerami telur dan menjaga anaknya. Jantan akan melanjutkan kicauannya untuk memikat betina lain.
Kakapo betina menampung lebih dari tiga [[ovum|telur]] setiap siklus pembiakan.<ref name="Cockrem2002"/> Mereka bersarang di permukaan di bawah timbunan tanaman atau di dalam rongga seperti lubang batang pohon. Mereka menginkubasi telur faithfully,
Karena Kakapo berusia panjang, mereka cenderung memiliki masa keremajaan sebelum mulai kawin. Para pejantan tidak mulai berkicau hingga berusia sekitar 5 tahun.<ref name="Higgins1999"/> Betina tidak mencari jantan hingga berusia antara 9 dan 11 tahun.<ref name="Easton2006"/> Masa yang panjang ini membatasi mereka sebelum mulai bereproduksi dan meninggalkan banyak waktu untuk [[wiktionary:perpetuate|mempertahankan]] spesiesnya. Kakapo tidak berkembang biak setiap tahun dan memiliki suatu tingkat reproduksi terendah
== Konservasi ==
Populasi Kakapo di Selandia Baru telah menurun secara signifikan sejak manusia menghuni pulau ini. Sejak tahun 1891, usaha konservasi telah dilakukan untuk mencegah kepunahan. Rencana yang paling berhasil dijadikan ''Rencana Pemulihan Kakapo''; rencana ini diterapkan
=== Dampak manusia ===
<!-- [[Berkas:Kakapo size comparison.png|thumb|130px|Perbandingan ukuran terhadap rata-rata manusia.{{specify}}]] -->
Faktor pertama dalam penurunan populasi Kakapo adalah kedatangan manusia. Menurut cerita rakyat [[Māori]], Kakapo dapat ditemukan diseluruh wilayah Selandia Baru ketika [[orang Polinesia]] pertama tiba di [[Aotearoa]] 1.000 tahun lalu;<ref name="Tipa2006">{{cite journal|title=Kakapo in Māori lore|author=Rob Tipa| journal=Notornis| volume=53| issue=1| date=2006| accessdate=2007-02-06}}</ref> endapan [[subfosil]] dan [[bangkai]] menunjukkan bahwa mereka muncul diseluruh pulau Utara, pulau Selatan dan pulau Stewart sebelum dan selama masa Māori awal.<ref name=
Dari tahun 1840-an,<!--"from"? to when? same issue below. clarification needed.--> pengembara Eropa menggunakan hamparan luas di pulau untuk [[pertanian]] dan [[pengembalaan]], yang kemudian menyingkirkan Kakapo dan habitatnya. Mereka membawa banyak anjing dan predator mamalia lain, termasuk kucing domestik, tikus hitam dan cerpelai.<ref name="Sutherland2002">{{cite journal|journal=Nature| title=Conservation Biology: Science, Sex and the Kakapo| volume=419| author=W. J. Sutherland| pages=265–266| url=http://dx.doi.org/10.1038/419265a}}</ref> Bangsa Eropa hanya mengetahui sedikit tentang Kakapo hingga [[George Robert Gray|George Gray]] dari [[Museum Britania]] menguraikan kulitnya
=== Usaha perlindungan awal ===
[[Berkas:Kakapo5.jpg|
Tahun 1891, Pemerintah Selandia Baru menyimpulkan [[Pulau Resolution, Selandia Baru|pulau Resolution]] di Fiordland sebagai [[cagar alam]]; tahun 1894, pemerintah menetapkan [[Richard Treacy Henry|Richard Henry]] sebagai pejabat. Seorang naturalis handal, Henry menyadarkan bahwa populasi burung asli sedang menurun, dan mulai menangkap dan memindahkan Kakapo dan [[kiwi]] dari daratan utama menuju Pulau Resolution yang bebas predator. Dalam enam tahun, di memindahkan lebih dari 200 Kakapo ke Pulau Resolution.
Tahun 1903, tiga Kakapo dipindahkan dari Pulau Resolution ke cagar alam [[Pulau Penghalang Kecil|Hauturu/Pulau Penghalang Kecil]] timur laut [[Auckland]],
Pada tahun 1920-an, Kakapo dinyatakan punah di [[Pulau Utara]] dan jumlah dan ruang mereka di [[Pulau Selatan]] semakin berkurang.<ref name="Williams1956"/> Satu tempat perlindungan terakhir mereka adalah Fiordland yang tidak datar. Di sana, selama tahun 1930-an, mereka sering terlihat dan terdengar, dan adakalanya dimakan, oleh pemburu dan pekerja jalan.
=== Usaha konservasi 1950–1989 ===
Pada awal tahun 1970-an, tidak pasti apakah Kakapo merupakan spesies yang masih ada. Pada akhir tahun 1974, para ilmuan melokasikan beberapa Kakapo jantan dan melakukan observasi ilmiah pertama terhadap kicauan Kakapo. Observasi ini dipimpin oleh [[Don Merton]] untuk menspekulasi kali pertama Kakapo memiliki sistem perkembangbiakan lek.<ref name="
Sebelum 1977, tidak ada ekspedisi dari Pulau Stewart/Rakiura,
[[Mustelida]] tidak pernah mengusai Pulau Steward/Rakiura,
=== Rencana pemulihan Kakapo ===
Baris 151 ⟶ 152:
</div>
Tahun 1989, Rencana Pemulihan Kakapo dirancang dan Kelompok Pemulihan Kakapo dibentuk untuk menerapkannya.<ref>{{cite book|author=Powlesland, R.G.|
[[Berkas:Kakapo-population-size-no-text.svg|
Kunci bagian Rencana Pemulihan adalah ketersediaan makanan terhadap betina. Kakapo berkembangbiak hanya setiap dua atau lima tahun, yang tergantung suatu jenis spesies tanaman tertentu, terutama [[Dacrydium cupressinum|''Dacrydium cupressinum'' (rimu)]], yang menghasilkan buah dan biji kaya protein. Penelitian terhadap hubungan antara jarak perkembangbiakan dan [[tahun panen raya]] tumbuhan yang membantu pakar biologi menemukan persediaan makanan yang cocok untuk meningkatkan frekuensi perkembangbiakan Kakapo.<ref name="Elliott2001">{{cite journal| author=Elliott, G.P.; Merton, D.V.; Jansen, P.W.| date=2001| title=Intensive management of a critically endangered species: the kakapo| journal=Biological Conservation| volume=99| pages=121–133| issue=1| url=http://dx.doi.org/10.1016/S0006-3207(00)00191-9}}</ref>
Ketersediaan makanan tidak hanya meningkatkan frekuensi perkembangbiakan Kakapo,
Meskipun perkembangbiakan dapat ditingkatkan dengan ketersediannya makanan, Kakapo muda yang tersisa akan terganggu dengan kehadiran tikus Polynesia. Dari 21 anakan yang diperoleh pada tahun 1981 hingga 1994, sembilan
Untuk memonitor populasi Kakapo terus menerus, setiap burung dilengkapi dengan [[pemancar radio]].<ref name="Elliott2001"/> [[Daftar Kakapo|Setiap Kakapo yang diketahui akan diberi nama]] oleh petugas Program Pemulihan Kakapo. Ini adalah cara bijaksana yang dilakukan petugas konservasi agar dapat menunjukkan burung-burung secara individu, dan memberitahukan berapa banyak spesies yang masih tersisa. [[Inseminasi buatan|Inkubasi buatan]] terhadap intervensi telur dan anakan<!--odd phrase-->sering digunakan untuk memperkuat kondisi telur dan anakan.<ref>{{cite journal|title=Hand-rearing kakapo (''Strigops habroptilus''), 1997–2005| author=Daryl K. Eason and Ron J. Moorhouse| pages=116–125| journal=Notornis| volume=53| issue=1}}</ref> Ketika November 2005, populasinya terdiri dari 41 betina dan 45 jantan, termasuk empat ekor (3 betina dan 1 jantan) yang menetas
Rencana Pemulihan Kakapo akhirnya menjadi program yang sukses karena jumlah Kakapo semakin meningkat. Tingkat keamanan dari pemangsa terhadap spesies dewasa dan produktivitasnya telah meningkat tajam sejak awal program. Namun, tujuan utamanya adalah untuk menjadikan paling sedikit suatu keaktifan, percaya diri, terhadap populasi Kakapo yang tidak terikat seperti komponen fungsional [[ekosistem]] dalam suatu habitat yang dilindungi.<ref>{{cite book|author=Cresswell, M.|
== Dalam budaya Māori ==
Kakapo adalah hewan yang terdapat dalam kekayaan tradisi dari cerita rakyat dan kepercayaan [[Māori]]. Siklus perkembangbiakannya yang tidak beraturan tercatat memiliki kaitan dengan masa panen yang atau "[[tahun panen raya|tahun panen]]" spesies tanaman tertentu seperti [[Dacrydium cupressinum|Rimu]] yang digunakan Māori dalam memuja burung itu untuk dapat meramal masa depan.<ref name="MBL">Murdoch Riley, ''"Maori Bird Lore; An introduction"'', Viking Sevenseas NZ LTD., 2001</ref>
Untuk memperkuat klaim ini, dari suatu penelitian dilaporkan burung ini menimbun biji tumbuhan [[Hinau]] dan [[Tawa]] (saat di musimnya) kedalam kolam penampungan tersendiri untuk persediaan makan di musim panas selanjutnya; perilaku memasukkan makanan dalam air juga dilakukan Māori untuk tujuan yang sama, diyakini sebagai penyebab penelitian ini.<ref name="MBL"/>
=== Untuk hidangan dan pakaian ===
Daging Kakapo dapat dibuat menjadi makanan yang layak dan dianggap oleh orang Māori sebagai suatu [[kelezatan]]<ref name="OS"/> sehingga mereka memburunya untuk dijadikan hidangan selama di masa mereka masih tersebar luas.<ref name="WS">
Saat masa-masa perkembangbiakan, kicauan keras yang dilakukan pejantan di [[Lek (arena kawin)|arena perkawinan]] mereka membuatnya mudah ditemukan saat pesta perburuan Māori, dan mereka juga diburu saat sedang makan atau saat masih berlumuran debu ketika musim kering. Penangkapan burung, biasanya dilakukan saat malam, menggunakan [[penjerat]], perangkap jebakan, atau dengan sekawanan [[anjing Polinesia]] peliharaan yang mengiringi pesta perburuan — kadang mereka juga menggunakan korek api berbagai jenis untuk untuk menampakkan burung dalam kegelapan, Kakapo yang mematung di lintasannya membuatnya mudah ditangkap.<ref name="MBL"/> Proses pemasakan dilakukan dalam sebuah [[Hāngi]] atau di permukaan minyak mendidih.<ref name="WS"/> Daging burung ini dapat terpelihara lemaknya dan disimpan dalam penyimpanan untuk digunakan lain waktu — pemburu dari bangsa [[Ngāi Tahu]] akan mengemas dagingnya dalam keranjang yang dibuat dari inti kulit kayu pohon [[Totara]] atau dalam penyimpanan yang terbuat dari [[kelp]].<ref name="KM">
Seperti halnya santapan daging Kakapo yang mereka bunuh, Māori juga menggunakan kulit Kakapo — dengan bulu yang masih utuh — untuk dibuat pelindung dan mantel.<ref name="WS"/><ref name="KM" /> Masing-masingnya memerlukan sekitar 11.000 bulu untuk jadi.<ref name="WNZB?"/> Tidak hanya untuk keindahan saja, mereka juga menyimpannya dan menggunakannya sebagai penghangat.<ref name="WS"/><ref name="WNZB?">
Disamping semua itu, Kakapo juga digunakan sebagai [[binatang peliharaan]] oleh orang Māori. Hal ini dipengaruhi penjajah Eropa di Selandia Baru
== Media ==
Baris 181 ⟶ 182:
[[Berkas:051226-kakapo-billbooming.ogg|noicon]]
{{Multi-listen end}}
Jika suara berjangkauan rendah tidak dapat terdengar, coba dengarkan [[
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
== Bacaan lebih lanjut ==
{{refbegin|30em}}
*
* {{
* {{Cite book|last1=Climo|first1=Gideon|last2=Ballance|first2=Alison| year=1997 |title=Hoki: The story of a kakapo| location=Auckland |publisher=Godwit |isbn=1-86962-009-7}}
* {{Cite book|last=Jones|first=Jenny| year=2003 |title=The kakapo | location=Auckland| isbn=1-86948-662-5 | publisher=Reed}}
* {{Cite journal |title=Saving kakapo: An illustrated history |year=2006 |first1=Murray |last1=Williams |first2=Don |last2=Merton |authorlink2=Don Merton |journal=Notornis |volume=53 |issue=1 |url=http://notornis.osnz.org.nz/system/files/Notornis_53_1_i.pdf |access-date=2016-08-14 |archive-date=2016-03-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160329015220/http://notornis.osnz.org.nz/system/files/Notornis_53_1_i.pdf |dead-url=yes }}
* ''Eulenpapagei oder Kakapo (''Strigops habroptilus'').'' in: Günther Steinig (Hrsg.): ''Brehms Exotische Vogelwelt''. Safari, Berlin ²1963, S.62–71. (Die Darstellung folgt vor allem Beobachtungen frühen Erforschern Neuseelands, wie Julius Haast, Georg Grey und Lyall)
* Jim Rearden: ''Die letzten Tage des Kakapo''. in: ''[[GEO (Zeitschrift)|Geo-Magazin.]]'' Hamburg 1978,2, S.88–102. (über die Erhaltungsbemühungen in Fiordland). {{ISSN|0342-8311}}
* ''Vom Leben eines totgesagten Vogels.'' in: ''Geo-Magazin.'' Hamburg 2006,10(Okt.), S.176–180. {{ISSN|0342-8311}}
* ''Eulenpapagei. Brummend balzt das letzte Männchen.'' in: R. L. Schreiber, A. W. Diamond, H. Stern, G. Thielcke (Hrsg.): ''Rettet die Vogelwelt''. O. Maier, Ravensburg 1987, S.198–201. ISBN 3-473-46160-1
* {{cite book |first1=Douglas |last1=Adams |authorlink1=Douglas Adams |first2=Mark |last2=Carwardine |authorlink2=Mark Carwardine |title=[[Last Chance to See]] |publisher=Pan Books |year=1990 |isbn=978-0-345-37198-0}}
* [[Don Merton|Don V. Merton]], Rodney B. Morris, Ian A. E. Atkinson: ''Lek behaviour in a parrot: the kakapo ''Strigops habroptilus'' of New Zealand.'' in: ''The Ibis.'' Oxford 126.1984. {{ISSN|0019-1019}}
* David Cemmick, Dick Veitch: ''Kakapo Country. The Story of the World's most unusual bird.'' Foreword by David Bellamy. Illustrationen von D. Cemmick. Hodder&Stoughton, Auckland 1987. ISBN 0-340-41647-5
* Rod Morris, Hal Smith: ''Wild South. Saving New Zealand's Endangered Birds''. TVNZ and Century Hutchinson, Auckland 1988. ISBN 1-86941-043-2
* Philip Temple, Chris Gaskin: ''The Story of the kakapo. Parrot of the Night.'' Hodder&Stoughton, Auckland 1988. (Pricewinner: Children's Picture Book of the Year Award 1990). ISBN 0-340-51967-3
* Ralph Powlesland: ''Kakapo Recovery Plan 1989–1994.'' Published by The Department of Conservation (DoC), Wellington 1989. ISBN 0-478-01114-8
* R. G. Powlesland, A. Roberts, B. D. Lloyd, [[Don Merton|D. Merton]]: ''[http://www.rsnz.org/publish/nzjz/1995/69.pdf rsnz.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20040922044514/http://www.rsnz.org/publish/nzjz/1995/69.pdf |date=2004-09-22 }}: Number, fate, and distribution of Kakapo (''Strigops habroptilus'') found on Stewart Island, New Zealand 1979–1992.'' in: ''New Zealand Journal of Zoology.'' Wellington 22.1995, 239–248. {{ISSN|0301-4223}}
* Mary Cresswell, Kakapo Management Group: ''[http://www.kakaporecovery.org.nz/then/recoveryplan.pdf kakaporecovery.org.nz]: KAKAPO RECOVERY PLAN 1996–2005.'' Threatened Species Recovery Plan No. 21. Department of Conservation (DoC), Wellington 1996. ISBN 0-478-01773-1
* [[Don Merton]]: ''Kakapo.'' in: P. J. Higgins (Hrsg.): ''Handbook of Australian, New Zealand and Antarctic Birds''. Bd 4. RAOU. Oxford University Press, Melbourne 1999, 633–646. ISBN 0-19-553071-3
* Tim Higham: ''The kakapo of Codfish Island.'' in: ''New Zealand Geographic magazine.'' Auckland 1992,15 (July–Sept.), 30–38. {{ISSN|0113-9967}}
* Derek Grzelewski: ''Kakapo. Bird on the brink.'' in: ''[http://www.nzgeographic.co.nz New Zealand Geographic]'' Magazine. Ohakune 2002, 56 (March–April). {{ISSN|0113-9967}}
* Gerard Hutching: ''Back from the Brink. The Fight to Save our Endangered Birds.'' Penguin Books Publisher, Auckland 2004. ISBN 0-14-301948-1
* ''[http://notornis.osnz.org.nz/celebration-kakapo-progress-conservation-enigmatic-parrot A celebration of kakapo.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140522123430/http://notornis.osnz.org.nz/celebration-kakapo-progress-conservation-enigmatic-parrot |date=2014-05-22 }}'' Special Issue of ''Notornis.'' Ornithological Society of New Zealand, Wellington 53.2006,1. {{ISSN|0029-4470}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
{{
{{Wikispecies|Strigops
* [http://www.parrots.org/index.php/encyclopedia/profile/kakapo/ World Parrot Trust] Parrot Encyclopedia – Species Profiles
* [http://www.kakaporecovery.org.nz/ Kakapo Recovery]
* [http://www.terranature.org/kakapo.htm TerraNature page on Kakapo]
* [http://www.doc.govt.nz/
* [http://news.bbc.co.uk/1/hi/sci/tech/4485295.stm Rare parrot receives special care]
* [http://www.wildlifeextra.com/go/news/kakapo-breeding090.html Start of the Breeding season 2009]
* [[ARKive]]
* [http://www.stuff.co.nz/stuff/4612100a7693.html Kakapo in successful return journey](Archived by WebCite at {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121113133558/http://www.stuff.co.nz/stuff/4612100a7693.html |date=2012-11-13 }})
* [http://notornis.osnz.org.nz/saving-kakapo-illustrated-history ''Saving Kakapo: an illustrated history'' by Murray Williams and [[Don Merton]], in: 'Notornis (Journal), vol. 53/1, 2006'] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170518060452/http://notornis.osnz.org.nz/saving-kakapo-illustrated-history |date=2017-05-18 }} Abstract provided by the Ornithological Society of New Zealand.
* BBC Wildlife Finder [http://www.bbc.co.uk/nature/species/Kakapo News stories, and clips from the BBC archive] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090930080400/http://www.bbc.co.uk/nature/species/Kakapo |date=2009-09-30 }}
* [http://www.radiolive.co.nz/Environews-Kakapo-Alison-Balance--Don-Merton/tabid/506/articleID/17307/Default.aspx Interview with NZ conservationists Alison Ballance and the late Don Merton]
* [http://channel.tepapa.govt.nz/video/mission-kakapo-copulation/ Mission Kākāpō Copulation] – a video on the [http://channel.tepapa.govt.nz Te Papa Channel]
* [http://nzbirdsonline.org.nz/species/kakapo Kakapo information on NZ Birds Online]
* [http://www.bbc.co.uk/nature/species/kakapo Video footage from the BBC] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090930080400/http://www.bbc.co.uk/nature/species/Kakapo |date=2009-09-30 }} including ''[[Last Chance to See (TV series)|Last Chance to See]]'' and ''[[Wild Down Under]]''
* [https://www.youtube.com/watch?v=5v5ViXUeofA Kakapo- Video from April 2003, with footage of Richard-Henry (Kakapo) and Chalky Island, from YouTube]
* "Birds of New Zealand – A Rare View" by Rob Morris & Rod Hayden. About 3 Birds: Takahe, Kakapo, Black Robin. Wild South/Natural History Series. TV NZ Enterprises, Auckland /Dunedin 1990. 98 minutes (Kakapo footage from 1982; with rare pictures of Fiordland and Stewart Island)
* "To Save the kakapo" by Alison Ballance. Wild South Videos, Natural History New Zealand Ltd. Dunedin 1998. (60 minutes, during the 1997 breeding season on Codfish Island)
{{Portal bar|Burung|Hewan|Biologi|Selandia Baru}}
{{Taxonbar|from=Q179959}}
{{authority control}}
[[Kategori:Burung nirterbang]]
[[Kategori:Burung Selandia Baru]]
[[Kategori:Bayan]]
Baris 212 ⟶ 245:
[[Kategori:Genus burung]]
[[Kategori:Budaya Māori]]
|