Daerah Istimewa Surakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gibranalnn (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Short description|Former province of Indonesia}}
'''Daerah Istimewa [[Kota Surakarta|''Surakarta'']]''' adalah daerah otonomi khusus (daerah istimewa) yang secara ''de facto'' pernah ada antara [[Agustus]] [[1945]] sampai [[Juli]] [[1946]]. Penetapan status [[otonomi khusus]] ini dalam kurun waktu tersebut tidak pernah ditetapkan dengan sebuah Undang-undang tersendiri berdasarkan pasal 18 UUD yang asli, tetapi hanya dengan Piagam Penetapan Presiden tanggal [[19 Agustus]] [[1945]] dan UU No 1 Tahun 1945 tentang Kedudukan Komite Nasional Daerah.▼
{{Infobox former subdivision
| conventional_long_name = Daerah Istimewa Surakarta
| native_name =
| common_name = Surakarta
| nation = [[Indonesia]]
| subdivision = [[Provinsi Indonesia|Daerah Istimewa]]
| era = [[Perang Dingin]]
| year_start = 1945
| date_start = 15 Agustus
| event_start = Dibentuk<ref name=":1">{{Cite web |title=Pangeran Surakarta Ajukan Piagam Soekarno Jadi Bukti Keistimewaan |url=https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=8873#:~:text=Dalam%20Piagam%20Kedudukan%20tertanggal%2019,yang%20saat%20itu%20dipercaya%20sebagai |access-date=2023-06-20 |website=Constitutional Court of Indonesia}}</ref>
| year_end = 1946
| date_end = 16 Juni
| event_end = Dibekukan dan digabungkan dengan [[Jawa Tengah]] <ref name="auto">{{Cite web |title=UU No. 16 Tahun 1946 tentang Pernyataan Keadaan Bahaya di Seluruh Indonesia [JDIH BPK RI] |url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/25175/uu-no-16-tahun-1946 |url-status=live |archive-url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/73382/Perpres%20No.36%20Tahun%201964.pdf |archive-date=23 September 2020 |archive-format=pdf |access-date=2023-06-20 |website=bpk.go.id}}</ref>
| capital = [[Surakarta]]
| title_leader = Gubernur
| leader1 = [[Pakubuwono XII]]
| year_leader1 = 1945–1946
| title_deputy = Wakil Gubernur
| deputy1 = [[Mangkunegara VIII]]
| year_deputy1 = 1945–1946
| legislature = <!-- Name of legislature -->
| house1 = <!-- Name of first chamber -->
| house2 = <!-- Name of second chamber -->
| type_house1 = <!-- Default: "Upper house" -->
| type_house2 = <!-- Default: "Lower house" -->
| p1 = Kasunanan Surakarta
| p2 = Mangkunegaran
| s1 = Jawa Tengah
| s2 =
| s3 =
| image_map = Overzichtskaart van de residentie Soerakarta.jpg
| image_map_caption = Wilayah dari Daerah Istimewa Surakarta
| government_type = [[Dibekukan]] [[Tidak berdaulat]] [[Diarki]] [[Daerah Istimewa]] dalam [[Negara Kesatuan]] [[Republik]]
}}
▲'''Daerah Istimewa [[Kota Surakarta|
== Asal Usul Daerah Istimewa ==
Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran pada 18-19 Agustus mengirimkan kawat ucapan selamat kepada Sukarno-Hatta atas kemerdekaan [[Indonesia]]. Selanjutnya pada 1 September 1945, empat hari sebelum Yogyakarta, SISKS [[Pakubuwana XII]] dan KGPAA [[Mangkunegara VIII|Mangkunagara VIII]], secara terpisah mengeluarkan dekret resmi kerajaan. Lima hari kemudian, [[6 September]] [[1945]], kedua monarki mendapat Piagam Penetapan dari Presiden Indonesia.
== Wilayah Daerah Istimewa ==
Baris 10 ⟶ 45:
== Kedudukan Daerah Istimewa ==
Tidak pernah ada suatu peraturan yang menyebutkan mengenai kedudukan
== Pemerintahan Daerah Istimewa ==
Baris 50 ⟶ 85:
== Pembekuan dan Penghapusan ==
Pembekuan dan pengapusan status daerah istimewa tak terlepas dari munculnya revolusi sosial berupa gerakan anti swapraja di Surakarta, yang berlangsung serentak dengan [[Revolusi Sosial Sumatera Timur]]. Seperti halnya Revolusi Sosial Sumatera Timur, gerakan antiswapraja Surakarta
Gerakan antiswapraja meluas menjadi aksi massa. Kesatuan Barisan Banteng (BB) yang dipimpin Muwardi menculik Sunan, kanjeng Ratu dan Soerjohamidjojo pada bulan Januari 1946 menuntut agar Sunan bersedia disejajarkan dengan pemimpin rakyat lainnya dengan panggilan “Bung”. Selain itu, mereka juga menuntut Sunan untuk melepas kekuasaan politiknya dan bergabung dengan Pemerintah Republik.<ref name="tirto"/><ref name=":0" /> Kondisi semakin genting di Surakarta memuncak kala Sutan Syahrir diculik oleh kaum oposisi republik pimpinan Tan Malaka. Setelah dilakukan penculikan, segelintir pasukan oposisi berupaya menyerang istana presiden di Yogyakarta, tetapi berhasil digagalkan.<ref>{{Cite journal|last=Prasadana|first=Muhammad Anggie Farizqi|last2=Gunawan|first2=Hendri|date=2019-06-17|title=KERUNTUHAN BIROKRASI TRADISIONAL DI KASUNANAN SURAKARTA|url=http://handep.kemdikbud.go.id/index.php/handep/article/view/36|journal=Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya|language=id|publisher=Balai Pelestarian Budaya Kalimantan Barat|volume=2|issue=2|pages=196|doi=10.33652/handep.v2i2.36|issn=2684-7256}}</ref>
Untuk mengatasi keadaan genting tersebut pemerintah mengeluarkan UU No. 16/SD/1946 yang memutuskan bahwa Surakarta menjadi daerah karesidenan di bawah seorang residen dan merupakan bagian dari wilayah Republik Indonesia. Menteri dalam negeri melalui keputusan tanggal 3 Maret 1950 menyatakan bahwa wilayah Kesunanan dan Mangkunegaran secara adminiatrtif menjadi bagian dari provinsi Jawa Tengah. Kedua aturan tersebut mengakhiri status istimewa Surakarta.<ref name=":0" />
== Pembentukan Kembali ==
Seiring dengan dibukanya kembali semangat otonomi daerah dan dengan pemberian Otonomi Khusus pada Papua (2001), Papua Barat (2008), Aceh (2001 dan 2006),
== Referensi ==
|