Bambang Utoyo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Elfath1421 (bicara | kontrib) Penambahan Tanda Jasa dan Bibliografi. |
Dirga udara (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(16 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|name = Bambang Utoyo
|image = Djenderal Major Bambang Utoyo.png
Baris 18:
|children = 6
|birth_date= {{birth date|1920|8|20}}
|birth_place=
|death_date={{death date and age|1980|7|4|1920|8|20}}
|death_place= {{negara|Jerman Barat}} [[Bonn]]
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|rank = [[
|serviceyears = 1945-1976
|unit = Infanteri
}}
[[Jenderal TNI]] ([[Anumerta]]) ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Bambang Utoyo''' ({{lahirmati|[[Tuban]], [[Jawa Timur]]|20|8|1920|[[Bonn]], [[Jerman Barat]]|4|7|1980}})<ref>{{cite book|last=|first=|authorlink=|coauthors=|title=Bambang Utoyo, Jiwa Ragaku untuk Negeri Tercinta, KASAD ke-4|year=2010|publisher=Dinas Sejarah Angkatan Darat|location=Bandung|id=ISBN 978-602-95551-1-0}}</ref> adalah
Bambang muda lulus dari [[MULO]] pada tahun 1938 di [[Palembang]] dan aktif dalam organisasi pemuda Perkumpulan Indonesia Muda. Setelah [[Perang Dunia II]] usai Bambang menikah dengan Siti Nuraini Asa'ari yang juga berasal dari [[Palembang]] pada tahun [[1950]] dan dikaruniai 6 anak.
Baris 34 ⟶ 35:
== Karier militer ==
Pada tahun 1943, pada saat [[Jepang]] mulai berkuasa di [[Indonesia]] turut serta dalam latihan [[Giyugun|''Giju Gun'']] (seperti [[PETA]]) di Pagar Alam dan menjadi ''Sooy Giju Gun''.<ref>Majalah Gajah Mada, Agustus 1955 No.2 tahun ke VI, Majalah Khusus Angkatan Perang Republik Indonesia</ref> Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], menjadi komandan Resimen I, Divisi II [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Republik Indonesia (TRI)]] dengan pangkat [[Letnan Kolonel]]. Setelah menjadi komandan Divisi II pada tahun [[1946]], pangkatnya dinaikan menjadi [[Kolonel]].
Menjelang akhir tahun 1946 hingga Januari 1947, Bambang memimpin pasukan untuk melawan pasukan sekutu yang dikenal dengan [[Pertempuran Lima Hari Lima Malam (Palembang)|Pertempuran Lima Hari Lima Malam]].<ref name=":0">{{Cite web|last=Arsilan|first=Rifki|date=2020-09-19|title=Kisah KSAD Bertangan Satu Dianggap Penghianat oleh Anak Buah {{!}} Halaman 3|url=https://www.viva.co.id/militer/militer-indonesia/1303849-kisah-ksad-bertangan-satu-dianggap-penghianat-oleh-anak-buah|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2023-11-14}}</ref> Pertempuran berakhir dengan gencatan senjata dengan pihak sekutu. Selain itu, Bambang Utoyo harus kehilangan satu tangannya karena percobaan granat hasil karya anak buahnya hingga di kemudian hari ia dikenal sebagai KASAD bertangan satu.<ref>{{Cite web|last=Arsilan|first=Rifki|date=2020-09-18|title=Kisah Jenderal TNI Bertangan Satu Kena Granat Lalu Dilantik Jadi KSAD {{!}} Halaman 3|url=https://www.viva.co.id/militer/militer-indonesia/1303420-kisah-jenderal-tni-bertangan-satu-kena-granat-lalu-dilantik-jadi-ksad|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2023-11-14}}</ref>
Pada tahun [[1948]] pada saat terjadi reorganisasi dan rasionalisasi (RERA) TNI yang dijalankan oleh [[Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] [[Mohammad Hatta]], pangkatnya diturunkan satu tingkat menjadi [[Letnan Kolonel]].
Baris 39 ⟶ 42:
Karena alasan kesehatan, Bambang pensiun dari dinas aktif militer pada tanggal 5 September 1952 dengan pangkat Kolonel. Setelah terjadinya [[peristiwa 17 Oktober]] [[1952]], untuk mengatasi ketegangan pada tanggal 25 November 1952 aktif kembali dan menjabat sebagai Panglima [[Komando Daerah Militer II/Sriwijaya|Tentara dan Teritorium II]] di Palembang dengan pangkat Kolonel.<ref>{{cite web|url=http://www.kodam-ii-sriwijaya.mil.id/index.php?module=content&id=56|title=Panglima Kodam II/Sriwijaya dari masa ke masa|publisher=kodam-ii-sriwijaya.mil.id|accessdate=22 November 2013}}</ref>
Pada tanggal 10 Juni 1955 [[Presiden]] [[Soekarno]] menetapkan Bambang Utoyo sebagai [[KASAD]]<ref>Keputusan Presiden No.150/M Tahun 1955</ref> dengan pangkat [[Brigadir Jenderal|Djenderal Major]]<ref>Keputusan Presiden No.151/M Tahun 1955</ref> dan melantiknya pada tanggal 27 Juni 1955.
==Meninggal Dunia==
[[Berkas:Bambang Utojo-TMPNU Kalibata 1.jpg|jmpl|Makam Bambang Utoyo di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta]]
Beliau wafat di Bonn, Jerman Barat pada tanggal 4 Juli 1980 dalam usia 59 tahun dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata]], Jakarta Selatan.
==Kenaikan Pangkat Kehormatan==
Pada November 1997, Presiden [[Soeharto]] memberikan penghargaan untuk para mantan KSAD. Soeharto memberikan kenaikan pangkat kehormatan satu tingkat lebih tinggi kepada [[Djatikoesoemo|Jenderal (Kehormatan) GPH Djatikusumo]], [[Bambang Soegeng|Letjen (Kehormatan) Bambang Sugeng]], dan Letjen (Kehormatan) Bambang Utoyo. Selain itu juga kepada [[Sarwo Edhie Wibowo|Jenderal (Kehormatan) Sarwo Edhie Wibowo]], mantan Dubes RI di Korea Selatan.
== Penghargaan ==
Baris 54 ⟶ 64:
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Bhakti.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|-
Baris 103 ⟶ 113:
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]]|pendahulu=[[Zulkifli Lubis]]|pengganti=[[Abdul Haris Nasution]]|tahun=[[27 Juni]] [[1955]] – [[28 Oktober]] [[1955]]}}
{{Kotak_selesai}}
{{Kepala Staf TNI Angkatan Darat}}
{{DEFAULTSORT:Utoyo, Bambang}}
Baris 112 ⟶ 124:
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh dari Tuban]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]
|