Andin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
 
(33 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Andin''' atau '''Anden''' adalah suatu [[gelar kebangsawanan Banjar|gelar kebangsawanan di Kesultanan Banjar]] dan Kesultanan Paser, kerajaanKerajaan Bulungan dan kerajaanKerajaan Tidung<ref>http://www.academia.edu/1320521/Sejarah_Penyebaran_dan_Kebudayaan_Suku_Bulungan_di_Kabupaten_Malinau</ref> di Kalimantan, Indonesia.<ref name="Beschrijving">{{cite book
| pages=283
| language= nl
Baris 8:
| year= 1854
| publisher=
}}</ref><ref name="BKI">{{cite book
| pages=283
| language= nl
| url= https://books.google.co.id/books?id=dj9UAAAAcAAJ&pg=PA283&dq=Andins-Goestis&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiWuLui28zoAhUYdCsKHSqSCvcQ6AEINTAB#v=onepage&q=Andins-Goestis&f=false
| title= BKI
| volume= 3
| contribution= Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde von Nederlandsch Indië (Netherlands), Institut voor taal-, land- en volkenkunde von Nederlandsch Indië, The Hague
| year= 1860
| publisher= M. Nijhoff
}}</ref><ref name="Worldmark Encyclopedia">{{cite book
| pages= 114
| language= en
| url= https://books.google.co.id/books?id=dj9UAAAAcAAJ&pg=PA283&dq=Andins-Goestis&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiWuLui28zoAhUYdCsKHSqSCvcQ6AEINTAB#v=onepage&q=Andins-Goestis&f=false
| title= Worldmark Encyclopedia of Cultures and Daily Life
| edition= 2
| editor= Timothy L. Gall, Jeneen Hobby
| year= 2009
| publisher= Gale
| isbn= 1414448910
}}ISBN 978-1-4144-4891-6</ref>
 
Anak-anak yang lahir dari pernikahan Goestie perempuan dan(♀) dengan seorang lelaki kelahiran kalangan bawah non bangsawan, diberi gelar Andin. Anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan dari seorang Andin pria juga menerima gelar Andin. Namun, menikahi Andin wanita (♀) dengan seorang pria kalanganrakyat bawahjelata maka anak yang dilahirkan diberi gelar [[Nanang]] ( [[Anang]]) atau Galuh (♀).<ref name="Adatrechtbundels">{{cite book
| pages= 330
| author= Willem Adriaan Rees
Baris 29 ⟶ 48:
| language= id
| year= 1953
| url= https://books.google.co.id/books?id=SWpbE8ubIEMC&q=Andins-Nanang&dq=Andins-Nanang&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwietvvb3MzoAhVXfisKHU4jDNMQ6AEIOTAC
}}</ref>
Baris 43 ⟶ 63:
}}</ref>
 
Di Kalimantan Selatan mula-mula gelar ini dipakai oleh keturunan bangsawan [[Kerajaan Negara Daha]] dikemudian hari gelar ini hanya digunakan oleh bangsawan dari pihak yang telah dikalahkan dalam perebutan tahta oleh [[Sultan Suriansyah]] pendiri Kesultanan Banjar. Raja Negara Daha terakhir yang dikalahkan yang juga merupakan paman Sultan Suriansyah tersebut diperkenankan untuk menyingkir lebih ke hulu dan menguasai suatu daerah di pedalaman yaitu di sungai Batang Alai, disana keturunan mereka memakai gelar Andin sebagai Bangsawan rendah.<ref name="tutur candi">{{id icon}}{{cite book|first=Mohamad Idwar|last=Saleh|title=Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah|year=1986|pages=157|url=http://books.google.co.id/books?id=rfgeAAAAMAAJ&q=Sultan+Hidayatullah&dq=tutur+candi&source=gbs_word_cloud_r&cad=5}}</ref> Salah satu cabang keluarga Kerajaan Negara Daha (Kuripan-Daha) mendirikan [[Kerajaan Sadurangas]].<ref>{{id icon}} [http://kesultanan_pasir.tripod.com/sadurangas/id02.html Asal Usul Kerajaan Pasir (Sadurangas) dalam kesultanan_pasir.tripod.com]</ref>

Menurut [[Hikayat Banjar]], pada masa Sultan Mustain Billah di keraton Banjar telah dilangsungkan perkawinan politik antara puteri dari [[Adji Tenggal]] (Orang Besar Paser Pematang) yang bernama Aji Ratna dengan Dipati Ngganding/Dipati Gendang (adipati Kotawaringin), karena Dipati Ngganding bukanlah seorang yang berdarah biru, maka anak-anaknya cukup bergelar '''Andin''' (gelar kerajaan bawahan) yaitu Andin Juluk dan Andin Hayu.<ref name="hikayat banjar">{{cite book
| editor= Johannes Jacobus Ras
| fisrt= Johannes Jacobus
Baris 50 ⟶ 72:
| location= Malaysia
| publisher= Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka
| year= 1990
| isbn= 9789836212405
| language= ms
}} ISBN 983-62-1240-X</ref>
 
Jadi jika seorang putri bangsawan (Aji/Gusti) menikah dengan lelaki kalangan bawah non bangsawan, maka putra putrinya akan bergelar '''Andin'''.
 
Di Kesultanan Paser, seorang Anden telah diangkat menjadi Sulan Paser oleh Belanda, padahal menurut hukum adat seorang Sultan Paser semestinya berasal dari seorang bergelar Aji. Anden Meja bergelar Sultan Ibrahim Chaliluddin merupakan Sultan Paser yang diangkat oleh kolonial Hindia Belanda, berkuasa sejak tanggal 8 Juli 1900 hingga tanggal 7 April 1906 M. Selanjutnya sebagai Putra Mahkota dilantik Aji Nyese bergelar Sultan Muda Jaya Kesuma Ningrat yang juga di angkat oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan Sultan Ibrahim Chalilluddin jika sudah mangkat, karena pada saat itu kaum bangsawan Paser protes dan marah besar terhadap tindakan pemerintah kolonial Hindia Belanda yang mengangkat Anden Meja menjadi Sultan Paser karena pengangkatan beliau menyalahi aturan kitab Boyan Bungo Nyaro yang di anut oleh Kesultanan Paser, dimana yang berhak menjadi sultan Paser haruslah yang bergelar Kebangsawanan " Aji" bukan "Anden" sehingga untuk meredam kemarahan para bangsawan tinggi Paser saat itu pemerintah kolonial Hindia Belanda mengangkat salah satu putra dari bangsawan tinggi dan terkemuka Kesultanan Paser saat itu yakni Aji Nyese bergelar Pangeran Kesuma Ningrat.
 
Di Martapura Hingga saat ini Gelar Andin masih diberikan kepada seseorang yang apabila ibunya merupakan keturunan bangsawan Banjar dan mempunyai gelar kebangsawan tingkat tinggi seperti ratu,Gusti atau Antung yang menikah dengan seorang lelaki Jaba atau lelaki biasa (tidak mempunyai garis turunan bangsawan Banjar) maka anak mereka baik laki-laki maupun perempuan bisa diberikan gelar '''Andin''',namun gelar Andin tersebut tidak dapat diturunkan lagi kepada keturunannya. berbeda dengan tradisi pada keturunan para Gusti di desa Binjai Pirua dikecamatan Kasarangan, Barabai, Kabupaten hulu Sungai Tengah dimana keturunan mereka yang apabila laki-laki akan diberi gelar '''Anang '''dan apabila perempuan akan diberi gelar '''Galuh''', kedua gelar tersebut juga tidak dapat diturunkan.
Baris 60 ⟶ 85:
Keluarga Bangsawan '''Andin''' juga merupakan penguasa turun temurun daerah '''Barabai''' atau wilayah traditional yang dahulu bernama daerah '''[[Distrik Batang Alai|Alai]]''', dahulu meliputi watas (wilayah) antara sungai Batang Alai, sungai Barabai dan sungai labuan amas di Kabupaten hulu sungai tengah yang berpusat di desa Palajau. keluarga '''Andin''' ini dipercaya merupakan keturunan Arab dari Pengislam dari demak yang masih berkerabat dengan para wali songo yang kemudian menjadi penguasa wilayah setempat dan diberi gelar '''Andin''' yang dapat diturunkan kepada keturunannya melalui garis laki-laki dan diberikan kepada anak laki-laki dan perempuan. salah satu ciri khas Para '''Andin''' ini adalah memanjangkan kuncir bagi anak mereka sampai pada umur tertentu, di kemudian hari seorang anak yang bergelar mempunyai kuncir disebut dengan baandin. dikemudian hari tradisi memanjangkan kuncir atau baandin ini telah diadopsi oleh masyarakat biasa selain dari keturunan Andin.
 
Para keturunan Andin palajau saat ini sudah jarang memakai gelar Andin, dan bisa dikatakan penggunaan gelar Andin palajau sudah hampir punah dan ditinggalkan, meski begitu keturunan mereka menyebar keseluruh Nusantara, keturunan Andin merupakan salah satu keluarga Aristorat Banjar paling berpengaruh dan berkuasa yang dapat mempertahankan eksestensi mereka sedari kerajaan banjar, jamanzaman Kolonial Belanda, Pendudukan Jepang, hingga Indonesia modern.
 
Dalam Kerajaan Bulungan dan Tidung gelar Andin masih tetap digunakan hingga saat ini, gelar tersebut di Adopsi dari kearjaan Tidung, gelar Andin setingkat dengan gelar Adji/Aji sebagai bangsawan Tinggi sebagai bangsawan tinggi.
Baris 88 ⟶ 113:
|format=PDF
|accessdate=
|isbn= }}ISBN 978-979-461-941-4</ref>.
 
== Gelar Bangsawan Banjar ==
Baris 101 ⟶ 126:
'''Sultan Muda<ref>Gelar putera sulung Sultan Banjar sebagai Pangeran Muda Tengku Mahkota Kesultanan Banjar sejajar dengan gelar untuk Sultan Muda Pangeran Ratu penguasa tertinggi di Kerajaan Kepangeranan Kotawaringin</ref>
:::↓
'''Raden Dipati Anum<br>
'''Pangeran Dipati Anum<br>
'''Pangeran Ratu Anum<ref>Gelar putera kedua Sultan Banjar sebagai calon mangkubumi</ref>'''
Baris 113 ⟶ 138:
'''Gusti<ref>Gelar untuk anak lelaki atau anak perempuan dari hasil perkawinan seorang bergelar Pangeran dengan gundik/selir.</ref>'''
:::↓
'''Antung<ref>Gelar untuk adik-adik para Gusti yang masih muda dan belum menikah. Di Kalimantan Barat adik Gusti disebut Uti. Gelar untuk anak lelaki atau anak perempuan dalam urutan yunior (bungsu) dari hasil perkawinan Gusti perempuanlaki2 dengan lelakiwanita orang Jaba (orang yang bukan Tutus Raja/bangsawan)</ref>'''
:::↓
'''Andin<ref>Gelar untuk anak lelaki/anak perempuan dari hasil perkawinan Gusti/Antung wanita dengan lelaki orang Jaba (orang yang bukan tutus Raja/bangsawan). Gelar keturuan Kerajaan Nagara Daha yang berada di daerah Alai dan Danau Salak. Di Kotawaringin Gusti perempuan disebut Utin, anak-anak Utin bergelar Mas. </ref>'''
:::↓
'''[[Nanang]] (Anang)<ref>Menurut Amir Hasan Kiai Bondan dalam Suluh Sedjarah Kalimantan, gelar Nanang diberikan untuk anak lelaki dan anak perempuan dari hasil perkawinan Andin wanita dengan lelaki orang Jaba (orang yang bukan Tutus Raja /bangsawan). Juga dipakai sebagai gelar turun-temurun untuk anak lelaki Adipati dari Banua Lima yang merupakan bukan garis nasab tutus Sultan Banjar (keluarga ipar Sultan0. Menurut Hikayat Banjar-Kotawaringin gelar ini diperuntukan untuk kaum Kadang-Haji yaitu kerabat dari Ampu Jatmaka Maharaja di Candi, Raja Negara Dipa (Amuntai) dan tidak boleh dipakai untuk kerabat dari isteri Ampu Jatmika.</ref>'''
:::↓
'''KiaiTumenggung/Ngabehi/Patih'''<ref>Gelar untuk kepala distrik yang baru diangkat, keturunannya belum berhak menyandang gelar Anang kecuali sudah beberapa generasi memegang jabatan KiaiKepala Distrik (Kepala Suku)</ref>'''
:::↓
'''AndinDemang<ref>Gelar untuk anakkepala lelaki/anak perempuan dari hasil perkawinan Antung wanita dengan lelaki orang Jaba (orangdistrik yang bukan tutussebelumnya Raja/bangsawan).bergelar Kiai</ref>'''
:::↓
'''Kiai<ref>Gelar untuk kepala distrik yang baru diangkat</ref>'''
'''[[Nanang]] (Anang)<ref>Menurut Amir Hasan Kiai Bondan dalam Suluh Sedjarah Kalimantan, gelar Nanang diberikan untuk anak lelaki dan anak perempuan dari hasil perkawinan Andin wanita dengan lelaki orang Jaba (orang yang bukan Tutus Raja /bangsawan). Juga dipakai sebagai gelar turun-temurun untuk anak lelaki Adipati dari Banua Lima yang merupakan bukan garis nasab tutus Sultan Banjar. Menurut Hikayat Banjar-Kotawaringin gelar ini diperuntukan untuk kaum Kadang-Haji yaitu kerabat dari Ampu Jatmaka Maharaja di Candi, Raja Negara Dipa (Amuntai) dan tidak boleh dipakai untuk kerabat dari isteri Ampu Jatmika.</ref>'''
:::↓
'''Tagab'''<ref>Gelar para pendekar yang jadi panakawan (pengawal) para Pangeran</ref>
'''Kiai<ref>Gelar untuk kepala distrik yang baru diangkat, keturunannya belum berhak menyandang gelar Anang kecuali sudah beberapa generasi memegang jabatan Kiai</ref>'''
 
== Catatan kaki ==