Asep Saifuddin Chalim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
cleanup: - honorifics, non-notable subjects; fixed infobox;
 
(47 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{copyvio}}
{{Sub-rapikan}}
{{Infobox Ulama Muslim
'''Prof. Dr. K.H. Asep Saifuddin Chalim, M. Ag''' (lahir : Majalengka, 16 Juli 1955) merupakan Dai, Ulama, Kiai, tokoh politik, serta seorang pengasuh pesantren.{{Infobox pengguna|nama=Prof. Dr. K.H. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag|image=Asep_Saifuddin_Chalim.png|nama lahir=16 Juli 1955|negara=Indonesia|agama=Islam|status=|gambar=Asep_Saifuddin_Chalim.JPG|religion=islam|caption=Kyai Asep}}
|name = {{PAGENAME}}
|image = Asep_Saifuddin_Chalim.png
|caption = Kiai Asep
|nama_lahir = Asep Saifuddin Chalim
|agama =
|status =
|religion = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
|birth_name =
|birth_date = {{birth date and age|1955|07|16}} (26 Dzulkaidah 1374 AH)
|birth_place = [[Kabupaten Cirebon|Cirebon]], Indonesia
|spouse = Alif Fadhilah
|children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->5, termasuk [[Muhammad Al Barra]]
|etnis = Sunda
|tempat lahir =
|tanggal lahir =
|pekerjaan =
|pasangan =
|thn_lahir_m = 1955
|istri1 = Hj. Alif Fadhilah
|status_hidup_wafat = Hidup
|nama_ayah = KH. Abdul Chalim
|nama_ibu = Siti Qonaah
|negara_dilahirkan = Indonesia
|glr_islam_dpn=[[Kiai]] [[Haji]]
|thn_lahir_h=1374
|bln_lahir_m=Juli
|bln_lahir_h=Dzulkaidah
|tgl_lahir_m=16
|tgl_lahir_h=26
|tempat_lahir=[[Kabupaten Cirebon|Cirebon]], [[Indonesia]]
|nama_arabic=اسيف سيف الدين حليم
|tanggal_lahir_h=
|gelar_aka_dpn=[[Profesor|Prof]]. [[Doktor|Dr]].
|gelar_aka_akhir=[[Magister|M. Ag]]
|judul1=Ketua Umum
|sub1=Persatuan Guru Nahdlatul Ulama
|mulai1=2017
|judul2=Pengasuh
|sub2=Pondok Pesantren Amanatul Ummah
|mulai2=1998
|judul3=Wakil Ketua Dewan Fatwa
|sub3=DPP Petanesia
}}
 
Beliau[[Prof.]] [[Doktor|Dr.]] [[Haji|K.H.]] '''Asep Saifuddin Chalim''', [[Magister|M.A.]] ({{lahirmati|[[Kabupaten Cirebon|Cirebon]]|16|07|1955}}) adalah seorang tokoh [[Muslim]] [[Indonesia]], anggota [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP ( Partai Persatuan Pembangunan)]], serta ketuaKetua PERGUNU (Persatuan Guru-guru Nahdlatul Ulama) Indonesia<ref>{{Cite news|last=Budi author|first=Budi author|date=19-11-2020|title=Biografi Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA|url=https://www.laduni.id/post/read/67253/biografi-dr-kh-asep-saifuddin-chalim-ma|work=web berita|access-date=19-11-2020}}</ref>. Beliau juga seorang guruakademisi besarGuru Besar bidang [[Sosiologi]] oleh [[Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya]]. Pengukuhannya menjadi sorotan karena dihadiri langsung oleh Presiden [[Joko Widodo]]. Beliau merupakan anak bungsu dari KH. [[Abdul Chalim]], salah satu pendiri [[Nahdlatul Ulama]] asal [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]], [[Jawa Barat]]. Beliau juga pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren Amanatul Ummah [[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]], [[Kabupaten Mojokerto|Mojokerto]], dan [[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]]. Pesantrennya menjadi sorotan karena sering dihadiri tamu besar, baik dari dalam maupun luar negeri. Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim merupakan keturunan salah seorang pendiri [[Nahdlatul Ulama|Nahdatul Ulama]] asal Majalengka, yaitu KH. Abdul Chalim. KH. Abdul Chalim berperan dalam [[Nahdlatul Ulama]] sebagai Sekertaris II, sedangkan Sekertaris I yaitu [[Abdul Wahab Hasbullah|KH. Abdul Wahab Hasbullah.]] Beliau juga merupakan salah satu utusan yang diberangkatkan ke [[Hijaz]], untuk menghadap kepada [[Abdul Aziz bin Saud|Raja Abdul Aziz bin Saud]] yang berkeinginan untuk menghilangkan situs peninggalan Nabi. Utusan ini kemudian disebut komite Hijaz.<ref name=":0">{{Citation|title=Profil Guru Besar Prof Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag|url=https://www.youtube.com/watch?v=EmR6VFBV140|accessdate=2022-05-23|language=id-ID}}</ref>
 
== Riwayat Hidup<ref name=":0" /> ==
== Pendidikan ==
Pada awal tahun 1974, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA berkelana ke berbagai kota di Jawa untuk mencari pengalaman dan menimba ilmu. Di antara kota yang menjadi saksi atas perjuangan hidupnya adalah [[Jember]], [[Banyuwangi, Banyuwangi]], Lumajang, Bandung, Jakarta, Banten, Palembang dan terakhir di Surabaya. Banyak yang dilakukan Kiai Asep dalam perjalanan itu, bahkan di Surabaya Kiai Asep pernah menjadi kuli bangunan.<ref>{{Cite web|last=Sri Handi Lestari|first=Sri Handi Lestari|date=14 April 2022|title=Lewat Grab OPOP Mart Amanatul Ummah, Grab Berdayakan Produk UMKM dari Pesantren secara Digital|url=https://surabaya.tribunnews.com/2022/04/14/lewat-grab-opop-mart-amanatul-ummah-grab-berdayakan-produk-umkm-dari-pesantren-secara-digital|website=tribunnews.com|access-date=14 April 2022}}</ref>
 
Asep lahir pada tanggal 16 Juli 1955 di Cirebon, Jawa Barat. Gigih dan ulet, merupakan dua kata yang tepat untuk menggambarkan sosoknya. Kegigihannya sudah terlihat sejak rasa penasarannya muncul terhadap dunia pendidikan.
Kiai Asep juga pernah mengenyam pendidikan di beberapa pondok pesantren, diantaranya: Pondok Pesantren Cipasung Jawa Barat, Pondok Pesantren Sono Sidoarjo, Pondok Pesantren Siwalanpanji Sidoarjo, [[Pondok pesantren]] Gempeng Bangil, Pondok Pesantren Darul Hadits Malang dan yang terakhir Pondok Pesantren Sidosermo Surabaya.
 
Asep kecil bersekolah di SDN Leuwimunding 1 Majalengka. Di Sekolah Dasar ini, Asep terkenal merupakan sosok yang sangat sopan namun agak bandel. Karena kepintarannya, ia juga sering menjadi bintang kelas. Ia mengisahkan sendiri di sela-sela pengajian yang diasuhnya, bahwa ketika kecil banyak teman-temannya yang terheran atas kemampuan matematikanya. Iapun sering ditanya oleh teman-temannya mengenai materi yang dirasa sulit.
Kiai Asep Saifuddin Chalim dibesarkan di Pondok Pesantren Al-Khozini Sidoarjo setelah ayahandanya meninggal dunia. Meskipun Kiai Asep adalah putra dari salah seorang Kiai terkemuka pada masa itu, tetapi penampilan Kiai Asep tetaplah sederhana. Akan tetapi, kepandaiannya sudah terlihat sejak beliau menduduki kelas 1 MI (Madrasah Ibtidaiyah) saat beliau masih mengenyam pendidikan di desa [[Leuwimunding, Leuwimunding, Majalengka|Leuwimunding]] [[Jawa Barat]], bahkan beliau dikenal dengan santri yang cerdas, gemar membaca kitab-kitab salaf yang akhirnya menjadikan Kiai Asep sebagai salah satu santri kesayangan KH. Abbas, salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Al Khozini [[Sidoarjo]].
 
Lulus SD, Asep pun melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Leuwimunding, Majalengka. Namun, saat menginjak kelas 2 SMP, Asep sudah tidak ingin melanjutkan sekolahnya dengan alasan ingin menjadi pengembala kambing seperti para Nabi.
Ketika menduduki bangku SMP beliau mengenyam pendidikan di [[SMP Negeri 1 Sidoarjo]]. Lulus SMP Kiai Asep melanjutkan pendidikan di bangku SMA namun hanya sampai kelas 2 SMA saja karena ayahandanya wafat, tetapi Kiai Asep masih tetap melanjutkan pendidikan nya di Pondok Pesantren Al-Khozini.
 
Tentu sebagai ayah, KH. Abdul Chalim pun dibuat bingung atas permintaan anaknya tersebut.
Setelah mendapatkan surat keterangan lulus dari Kiai Pondok Pesantren Al-Khozini, Kiai Asep melanjutkan pendidikannya di IAIN Surabaya pada tahun 1975 mengambil jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab. Tidak banyak yang tau kegiatan apa saja yang dilakukan Kiai Asep pada masa kuliah dulu atau bahkan organisasi apa saja yang pernah diikuti oleh Kiai Asep. Belum lulus sarjananya, beliau mendaftar kuliah program D3 Bahasa Inggris di IKIP Surabaya dengan ijazah persamaan SMA.
 
== Peranan di Nahdatul Ulama ==
Kemudian mengajar di SMA Negeri 2 Lamongan selama 7 tahun. Kemudian Kiai Asep melanjutkan studinya di IKIP Malang. Di waktu yang lain Kiai Asep telah menyelesaikan S2 pada tahun 1997 di Unisma Malang dan S3 pada tahun 2004 di [[Universitas Merdeka Malang|UNMER]] Malang.<ref>{{Cite news|last=Syahrul Ansyari, Lucky Aditya|first=Syahrul Ansyari, Lucky Aditya|date=2021-10-07|title=Sosok Kiai Asep Dianggap Layak Gantikan Kiai Said Aqil di PBNU|url=https://www.viva.co.id/berita/nasional/1411767-sosok-kiai-asep-dianggap-layak-gantikan-kiai-said-aqil-di-pbnu|work=berita|access-date=2021-10-07}}</ref>
Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA merupakan keturunan dari seorang Kiai. Hal ini dapat dilihat dari ayahandanya Kiai Abdul Chalim yang banyak disinggung dan dihubungkan dengan berdirinya NU. Karena Kiai Abdul Chalim adalah seorang tokoh nasionalis yang banyak membantu para pendiri NU yakni KH. [[Muhammad Hasyim Asy'ari|Hasyim Asy’ari]] dan KH. [[Abdul Wahab Hasbullah|Wahab Chasbullah]].
 
Kiai Asep juga bukan merupakan sosok pemimpin yang otoriter. Yang hanya mementingkan kepentigan pribadi dari pada kelompok dan hanya mementingkan keputusan pribadi. Namun beliau adalah sosok pemimpin yang demokratis yang mementingkan tujuan bersama agar tercapainya tujuan secara maksimal.<ref>{{Cite news|last=Budi author|first=Budi author|date=2020-11-19|title=Biografi Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA|url=https://www.laduni.id/post/read/67253/biografi-dr-kh-asep-saifuddin-chalim-ma|work=web berita|access-date=2020-11-19}}</ref>
== Karier ==
Bagi banyak orang sosok Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA adalah sosok Kiai yang gigih dan ulet. Setiap hari beliau harus bolak-balik Surabaya-Pacet demi memberikan ilmu kepada santri-santrinya. Setelah subuh jadwal rutinnya adalah mengajar pengajian pagi di masjid pondok di Pacet. Setelah itu, Kiai Asep langsung menuju Surabaya untuk berbagai macam kepentingan. Mulai dari rapat staf administrasi, rapat guru, sampai menerima berbagai tamu dan menghadiri berbagai undangan. Di malam harinya, Kiai Asep kembali lagi ke Pacet dan sesekali mengajar pengajian malam (muadalah).
 
Beliau pernah menjadi anggota pengurus PC NU Suarabaya, ketua MUI Surabaya, anggota DPRD Surabaya dari partai PKB. Kemudian beliau mundur dari jabatannya setelah 4 bulan karena beliau menganggap lebih cocok dalam pendidikan. Statusnya kemudian naik setelah menjadi dosen di IAIN Surabaya.
 
Sampai saat ini Kiai Asep Saifuddin Chalim menjabat sebagai rektor di institut Al-Khozini Buduran. Beliau dilantik untuk menjadi ketua PERGUNU (Persatuan Guru-guru Nahdlatul Ulama) Jawa Timur pada Ahad, 30 Oktober 2016. Sampai saat ini banyak kegiatan yang dilakukan oleh Kiai Asep Saifuddin Chalim untuk memajukan PERGUNU (Persatuan Guru-guru Nahdlatul Ulama). Bahkan mereka yang dilantik sebagai anggota  PERGUNU (Persatuan Guru-guru Nahdlatul Ulama) haruslah bangga karena dapat memajukan bangsa dalam dunia pendidikan.<ref>{{Cite web|last=TI author|first=TI author|date=2021-05-31|title=Sekjen Gerindra Minta Bela Negara Jadi Prioritas di Peta Jalan Pendidikan|url=https://news.detik.com/berita/d-5588077/sekjen-gerindra-minta-bela-negara-jadi-prioritas-di-peta-jalan-pendidikan|website=news.detik.com|access-date=2021-05-31}}</ref>
 
== Penghargaan ==
Prof. Dr. KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur, mendapat penghargaan utama sebagai “pemimpin visioner dan inspiratif”. Penghargaan utama itu diberikan oleh koran HARIAN BANGSA saat merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 di kantor barunya di Jalan Cipta Menanggal I/35 Surabaya, Selasa (1/3/2022).<ref>{{Cite news|last=mma author|first=mma author|date=2022-03-01|title=Kiai Asep Dapat Penghargaan sebagai Pemimpin Visioner dan Inspiratif|url=https://bangsaonline.com/berita/102077/kiai-asep-dapat-penghargaan-sebagai-pemimpin-visioner-dan-inspiratif#:~:text=Kiai%20Asep%20Dapat%20Penghargaan%20sebagai%20Pemimpin%20Visioner%20dan%20Inspiratif,-Editor%3A%20mma&text=SURABAYA%2C%20BANGSAONLINE.com%20%E2%80%93%20Prof,%E2%80%9Cpemimpin%20visioner%20dan%20inspiratif%E2%80%9D.|work=web berita|access-date=2022-03-01}}</ref>
 
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Prof DR KH Asep Saifuddin Chalim, mendapat penghargaan tokoh pendidikan islam. Penghargaan itu diraihnya dari lembaga Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Awards dengan kategori Tokoh Pendidikan Islam Kultural Jatim 2021. Penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh pengurus ARCI kepada Asep Saifuddin, diI KHAC Bendungan Jati, pada Jumat malam 7 Mei 2021 kemarin.<ref>{{Cite news|last=Andi author|first=Andi author|date=2021-05-08|title=Peduli Terhadap Perkembangan Pesantren, Kiai Asep Diganjar Penghargaan Tokoh Pendidikan Islam oleh ARCI|url=https://www.suarajatimpost.com/news/peduli-terhadap-perkembangan-pesantren-kiai-asep-diganjar-penghargaan-tokoh-pendidikan-islam-oleh-arci|work=web berita|access-date=2021-05-08}}</ref>
 
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Prof DR KH Asep Saifuddin Chalim, mendapat penghargaan tokoh pendidikan islam. Penghargaan itu diraihnya dari lembaga Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Awards dengan kategori Tokoh Pendidikan Islam Kultural Jatim 2021. Penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh pengurus ARCI kepada Asep Saifuddin, diIKHAC Bendungan Jati, pada Jumat malam 7 Mei 2021 kemarin. <ref>{{Cite news|last=Andi author|first=Andi author|date=2021-05-08|title=Peduli Terhadap Perkembangan Pesantren, Kiai Asep Diganjar Penghargaan Tokoh Pendidikan Islam oleh ARCI|url=https://www.suarajatimpost.com/news/peduli-terhadap-perkembangan-pesantren-kiai-asep-diganjar-penghargaan-tokoh-pendidikan-islam-oleh-arci|work=web berita|access-date=2021-05-08}}</ref>
 
== Peranan di Nahdatul Ulama ==
Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA merupakan keturunan dari seorang Kiai. Hal ini dapat dilihat dari ayahandanya Kiai Abdul Chalim yang banyak disinggung dan dihubungkan dengan berdirinya NU. Karena Kiai Abdul Chalim adalah seorang tokoh nasionalis yang banyak membantu para pendiri NU yakni KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Chasbullah.
 
Kiai Asep juga bukan merupakan sosok pemimpin yang otoriter. Yang hanya mementingkan kepentigan pribadi dari pada kelompok dan hanya mementingkan keputusan pribadi. Namun beliau adalah sosok pemimpin yang demokratis yang mementingkan tujuan bersama agar tercapainya tujuan secara maksimal.<ref>{{Cite news|last=Budi author|first=Budi author|date=2020-11-19|title=Biografi Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA|url=https://www.laduni.id/post/read/67253/biografi-dr-kh-asep-saifuddin-chalim-ma|work=web berita|access-date=2020-11-19}}</ref>
 
== Apresiasi ==
[[Joko Widodo|Presiden Joko Widodo]] menghadiri pengukuhan K.H. Asep Saifuddin Chalim sebagai guru besar bidang [[sosiologi]] di [[Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya|Universitas Islam Negeri Sunan Ampel]]. Acara pengukuhan berlangsung di Gedung Sport Center [[Uin sunan ampel|UIN Sunan Ampel]], Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 29 Februari 2020.
 
Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan selamat atas pengukuhan tersebut. Menurutnya, guru besar adalah bentuk pengakuan akademik tertinggi atas kontribusi K.H. Asep dalam mengembangkan studi Islam dan dalam mengembangkan model pendidikan yang inovatif untuk membangun umat dan membangun bangsa.
 
“Saya mengikuti terus perjuangan beliau, Bapak Kiai Asep, dalam mengembangkan dan mewujudkan manusia unggul dan berakhlakul karimah. Bukan hanya melalui pemikiran-pemikiran yang beliau sampaikan di banyak kesempatan, tetapi yang lebih penting lagi adalah melalui kiprah dan karya yang beliau ciptakan,” kata Presiden.
 
Salah satu karya tersebut yaitu buku berjudul “[[Aswaja]]”, yang menurut Presiden merupakan sebuah buku yang sangat apik yang menekankan pentingnya pendidikan keagamaan yang benar dalam keluarga. “Supaya kita terhindar dari pemikiran dan kepercayaan yang menyimpang di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi saat ini,” imbuhnya.
 
Perkembangan dunia saat ini, lanjut Kepala Negara, tidak hanya memengaruhi perilaku keagamaan seseorang, tetapi juga berpengaruh pada kepercayaan seseorang pada sebuah sistem ideologi, tata negara dan kehidupan sosial kita. Saat ini gerakan-gerakan ekstremis muncul yang bahkan memicu peperangan dan konflik di beberapa negara.
 
“Di sinilah pendidikan moderasi yang dianut warga NU dan yang dikembangkan Kiai Asep sangat relevan untuk kita aplikasikan,” ungkapnya.
 
Pendidikan moderasi tersebut ialah pendidikan yang mengusung nilai dan karakter ''tawassuth'' (bersikap moderat), ''tawazzun'' (bersikap seimbang), ''i’tidal'' (bersikap adil), dan ''tasamuh'' (bersikap toleran).
 
Presiden memandang, nilai-nilai dan karakter tersebut menjadi kekuatan pendidikan dalam menjaga Pancasila dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, merawat persatuan dan kesatuan bangsa, serta membangun masyarakat yang madani.
 
“Saya juga menyaksikan kiprah dan karya nyata Kiai Asep di masyarakat. Bapak Kiai membangun pesantren dari nol sampai menjadi pesantren besar seperti sekarang ini, Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto dan di Pacet. Saya pernah ke sana, dan sekarang informasi yang saya dapatkan sudah memiliki lebih dari 10 ribu santri,” paparnya.
 
Tidak hanya itu, K.H. Asep juga mendirikan sebuah institut yang membuka layanan pendidikan sarjana dan pascasarjana, yang sebagian mahasiswanya berasal dari beberapa negara, yang memberikan banyak beasiswa, dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada mahasiswanya.
 
K.H. Asep juga dikenal memiliki perhatian besar dalam meningkatkan kualitas guru dan pesantren. Menurut Presiden, sebagai Ketua Umum Persatuan Guru NU (Pergunu), banyak program dan inovasi yang dilakukan oleh K.H. Asep, seperti pengembangan metode pembelajaran dan peningkatan fasilitas pesantren, serta penguatan keterampilan bagi para guru dan santri.
 
“Saya dengar anggota Pergunu juga didorong untuk membuat gerakan ''teacher-preneur'', pemberdayaan komunitas berbasis ekonomi kerakyatan, menerapkan kearifan lokal, dan sudah memanfaatkan teknologi digital. Ini semua adalah kiprah yang layak kita apresiasi,” jelasnya.
 
Presiden menilai, pemikiran, kiprah, dan karya K.H. Asep dalam membangun umat dan dalam membangun sumber daya manusia (SDM) bangsa yang unggul sangat selaras dengan agenda besar bangsa Indonesia sekarang ini, yaitu pembangunan sumber daya manusia.
 
“Kita ingin SDM Indonesia mampu menghadapi tantangan dunia saat ini. Kita ingin SDM Indonesia semakin unggul dan kompetitif sehingga mampu menjadi motor penggerak transformasi bangsa mewujudkan Indonesia Maju,” tandasnya.
 
Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Timur [[Khofifah Indar Parawansa]], Wakil Gubernur Jawa Timur [[Emil Dardak]], Rektor [[Uin sunan ampel|UIN Sunan Ampel]] Prof. Masdar Hilmy, dan Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit.<ref>{{Cite web|last=BPMI setpres|first=BPMI setpres|date=2020-02-29|title=Presiden Apresiasi Kiprah K.H. Asep Saifuddin Chalim dalam Pengembangan Umat dan Bangsa|url=https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/presiden-apresiasi-kiprah-k-h-asep-saifuddin-chalim-dalam-pengembangan-umat-dan-bangsa/|website=presidenri.go.id|access-date=2020-02-29}}</ref>
 
== Kehidupan pribadi ==
Asep menikah dengan Alif Fadhilah dan dikaruniai sembilan orang anak, yakni Muhammad Al Barra (kini menjabat sebagai wakil bupati Mojokerto), Imadatus Solichah, Siti Musirroh, Muhammad Habiburrahman , Muhammad Ilyas, Zahrotul, Muhammad Abdul Chalim Sayyid Dhuha . Habiburrahman juga aktif berpolitik di [[Partai Kebangkitan Bangsa|Partai persatuan pembangunan]]. Gus Barra juga dikenal memiliki banyak orang dan dia juga aktif berpolitik sebagai [[Wakil Bupati]] [[Mojokerto]].<ref>{{Cite news|last=Karina Norhadina|first=Karina Norhadina|date=2021-02-25|title=Anak Terpilih jadi Pejabat, Pendiri Ponpes Amanatul Ummah Tolak Campur Tangan Pemerintah|url=https://jatimnet.com/anak-terpilih-jadi-pejabat-pendiri-ponpes-amanatul-ummah-tolak-campur-tangan-pemerintah|work=web berita|access-date=2021-02-25}}</ref>
 
== Seputar Covid-19 ==
 
KH Asep Saifuddin Chalim terang-terangan menolak vaksin AstraZeneca. Dia melarang keras belasan ribu santri, mahasiswa, serta pengajar di lembaga pendidikannya disuntik vaksin COVID-19 dari Inggris tersebut."Amanatul Ummah sangat mendukung vaksinasi, asalkan jangan vaksin AstraZeneca. Kalau vaksin AstraZeneca haram mutlak bagi Amanatul Ummah. Jadi, tidak ada halal mubah itu tidak ada," kata Kiai Asep kepada wartawan di Institut KH Abdul Chalim, Desa Bendunganjati, Kecamatan Pacet, Mojokerto.Selama di pesantren, para santri wajib menerapkan 4 hal. Pertama Protokol Islam meliputi menjaga kebersihan, dilarang melakukan hal-hal yang tak penting, tidur cukup, makan tidak boleh terlalu kenyang, salat malam untuk mengusir penyakit dari tubuh, serta salat subuh berjemaah agar terhindar dari gangguan kesehatan.Kedua protokol kesehatan yang meliputi memakai masker, hand sanitizer, sering mencuci tangan dan menjaga jarak berupa tidak boleh bersentuhan. Ketiga menjaga imunitas dengan mengonsumsi menu tahu, tempe, kecambah dan telur yang menurut dokter mengandung imun tinggi.Keempat menjaga imanitas dengan rajin membaca istighfar, kalimat tauhid, salawat, hamdalah, serta 4 ayat Al-Qur'an yang diyakini menjadi obat bagi semua penyakit. Yaitu Surat Ali Imron ayat 154, Surat Al Fath ayat 29, serta Surat At Taubah ayat 128 dan 129.<ref>{{Cite news|last=Enggran Eko Budianto|first=Enggran Eko Budianto|date=2021-03-27|title=Blak-blakan Pengasuh Ponpes di Mojokerto Tolak Vaksin AstraZeneca|url=https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5510112/blak-blakan-pengasuh-ponpes-di-mojokerto-tolak-vaksin-astrazeneca|work=web berita|access-date=2021-03-27}}</ref>
 
== Referensi ==
<references />
 
{{tambah infobox}}
 
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
{{tambah infobox}}{{rapikan}}
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Barat]]
[[Kategori:Tokoh Cirebon]]
[[Kategori:Tokoh dari Majalengka]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]