Laudato si': Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tian x-way (bicara | kontrib) Tag: halaman dengan galat kutipan |
k ~cite |
||
(20 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 41:
Gereja Katolik, bahkan setelah [[Konsili Vatikan Kedua]], telah membuat jarak antara dirinya dan gerakan [[pelestarian lingkungan hidup|environmentalis]] modern. Hal ini terutama disebabkan oleh kekhawatiran mengenai konsep turunan [[Thomas Malthus]] tentang [[pengendalian populasi]] dan bagaimana hal tersebut terkait dengan ajaran moral Katolik mengenai aspek-aspek seperti [[kontrasepsi buatan]] dan [[aborsi]], seperti yang ditekankan dalam Ensiklik [[Paus Paulus VI]] ''[[Humanae Vitae]]''.<ref name="tab">Pepinster, Catherine. (2020). [https://www.thetablet.co.uk/news/12979/church-should-be-bolder-on-environment "Gereja harus 'lebih berani' terhadap lingkungan"]. Tablet</ref> [[Martin Palmer]], seorang Anglikan yang sebelumnya adalah Sekretaris Jenderal Aliansi Agama dan Konservasi (sebuah LSM yang didirikan oleh Pangeran [[Philip, Adipati Edinburgh]], pada tahun 1995 untuk mengubah pandangan agama mengenai lingkungan hidup dan [[pemanasan global]]) klaim bahwa ensiklik [[Paus Fransiskus]] "sangat membantu, namun sayangnya, orang-orang di Vatikan masih takut mereka akan diserang atau dikompromikan karena hal ini."<ref name=" tab"/>
[[Paus Fransiskus]] "tidak mampu berkata-kata" ketika meratapi polusi, [[pemanasan global|perubahan iklim]], kurangnya air bersih, hilangnya keanekaragaman hayati, dan menurunnya kehidupan manusia secara keseluruhan serta kehancuran masyarakat.<ref name =visitor/> "Belum pernah
Dia "menggambarkan eksploitasi dan [[Degradasi lingkungan|penghancuran]] lingkungan yang tiada henti, yang mana dia menyalahkan sikap apatis, pengejaran keuntungan secara sembrono, kepercayaan berlebihan pada teknologi, dan kepicikan politik."<ref name="NYT" /> ''Laudato si''' "dengan jelas menerima konsensus ilmiah bahwa [[pemanasan global|perubahan iklim]] sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia dibuat"<ref name=eco /> dan menyatakan bahwa "perubahan iklim adalah masalah global yang mempunyai implikasi besar: lingkungan hidup, sosial, ekonomi, politik dan distribusi barang. Hal ini merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi umat manusia di hari ini" dan memperingatkan akan "penghancuran ekosistem yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan konsekuensi serius bagi kita semua" jika upaya [itigasi perubahan iklim tidak segera dilakukan.<ref name="OfficialEngText"/><ref name="NYT" />
Baris 60:
Teknologi modern, yang merupakan "paradigma teknokratis yang dominan", dipandang sebagai penyebab utama krisis lingkungan dan penderitaan manusia. Sementara [[paradigma]] teknokratis (yaitu simulasi) diaktifkan, Paus Fransiskus menunjukkan, teknologi dipandang sebagai "kunci utama makna keberadaan" dan meminta dunia untuk "menolak" "serangan" paradigma teknokratis.{{blockquote|"Paradigma teknokratis telah menjadi begitu dominan sehingga sulit untuk dilakukan tanpa sumber dayanya dan bahkan lebih sulit lagi untuk memanfaatkannya tanpa didominasi oleh logika internalnya. Memilih gaya hidup yang tujuannya tidak bergantung pada teknologi sudah menjadi hal yang berlawanan dengan budaya… Teknologi cenderung menyerap segalanya ke dalam logikanya yang kuat, dan mereka yang dikelilingi oleh teknologi 'tahu betul bahwa hal itu bisa membantu pada analisis akhir mereka tidak maju demi keuntungan maupun kesejahteraan umat manusia.'"<ref name="OfficialEngText"/>}}
B. P. Green mengamati bahwa "penolakan terus-menerus terhadap 'paradigma teknokratis' Paus Fransiskus dalam ensikliknya" tidak boleh membingungkan pembaca sehingga berpikir bahwa ia menolak kemajuan teknologi itu sendiri.<ref>Green, B. P., [https://www.mdpi.com
Teknologi tidak netral nilai dan perkembangan teknologi diarahkan oleh motif keuntungan, menurut Paus Fransiskus. Hal ini merupakan bentuk keserakahan yang terlembaga dan umumnya tidak memperhatikan dampak lingkungan dan sosial. "Perekonomian menerima setiap kemajuan teknologi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, tanpa mempedulikan potensi dampak negatifnya terhadap umat manusia".<ref name="OfficialEngText"/> Ensiklik ini memperingatkan terhadap "kepercayaan buta terhadap solusi teknis", khususnya dalam pandangan fakta bahwa "spesialisasi yang dimiliki oleh teknologi menyulitkan untuk melihat gambaran besarnya", yang "sebenarnya dapat menjadi bentuk ketidaktahuan".<ref name="OfficialEngText"/> Akibatnya, banyak solusi teknologi yang tidak berarti apa-apa lebih dari sekadar perbaikan teknologi jangka pendek yang berupaya menghilangkan gejala-gejala dan bukannya mengatasi masalah-masalah lingkungan, sosial, ekonomi, dan bahkan moral dan spiritual yang mendasarinya: “Teknologi, yang terkait dengan kepentingan bisnis, ditampilkan sebagai satu-satunya cara untuk memecahkan masalah-masalah ini.”, pada kenyataannya, terbukti tidak mampu melihat jaringan misterius hubungan antar benda sehingga terkadang menyelesaikan satu masalah dan menciptakan masalah lain."<ref name="OfficialEngText"/>
Baris 86:
Kardinal [[Peter Turkson]], presiden [[Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian]], dan timnya menulis draf pertama ensiklik tersebut.<ref name="Kaleem" /><ref name="VaticanRadio"/> Draf tersebut kemudian ditinjau oleh beberapa teolog dan dikirim (sekitar tiga minggu sebelum ensiklik tersebut diterbitkan) ke [[Dikasteri untuk Ajaran Iman]], bagian kedua dari [[Sekretariat Negara Tahta Suci|Sekretariat Negara]], dan [[Teolog Rumah Tangga Kepausan]].<ref name="VaticanRadio" /> Pengeditan dilakukan berdasarkan tanggapan mereka.<ref name="VaticanRadio" />
Dalam menyusun ensiklik tersebut, Vatikan berkonsultasi dengan para ahli ilmiah terkemuka selama berbulan-bulan.<ref name="GillisScience"/> Salah satu ahli yang diajak berkonsultasi adalah [[Hans Joachim Schellnhuber]], pendiri dan kepala Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim dan ketua Dewan Penasihat Jerman untuk Perubahan Global.<ref name="GillisScience" /> Uskup Agung (kemudian Kardinal) [[Víctor Manuel Fernández]] juga termasuk di antara mereka yang mengambil bagian dalam redaksi dokumen tersebut.
Pada tanggal 28 April 2015, sebelum ensiklik tersebut diterbitkan, [[Vatikan]] menjadi tuan rumah konferensi satu hari mengenai perubahan iklim, menampilkan Turkson, [[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa]] [[Ban Ki-moon]] (yang menyampaikan pidato utama), Presiden Ekuador [[Rafael Correa]] dan ekonom Amerika [[Jeffrey Sachs]].<ref name=weight /><ref name="Kirchgaessner" />
Baris 100:
Ensiklik tersebut secara resmi dirilis pada sebuah acara di Aula Sinode Baru [[Kota Vatikan]].<ref name="VaticanRadio" /> Berbicara pada konferensi pers tersebut ialah Turkson, Schellnhuber, dan [[John Zizioulas]] ( [[Uskup metropolit|metropolitan]] dari [[Pergamon]], mewakili Gereja Ortodoks).<ref name=expert /> Pada hari peluncuran resmi ensiklik tersebut, [[Paus Fransiskus]] mengeluarkan dua pesan tentang hal tersebut di akun Twitter resminya, @Pontifex.<ref name="Kaleem"/> Ada pendapat yang menyatakan bahwa penerbitan ensiklik tersebut diatur waktunya untuk mempengaruhi tiga pertemuan puncak yang diadakan di [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] mengenai bantuan keuangan, pembangunan berkelanjutan, dan perubahan iklim pada akhir tahun 2015.
== Tanggapan berbagai pihak ==
Setelah ensiklik tersebut dirilis, situs web Vatikan sempat tidak dapat diakses karena banyak orang yang mencoba membacanya.<ref name=eco /> Ensiklik tersebut digambarkan sebagai "salah satu dokumen paling cerdik yang dikeluarkan oleh Vatikan selama abad yang lalu" dan "telah mengungkap Fransiskus sebagai politisi tingkat pertama yang cerdik dan canggih."<ref name=vow/> Di dalamnya, menurut [[Paul Vallely]], berisi "serangkaian pembelaan terhadap kritik yang menganggapnya sebagai karya semacam maverick sayap kiri."<ref name=vow/>
=== Dalam Gereja Katolik Roma ===
[[Gerakan Laudato Si']], sebuah jaringan global yang terdiri dari lebih dari 900 organisasi Katolik dan lebih dari 10.000 pemimpin akar rumput terlatih yang dikenal sebagai Animator Laudato Si', telah memainkan peran penting dalam mendukung Gereja untuk menerima dan menerapkan ensiklik tersebut.<ref>
[[Konferensi
Kardinal Filipina Yang Utama Mgr. [[Luis Antonio Tagle]], [[Keuskupan Agung Manila|Uskup Agung Manila]], menulis bahwa "Dalam '' Laudato si '' Paus Fransiskus mengingatkan kita untuk mengganti konsumsi dengan rasa pengorbanan, keserakahan dengan kemurahan hati dan pemborosan dengan rasa pengorbanan. semangat berbagi. Kita harus "memberi, dan tidak menyerah begitu saja." Kita dipanggil untuk membebaskan diri dari semua hal yang berat, negatif, dan sia-sia, serta berdialog dengan keluarga global kita."<ref name=tagle/>
Tiga uskup California Utara dan Tengah, [[Stephen Blaire]], [[Armando Xavier Ochoa]], dan [[Jaime Soto]], mengeluarkan pernyataan bersama yang menyoroti bagaimana perubahan iklim berdampak secara tidak proporsional terhadap masyarakat miskin. “Perspektif Katolik adalah bahwa ekologi manusia dan alam berjalan beriringan,” kata ketiganya. “Kita dipanggil untuk bersolidaritas dengan kaum miskin serta
Uskup Yang Mulia Mgr. [[Richard Pates]] dari [[Des Moines, Iowa]], yang
Kaum Milenial Katolik telah menulis secara luas dan memberikan pendapat mereka tentang ensiklik tersebut.<ref name=mil/>
====Kritik====
Samuel Gregg, direktur penelitian di libertarian
Kritik ini muncul meskipun Paus Fransiskus "berhati-hati untuk menempatkan teksnya secara tegas dalam inti ajaran yang ditetapkan oleh para paus sebelumnya", khususnya Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI.<ref name="vow">{{cite news | url = https://www.nytimes.com/2015/06/29/opinion/the-popes-ecological-vow.html?_r=0 | judul = Sumpah Ekologis Paus | pertama = Paulus | terakhir = Lembah | kerja = The New York Times | tautan penulis = Paul Vallely | tanggal = 28 Juni 2015 | tanggal akses = 29 Juni 2015 }}</ref>
Pada bulan Juli 2015, Kardinal [[George Pell]] mengkritik ''Laudato si''' karena mengaitkan gereja dengan kebutuhan untuk mengatasi iklim, dengan menyatakan:<ref>{{cite news |url=https://www.americamagazine.
{{blockquote|Ada banyak sekali elemen menarik. Ada bagian yang indah. Namun gereja tidak mempunyai keahlian khusus di bidang ilmu pengetahuan... gereja tidak mendapat mandat dari Tuhan untuk mengumumkan hal-hal ilmiah. Kami percaya pada otonomi sains.}}
=== Dari agama lain ===
Tiga hari sebelum ensiklik tersebut dirilis, [[Dalai Lama ke-14]] mengeluarkan pesan Twitter yang menyatakan: "Karena perubahan iklim dan ekonomi global kini mempengaruhi kita semua, kita harus mengembangkan rasa kesatuan umat manusia."
Dua hari sebelum ensiklik tersebut diterbitkan, [[Uskup Agung Canterbury]] [[Justin Welby]], ketua [[
Pada hari yang sama, [[Gerakan Lausanne]] [[Kristen Evangelis]] global mengatakan itu Mereka menantikan ensiklik ini dan bersyukur karenanya.<ref name="Crux" /> Ensiklik ini juga disambut baik oleh [[Dewan Gereja Dunia]] dan [[Gereja Reformasi Kristen di Amerika Utara]].
[[File:One Earth one family - Interfaith march in Rome to call for climate action.webm|thumb|upright=1.2|Ensiklik lingkungan hidup Paus Fransiskus ''Laudato si''' telah disambut baik oleh banyak organisasi lingkungan hidup dari berbagai agama. Video pawai antaragama di Roma untuk menyerukan aksi iklim.]]
=== Dari para pemimpin dunia ===
[[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa]], [[Ban Ki-moon]], menyambut baik ensiklik tersebut dalam pernyataannya pada hari peluncurannya.<ref name="Guardian" /><ref name=spokesman
[[Christiana Figueres]], sekretaris eksekutif
Pada hari yang sama, [[Jim Yong Kim]], presiden [[
=== Dari komunitas ilmiah ===
Sejarawan sains [[Naomi Oreskes]] mengamati bahwa ''Laudato si''' "menekankan bahwa kita merangkul dimensi moral dari permasalahan yang selama ini dipandang terutama sebagai sains, teknologi, dan ekonomi."<ref name=Heald/><ref
Ensiklik tersebut mendorong gerakan [[divestasi bahan bakar fosil]].<ref name=schwartz /> Hans Joachim Schellnhuber, direktur pendiri [[Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim]] (PIK) dan ketua [
Sebuah editorial di ''[[Nature (journal)|Nature]]'' memuji ensiklik tersebut karena pernyataannya tentang [[keberlanjutan]] dan kemiskinan global serta [[transisi energi|transisi]] dari [[bahan bakar fosil]] kepada [[energi terbarukan|sumber energi terbarukan]]: "Seruan Paus untuk mengakhiri kemiskinan dan membagi ruang ekologi dunia dengan cara yang adil adalah tujuan yang mencerminkan [[Tujuan Pembangunan Berkelanjutan]] Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang akan dirilis pada bulan September . Surat Paus menambahkan aspek penting dalam diskusi ini: menjamin masa depan yang baik bagi peradaban manusia tidak hanya bisa dicapai tanpa bergantung pada batu bara, minyak, dan gas – namun hal ini merupakan sebuah prasyarat."<ref name=hope/> Namun, ini adalah sebuah prasyarat."<ref name=hope/> mengkritik Paus Fransiskus karena mengabaikan isu-isu penting seperti [[keluarga berencana]] dan [[pengendalian kelahiran]]. “Sayangnya, dia tetap bungkam mengenai masalah kontrasepsi. Dengan populasi dunia yang diperkirakan mencapai 10 miliar jiwa, pentingnya keluarga berencana sudah jelas. Vatikan telah berani menghadapi perubahan iklim. Jika mereka serius dengan nasib planet ini dan kesejahteraan penduduknya, maka harus lebih berani lagi dalam persoalan kontrasepsi."<ref name=hope/>
Baris 153:
[[Nicholas Stern, Baron Stern dari Brentford|Nicholas Stern]], ketua [[Grantham Research Institute on Climate Change and the Environment]] dan penulis laporan berpengaruh mengenai perubahan iklim, menyatakan bahwa "Penerbitan ensiklik Paus sangat penting. Dia telah menunjukkan kebijaksanaan dan kepemimpinan yang luar biasa. Paus Fransiskus benar sekali bahwa perubahan iklim menimbulkan masalah moral dan etika yang penting.... Kepemimpinan moral mengenai perubahan iklim dari Paus sangat penting karena kegagalan banyak pemimpin negara bagian dan pemerintahan di seluruh dunia untuk menunjukkan kepemimpinan politik."<ref name="Guardian" />
[[Ekonomi ekologi|
▲[[Ekonomi ekologi|ekonom ekologi]] dan [[Ekonomi kondisi mapan#Konsep Herman Daly tentang ekonomi kondisi mapan|ahli teori kondisi mapan]] [[Herman Daly]] memuji ensiklik Paus dengan alasan bahwa " ... menyatukan perpecahan utama [[Kekristenan]] setidaknya berdasarkan pengakuan mendasar bahwa kita mempunyai tugas yang sangat diabaikan untuk merawat [[Bumi]] tempat kita berevolusi, dan untuk berbagi dukungan kehidupan di Bumi secara lebih adil satu sama lain, dengan masa depan, dan dengan yang lainer makhluk." Daly bahkan percaya bahwa Paus "berjalan cukup dekat dengan gagasan [[Ekonomi kondisi mapan#konsep ekonomi kondisi mapan Herman Daly|ekonomi kondisi mapan]]," meskipun isu-isu penting dari stabilisasi populasi , [[keluarga berencana]] dan [[Pengendalian kelahiran|kontrasepsi]] yang bertanggung jawab "hampir tidak ada" dalam ensiklik tersebut.<ref name=Daly/>
===Dampak pada sistem politik Amerika Serikat===
[[Stephen F. Schneck]], direktur Institute for Policy Research & Catholic Studies di [[
[[
▲[[Stephen F. Schneck]], direktur Institute for Policy Research & Catholic Studies di [[The Catholic University of America]], mengatakan bahwa "Akan ada hasil dari hal ini dan pasti akan berdampak pada kebijakan publik di AS."<ref name=spoken/> Namun, Kathy Saile, mantan direktur lama kantor uskup AS untuk keadilan sosial dalam negeri, tidak percaya bahwa "hal ini akan memicu rancangan undang-undang perubahan iklim, tetapi suatu hari nanti ketika negosiasi mengenai rancangan undang-undang atau perjanjian sedang berlangsung, ajaran moral semacam ini dapat memiliki pengaruh."<ref name=spoken/> Meskipun demikian, dia menambahkan, "Nada bicara Paus Fransiskus, kejujurannya, cara dia berbicara tentang belas kasihan dan kepedulian terhadap masyarakat miskin, dan keinginan tulusnya untuk menjadi jembatan," dapat mempengaruhi budaya politik di Washington. "Jika dia bisa mengubah cara perdebatan, itu akan menjadi hadiah yang luar biasa."
▲[[Miami]] Uskup Agung [[Thomas Wenski]], ketua komite uskup AS untuk perdamaian dan keadilan dalam negeri, menulis surat kepada Kongres untuk memberi tahu mereka bahwa "[para] uskup AS bersatu dengan Bapa Suci dalam seruannya untuk melindungi ciptaan."<ref name=spoken/> Ia juga meminta mereka untuk "menolak segala upaya yang mengganggu pengembangan standar karbon nasional dan sebaliknya mendukung kemampuan negara kita untuk mengatasi tantangan global mendesak yang dihadapi umat manusia."< ref name=spoken/> Schneck berpendapat bahwa "Ini berbeda dari surat-surat biasa yang dikirimkan USCCB sepanjang waktu mengenai berbagai isu. Surat ini benar-benar melampaui batas-batas politik AS dan politik di seluruh dunia."<ref name=spoken/> nama=diucapkan/>
Antropolog Cornell [[Annelise Riles]] dan [[Vincent Ialenti]] mengatakan kepada [[NPR|NPR.org]]: "Kami menganggap ''Laudato Si''' penting karena menentang imajinasi politik Amerika Serikat di setiap kesempatan. Pada saat-saat tertentu, Paus bersikap seperti seorang konservatif, pada saat lain seorang liberal. Kadang-kadang ia menentang para ilmuwan, pada saat lain ia mengutip kitab suci, dan pada saat yang lain, ia mengkritik dasar-dasar ekonomi. Mencampur ide-ide yang dianggap tidak sejalan oleh banyak orang. dia memaksa kita untuk berpikir."<ref>*[https://www.npr.org/sections/13.7/2015/09/26/442485534/ Excited-about-the-popes-visit-read-laudato-si " Gembira Dengan Kunjungan Paus? Baca 'Laudato Si'"] Cosmos & Culture, NPR.org (26 September 2015)</ref>
''The New York Times'' melaporkan bahwa ensiklik tersebut memberikan tekanan pada umat Katolik yang mencari [[kandidat presiden Partai Republik, 2016|nominasi Partai Republik untuk presiden Amerika Serikat]] pada tahun 2016, termasuk [[Jeb Bush]], [ [Marco Rubio]], dan [[Rick Santorum]], yang "mempertanyakan atau menyangkal ilmu pengetahuan yang sudah mapan tentang perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, dan dengan keras mengkritik kebijakan yang dirancang untuk mengenakan pajak atau mengatur pembakaran bahan bakar fosil."<ref name =davenport /> Jeb Bush berkata: "Saya harap saya tidak akan dihukum karena mengatakan hal ini oleh pendeta saya di negara saya, namun saya tidak mendapatkan kebijakan ekonomi dari uskup, kardinal, atau Paus saya."
====Kritik dan argumen tandingan neokonservatif====
Kalangan [[Neokonservatif]] di Amerika Serikat telah mengkritik ensiklik tersebut sejak diterbitkan di Roma, terkadang dengan istilah yang sangat keras.<ref name="academia.edu"/> Menulis di ''
<blockquote>
Paus Fransiskus dengan tegas menentang sistem "kapitalisme biadab" Amerika. Dia terkenal mengutip Pujangga Gereja abad keempat, Santo [[
</blockquote>
=== Dari industri ===
Seorang
Pada bulan Juni 2019, dalam sebuah pertemuan di [[Vatikan]] yang digambarkan oleh ahli iklim Hans Joachim Schellnhuber sebagai salah satu pertemuan paling penting dalam 30 tahun karirnya, [[Paus Fransiskus]] "meyakinkan
=== Dari grup lain ===
[[Bill McKibben]] mengulas ensiklik tersebut di ''[[The New York Review of Books]]''<ref name="McKibben"/> dan kemudian menyebutnya sebagai "dokumen paling penting di milenium ini".<
Majalah [[LGBT]]
[[Pankaj Mishra]] menulis bahwa ensiklik tersebut
| penulis = Pankaj Mishra
| judul = Zaman Kemarahan
Baris 196 ⟶ 193:
}}</ref>
Pada tahun 2019, jurnal ''[[Biological Conservation (journal)|Biological Conservation]]'' menerbitkan penelitian<ref>{{Cite journal|last=McCallum|first=Malcolm|date=2019|title=Global country-by- tanggapan negara terhadap kepentingan publik terhadap lingkungan terhadap ensiklik kepausan, Laudato Si'|journal=Biological Conservation|volume=135|pages=209–225|doi=10.1016/j.biocon.2019.04.010|s2cid=181819204 }}<
== Dalam film ==
Film dokumenter tahun 2022 [[The Letter: A Message for our Earth]], yang dipersembahkan oleh YouTube Originals, menceritakan kisah ensiklik Laudato Si'.<ref>{{Cite web |title=Home |url=https://
Film ini diproduksi oleh Off The Fence Productions pemenang Oscar dan disutradarai oleh Nicolas Brown, bekerja sama dengan [[Gerakan Laudato Si']].<ref>{{Cite web |last=Vivarelli |first=Nick |date=2022 -10-04 |title=Dokumen YouTube Paus Fransiskus 'Surat: Pesan Untuk Bumi Kita' Diluncurkan Dari Kota Vatikan – Trailer |url=https://variety.com/2022/digital/global/youtube-doc-the- surat-pesan-untuk-bumi-kita-menampilkan-paus-francis-1235392482/ |tanggal-akses=23-11-2023 |website=Variety |bahasa=en-US}}</ref>
Baris 206 ⟶ 203:
== Dalam musik ==
Atas nama [[Keuskupan Limburg|Keuskupan Limburg]], [[Peter Reulein]] menulis musik untuk [[oratorio]] ''[[Laudato si' (oratorio)|Laudato si' – a Fransiskan Magnificat]]'' ke [[libretto]] oleh [[Helmut Schlegel]].<ref name="Laudato si-score">{{cite book | terakhir1 = Reulein | pertama1 = Petrus | tautan penulis = Peter Reulein | terakhir2 = Schlegel | pertama2 = Helmut | penulis-link2 = Helmut Schlegel | judul = Laudato si' / Ein franziskanisches Magnificat | penerbit = [[Patrick Dehm|Dehm Verlag]] | lokasi = [[Limburg an der Lahn]] | tahun = 2016 | ISBN = 978-3-943302-34-9 | halaman = 230 | ismn = 979-0-50226-047-7}}</ref> Karya ini didasarkan pada versi Latin dari [[Magnificat]], sesuai dengan ''[[Yubileum Luar Biasa Kerahiman]],'' dan termasuk teks dari [[anjuran apostolik]] ''[[Evangelii gaudium]]'' dan [[ensiklik]] ''Laudato si'''. Pertunjukan perdana oratorio berlangsung di [[Katedral Limburg]] pada 6 November 2016.<ref name="Laudato si-Liebfrauen">{{Cite web | url = http://www.liebfrauen.net/meldung_volltext.php?si=5807238ed0bee&id=57f955bfc9ddd&view=&lang=&akt=musikkunstkultur_musikmeldungen&k1=main&k2=musikkunstkultur&k3=musikmeldungen&k4= | title = Festkonzert zum Jubiläum des Referates Kirchenmusik / Laudato si' – Oratorium von Peter Reulein (Uraufführung) | penerbit = [[Liebfrauen, Frankfurt]] | tahun = 2016 | bahasa = de | tanggal akses = 25 Desember 2016 |
== Gerakan Laudato Si' ==
Dengan diterbitkannya ensiklik tersebut pada tahun 2015, [[Gerakan Laudato Si']] didirikan untuk mempertemukan umat Katolik yang tertarik untuk menyebarkan pesannya.<ref>{{Cite web |title=Siapa kita |url=https://laudatosimovement.org
Pada tanggal 4 Oktober 2021, [[Dikasteri untuk Pengupayaan Pembangunan Manusia]] meluncurkan Platform Aksi Laudato Si, bekerja sama dengan Gerakan Laudato Si' dan banyak lembaga Katolik lainnya.<ref>[https://laudatosiactionplatform.org// Program Aksi Laudato Si, diakses 11 Oktober 2022 ]</ref>
|