Sei Mencirim, Kutalimbaru, Deli Serdang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
baru
 
+ tag
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(13 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{multiple issues|
{{Tone}}
{{Copy edit}}
{{Referensi}}
{{Riset asli}}}}
{{desa
|peta =
Baris 6 ⟶ 11:
|nama dati2 =Deli Serdang
|kecamatan =Kutalimbaru
|luas kode pos =... km<sup>2</sup>20354
|luas = ± 632.000m². m²
|penduduk =... jiwa
|kepadatan =... jiwa/km<sup>2</sup>²
}}
 
'''Sei Mencirim''' merupakan salah satu [[desa]] yang adaterletak di kecamatan [[Kutalimbaru, Deli Serdang|Kutalimbaru]], Kabupaten [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]], provinsi [[Sumatera Utara]], [[Indonesia]].
Desa Sei Mencirim adalah Desa yang terdiri dari berbagai suku yang berasal dari Wilayah Sumatera Utara dan juga Pulau jawa. Desa Sei Mencirim yang dulunya bernama SERBA NAMAN, pada mulanya adalah bagian dari tanah perkebunan yang dikelola oleh kolonialis belanda dan pada tahun 1937 datanglah penduduk dari jawa ( jawa timur, jawa tengah, dan jawa barat ) dengan system kontrak sejumlah 45 KK dan sebanyak 135 jiwa, dan jumlah penduduk semuanya beserta penduduk setempat menjadi 145 KK yang semuanya bekerja dibawah pengawasan perkebunan yang pada saat itu secara administratif di pimpin oleh kolonial belanda, serba naman pada saat itu menjadi pusat perhatian dikarenakan hasil tanaman tembakaunya memiliki mutu yang sangat baik, sehingga banyak fasilitas yang diberikan kepada serba naman, seperti penyediaan air bersih yang langsung dari sibolangit kawedanan pancur batu di alirkan ke desa serba naman (water ladeng), sebagai buktinya, di desa Sei Mencirim terdapat wilayah yang di sebut jalan pipa yang terletak di dusun III Sei Mencirim. Merupakan implasmen khusus karena mutu tembakau yang di hasilkan sangat memuaskan, berjalannya waktu hingga tahun 1942 datanglah pasukan jepang yang mengambil alih semua kegiatan yang ada di serba naman sehingga keadaan berubah total dan tanaman tembakau yang menjadi kebanggan jadi sirna dan pada saat itu di berdayakan tanaman padi mengingat kebutuhan pada saat itu bahan makanan menjadi bahan pokok utama, hasil dari perubahan yang di haruskan menanam padi juga menghasilkan panen yang berlimpah, dan untuk meningkatkan lagi hasil pertanian tersebut dibuatlah sungai sungai kecil sebagai irigasi untuk mengairi sawah-sawah tersebut. Perubahan ini juga mempengaruhi nama desa yang di ubah menjadi desa sei beras sesuai dengan kondisi wilayah dan situasi pada saat itu, seiring berjalannya waktu pada tahun 1945 indonesia mengumandangkan kemerdekaannya dan masyarakat desa sei beras juga merasa terbebas dari belenggu kerja paksa yang diterapkan oleh jepang pada saat itu, hal yang menarik disaat transisi pemerintah Indonesia bukan jepang yang menyerahkan lahan perkebunan tersebut melainkan belanda yang melakukan serah terima lahan tersebut ke pemerintahan Indonesia, sekaligus dengan semua karyawan lokal maupun karyawan yang dikontrak dari jawa, dibawah kepemimpinan presiden Soekarno-Hatta semua karyawan perkebunan diberikan sebahagian tanah untuk perladangan sebagai jasa yang selama ini telah mengolah lahan hutan menjadi perkebunan. Pada tahun 1956 desa sei beras mengalami pemekaran yaitu menjadi 5 Desa Yaitu : Desa Namorube Julu, Desa Salang Tunas, Desa Salang Paku, dan Desa Sei Mencirim. Pada Tahun 1956 ditunjuklah sebagai Kepala Desa Pertama di Desa Sei Mencirim yang dijabat oleh bapak DJASE dengan luas desa sei mencirim 632 Ha yang diakui oleh Negara kesatuan Republik Indonesia, Bapak DJASE menjabat kepala desa kurang lebih 7 tahun dan di gantikan oleh Bapak RAIS kemudian dilanjutkan oleh Bapak RASID sampai dengan tahun 1975, yang selanjutnya dijabat oleh Bapak KASTOLAN. Pada tahun 1982 diadakan pemilihan, kemudian untuk kedua kalinya Bapak RASID kembali menjabat sebagai kepala Desa, selanjutnya tahun 1987 dijabat oleh Bapak ALFIAN Sebagai pejabat sementara dan pada tahun 1998 diadakan pemilihan Kepala Desa kembali dan untuk kedua kalinya Bapak ALFIAN menjabat sebagai Kepala Desa Sei Mencirim. Tahun 2002 diadakan pemilihan dan terpilihlah Bapak AWALUDDIN S.Ag menjadi Kepala Desa yang menjabat sampai dengan tahun 2007. Selanjutnya, pada pemilihan Kepala Desa tahun 2008, terpilih Bapak JULIANTO (2009-2015). Pada pemilihan Kepala Desa tahun 2016 terpilih Bapak ERI SAPUTRA (2016 s/d 2021) dan sepeninggal bapak ERI SAHPUTRA diadakan Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu (PAW) pada tahun 2021 terpilihlah Bapak JOHAN WAHYU, S.Pd.I. Selanjutnya pada pemilihan Kepala Desa ditahun 2022 Bapak JOHAN WAHYU, S.Pd.I kembali menjabat sebagai Kepala Desa terpilih hingga sekarang.
 
{{Kutalimbaru, Deli Serdang}}
 
{{Authority control}}
{{desa-stub}}