Khotbah Ghadir Khum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembalikan ke awal tulisan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(39 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-pc|small=yes}}
Teks Khutbah / Pidato ini berasal dari kitab '''''al-Wilayah fi Thurug Ahadits al-Ghadir''''' yang ditulis oleh '''al-Hafidz Abi Ja'far Muhammad bin Jarir ath-Thabari''' atau yang lebih dikenal dengan '''Ibnu Jarir ath-Thabari''' dengan teks dan sanadnya.
{{Use dmy dates|date=April 2021}}
{{Infobox event
|title = Khotbah Ghadir Khum
|image = Ghadir Khumm et sa signification.jpg
|image_size =
|caption =
|Location=[[Rabigh|Al-Juhfah]], [[Hijaz]], [[Jazirah Arab]]|type = Khotbah
|theme = Pentingnya memahami [[al-Qur'an]] dan menghormati [[ahlulbait]], penghormatan [[Muhammad]] kepada [[Ali bin Abi Thalib]] – menurut [[Syiah]] sebagai bukti penunjukan Ali sebagai penerus Muhammad serta sempurnanya ajaran agama Islam
|outcome = [[Idulghadir]]
|date = 10/16 Maret 632 (18 [[Zulhijah]])
}}
{{Muhammad}}
{{Ali}}
'''Khotbah Ghadīr Khum''' ({{lang-ar|غَدِير خُم}}) adalah peristiwa berkumpulnya umat Muslim untuk menghadiri khotbah yang disampaikan oleh [[Nabi Islam]], [[Muhammad]] pada 16 Maret 632 M (18 [[Zulhijah]] 10 H). Kegiatan ini diyakini berlokasi di Ghadir Khum, berlokasi di daerah yang sekarang ini disebut [[Rabigh|al-Juhfah]] (Rabigh) di antara Makkah dan Madinah, saat Muhammad singgah sementara setelah selesainya [[Haji wadak|Haji Wadak]].
 
Dalam khotbahnya ini, tepatnya sebelum kematiannya pada Juni 632 M (11 H), Muhammad mengeluarkan pernyataan tentang [[Ali bin Abi Thalib]], yang merupakan saudara sepupu sekaligus menantunya, "Barang siapa yang menjadikanku sebagai ''maula'', maka Ali adalah ''maula''." Penganut [[Syiah]] yakin bahwa itu adalah sebuah tanda bahwa Ali layak menjadi khalifah bagi umat Muslim setelah Muhammad serta merayakan peringatan tersebut setiap tahun sebagai [[Idulghadir]]. Penganut [[Sunni Islam|Sunni]] menganggap pernyataan itu sebagai penegasan sederhana atas penghargaan Muhammad terhadap Ali.
==Teks Khutbah==
:Dari [[Zaid bin Arqam]] yang berkata, "Ketika [[Muhammad|Rasulullah saw]] sampai ke [[Ghadir Khum]], di dalam perjalanan kembalinya dari [[Haji Wada'|haji wada']]; ketika itu waktu dhuha, sementara cuaca sangat panas sekali, [[Muhammad|Rasulullah saw]] memerintahkan para sahabatnya untuk bernaung di pepohonan. Kemudian [[Muhammad|Rasulullah saw]] menyerukan salat berjamaah. Maka kami pun berkumpul, lalu [[Muhammad|Rasulullah saw]] menyampaikan sebuah khutbah yang indah."
 
==Etimologi==
:Rasulullah saw berkata, "Sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan kepadaku ayat ''Sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika kamu tidak melakukan (apa yang diperintahkan, berarti) kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan Allah menjagamu dari (gangguan) manusia.''<ref>''[[Al-Qur'an]]'', [[Surat Al Maa-idah|Al-Maa'idah]]:67</ref> Sesungguhnya aku telah diperintahkan oleh [[Allah]] melalui [[Jibril]] supaya berdiri di tempat keramaian ini, dan memberitahukan (bangsa) putih dan hitam bahwa [[Ali bin Abi Thalib]] adalah saudaraku, ''washi''-ku, penggantiku dan imam sepeninggalku."
{{main article|Haji wadak}}
 
Ghadir Khum merujuk pada pertemuan umat Islam untuk menghadiri khotbah Muhammad serta lokasinya, yang merupakan sebuah kolam (''ghadir'') yang dialiri oleh mata air terdekat di sebuah [[wadi]] bernama ''Khumm'', yang terletak di antara Makkah dan Madinah.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} Lembah ini diyakini terletak di wilayah Juhfah,{{Sfn|Lalani|2011}} sebuah persimpangan antara Madinah, [[Aegyptus (provinsi Romawi)|Mesir]], dan [[Irak]].{{Sfn|Eliash|1966|p=144}}
:"Lalu aku meminta kepada [[Jibril]] supaya memohonkan ampunan bagiku kepada Tuhanku, karena aku tahu betapa sedikitnya orang-orang yang bertakwa dan betapa banyaknya orang-orang yang mengganggu serta mencemoohku karena seringnya aku bersama [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] dan memberikan perhatian yang lebih kepadanya, sehingga mereka menyebutku sebagai ''udzun'' (orang yang tidak teliti dan cepat percaya pada setiap berita yang didengarnya). Sehingga Allah berfirman, ''Di antara mereka ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan, 'Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya.'' Katakanlah, ''la mempercayai semua yang baik bagimu.'' Seandainya aku mau sebutkan nama-nama mereka niscaya akan aku sebutkan, dan seandainya aku mau tunjukkan wajah-wajah mereka niscaya akan aku tunjukkan. Namun aku berketetapan hati merahasiakan nama-nama mereka, dan akan terus bersikap bersahabat terhadap mereka. Namun demikian, Allah tetap mendesakkan dan tidak akan rela padaku melainkan aku sampaikan apa yang diturunkan-Nya kepadaku."
 
Beberapa sumber menjelaskan etimologi bahwa ''Khum'' berarti 'pendusta', dan lembah itu dinamai demikian karena air kolam itu asin dan tidak layak untuk dikonsumsi.{{Sfn|Williams|1994|p=171}} Pada saat peristiwa tersebut terjadi, penduduk asli daerah tersebut yaitu [[Bani Khuza'ah]] dan [[Bani Kinanah]], telah meninggalkan daerah itu karena merupakan wilayah padang rumput dengan iklim yang sangat panas.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} Sebelum Muhammad berkhotbah di situ, lokasi itu kemungkinan besar tidak pernah digunakan sebagai perhentian kafilah.{{Sfn|Donaldson|1933|p=5}} Dalam sumber-sumber Syiah, lingkungan Khum yang keras mungkin menandakan bahwa Muhammad ditugaskan untuk menyampaikan pengumuman penting di sana, atau bahwa dia ingin menandai momen itu dalam ingatan, atau bahwa dia menginginkan banyak saksi sebelum para jamaah haji berpisah.{{Sfn|Haider|2014|p=60}}
:"Ketahuilah —wahai manusia— sesungguhnya Allah telah menetapkan [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] sebagai wali dan imam kamu, dan telah mewajibkan kepada setiap orang darimu untuk mentaatinya. Sah keputusan hukum yang diambilnya, dan berlaku kata-katanya. Terlaknat orang yang menentangnya, dan memperoleh rahmat orang yang mempercayainya."
 
==Latar belakang==
:"Dengarlah dan patuhilah, sesungguhnya Allah adalah Tuhanmu dan [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] adalah pemimpinmu. Kemudian keimamahan dan kepemimpinan (berikutnya) ada pada keturunan yang berasal dari tulang sulbinya, sehingga tiba hari kiamat."
 
Sepuluh tahun setelah Muhammad [[hijrah]] ke Madinah dan pada hari terakhir [[Zulkaidah]], Muhammad melaksanakan [[haji]] beberapa waktu sebelum ia meninggal.{{Sfn|Stewart|2002}} Haji ini kemudian dikenal sebagai [[haji wadak]].{{Sfn|Stewart|2002}} Dalam khotbahnya di [[Padang Arafah]]{{Sfn|Abbas|2021|p=79}} dan kemudian lagi di Ghadir Khum menurut banyak riwayat,{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}}{{Sfn|Campo|2009|p=257}} Muhammad memberi tahu umatnya tentang kematiannya. Setelah menunaikan ibadah haji, ia berangkat dalam perjalanan pulang haji dari Makkah ke Madinah, bersama rombongan umat Islam. Khotbah di Ghadir Khum berlangsung selama perjalanan pulang di antara jemaah Muslim ini,{{Sfn|Lalani|2011}} mungkin berjumlah puluhan ribu.{{Sfn|Shah-Kazemi|2014}}
:"Sesungguhnya tidak ada yang halal kecuali apa yang telah dihalalkan oleh Allah, Rasul-Nya dan mereka, dan tidak ada yang haram kecuali apa yang telah diharamkan oleh Allah, Rasul-Nya dan mereka."
 
==Khotbah==
:"Tidak ada satu ilmu pun kecuali telah Allah tetapkan dan pindahkan kepada mereka. Maka oleh karena itu janganlah kamu berpaling dari-nya, dan janganlah kamu bersikap sombong dan enggan menerima kepemimpinannya. Karena dialah orang yang akan menunjukkan kepada kebenaran dan mengamalkannya. Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang mengingkari wilayah dan kepemimpinannya, dan tidak akan pernah memaafkannya sekali-kali. Sungguh, Allah telah memastikan diri-Nya untuk melakukan itu bagi mereka yang menentang perintah-Nya dalam perkara ini, dan akan menimpakan kepadanya azab yang amat pedih selama-lamanya."
Di Ghadir Khum, Muhammad memanggil kafilah Muslim untuk singgah sebelum salat berjemaah, tepat sebelum para jamaah haji berpisah,{{Sfn|Lalani|2011}} meminta mimbar untuk dinaikkan, dinaungi oleh cabang-cabang pohon palem.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} Setelah salat,{{Sfn|Mavani|2013|p=79}} Muhammad berkhotbah di tengah-tengah Muslim, sebagaimana diriwayatkan dalam [[Hadis ats-Tsaqalain|Hadis ''ats-Tsaqalain'']], ia menjelaskan pentingnya dua hal, yakni [[Al-Qur'an]] dan [[ahlulbait]] ({{Lit|orang rumah}}, maksudnya keluarganya).{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}}{{Sfn|Momen|1985|p=16}}{{Sfn|Mavani|2013|p=80}}{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{Sfn|Campo|2009|p=257}} Hadis ini muncul baik dalam kitab-kitab [[Sunni Islam|Sunni]] dan [[Syiah]]. Versi yang muncul dalam ''[[Musnad Ahmad|Musnad Ahmad bin Hanbal]]'', berbunyi:
 
{{Blockquote|Aku akan meninggalkan di antara kamu dua hal yang, jika kamu berpegang teguh padanya, kamu tidak akan tersesat sepeninggalku. Salah satunya adalah yang paling utama: Kitab Allah, ibarat tali yang direntangkan dari langit ke Bumi, dan keturunanku, ahlulbaitku.{{Sfn|Momen|1985|p=16}}}}
:"Dia adalah manusia yang paling utama setelahku. Karena kamilah kemudian Allah turunkan rezeki-Nya (kepada kamu) dan (karena kami juga maka) seluruh makhluk memperoleh kehidupan. Sungguh terkutuk orang yang menentangnya. Ucapanku ini berasal dari Jibril, dan Jibril dari Allah SWT. Karena itu hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang akan disiapkannya untuk hari esok."
 
Muhammad mungkin mengulangi pernyataan ini beberapa kali,{{Sfn|Momen|1985|p=16}}{{Sfn|Abbas|2021|pp=81, 209}} dan ada beberapa versi yang sedikit berbeda dari hadits ini dalam sumber Sunni.{{Sfn|Momen|1985|p=16}} Sebagai contoh, versi yang muncul dalam [[As-Sunan Al-Kubra|''as-Sunan al-Kubra'']], sebuah kitab Sunni yang lain, juga memuat riwayat berikut, "Perlakukanlah dua [peninggalan] setelahku dengan hati-hati."{{Sfn|Abbas|2021|p=81}} Kemudian, Muhammad menggandeng tangan Ali, dan bertanya apakah dia tidak lebih dekat (''aula'') dengan orang-orang beriman daripada mereka dengan diri mereka sendiri,{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} kemungkinan merujuk pada ayat 33:6 [[Quran|Al-Qur'an]].{{Sfn|Shah-Kazemi|2015}}{{Sfn|Dakake|2008|p=34}} Ketika mereka menegaskan,{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} Nabi kemudian bersabda,
:"Pahamilah ayat-ayat ''muhkamat'' [[Al-Qur'an]], dan janganlah kamu ikuti (secara lahiriyyah) makna ayat-ayat ''mutasyabihat''-nya. Tidak akan ada orang yang bisa menerangkan tafsirnya kepadamu melainkan orang yang aku pegang tangannya, yang aku naikkan dia ke sisiku dan yang aku angkat lengannya. Kini aku umumkan, 'Barangsiapa yang aku sebagai pemimpinnya maka inilah Ali pemimpinnya.' Perintah untuk mengangkatnya sebagai pemimpin ini adalah berasal dari Allah SWT yang telah diturunkan kepadaku. Ingatlah, sungguh aku telah tunaikan (perintah ini). Ingatlah, sungguh aku telah sampaikan. Ingatlah, sungguh aku telah perdengarkan. Ingatlah, sungguh aku telah aku jelaskan."
 
{{blockquote|"Barang siapa yang menjadikanku sebagai {{transliteration|ar|maula}}, maka Ali juga menjadi {{transliteration|ar|maula}}," ({{lang-ar|من كنت مولاه فعلي مولاه}}){{Sfn|Lalani|2011}}{{Sfn|Jafri|1979|p=18}}{{Sfn|Mavani|2013|p=79}}{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}}}}
:"Tidak diperkenankan siapa pun menyandang gelar '''Amirul Mukminin'''" (pemimpin orang-orang yang beriman) sepeninggalku selain dia.' Kemudian Rasulullah saw mengangkatnya tinggi-tinggi, sebegitu tingginya sehingga kakinya sejajar dengan lutut Rasulullah saw.
 
yang menurut Syiah disebut sebagai "Hadis Wilayah".{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}} Muhammad kemungkinan mengulanginya sebanyak 3 atau beberapa kali, sebagaimana riwayat dalam ''Musnad Ahmad bin Hanbal''.{{Sfn|Mavani|2013|p=80}}{{Sfn|Abbas|2021|p=81}} Ia melanjutkan lagi, "Ya Allah, tolonglah orang yang menolong Ali dan musuhilah orang yang memusuhi Ali," menurut beberapa sumber,{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}} termasuk sumber Sunni ''Syawahid at-Tanzil'' dan sumber Syiah ''Nahj-al-Haqq''.{{Sfn|Mavani|2013|pp=70, 98n11}} Sejarawan Sunni [[Ibn Kathir|Ibnu Katsir]] (w. 774/1373) dan juga [[Ahmad ibn Hanbal]] (w. 241/855) dalam ''musnad-''nya menceritakan bahwa [[Sahabat Nabi|sahabat]] Muhammad, [[Umar bin Khattab|Umar]], memberi selamat kepada Ali setelah khotbah dan mengatakan kepadanya, "Kamu sekarang telah menjadi ''maula'' dari setiap laki-laki dan perempuan yang beriman."{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{Sfn|Abbas|2021|p=82}}
:Kemudian Rasulullah saw berkata, "Wahai manusia, ini adalah [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], saudaraku dan ''washi''-ku, pemelihara ilmuku, '''khalifah'''ku bagi orang yang beriman kepadaku dan wakilku dalam menafsirkan [[Al-Qur'an|Kitab Allah Azza Wajalla]]." Pada riwayat lain disebutkan, "Ya Allah, tolonglah orang yang menolongnya, perangilah orang yang memeranginya, kutuklah orang yang mengingkarinya dan murkailah orang yang mengingkari haknya."
 
==Kesejarahan==
==Ayat Al-Qur'an yang turun kemudian==
Kesejarahan Ghadir Khum dipertentangkan di antara komunitas Muslim,{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{Sfn|Jafri|1979|pp=18–20}}{{Sfn|Mavani|2013|p=20}}{{Sfn|Dakake|2008|p=35}} karena riwayat tradisinya adalah "di antara yang paling luas diakui dan dibuktikan" dalam sumber-sumber Islam klasik, bahkan ketika pernyataan yang dibuat pada kegiatan tersebut banyak ditafsirkan.{{Sfn|Lalani|2011}} Beberapa variasi ada dalam sumber-sumber klasik,{{Sfn|Lalani|2011}} dan ada bobot yang signifikan dari riwayat berbeda.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} Kisah Ghadir Khum, misalnya, muncul dalam ''[[Berbagai Pertanda yang Masih Ada dari Abad-Abad Lampau]]'' karya sejarawan Sunni [[al-Biruni]], yang masih bertahan dalam salinan [[Ilkhanat]] awal abad ke-14 oleh Ibnul-Kutbi.{{Sfn|Soucek|1975|page=156}} Kecenderungan bahwa salinan ini berasal dari Syiah terlihat jelas dari gambar-gambar Ali, termasuk yang berjudul ''Penunjukan Ali di Ghadir Khum''.{{sfn|Robinson|2000|page=129{{ndash}}146}}
Setelah Nabi mengucapkan khutbah tersebut kemudian turun ayat yang berbunyi, ''"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu."'' <ref>''[[Al-Qur'an]]'', [[Surat Al Maa-idah|Al-Maa'idah]]:3</ref>
 
Riwayat tentang Ghadir Khum muncul di banyak tempat yang berbeda baik dalam karya hadis Sunni maupun Syiah, dan kisah ini kadang-kadang dapat disilangkan tanpa menyinggung persoalan sektarian. Ulama Syiah [[Abdul Hosein Amini|Amini]], misalnya, menggunakan sumber-sumber Sunni untuk membuat daftar lebih dari seratus sahabat dan delapan puluh empat [[tabiin]] yang menceritakan peristiwa itu,{{Sfn|Najafabadi|2010}} dan kebanyakan di antara mereka adalah Sunni.{{Sfn|Jafri|1979|p=20}} Upaya serupa dilakukan oleh para penulis Syiah, [[Hamid Hussain Musavi|Musavi]] dan [[Hussein Ali Mahfouz|Mahfouz]].{{Sfn|Jafri|1979|p=|pp=20, 231}} Beberapa riwayat terbaik dari peristiwa tersebut, misalnya yang ditulis oleh sejarawan [[Ya'qubi]], sosok pencinta ahlulbait,{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} dan juga sejarawan Sunni [[Ibn Asakir|Ibnu Asakir]] (w. 571/1176)''<u>,</u>''{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}}{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} dan juga kisah-kisah yang muncul dalam kitab hadis kanonik, seperti ''Musnad Ibnu Hanbal''.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} Sejumlah besar hadits terkait tentang Ghadir Khum juga dikumpulkan bersama dengan [[sanad]]<nowiki/>nya oleh Ibnu Katsir.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} Pada sumber Sunni, [[Husain Mohammad Jafri|Jafri]] menyertakan kutipan dari ''Sunan'' [[at-Tirmidzi]], [[al-Nasa'i|an-Nasa'i]], [[Ibnu Majah]], [[Abu Dawud]], dan karya-karya [[Ibnul Atsir al-Jazari]], [[Ibnu Abdil Barr]], [[Ibnu Abd Rabbih]], dan [[al-Jahiz]].{{Sfn|Jafri|1979|pp=19-20}}
==Referensi==
<references/>
 
Penulis lain seperti [[Muhammad bin Jarir ath-Thabari|ath-Thabari]] (w. 310/923), [[Ibnu Hisyam]] (w. 218/833), dan [[Ibnu Sa'ad]] (w. 168/784-5) jarang atau tidak mengisahkan Ghadir Khum,{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} mungkin karena riwayat tersebut tampaknya membenarkan klaim Syiah.{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}}{{Sfn|Dakake|2008|p=36}} Alternatifnya, ada kemungkinan bahwa para penulis ini tidak ikut menafsirkan peristiwa tersebut untuk menghindari murkanya penguasa Sunni hanya karena mendukung klaim Syiah tentang penerus Nabi.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}}{{Sfn|Dakake|2008|p=38}} Para penulis Barat, yang karya-karyanya didasarkan pada penulis-penulis ini, jarang menggunakan riwayat Ghadir Khum.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} Meskipun Ghadir Khum tidak muncul dalam [[Tarikh ath-Thabari|''Tarikh ath-Thabari'']], penulisnya meriwayatkan bahwa Muhammad secara terbuka menolak beberapa keluhan tentang perilaku Ali di Yaman dalam "kronologi" yang sama dengan Ghadir Khum dan dari otoritas tentang peristiwa tersebut. [[Maria Massi Dakake|Maria M. Dakake]] menduga bahwa penulis sengaja mengganti hadis Ghadir Khum dengan yang lain untuk tetap menghormati Ali tanpa harus mendukung klaim-klaim Syiah.{{Sfn|Dakake|2008|p=39}} Demikian pula, sebagai pegawai senior dari [[Dinasti Buwaihi]], [[asy-Syarif ar-Radi]] (w. 406/1016) tidak menyebutkan Ghadir Khum dalam ''[[Nahj al-Balagha|Nahj al-Balaghah]]''-nya, mungkin untuk menghindari kemarahan dari [[Kekhalifahan Abbasiyah|Abbasiyah]] yang Sunni.{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}} [[Reza Shah-Kazemi|Shah-Kazemi]] menulis sebuah riwayat dari penganut [[Ahli Hadis]] pada abad ke-3 H (abad ke-9 M) di [[Baghdad]] yang mengingkari peristiwa tersebut,{{Sfn|Shah-Kazemi|2015}} yang coba disangkal oleh ath-Thabari dalam ''al-Walayah'' yang sudah tidak ada lagi'',''{{Sfn|Shah-Kazemi|2015}}{{Sfn|Dakake|2008|p=39}} atau ''Kitab al-Fada'il'' yang belum selesai.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{Sfn|Jafri|1979|p=20}}{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}}
[[Kategori:Pidato Nabi]]
===Hubungan dengan ayat Al-Qur'an===
[[Kategori:Syi'ah]]
 
Dalam sumber-sumber Syiah dan sedikit dari Sunni,{{Sfn|Shah-Kazemi|2015}} dua ayat Al-Qur'an dikaitkan dengan Ghadir Khum: Surah 5 (Al-Ma'idah) ayat 3, yang menjelaskan kesempurnaan Islam, dan ayat 67, yang memerintahkan Muhammad untuk memenuhi perintah untuk tablig (menyampaikan).{{Sfn|Mavani|2013|p=70}}{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}} Ayat yang terakhir ini disebut [[Ayat Tabligh]], dikaitkan dengan Ghadir Khum oleh ulama Sunni [[Jalaluddin as-Suyuthi]] dan [[Fakhruddin Ar-Razi]]{{Sfn|Abbas|2021|p=|pp=80, 209n27}} serta ulama Syiah [[Ali bin Ibrahim Qumi]] (w. 328/939).{{Sfn|Nasr|Dagli|Dakake|Lumbard|2015|p=718}}{{Sfn|Mavani|2013|p=70}}{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}}{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} Ayat ini berbunyi:
 
{{blockquote|Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.{{Sfn|Nasr|Dagli|Dakake|Lumbard|2015|p=717}}}}
 
Ayat 5:3 Al-Qur'an, juga disebut sebagai [[Surah Al-Ma’idah#3 Kesempurnaan agama Islam|Ayat Kesempurnaan Islam]], juga dikaitkan dengan Ghadir Khum oleh tokoh Sunni [[Muhammad bin Jarir ath-Thabari|ath-Thabari]] (w. 310/923) dan [[Al-Khathib al-Baghdadi|al-Baghdadi]] (w. 463/1071){{Sfn|Abbas|2021|p=|pp=83, 210n38}} serta tokoh Syiah [[Syaikh Tusi|al-Tusi]] (w. 460/1067).{{Sfn|Nasr|Dagli|Dakake|Lumbard|2015|p=650}}{{Sfn|Mavani|2013|p=70}}{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}} Sementara itu, Ya'qubi{{Sfn|Dakake|2008|p=46}} dan para mufassir yang lain memandang bahwa ayat itu turun setelah Haji Wadak.{{Sfn|Nasr|Dagli|Dakake|Lumbard|2015|p=648}} Ayat tersebut berbunyi:
 
{{blockquote|Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.{{Sfn|Nasr|Dagli|Dakake|Lumbard|2015|p=648}}}}
 
===Literatur lainnya===
Riwayat Ghadir Khum juga muncul dalam [[Sastra Arab|sastra klasik Arab]].{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{Sfn|Jafri|1979|p=19}}{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}} Yang paling awal, menurut [[Laura Veccia Vaglieri|Veccia Vaglieri]] (w. 1989) dan Jafri, adalah sebuah puisi yang diyakini dinisbatkan kepada [[Hasan bin Tsabit]] (w. 674),{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{Sfn|Jafri|1979|p=20}} yang menemani Muhammad saat haji.{{Sfn|Jafri|1979|p=20}} Menurut [[Husain Mohammad Jafri|Jafri]], puisi ini ada dalam sumber Syiah dan sedikit Sunni.{{Sfn|Jafri|1979|p=19}} Puisi tersebut memuat baris berbunyi, "Berdirilah, wahai Ali, karena aku menemukanmu sebagai imam dan pembimbing setelah aku [Muhammad] tiada."{{Sfn|Shah-Kazemi|2015}}{{Sfn|Abbas|2021|p=82}}{{Sfn|Haider|2014|p=61}} Terkait keaslian puisi ini, [[Mohammad Ali Amir-Moezzi|Amir-Moezzi]] tidak menemukan nisbat tersebut bermasalah,{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}} sedangkan Jafri menganggap sangat tidak mungkin peristiwa-peristiwa ini akan berlalu tanpa dicatat oleh bin Tsabit, yang merupakan "penyair-perawi Muhammad".{{Sfn|Jafri|1979|p=19}} Tokoh Syiah [[al-Kumayt bin Zayid al-Asadi]] (w. 126/743) adalah penyair awal lainnya yang menyusun syair dengan tema yang sama.{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}}
 
==Penafsiran==
 
Ketika kesahihan Ghadir Khum tidak dipertentangkan, penafsirannya menjadi kontroversial di antara kalangan Sunni dan Syiah.{{Sfn|Al-Shahrastani|Gimaret|Monnot|1986|page=479}} ''{{transliteration|ar|Maula}}'' adalah kata Arab yang bersifat [[polisemi]], pemaknaannya dapat bervariasi dalam berbagai periode dan konteks.{{Sfn|Wensinck|Crone|2022}} Sebelum Islam muncul, kata tersebut awalnya memiliki makna yang berbeda-beda menurut [[Suku-suku Arab|suku]].{{Sfn|Goldziher|1889|p=105}} Kemudian, kata ini dipakai juga dalam al-Qur'an dan [[Hadis]] dengan pemaknaan yang berbeda-beda, seperti 'Tuan', 'wali', dan 'penolong'.{{Sfn|Wensinck|Crone|2022}} Untuk konteks Ghadir Khum, penafsiran makna kata ''{{transliteration|ar|maula}}'' cenderung terpecah menurut sektenya. Sumber-sumber Syiah menafsirkan kata ini sebagai 'pemimpin', 'penguasa', dan 'pelindung', {{Sfn|Jafri|1979|p=20}} sedangkan pandangan Sunni tentang khotbah ini cenderung memberikan sedikit penjelasan,{{sfn|Veccia Vaglieri|2022}} atau memaknai {{Transl|ar|walaya}} dalam hadis tersebut sebagai 'kecintaan',{{Sfn|Dakake|2008|p=45}} atau mengganti kata ''{{transliteration|ar|maula}}'' dengan kata '''{{transliteration|ar|[[wali]]}}'' Allah'.{{sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}}{{Sfn|Afsaruddin|2006}} Dengan demikian, Syiah memandang Ghadir Khum sebagai penunjukan Ali terkait suksesi agama dan politik Muhammad,{{Sfn|Mavani|2013|p=2}}{{Sfn|Dakake|2008|p=47}}{{Sfn|Shah-Kazemi|2015}} sedangkan Sunni menganggapnya sebagai pernyataan tentang hubungan antara dua orang tersebut,{{Sfn|Afsaruddin|Nasr|2022}}{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}}{{Sfn|Jafri|1979|p=21}} atau bahwa Ali harus melaksanakan apa yang diminta Muhammad.{{sfn|Afsaruddin|Nasr|2022}}
 
Dalam satu kesempatan selama masa kekhalifahannya, Ali diketahui meminta umat Islam untuk tampil dengan kesaksian mereka tentang Ghadir Khum.{{Sfn|McHugo|2018|loc=§2.IV}}{{Sfn|Lalani|2006|p=590}}{{Sfn|Madelung|1997|p=253}} Dengan melakukan itu, menurut McHugo, Ali secara terbuka mengeklaim telah dipercayakan oleh Muhammad dengan otoritas spiritual dan politik yang lebih besar daripada yang lain, terutama para pendahulunya.{{Sfn|McHugo|2018|loc=§2.IV}} Pandangan [[Wilferd Madelung|Madelung]] dan Shah-Kazemi mirip.{{Sfn|Madelung|1997|p=253}}{{Sfn|Shah-Kazemi|2022|p=79}} Menurut [[Lesley Hazleton]], seorang penulis agama dan politik, salah satu kata-kata Muhammad di Ghadir Khum, "Ya Allah, tolonglah orang yang menolong Ali dan musuhilah orang yang memusuhi Ali," adalah janji prasetia di Timur Tengah pada waktu itu..{{Sfn|Hazleton|2009|p=77}} Ali dan putranya [[Hasan bin Ali|Hasan]] keduanya menuntut janji prasetia serupa dari pendukung mereka selama kekhalifahan mereka.{{Sfn|Madelung|1997|p=312}} Hadis Ghadir Khum juga dikutip oleh [[Ammar bin Yasir]], sahabat Ali, untuk mendukung hak-haknya kepada kekhalifahan menurut sejarawan Syiah [[Ibnu A'tsam al-Kufi]] (abad ke-9) tentang kesepakatan sebelum meletusnya [[Pertempuran Shiffin]] (657). Hal ini tampaknya merupakan contoh paling awal dalam sumber-sumber sejarah.{{Sfn|Ayoub|2014|p=114}}
 
===Pandangan Syiah===
[[File:The_event_of_Ghadir.jpg|thumb|Lukisan Syiah yang menggambarkan Ghadir Khum dan penunjukan Ali, bersumber dari situs web Pemimpin Tertinggi Iran, [[Ayatullah]] [[Ali Khamenei]].|224x224px]]
 
Untuk kelompok Muslim Syiah, Ghadir Khum menandakan penunjukan Ali sebagai pemimpin umat Muslim setelah Muhammad.{{Sfn|Tabatabai|1977|p=35}} khususnya, bagi mereka ini adalah pengumumannya yang paling umum tentang suksesi Ali.{{Sfn|Donaldson|1933|p=XXV}}{{Sfn|Sanders|1994|p=122}} Riwayat Syiah menjelaskan bagaimana Umar dan sahabat lainnya mendatangi Ali setelah khotbah untuk memberi selamat dan berjanji prasetia kepadanya, bahkan memanggilnya sebagai {{Transliteration|ar|amirulmukminin}} ({{Literal translation|pemimpin orang-orang beriman}}).{{sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{Sfn|Pierce|2016|p=75}}
 
Bagi Syiah, pernyataan yang terjadi di Ghadir Khum kepada ribuan Muslim di siang hari yang panas hampir tidak mendukung interpretasi Sunni tentang kecintaan ({{Transl|ar|muhabbah}}) dan dukungan ({{Transl|ar|nusra}}) kepada Ali.{{Sfn|Dakake|2008|p=45}} Kedua hal ini merupakan kewajiban setiap muslim terhadap muslim lainnya, bukan hanya Ali, sehingga melemahkan tafsir Sunni lagi.{{Sfn|Dakake|2008|p=45}} Alternatifnya, tokoh Sunni [[Ibnu Katsir]] (w. 1373) menganggap Ghadir Khum sebagai jawaban atas keluhan tentang Ali selama ekspedisinya ke [[Yaman]],{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} sedangkan tokoh Syiah [[Ibnu Syahrasyub]] (w. 1192) menganggap bahwa Muhammad menyangkal keberatan tersebut, "Jangan mengeluh tentang Ali, karena beliau sangat waspada hanya demi Allah."{{Sfn|Shah-Kazemi|2015}} Praktik standar dalam akidah Syiah adalah menghilangkan kemungkinan makna {{Transl|ar|maula}} dalam hadis satu per satu hingga hanya tersisa makna yang lebih kuat.{{Sfn|Dakake|2008|p=46}}
 
Terkait ayat-ayat Al-Qur'an yang dihubungkan, [[Muhammad Husain Tabatabai|Tabatabai]] (w. 1981), penulis ''[[Tafsir al-Mizan|al-Mizan]]'', mencoba membuktikan bahwa "pada hari ini" dalam Ayat Kesempurnaan Islam (5:3) adalah hari Ghadir Khum. Mencatat keputusasaan orang-orang kafir dan musuh-musuh Islam dalam ayat ini,{{Sfn|Tabatabai|1977|p=155}} ia berargumen bahwa keputusasaan ini mengikuti penunjukan Ali untuk memimpin umat Muslim yang baru terlahir setelah Nabi wafat. Ia menambahkan bahwa kesempurnaan agama dalam ayat tersebut adalah perwalian ([[Walayah|{{transliteration|ar|wilayah}}]]) Ali dan pemenuhan janji ilahiah sebagaimana dalam ayat 24:55 Al-Qur'an.{{Sfn|Mavani|2013|pp=70-1}} Pandangan serupa juga dilontarkan oleh teolog Syiah yang lain.{{Sfn|Shah-Kazemi|2022|p=65}}{{Sfn|Amir-Moezzi|2020|pp=237-9}}
 
Terkait ayat Tabligh (5:67), para penafsir Syiah menyatakan bahwa Muhammad mengkhawatirkan penerapan petunjuk ilahinya untuk mengumumkan Ali sebagai penggantinya, karena takut akan reaksi beberapa sahabatnya. Setelah turunnya ayat ini, Muhammad menyampaikan khotbahnya di Ghadir Khum, menurut sumber-sumber ini.{{Sfn|Nasr|Dagli|Dakake|Lumbard|2015|p=718}} [[Seyyed Hossein Nasr|Hossein Nasr]] dan rekan penulisnya memandangnya sebagai hubungan yang "paling masuk akal" antara Ayat Tabligh dan peristiwa-peristiwa setelah Haji Wadak, termasuk Ghadir Khum. Pembenaran mereka adalah [[surah]] ke-5 al-Qur'an sering dikaitkan dengan tahun-tahun terakhir Muhammad di Madinah.{{Sfn|Nasr|Dagli|Dakake|Lumbard|2015|p=719}}
 
===Pandangan Sunni===
Untuk kelompok Muslim Sunni, Ghadir Khum tidak ada hubungannya dengan suksesi Muhammad.{{Sfn|Campo|2009|pp=257-8}} Alih-alih, peristiwa ini sering dikaitkan dengan ekspedisi Ali ke Yaman, tempat ia baru saja kembali sebelum Haji Wadak. Ali diyakini telah memberlakukan pedoman Islam secara ketat untuk pembagian harta rampasan secara adil yang kabarnya membuat marah beberapa tentara. Sejarawan Sunni [[Ibnu Katsir]], misalnya, mendukung Ali dalam riwayatnya tentang peristiwa tersebut tetapi juga menunjukkan bahwa khotbah Ghadir Khum hanya dimaksudkan sebagai pernyataan publik tentang cinta dan penghargaan Muhammad kepada Ali mengingat peristiwa-peristiwa sebelumnya..{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}} Menerima penjelasan ini seperti itu, bahwa Muhammad menyetarakan Ali dengan dirinya sendiri dalam khotbah besar di Ghadir Khum masih memberikan dasar yang kuat untuk klaim Syiah, saran Jafri.{{Sfn|Jafri|1979|p=21}}
 
Untuk Sunni, juga tidak terbayangkan bahwa sebagian besar sahabat akan bertindak salah dan mengabaikan penunjukan Ali di Ghadir Khum.{{Sfn|Mavani|2013|p=2}} Shaban dan [[Ismail Poonawala|Poonawala]] menunjukkan bahwa umat Muslim tidak bertindak seolah-olah mereka telah mendengar tentang hal itu,{{Sfn|Shaban|1976|p=16}}{{Sfn|Poonawala|1982}} sedangkan Shaban dan [[Bernard Lewis|Lewis]] (w. 2018) menganggap penunjukan ini tidak mungkin terjadi.{{Sfn|Shaban|1976|p=16}}{{Sfn|Lewis|1968|p=50}} Sebaliknya, Amir-Moezzi menulis bahwa tokoh Syiah Amini telah menyusun sejumlah besar bukti sejarah Sunni dan Syiah,{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}} untuk mendukung penafsiran Syiah atas Ghadir Khum.{{Sfn|Mavani|2013|p=70}} Mengutip penunjukan [[Umar bin Khattab|Umar]] ({{Reign|634|644}}) oleh [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] ({{Reign|632|634}}) untuk melanjutkan kepemimpinan, Lalani pernah menyatakan bahwa Muhammad memang menunjuk penerusnya tetapi diabaikan oleh umat.{{Sfn|Lalani|2000|p=6}} Pandangan [[Hassan Abbas]] juga mirip,{{Sfn|Abbas|2021|p=95}} dan pandangan Syiah juga bahwa masyarakat mengabaikan penunjukan Ali.{{Sfn|Daftary|2014|p=28}} Mereka menambahkan bahwa jumlah suara tidak dapat menjadi faktor dalam kesukuan mengingat keputusan dibuat oleh pemimpin suku,{{Sfn|Mavani|2013|p=2}} dan bahwa mayoritas tidak menyiratkan legitimasi dalam Al-Qur'an.{{Sfn|Mavani|2013|p=|pp=2, 25}} Beberapa juga berpendapat bahwa Muhammad akan membuat khotbah penting semacam itu sebelumnya saat haji, sementara Abbas menganggap ini sebagai kritik terhadap penilaian Muhammad.{{Sfn|Abbas|2021|p=82}}
 
Para mufassir Sunni juga berpendapat bahwa Ayat Ikmal (5:3) mengacu pada penetapan manasik haji selama Haji Wadak atau penetapan [[Hukum makanan Islam|hukum makanan]] di sisa ayat ini. Kritik terhadap pandangan ini, yang disuarakan oleh Tabatabai, adalah mengabaikan perintah tambahan tentang {{transliteration|ar|[[riba]]}} yang diturunkan setelah Ayat Ikmal oleh beberapa riwayat.{{Sfn|Mavani|2013|p=71}}{{Sfn|Nasr|Dagli|Dakake|Lumbard|2015|p=650}} Sebagian besar ulama Sunni menghubungkan Ayat Tabligh (5:67) dengan posisi genting Muhammad di Makkah selama tahun-tahun awal Islam,{{Sfn|Nasr|Dagli|Dakake|Lumbard|2015|p=718}} atau hubungan Muhammad dengan [[Ahli Kitab]] (pengikut ajaran monoteistik sebelumnya),{{Sfn|Nasr|Dagli|Dakake|Lumbard|2015|p=717}} sedangkan Nasr ''et al.'' menganggap ayat ini mungkin dikaitkan dengan Haji Wadak atau Ghadir Khum.{{Sfn|Nasr|Dagli|Dakake|Lumbard|2015|p=719}}
 
== Idulghadir ==
{{main article|Idulghadir}}
 
Tanggal 18 [[Zulhijah]], menurut Sunni, bukanlah hari raya atau hari penting. Sementara itu, umat Syiah merayakan tanggal tersebut sebaga [[Idulghadir]], yakni hari ketika Islam menjadi agama yang sempurna dengan ditunjuknya Ali sebagai penerusnya.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{sfn|Amir-Moezzi|2022}} Syiah menghormati hari tersebut dengan melaksanakan haji ke [[Karbala]].{{Sfn|Veccia Vaglieri|2022}}{{Sfn|Campo|2009|pp=257-8}}
 
== Lihat pula ==
{{columns-list|
* [[Penerus Nabi Muhammad]]
* [[Ayat Ikmaluddin]]
* [[Ayat Tabligh]]
* [[Ayat Wilayah]]
* [[Hadis dua belas penerus]]
* [[Hadis Mubahalah]]
* [[Hadis Lauh Fatimah]]
* [[Hadis Peringatan]]
* [[Ahl al-Kisa]]
}}
{{Portalbar|Islam|shia Islam}}
 
== Referensi ==
===Kutipan===
{{Reflist|colwidth=20em}}
 
===Daftar pustaka===
{{refbegin|2}}
*{{Cite book |last=Abbas |first=Hassan |title=The Prophet's Heir: The Life of Ali ibn Abi Talib |publisher=[[Yale University Press]] |year=2021 |doi=10.2307/j.ctv1dm8d5j |isbn=9780300252057 |s2cid=242173704 |url=https://doi.org/10.2307/j.ctv1dm8d5j}}
* {{Cite book|last1=Al-Shahrastani|first1=Muhammad|title=Livre des religions et des sects|volume= 1|last2=Gimaret|first2=Daniel|last3=Monnot|first3=Guy|publisher=Peeters Publishers|year=1986|author-link1=Al-Shahrastani |isbn=9789068310658|url=https://books.google.com/books?id=bj7YAAAAMAAJ}}
*{{Cite encyclopedia|year=2022|title=Ghadir Khumm|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-3/ghadir-khumm-COM_27419?s.num=0&s.f.s2_parent=s.f.book.encyclopaedia-of-islam-3&s.q=Ghad%C4%ABr+Khumm|last=Amir-Moezzi|first=Mohammad Ali|edition=Third}}
* {{Cite encyclopedia|last=Campo|first=Juan Eduardo|url=https://books.google.com/books?id=OZbyz_Hr-eIC&pg=PA257|title=Ghadir Khumm|encyclopedia=Encyclopedia of Islam|publisher=Infobase Publishing|year=2009|isbn=9781438126968|pages=257–8}}
*{{cite thesis|last=Eliash|first=Joseph|date=1966|title=Ali b. Abi Talib in Ithna - Ashari Shi I belief|publisher=School of Oriental and African Studies|location=London|url=https://ethos.bl.uk/OrderDetails.do?uin=uk.bl.ethos.296425}}
*{{Cite book|last=Donaldson|first=Dwight M.|url=https://archive.org/details/DonaldsonDwightM.1933TheShiiteReligion|title=Luzac's Oriental Series, Vol. VI: The Shi'ite Religion|publisher=Luzac & Company|year=1933}}
* {{cite book|first=Ignác|last=Goldziher|author-link=Ignác Goldziher|title=Muhammedanische Studien|url=https://archive.org/details/muhammedanisches00gold|year=1889|publisher=Halle}}
*{{Cite book|last=Hazleton|first=Lesley|url=https://archive.org/details/aftertheprophettheepicstoryoftheshiasunnisplitinislampdfdrive.com/mode/2up|title=After the Prophet: The Epic Story of the Shia-Sunni Split in Islam|publisher=Knopf Doubleday Publishing Group|year=2009|isbn=9780385532099}}
* {{cite book |first=Basil |last=Robinson |author-link=Basil William Robinson |editor-first=Robert |editor-last= Hillenbrand |editor-link=Robert Hillenbrand |section = Images of Muhammad in al-Biruni's Chronology of Ancient Nations | title=Persian Painting from the Mongols to the Qajars: Studies in Honour of Basil W. Robinson | series = Pembroke Persian Papers, 3. | location = London and New York | publisher= [[I. B. Tauris]] in association with the Centre of Middle Eastern Studies, [[University of Cambridge]] |date= 2000 |isbn=9781850436591 |url=}}
* {{cite book|last=Ibn Thabit|first=Hassan|title=Diwan of Hassan Ibn Thabit|date=1971|publisher=Gibb Memorial Trust|isbn=9780906094303|editor-first=Walid N. |editor-last=ʿArafat |url=https://books.google.com/books?id=lEoYHAAACAAJ}}
* {{cite web|last=Lalani|first=Arzina|date=2011|title=Ghadir Khumm|url=https://www.oxfordbibliographies.com/view/document/obo-9780195390155/obo-9780195390155-0105.xml|url-status=live|access-date=9 January 2022|publisher=Oxford Bibliographies}}
*{{cite book |last1=Majd |first1=Vahid |title=The Sermon of Prophet Muhammad at Ghadir Khum |date=2005 |publisher=Naba Cultural Organization |pages=152–154 |isbn=9789648323382 |url=http://nabacultural.org/en/Books/GhadirSermon/Ghadir.Sermon.pdf}}
* {{Cite book|last=Mavani|first=Hamid|url=https://archive.org/details/religiousauthori0000mava/mode/|title=Religious Authority and Political Thought in Twelver Shi'ism: From Ali to Post-Khomeini|publisher=Routledge|year=2013|isbn=9780415624404}}
*{{Cite book|last=Momen|first=Moojan|url=https://books.google.com/books?id=MD4NAQAAMAAJ|title=An introduction to Shi'i Islam|publisher=Yale University Press|year=1985|isbn=9780300035315}}
* {{cite journal|last=Najafabadi|first=S. Adel Hashemi|date=2010|title=The Invention of Islamic History|journal=The International Journal of the Humanities|volume=8|issue=1|page=259 |url=https://www.researchgate.net/publication/294625427 |doi=10.18848/1447-9508/CGP/v08i01/42810}}
* {{cite book|title=The Study Quran: A New Translation and Commentary| publisher=Harper Collins|year= 2015|isbn= 9780062227621|first1=Seyyed Hossein|last1= Nasr|first2= Caner K.|last2= Dagli| first3=Maria Massi|last3= Dakake|first4= Joseph E.B.|last4= Lumbard|first5= Mohammed|last5= Rustom|url=https://archive.org/details/thestudyquran_201909/mode/2up}}
* {{Cite book|last=Sanders|first=Paula|url=https://books.google.com/books?id=jH-57_-auocC&pg=PA122|title=Ritual, Politics, and the City in Fatimid Cairo|publisher=State University of New York Press|year=1994|isbn=9781438418629}}
*{{Cite book|last=Stewart|first=Devin J.|url=https://archive.org/details/EncyclopaediaOfTheQuranVol.2eI/page/n1/mode/2up|title=Encyclopaedia of the Quran|publisher=Brill|year=2002|isbn=90-04-14743-8|editor-last=McAuliffe|editor-first=Jane Dammen|volume=2}}
* {{cite book| first= Priscilla P. |last = Soucek | section = An Illustrated Manuscript of al-Biruni's Chronology of Ancient Nations |title= The Scholar and the Saint: Studies in Commemoration of Abul-Rayhan al-Biruni and Jalal al-Din al-Rumi | editor-first = Peter J. |editor-last=Chelkowski | location= New York | publisher = Hagop Kevorkian Center for Near Eastern Studies, [[New York University Press]] | date= 1975 |isbn=9780814713600 |oclc = 434241035 |url=https://www.worldcat.org/title/scholar-and-the-saint-studies-in-commemoration-of-abul-rayhan-al-biruni-and-jalal-al-din-al-rumi/oclc/434241035?referer=null&ht=edition}}
*{{Cite encyclopedia|year=2022|title=Ghadir Khumm|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/ghadir-khumm-SIM_2439?s.num=0&s.f.s2_parent=s.f.book.encyclopaedia-of-islam-2&s.q=Ghad%C4%ABr+Khumm|last=Veccia Vaglieri|first=L.|edition=Second}}
* {{cite encyclopedia|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/mawla-COM_0714?s.num=0&s.mode=and&s.f.s2_parent=s.f.book.encyclopaedia-of-islam-2&s.au=Wensinck&s.q=mawla| last1=Wensinck|first1=A.J.|last2= Crone| first2= P.| title = Mawlā|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam |edition=Second|publisher = Brill Reference Online|year=2022}}
*{{Cite book|last=Williams|first=John Alden|title=The Word of Islam|publisher=[[University of Texas Press]]|year=1994|isbn=9780292790759 |url=https://books.google.com/books?id=jb0kAQAAIAAJ}}
* {{cite book |first=Wilferd |last=Madelung |author-link=Wilferd Madelung |title=The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate |url=https://archive.org/details/successiontomuam0000made |year=1997 |publisher=[[Cambridge University Press]] |isbn=978-0-521-64696-3}}
* {{Cite book |last=Jafri |first=S.H.M |url=https://archive.org/details/OriginsAndEarlyDevelopmentOfShiaIslamBySyedHusainMohammadJafri/mode/2up |title=Origins and Early Development of Shia Islam |publisher=Longman |year=1979 |location=London}}
* {{cite book|title=Twelve Infallible Men: The Imams and the Making of Shi'ism|url=https://archive.org/details/twelveinfallible0000pier|author-first=Matthew|author-last= Pierce|publisher=Harvard University Press|year=2016|isbn= 9780674737075}}
* {{cite book |last=Tabatabai |first=Sayyid Mohammad Hosayn |url=https://archive.org/details/ShiaInIslamCopy/mode/2up |title=Shi'ite Islam |publisher=State University of New York Press |others=Translated by [[Seyyed Hossein Nasr|Sayyid Hossein Nasr]] |year=1977 |isbn=0-87395-390-8 |author-link=Allameh Tabatabaei}}
* {{cite book|title=Islamic History: A New Interpretation|author-first=M.A.|author-last= Shaban
|publisher=Cambridge University Press|year= 1976|isbn= 9780521291316|url=https://archive.org/details/IslamicHistoryANewInterpretationVol.1/mode/2up|volume=1}}
* {{cite book |author-last=McHugo |author-first=John |title=A Concise History of Sunnis and Shi'is |publisher=Georgetown University Press |year=2018 |isbn=9781626165885}}
* {{cite encyclopedia|encyclopedia=The Qurʼan: an Encyclopedia|editor-first=Oliver|editor-last=Leaman|publisher=Routledge|year=2006|isbn=9-78-0-415-32639-1|pages=586–93|author-first=Arzina R.|author-last=Lalani|title=SHI'A|url=https://archive.org/details/quranencyclopedi2006unse/page/586/mode/2up}}
* {{cite encyclopedia|encyclopedia=The Qurʼan: an Encyclopedia|editor-first=Oliver|editor-last=Leaman|publisher=Routledge|year=2006|isbn=9-78-0-415-32639-1|pages=218|author-first= Asma|author-last= Afsaruddin|title=GHADIR KHUMM|url=https://archive.org/details/quranencyclopedi2006unse/page/218/mode/2up}}
* {{cite encyclopedia|author1-last=Afsaruddin|author1-first=Asma|author2-last=Nasr|author2-first= Seyyed Hossein|title=ʿAlī|encyclopedia= Encyclopedia Britannica| year=2022|url= https://www.britannica.com/biography/Ali-Muslim-caliph}}
* {{cite encyclopedia|author-first=I.K.|author-last= Poonawala|title=ʿALĪ B. ABĪ ṬĀLEB I. Life|encyclopedia= Encyclopaedia Iranica, Online Edition|year=1982|url= http://www.iranicaonline.org/articles/ali-b-abi-taleb#pt1}}
* {{cite book|last = Dakake|first = Maria Massi|title = The Charismatic Community: Shi'ite Identity in Early Islam|publisher = SUNY Press|year = 2008|isbn = 978-0-7914-7033-6}}
* {{cite encyclopedia|encyclopedia=Muhammad in History, Thought, and Culture: An Encyclopedia of the Prophet of God|title=Ali ibn Abi Talib (599-661)|author-first=Reza|author-last=Shah-Kazemi|pages=20–24|year=2014|editor1-first=Coeli|editor1-last= Fitzpatrick|editor2-first= Adam Hani|editor2-last= Walker|publisher=ABC-CLIO|isbn= 9781610691789|url=https://archive.org/details/muhammadinhistor0000unse_h4s1/mode/2up}}
* {{cite encyclopedia |author-first=Reza |author-last=Shah-Kazemi |translator-first=Matthew |translator-last=Melvin-Koushki |title=ʿAlī b. Abī Ṭālib |encyclopedia=Encyclopaedia Islamica |editor-first=Farhad |editor-link=Farhad Daftary |author-link=Reza Shah-Kazemi |editor-last=Daftary |url=http://dx.doi.org/10.1163/1875-9831_isla_COM_0252 |year=2015|doi=10.1163/1875-9831_isla_COM_0252 }}
* {{cite book|title=The Arabs in History|author-first=Bernard | author-last= Lewis|publisher=Hutchinson & Co|url=https://archive.org/details/arabsinhistory0000lewi/mode/|year=1968}}
* {{cite book|title=Early Shi'i Thought: The Teachings of Imam Muhammad al-Baqir|author-first=Arzina R.|author-last= Lalani|publisher=Bloomsbury Academic|year=2000|isbn= 9781860644344}}
* {{cite book|title=Imam 'Ali: Concise History, Timeless Mystery|author-first=Reza|author-last= Shah-Kazemi|publisher=I.B. Tauris|year=2022|isbn= 9781784539368}}
* {{cite book|title=The Spirituality of Shi'i Islam: Beliefs and Practices|author-first=Mohammad Ali|author-last= Amir-Moezzi|publisher=I.B. Tauris|year=2020|isbn= 9780755610273}}
* {{cite book|title=Shi'i Islam: An Introduction|author-first=Najam|author-last= Haider|publisher=Cambridge University Press|date= 2014|isbn= 9781107031432}}
* {{cite book|title=A History of Shi'i Islam|author-first=Farhad|author-last=Daftary|publisher=Bloomsbury Academic|year=2014|isbn= 9781780768410|url=https://archive.org/details/shii-heritage-series-farhad-daftary-a-history-of-shii-islam-i.-b.-tauris-2013/mode/2up}}
* {{cite book|title=The Crisis of Muslim History: Religion and Politics in Early Islam|author-first=Mahmoud M.|author-last= Ayoub|publisher=Oneworld Publications|year= 2014|isbn= 9781780746746|url=https://archive.org/details/crisisofmuslimhi0000ayou/mode/2up}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
{{Commons category|Ghadir Khumm}}
*[https://www.oxfordbibliographies.com/view/document/obo-9780195390155/obo-9780195390155-0105.xml Ghadir Khumm academic summary and reading list - from Oxford Bibliographies]
{{Nama orang dan tempat yang disebutkan dalam Al-Qur'an}}
{{coord|22|49|30|N|39|04|30|E|region:SA-02_type:landmark_source:kolossus-dewiki|display=title}}
 
{{DEFAULTSORT:Ghadir Khumm}}
[[Category:632]]
[[Category:Islam abad ke-7]]
[[Category:Hari peringatan Syiah]]
[[Category:Ali bin Abi Thalib]]
[[Category:Sejarah Islam]]
[[Category:Syiah]]
[[Category:Sejarah Syiah]]