Lumen Gentium: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Theodorus420 (bicara | kontrib)
Referensi: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(19 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''''Lumen Gentium''''' atau '''Konstitusi Dogmatis tentang Gereja''', adalah salah satu dokumen utama [[Konsili Vatikan Kedua]]. Konstitusi ini diumumkan secara resmi oleh [[Paus Paulus VI]] pada [[21 November]] [[1964]], setelah disetujui oleh para [[Uskup]] dalam sebuah pemungutan suara 2.151 berbanding 5.
 
 
== Latar Belakang ==
Ketika bermaksud mengundang Konsili Vatikan II pada tahun [[1959]], [[Paus Yohanes XXIII]] mencanangkan "''aggiornamento''" atau pembaharusanpembaruan [[Gereja]], menyesuaikan diri dalam zaman baru, agar dapat memberi sumbangan yang efektif bagi pemecahan masalah-masalah modern (Konstitusi apostolik Humanae Salutis 1961). Sebelum Konsili dimulai dari para uskup sedunia diminta saran-saran lebih dulu, yang disusun menjadi pelbagai skema. Di dalam [[Konsili]] para uskup berdasarkan skema-skema yang sudah disusun berusaha mendiskusikan dan merumuskan pandangan dan pemahaman teologis mereka akan Gereja dalam terang [[Tradisi]] dan [[Kitab Suci]]. Hasilnya adalah '''Lumen Gentium''', suatu dokumen tentang Gereja yang menunjukkan pergeseran dari paham yang sangat institusionalistis organisatoris kepada paham yang dinamis dan organis. Gereja dipahami sebagai Umat [[Allah]], dan itu membuat cakrawala pemahaman akan esensi Gereja lebih luas dari batas yang kelihatan ([[Gereja Katolik Roma]]), sebab banyak juga unsur-unsur Gereja dilihat dan diakui berada di luar batas-batas itu (Lumen Gentium 8). Namun Gereja memandang diri terutama sebagai tanda dan sarana persatuan dan kesatuan, baik dengan Allah maupun dengan seluruh umat manusia (Lumen Gentium 1). Hal ini nantinya mendorong semangat ekumenis dengan gereja-gereja lain, bahkan dialog dan kerjasama dengan agama-agama lain, juga dengan kaum ateis. Pusat Gereja bukan lagi [[Roma]] atau [[Paus]], tetapi [[Kristus]] di tengah-tengah umat dan Uskup sebagai gembalanya. Maka '''Lumen Gentium''' menekankan [[teologi]] Gereja setempat (keuskupan). Ditekankan juga kesetaraan semua anggota umat Allah di dalam martabatnya, sekalipun berbeda fungsi. Maka Gereja semakin dipahami sebagai umat Allah secara keseluruhan kendati tetap mempertahankan fungsi hirarkihierarki sebagai pemersatu. Dalam dokumen pembahasan tentang awam justru didahulukan daripada pembahasan tentang para religius. Dengan demikian Gereja di mana saja lebih peka pada persoalan-persoalan di sekelilingnya dan dapat segera menyampaikan sumbang-saran pemecahan.
 
 
== Daftar Isi Dokumen ==
Baris 25 ⟶ 23:
## Arti Kolegialitas
# Catatan Penjelasan Pendahuluan
 
 
== Sejarah dan Pokok Penting ==
Ketegangan dalam diskusi dan juga sesudahnya dirasakan sehubungan dengan kedudukan para [[uskup]] dan soal [[kolegialitas]], apakah dasarnya suatu [[voting]] mayoritas, yang lebih tinggi wewenangnya daripada [[Paus]]. Karena itu apakah Paus tidak boleh bertindak sebelum berkonsultasi dengan para uskup. Lumen Gentium 18 menegaskan kesatuan para uskup pengganti rasul-rasul, dan Paus pengganti [[Petrus]] yang menjadi wakil Kristus sebagai kepala yang lahiriah dari Gereja. Kedudukan Paus sebagai [[primat]] diteguhkan, karena kolegialitas para uskup hanya mempunyai wewenang sejauh dalam kesatuan dengan Paus (Lumen Gentium 22-23).
 
Bab kedua mengenai Gereja sebagai umat Allah mempunyai konsekuensi yang luas mengenai tanggungjawabtanggung jawab semua warga Gereja, bukan hanya para anggota hirarkihierarki, juga bukan hanya awam, karena Gereja adalah para imam anggota hirarkihierarki dan awam sebagai keseluruhan. Baik imam dan awam sama-sama berpartisipasi pada tiga aspek tugas Kristus, yaitu sebagai imam, sebagai nabi dan sebagai raja. Baik imam maupun awam mempunyai peran dalam tugas pengudusan imami, dalam tugas kenabian mewartakan [[Injil]] dan [[Kerajaan Allah]], dan dalam tugas rajawi yang murah hati dalam pelayanan (Lumen Gentium 9-10). Hal ini mendorong peran serta awam di berbagai hal dalam kegiatan Gereja, di luar hal-hal yang dikhususkan sebagai tanggungjawab imam tertahbis.
 
Baik [[imam]], awam maupun kaum [[religius]] sama-sama terpanggil menuju kesucian dengan melaksanakan corak hidup mereka masing-masing, dalam suatu kesatuan dan kerjasama. Namun para uskup dan para imam dan diakon pembantunya berfungsi melanjutkan tanggungjawabtanggung jawab dan peran [[rasul]] "membantu di antara para saudara" sebagai pengajar [[iman]] dan [[moral]], imam dalam [[ibadat]], dan pemimpin dalam pelayanan (lumen Gentium 20).
 
 
== Para Uskup Indonesia ==
Sebagai hirarki [[Gereja Katolik]] yang baru didirikan (3 Januari 1961), para [[uskup]] dari [[Indonesia]] mengikuti persidangan Konsili Vatikan II dengan semangat bangsa yang baru saja merdeka dan ingin membangun, namun juga prihatin pada situasi dalam negeri yang kacau balau secara politis, cenderung menuju pemerintahan diktator. Suasana pembahasan yang terjadi dalam Konsili Vatikan II juga memberi cerminan situasi dalam negeri, sehingga Lumen Gentium memberikan pencerahan, termasuk pemahaman Gereja yang lebih luas, "berada" di tengah-tengah masyarakat yang pluralis, namun harus setia pada jati dirinya. Apa yang di Barat dipertentangkan oleh kelompok-kelompok yang diberi label "konservatif" dan "progresif" tidak dirasakan relevansinya bagi Indonesia. Paham eklesiologi baru Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium dirasakan sangat cocok dengan jiwa bangsa Indonesia, terutama dengan paham "komunio", persatuan dan kesatuan, partisipatif, dialog dan kerjasama, serta sikap terbuka (inklusif, merangkul semua pihak) dan tidak eksklusif menutup diri. Dokumen Lumen Gentium menjadi acuan bagi pengembangan Gereja di Indonesia.
 
== Para Uskup Indonesia ==
Sebagai hirarkihierarki [[Gereja Katolik]] yang baru didirikan ([[3 Januari]] 1961), para [[uskup]] dari [[Indonesia]] mengikuti persidangan Konsili Vatikan II dengan semangat bangsa yang baru saja merdeka dan ingin membangun, namuntetapi juga prihatin pada situasi dalam negeri yang kacau balau secara politis, cenderung menuju pemerintahan diktator. Suasana pembahasan yang terjadi dalam Konsili Vatikan II juga memberi cerminan situasi dalam negeri, sehingga Lumen Gentium memberikan pencerahan, termasuk pemahaman Gereja yang lebih luas, "berada" di tengah-tengah masyarakat yang pluralis, namuntetapi harus setia pada jati dirinya. Apa yang di Barat dipertentangkan oleh kelompok-kelompok yang diberi label "konservatif" dan "progresif" tidak dirasakan relevansinya bagi Indonesia. Paham eklesiologi baru Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium dirasakan sangat cocok dengan jiwa bangsa Indonesia, terutama dengan paham "komunio", persatuan dan kesatuan, partisipatif, dialog dan kerjasama, serta sikap terbuka (inklusif, merangkul semua pihak) dan tidak eksklusif menutup diri. Dokumen Lumen Gentium menjadi acuan bagi pengembangan Gereja di Indonesia.
 
== Referensi ==
Baris 45 ⟶ 40:
 
== Pranala luar ==
Andre Parera
* [http://www.ekaristi.org/vat_ii/ Pranala luar Dokumen-dokumen Vatikan II dalam bahasa Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070202232948/http://www.ekaristi.org/vat_ii/ |date=2007-02-02 }}
* {{en}} [http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_const_19641121_lumen-gentium_en.html Dokumen ''Lumen Gentium'' di Situs Web Tahta Suci (''Vatican: the Holy See'')]
{{Dokumen Konsili Vatikan II}}
{{catholicism}}
Andre
 
 
[[Kategori:Katolik]]
[[Kategori:Dokumen Konsili Vatikan II]]
 
[[cs:Lumen gentium]]
[[da:Lumen Gentium]]
[[de:Lumen Gentium]]
[[en:Lumen Gentium]]
[[eo:Lumen Gentium]]
[[es:Lumen gentium]]
[[fr:Lumen Gentium]]
[[hu:Lumen gentium]]
[[it:Lumen Gentium]]
[[ja:教会憲章]]
[[la:Lumen Gentium]]
[[nl:Lumen gentium]]
[[pl:Lumen gentium]]
[[pt:Lumen Gentium]]
[[ru:Lumen Gentium]]
[[sk:Lumen Gentium]]
[[sl:Lumen Gentium]]
[[sv:Lumen gentium]]
[[sw:Lumen Gentium]]