Jelangkung (film): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 14:
| cinematography = [[Jose Poernomo]]
| editing = [[Jose Poernomo]]<br />[[Rizal Mantovani]]
| distributor = Rexinema
| release_date = [[5 Oktober]] [[2001]]
| runtime = 95 menit
Baris 20:
| awards =
| movie_language = [[Bahasa Indonesia]]
| budget = Rp.
| gross = Rp.
| preceded_by =
| followed_by = [[Tusuk Jelangkung]]
Baris 30:
Menurut artikel di ''Variety'', film "''Jelangkung''" pada awalnya sama sekali tidak diharapkan akan menjadi sebuah kesuksesan. Film yang hanya memakan waktu syuting sepuluh hari <ref>[http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Hiburan&id=23021 Preview Tusuk Jelangkung]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Pontianak Post, 15 Maret 2003. Diakses 19 Oktober 2009.</ref> ini diproduksi untuk ditayangkan di [[jaringan televisi]] [[swasta]] [[Trans TV]], yang pada saat itu belum mulai mengudara di [[Indonesia]] (Trans TV baru mulai mengudara dua bulan setelah film ini dirilis). Produser [[Erwin Arnada]] menyarankan untuk menayangkan "''Jelangkung''" di bioskop, dan pada tanggal 5 Oktober akhirnya "''Jelangkung''" ditayangkan di salah satu bioskop [[Jakarta]]. Walau tanpa dukungan [[sponsor]] dan [[iklan]], film "''Jelangkung''" ternyata sangat sukses karena penonton yang kebanyakan adalah [[mahasiswa]] dan anak muda. Pada tanggal 18 November 2001, lebih dari 50 ribu tiket telah terjual untuk film ini, sehingga akhirnya [[Harris Lasmana]], pengusaha pemilik jaringan [[bioskop 21]] membeli hak tayang film ini untuk diputar di 25 bioskop 21. "''Jelangkung''" mulai tayang pertengahan Desember 2001 secara nasional.<ref>[http://www.sixthsenseproductions.com/press/VarietyJelangkung.jpg Majalah Variety - Auds Scream for Horror Hit], Ryanto, Tony. [[Variety]] 2 Desember 2001</ref>
Kesuksesan komersial film ini dianggap telah menghidupkan perfilman horor di bioskop Indonesia, terutama karena saat dirilis, film ini tidak lagi bertumpu pada klise "wajah seram hantu" pada umumnya, tetapi juga pada ketegangan melalui gerak [[kamera]], [[efek spesial]], dan lokasi yang asing.<ref>[http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=53946 "Film Hantu yang Kagak Ada Matinya" - Pikiran Rakyat Online]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 17 Oktober 2009</ref> Film ini juga dikenal telah mengusung ide baru dalam perfilman horor di bioskop Indonesia karena mengolah musik [[pop]] dan kehidupan remaja modern dalam alur ceritanya. Kesuksesan film ini memancing keluarnya sinetron berjudul [[Jelangkung (sinetron)|sama]] yang sempat ditayangkan di
Film ini melambungkan nama [[Rizal Mantovani]] sebagai sutradara. [[Sekuel]] pertama, ''[[Tusuk Jelangkung]]'', diproduksi tahun [[2003]] dan disutradarai [[Dimas Djayadiningrat]], sedangkan sekuel berikutnya ''[[Jelangkung 3]]'', dirilis pada tahun 2007 dan disutradarai [[Angga Dwimas Sasongko]].
|