Negara Sumatera Selatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
k Mengembalikan suntingan oleh Tsalavana (bicara) ke revisi terakhir oleh OrophinBot Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(22 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}{{Infobox Former Subdivision
|native_name =
|conventional_long_name =
|common_name = NSS
Baris 17:
|date_end = 24 Maret
|event_end = Bergabung dengan [[Indonesia|Republik Indonesia]]
|image_map = South Sumatra in the United States of Indonesia.svg
|image_map_caption =
|government_type = [[Negara bagian]]
|title_leader = [[Republik Indonesia Serikat|
|year_leader1 =
|leader1 = [[Abdul Malik (politisi)|Abdul Malik]]
|p1 = Republik Indonesia
|flag_p1 = Flag of Indonesia.svg
|s1 =
|flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
}}
[[File:Abdul Malik.jpg|jmpl|Abdul Malik, Wali Negara Sumatera Selatan]]
'''Negara
Pada masa itu, setelah [[Belanda]] kembali ke [[Indonesia]] berkembang dua pemikiran bentuk kenegaraan yaitu bentuk [[negara kesatuan]] dan bentuk [[negara federasi]]. Republik Indonesia menginginkan bentuk negara kesatuan sedangkan Belanda menghendaki bentuk negara federasi. Perselisihan antara kedua negara itu mulai menemukan persamaan persepsi sejak [[persetujuan Linggarjati]] di paraf pada tanggal [[15
Sistem federal memberikan kesempatan kepada daerah-daerah yang berbeda-beda itu untuk mengatur diri sendiri tanpa harus tunduk kepada pemerintah pusat yang cenderung mengatur secara [[nasional]] dengan mengabaikan ciri-ciri khas yang ada di berbagai daerah. Akan tetapi, sejarah telah menunjukan bahwa negara federal telah digunakan oleh penguasa pemerintah kolonial Belanda untuk memecahbelah rakyat Indonesia. Karena Belanda tidak mampu membubarkan Republik Indonesia dan mengalahkan kekuatan militernya maka Belanda membentuk sejumlah negara bagian yang akan bergabung menjadi negara federal untuk mengalahkan Indonesia (Rauf, 1998: 2).
Dalam peraturan tata Negara
Meskipun NSS berdiri dan mendapat sambutan terutama dari kalangan federalis, namun sesungguhnya dukungan rakyat terhadap negara federal ini sangat lemah. Hal ini tampak jelas hampir semua negara federal di Indonesia tidak berkembang, setelah [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) terbentuk tanggal [[27 Desember]] [[1949]]. Bentuk negara federal hasil persetujuan konferensi Meja Bundar itu pada dasarnya bukan bentuk yang berakar kepada kehendak penduduk. Negara
== Peran Palembang Sebagai Ibu Kota Negara
Pada bulan-bulan terkahir tahun [[1945]], keamanan di [[Palembang]] menjadi sulit karena terjadi banyak peristiwa. Di wilayah lain umunya pemerintahan daerah dapat bekerja terus dengan beberapa perubahan seperti penggantian tenaga Jepang oleh tenaga [[Indonesia]]. Letak geografis Palembang, sejak masa sebelum revolusi amat menarik. Letaknya yang relatif dekat dengan [[Batavia]], menyebabkan Palembang lebih terintegarsi ke dalam lingkaran pengaruh pusat atau Batavia. Kehidupan perdagangan di kota ini didukung dengan tersediahnya hasil alam sperti karet, kopi dan barang
Di samping itu terdapat juga stasiun kereta api [[Kertapati]] yang menjadi penghubung menuju [[Tanjung Karang]], lewat stasiun ini barang-barang dapat dianngkut menuju pulau [[Jawa]]. Pada awal masa revolusi sudah terbuka jalan lewat darat dari arah selatan yaitu daerah
== Catatan kaki ==
Baris 49 ⟶ 50:
== Pranala luar ==
* Syair, Alian. 2013. [https://repository.unsri.ac.id/22670/1/2._SUMATERA_SELATAN_DALAM_KERANGKA_NEGARA_FEDERAL_BELANDA.pdf SUMATERA SELATAN DALAM KERANGKA NEGARA FEDERAL BELANDA]. Palembang.
* Yusuf, Syafruddin. Sejarah dan Peranan Subkoss Dalam Perjuangan Rakyat Sumbagsel (1945-1950). Palembang.
{{RIS}}
[[Kategori:Republik Indonesia Serikat]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:
|