Wayang golek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 180.252.17.67 (bicara) ke revisi terakhir oleh Dwi Yenie
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8:
| medium =
| types = Pertunjukan wayang
| ancestor = [[Suku Jawa]], [[Suku Sunda]]
| descendant =
| culture = [[Indonesia]]
Baris 29:
| Note = [[Wayang Kulit]], [[Wayang Golek]], [[Wayang Golek|Wayang Klithik]]
}}
'''Wayang golek''' ([[Aksara Sunda|Bahasa Sunda]]: {{Sund|ᮝᮚᮀ ᮍᮧᮜᮦᮊ᮪}}; {{IPA-su|wajaŋ ɡolɛʔɡolɛk}}) merupakan salah satu aliran dari kesenian [[wayang]]. Umumnya wayang ini dipentaskan di wilayah [[Parahyangan]], [[Jawa Barat]] dengan menggunakan [[Bahasa Sunda]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=5EIb_YWd_UIC&pg=PA247&dq=%22wayang+golek+purwa%22+sunda&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjQ_uXCjPDkAhWv73MBHRXFBPAQ6AEIMzAB#v=onepage&q=%22wayang%20golek%20purwa%22%20sunda&f=false|title=Power Plays: Wayang Golek Puppet Theater of West Java|last=Weintraub|first=Andrew Noah|date=2004|publisher=Ohio University Press|isbn=9780896802407|language=en|access-date=2023-01-31|archive-date=2023-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230419161333/https://books.google.co.id/books?id=5EIb_YWd_UIC&pg=PA247&dq=%22wayang+golek+purwa%22+sunda&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjQ_uXCjPDkAhWv73MBHRXFBPAQ6AEIMzAB#v=onepage&q=%22wayang%20golek%20purwa%22%20sunda&f=false|dead-url=no}}</ref> Namun wayang ini juga dipentaskan di luar wilayah tersebut seperti di [[Kabupaten Brebes|Brebes]] dan [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]] di [[Jawa Tengah]].<ref>{{Cite web|url=https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/63396/bahasa-sunda-diharapkan-jadi-muatan-lokal|title=Bahasa Sunda Diharapkan Jadi Muatan Lokal|website=Suara Merdeka|access-date=2019-09-27|archive-date=2019-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20190927052059/https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/63396/bahasa-sunda-diharapkan-jadi-muatan-lokal|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/121569/pagelaran-wayang-golek-mengobati-kerinduan-warga|title=Pagelaran Wayang Golek Mengobati Kerinduan Warga|website=Suara Merdeka|access-date=2019-09-27|archive-date=2019-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20190927052055/https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/121569/pagelaran-wayang-golek-mengobati-kerinduan-warga|dead-url=yes}}</ref> Lakon yang dimainkan dalam wayang golekGolek purwaPurwa adalah kisah [[Mahabharata]] dan [[Ramayana]].<ref>{{Cite web|url=https://sportourism.id/history/sejarah-singkat-wayang-golek-sunda|title=Sejarah Singkat Wayang Golek Sunda|website=Sportourism.id|language=id|access-date=2019-09-27}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Aliran wayang golek ini diperkirakan mulai berkembang di [[Jawa Barat]] sejak abad ke-19 M, dipelopori oleh Bupati [[Kabupaten Bandung|Bandung]] [[Wiranatakusumah III]].<ref name=":0">{{Cite web|url=https://ilmuseni.com/seni-budaya/sejarah-wayang-golek|title=Sejarah Wayang Golek dari Sunda, Jawa Barat|last=Badriya|first=Yaya|date=2016-10-08|website=IlmuSeni.com|language=id|access-date=2019-09-27|archive-date=2019-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20190927043558/https://ilmuseni.com/seni-budaya/sejarah-wayang-golek|dead-url=no}}</ref> Pagelarannya di waktu itu dikhususkan untuk kaum [[menak]] (bangsawan), sebelum akhirnya menyebar luas di kalangan masyarakat [[Suku Sunda|Sunda]].<ref name=":0" />
 
Pertunjukan seni wayang golek merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang banyak dipagelarkan. Selain berfungsi sebagai pelengkap upacara selamatan atau ruwatan, pertunjukan seni wayang golek juga menjadi tontonan dan hiburan dalam perhelatan tertentu.
Baris 37:
== Etimologi ==
[[Berkas:Pengrajin wayang.jpg|jmpl|ka|150px| Pengrajin wayang golek]]
Wayang adalah bentuk teater rakyat yang sangat populer, terutama di [[pulau Jawa]] dan [[Bali]]. Berdasarkan sebuah Naskah Jawa Kuno – yang kemudian diterbitkan Pradnya Paramita pada tahun 1981 – mengatakan bahwa wayang bermula dari khayalan ataupun gagasan tentang bayangan manusia yang dapat ditonton. Wayang sendiri berasal dari kata wayangan yang artinya adalah bayangan yang memiliki maksud mempertontonkan sebuah lakon lewat bayangan. Pada mulanya, wayang hanya merupakan hasil khayalan ataupun gagasan yang dilukiskan dalam sebuah daun Tal (''ron Tal'') yang kemudian mempertontonkan hasil lukisan tersebut lewat bayangan. Mempertontonkan lewat bayangan dilakukan dengan memantulkan lukisan tersebut di atas kain putih dan hanya diterangi lampu. Hal ini membuat orang lain dapat melihat lukisan tersebut dalam bentuk bayangan.<ref>Wayang Indonesia.[http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/wayang-indonesia/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230131081232/http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/wayang-indonesia/|date=2023-01-31}}</ref> Di [[Jawa Barat]], selain dikenal wayang kulit, yang paling populer adalah Wayang golek . Istilah ''golek'' dapat merujuk kepada dua makna, sebagai kata kerja kata ''golek'' bermakna 'mencari', sebagai kata benda ''golek'' bermakna boneka kayu.<ref>{{Cite news|url=http://nasional.kompas.com/read/2009/10/08/15282789|title=Tari Golek Ikon Perpaduan Dua Budaya|author=CH Dwi Anugrah|publisher=Kompas.com|accessdate=23 December 2013|work=[[Kompas.com]]|archive-date=2013-12-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20131224110143/http://nasional.kompas.com/read/2009/10/08/15282789|dead-url=yes}}</ref> Berkenaan dengan wayang golek, ada dua macam di antaranya wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda. Kecuali [[wayang orang]] yang merupakan bentuk seni tari drama yang ditarikan manusia, kebanyakan bentuk kesenian wayang dimainkan oleh seorang dalang sebagai pemimpin pertunjukan yang sekaligus menyanyikan suluk, menyuarakan antawagu dan lain-lain.<ref name="History and Etymology for Wayang">{{Cite web|title=History and Etymology for Wayang|url=https://www.merriam-webster.com/dictionary/wayang|access-date=22 Juli 2021|work=Merriam-Webster|archive-date=2022-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220110100545/https://www.merriam-webster.com/dictionary/wayang|dead-url=no}}</ref><ref>Mair, Victor H. ''Painting and Performance: Picture Recitation and Its Indian Genesis''. Honolulu: University of Hawaii Press, 1988. hal. 58.</ref>
 
== Sejarah ==
 
 
 
Kehadiran wayang golek tidak dapat dipisahkan dari keberadaan wayang kulit, penyebaran wayang di Jawa Barat dimulai pada masa pemerintahan Raden Patah dari Kerajaan [[Kabupaten Demak|Demak]], kemudian disebarluaskan para [[Wali Sanga|Wali Songo]]. Termasuk Sunan Gunung Jati yang pada tahun 1568 memegang kendali pemerintahan di Kasultanan Cirebon. Beliau memanfaatkan pergelaran wayang kulit sebagai media dakwah untuk
penyebaran agama Islam.
 
Baru sekitar tahun 1584 Masehi di Jawa Tengah salah satu Sunan dari Dewan Wali Songo menciptakan Wayang Golek, tidak lain adalah Sunan Kudus yang menciptakan Wayang Golek Pertama. Dalam perjalanan sejarahnya, pergelaran wayang golek mula-mula dilaksanakan oleh kaum bangsawan. Terutama peran penguasa terutama para bupati di Jawa Barat, mempunyai pengaruh besar terhadap berkembangnya wayang golek tersebut. Pada awalnya pertunjukan wayang golek diselenggarakan oleh para priyayi (kaum bangsawan Sunda) dilingkungan Istana atau Kabupaten untuk kepentingan pribadi maupun untuk keperluan umum.<ref>Warisan Tak Benda.[https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=76] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230131104913/https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=76|date=2023-01-31}}.</ref>
Baru sekitar
tahun 1584 Masehi di Jawa Tengah salah satu Sunan dari Dewan Wali Songo menciptakan
Wayang Golek, tidak lain adalah Sunan
Kudus yang menciptakan Wayang Golek
Pertama. Dalam perjalanan sejarahnya,
pergelaran wayang golek mula-mula
dilaksanakan oleh kaum bangsawan. Terutama peran penguasa terutama para
bupati di Jawa Barat, mempunyai
pengaruh besar terhadap berkembangnya wayang golek tersebut. Pada awalnya pertunjukan wayang golek diselenggarakan oleh para priyayi (kaum bangsawan Sunda) dilingkungan Istana atau Kabupaten untuk kepentingan pribadi maupun untuk keperluan umum.<ref>Warisan Tak Benda.[https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=76].</ref>
 
Di daerah Cirebon disebut sebagai wayang golek papak atau wayang cepak karena bentuk kepalanya datar. Pada mulanya yang dilakonkan dalam wayang golek adalah ceritera panji dan wayangnya disebut wayang golek menak.
Baris 61 ⟶ 54:
Pertunjukkannya dilakukan pada siang hari. Wayang ini tidak memerlukan kelir. Bentuknya menyerupai boneka yang terbuat dari kayu (bukan dari kulit sebagaimana halnya wayang kulit). Jadi, seperti golek. Oleh karena itu, tetap disebut sebagai wayang golek.
 
Pada zaman Pangeran Girilaya (1650-1662) dari Cirebon wayang cepak dilengkapi dengan cerita yang diambil dari babad dan sejarah tanah Jawa. Lakon-lakon yang dibawakan waktu itu berkisar pada penyebaran agama Islam.   Selanjutnya, wayang golek dengan lakon Ramayana dan Mahabarata (wayang golek purwa) yang lahir pada 1840 (Somantri, 1988).
 
Pementasan wayang golek di tanah [[Parahyangan]] dimulai sejak [[Kesultanan Cirebon]] berada di tangan [[Panembahan Ratu]] (1540-1650) yang juga merupakan cicit dari [[Sunan Kudus]]. Yang dipertunjukan saat itu adalah [[wayang cepak cirebon|wayang cepak]] (atau wayang golek papak), disebut demikian karena memiliki bentuk kepala yang datar.
Baris 81 ⟶ 74:
Pada awalnya pertunjukan wayang golek diselenggarakan oleh para kaum priyayi (kaum bangsawan sunda) dilingkungan Istana atau Kabupaten baik untuk kepentingan pribadi ataupun keperluan umum. Fungsi pertujukan pada kala itu masih bergantung pada permintaan para bangsawan. pagelaran seni wayang golek memiliki tujuan bermacam-macam, dari mulai yang sifatnya ritual, ataupun dalam rangka tontonan atau hiburan semata. Pertunjukan yang bersifat ritual sudah jarang dipentaskan, misalnya saja pada upacara sedekah laut atau sedekah bumi, yang biasanya hanya diadakan setahun sekali.
 
Pementasan yang masih bertahan sampai sekarang adalah pertunjukan seni wayang golek untuk hiburan, bisanya diselenggarakan untuk memeriahkan acara peringatan kabupaten, hari kemerdekan Indonesia, Syukuran, hajatan, dan lainnya. Walaupun demikian, tak berarti esensi yang mengandung nilai tuntunan sudah hilang, dalam penuturan lakon setiap tokoh pewayangan nilai-nilai pembelajaran selalu ada.<ref>Sejarah Wayang Golek dari Sunda.[https://ilmuseni.com/seni-budaya/sejarah-wayang-golek] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230131102726/https://ilmuseni.com/seni-budaya/sejarah-wayang-golek|date=2023-01-31}}</ref>
 
'''Jenis-jenis Wayang Golek'''
Baris 90 ⟶ 83:
Beberapa jenis Wayang Golek yang populer:
 
1. Wayang golek gaya Sunda dengan cerita purwa
 
Wayang golek gaya Cirebon dengan cerita purwa, cepak dan menak
2. Wayang golek gaya YogyakartaCirebon dengan cerita purwa, cepak dan menak
 
Wayang golek gaya Surakarta dengan cerita menak
3. Wayang golek gaya KebumenYogyakarta dengan cerita menak
 
4. Wayang golek gaya Surakarta dengan cerita menak
 
5. Wayang golek gaya Kebumen dengan cerita menak
 
6. Wayang golek gaya CirebonTegal dengan cerita purwa, cepak dan menak
 
'''Kerumitan Pembuatan Wayang Golek'''