Paus Pius XII: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(15 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
|type = Pope
|English name = Pius XII
|honorific-prefix = [[Venerabilis]] Paus
|image = Pius XII with tabard, by Michael Pitcairn, 1951 (retouched).pngjpg
|imagesize =
|birth_name = Eugenio Maria Giuseppe Giovanni Pacelli
Baris 28:
Setelah masa perang, Pius XII membantu usaha-usaha pembangunan kembali [[Eropa]] serta menganjurkan perdamaian dan perukunan kembali, yang meliputi pemberian kebijakan-kebijakan yang lunak kepada negara-negara yang hancur akibat perang dan penyatuan Eropa. Gereja yang berkembang subur di [[Barat]] mengalami penindasan keras dan deportasi massal di [[Timur]]. Berkat penentangannya, serta keterlibatannya dalam pemilihan umum [[Italia]] tahun 1948, ia terkenal sebagai lawan [[Komunisme]] yang gigih. Ia menandatangani tiga puluh ''[[concordat]]'' dan perjanjian diplomatik.
 
Pius XII adalah salah satu dari dua paus (bersama [[Paus Pius IX]]) yang menggunakan [[infalibilitas kepausan]] ''[[ex cathedra]]'' untuk menjelaskan [[dogma]] [[Maria Diangkat ke Surga|Pengangkatan Tubuh Bunda Maria ke Surga]], seperti yang dinyatakan dalam [[konstitusi apostolik]] ''[[Munificentissimus Deus]]''. [[Magisterium]]nya meliputi hampir 1.000 pidato dan siaran [[radio]]. Ia menerbitkan empat puluh satu surat ensiklik, termasuk di antaranya ''[[Mystici Corporis Christi]]'' "Gereja sebagai Tubuh Kristus", ''[[Mediator Dei]]'' mengenai reformasi liturgi, dan ''[[Humani Generis Redemptionem]]'' mengenai sifat Gereja terhadap [[teologi]] dan [[evolusi]]. Ia menghapuskan kemayoritasan orang Italia dalam [[Kolegium para Kardinal]] melalui Konsistorium Agung-nya pada tahun 1946.
 
Pada tahun 1954, Pius XII mulai menderita sakit, yang berlanjut hingga kematiannya pada tahun 1958. Pembalseman tubuhnya ditangani secara salah, dengan efek yang terlihat jelas selama pemakaman. Ia dimakamkan di dalam gua di bawah [[Basilika Santo Petrus]], Vatikan, dan kemudian digantikan oleh [[Paus Yohanes XXIII]].
 
Dalam proses menuju penggelaran [[santo]], kasus untuk [[kanonisasi]]nya dibuka pada tanggal 18 November 1965 oleh [[Paus Paulus VI]] pada sesi akhir [[Konsili Vatikan II]]. Ia diberi gelar [[Hamba Allah]] oleh [[Paus Yohanes Paulus II]] pada tahun 1990, dan [[Paus Benediktus XII]] menyatakannya sebagai [[Venerabilis]] pada tanggal 19 Desember 2009.<ref name="Pitel">{{cite news|url=http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/europe/article6962638.ece|title=Pope John Paul II and Pope Pius XII move closer to sainthood|publisher=The Times|date=19 December 2009|accessdate=25 September 2011|location=London|first=Laura|last=Pitel}}</ref>
 
== Kehidupan awal ==
Baris 38:
[[Berkas:Eugenio1882.jpg|120px|jmpl|kiri|Eugenio berusia enam tahun pada tahun 1882]]
 
Eugenio Pacelli dilahirkan di [[Roma]] pada tanggal [[2 Maret]] [[1876]]. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang memiliki hubungan sejarah dengan Tahta Kepausan ([[Kebangsawanan Hitam]] atau dalam Bahasa Italia ''aristocrazìa nera''). Kakeknya, Marcantonio Pacelli, adalah Pembantu Sekretaris di Kementerian Keuangan Kepausan<ref>Pollard, 2005, hal. 70.</ref> yang kemudian menjadi Sekretaris Kementerian Dalam Negeri pada era kekuasaan [[Paus Pius IX]] dari tahun 1851 hingga tahun 1870. Sang kakek juga merupakan pendiri surat kabar Vatikan, ''[[L'Osservatore Romano]]'', pada tahun 1861.<ref>Marchione, 2004, hal. 1.</ref> Saudara sepupu Eugenio, [[Ernesto Pacelli]], adalah penasihat penting masalah keuangan bagi [[Paus Leo XIII]]. Ayahnya, Filippo Pacelli, adalah rektor [[Sacra Rota Romana]]; dan saudaranya, Francesco Pacelli, menjadi [[pengacara]] hukum sekuler, yang dihargai atas perannya dalam perundingan [[Perjanjian Lateran]] tahun 1929, yang mengakhiri perselisihan antara [[Tahta Suci]] dan Pemerintah Italia. Pada usia dua belas tahun, Eugenio menyatakan keinginannya untuk menjadi imam daripada menjadi seorang pengacara.
[[Berkas:Pacelliordenado.jpg|160px|jmpl|ka|Eugenio Pacelli pada tahun 1896]]
Setelah menamatkan pendidikan di sekolah dasar, Pacelli mengenyam pendidikan sekolah menengah di [[Institut Visconti]].<ref name="marchione64">Marchione, 2005, hal. 64.</ref> Pada tahun 1894, di usianya yang kedelapan belas tahun, ia masuk Seminari Almo Capranica untuk memulai pendidikan menjadi imam dan kemudian berkuliah di [[Universitas Kepausan Gregoriana]] dan Institut Appolinare di [[Universitas Kepausan Lateran]].<ref name="marchione64" /> Pada tahun 1895–1896, ia mempelajari [[filsafat]] di [[Universitas Roma La Sapienza]].<ref name="marchione64" /> Pada tahun 1899, ia menerima gelar sarjana dalam bidang [[teologi]] dan dalam bidang ''utroque iure'' (Hukum Perdata dan [[Hukum Kanon]]).<ref name="marchione64" /> Di seminari, ia memperoleh dispensasi khusus untuk tinggal di rumahnya dan tidak tinggal di pondokan seminari karena alasan kesehatan.<ref name="marchione64" />
 
== Karier di gereja ==
Baris 53:
 
=== Menjadi Uskup Agung dan Nuncio Apostolik ===
[[Paus Benediktus XV]] mengangkat Pacelli sebagai [[Nuncio Apostolik]] untuk [[Bavaria]] pada tanggal 23 April 1917, mentahbiskannya sebagai Uskup tituler Sardis, dan kemudian segera mengangkatnya menjadi [[Uskup Agung]] di [[Kapel Sistina]] pada tanggal 13 Mei 1917, pada hari yang sama [[Santa Perawan Maria]] dipercaya menampakkan diri untuk pertama kali pada tiga anak penggembala di [[Fatima]], [[Portugal]]. Setelah pentahbisannya, Eugenio Pacelli berangkat ke [[Bavaria]].
 
==== Ikhtiar perdamaian Vatikan ====
Karena tiadanya Nuncio untuk [[Prusia]] atau [[Jerman]] pada waktu itu, Pacelli menjadi Nuncio untuk seluruh Kekaisaran Jerman demi alasan kepraktisan. Setelah tiba di [[München]], ia langsung menyampaikan ikhtiar Tahta Kepausan untuk mengakhiri perang kepada Pemerintah Jerman.<ref>Emma Fatoni, ''Germania e Santa sede, Le Nunziature di Pacelli tra la Grande Guerra e la Republica de Weimar'', Societa Editrice il Mulino, Bologna, Italia, 1992, hal.45-85)</ref> Ia bertemu dengan Raja [[Ludwig III]] pada tanggal 29 Mei 1917, dan kemudian dengan [[Kaiser Wilhelm II]] dan Kanselir Bethmann-Hollweg, yang menanggapi ikhtiar tersebut dengan positif.<ref name="marchione11">Marchione, 2004, p. 11.</ref> Pacelli melihat "untuk pertama kalinya prospek nyata bagi perdamaian".<ref>Burkhart Schneider,''Pio XII. Pace, Opera della Giustizia'', Edizione Paolini, Roma, 1984, hal.16</ref> Sayangnya, Bethmann-Hollweg dipaksa untuk mengundurkan diri dan Pemerintahan Tinggi Jerman, yang mengharapkan kemenangan militer, menunda jawaban Jerman atas ikhtiar tersebut hingga tanggal 20 September 1917. Pacelli sangat kecewa dan tertekan akibat hal ini karena jawaban [[Jerman]] tersebut ternyata tidak mengikutsertakan beberapa konsesi yang mereka janjikan sebelumnya.<ref>Burkhart Schneider, Pio XII. Pace, Opera della Giustizia, Edizione Paolini, Roma, 1984, hal.17</ref> Di sisa masa perang, ia mengkonsentrasikan dirinya pada usaha-usaha kemanusiaan [[Paus Benediktus XV]].<ref>Ronald Ryschlak, Hitler the War and the Pope, Genesis Press, Columbus MS, USA, 2000, hal.6;</ref>
 
Setelah perang berakhir, pada tahun 1919, selama masa Republik Soviet Bavaria yang pendek umurnya, Pacelli merupakan salah satu dari sedikit diplomat asing yang bertahan di [[München]]. Menurut Pascalina Lehnert, yang secara pribadi ada di sana waktu itu, Pacelli dengan tenang menghadapi sebuah kelompok kecil kaum revolusioner Spartasis yang telah memasuki bangunan kedutaan besar secara paksa untuk merampas mobilnya. Pacelli menyarankan mereka untuk meninggalkan bangunan yang merupakan teritori [[Tahta Suci]], yang dibalas oleh orang-orang tersebut bahwa mereka hanya mau pergi dengan mobilnya. Pacelli yang sebelumnya telah memerintahkan pemutusan aliran ''starter'' mobilnya, mengizinkan mobil tersebut untuk diderek dan dibawa pergi, hanya setelah ia diberitahu bahwa Pemerintah Bavaria telah berjanji untuk mengembalikan mobil tersebut sesegera mungkin nantinya.<ref>Lehnert, 15-16</ref> Beberapa versi dari insiden ini dan insiden-insiden berikutnya terdengar lebih seru, namun menurut cerita para saksi di proses beatifikasinya di Vatikan, kebanyakan versi-versi lain tersebut adalah hasil imajinasi belaka.<ref>Peter Gumpel, perbincangan 9 Oktober 1994</ref> Pandangan umum mungkin juga tidak terlalu memperhatikan hubungan baiknya dengan politikus sosialis seperti Friedrich Ebert dan Philipp Scheidemann, dan negosiasi-negosiasi rahasianya yang berkepanjangan dengan [[Uni Soviet]]. "Pacelli terlalu pandai untuk menjadi terusik dengan insiden semacam itu," kata seorang duta Bavaria di Vatikan.<ref>Bayrisches Geheimes Staatsarchiv München, Bayrische Gesandtschaft beim Päpstlichen Stuhl, 1919, Faszikel 967, 139,167</ref>
Baris 89:
Pacelli menduduki jabatan sebagai [[Legatus Pontificius]] dalam [[Kongres Ekaristi Internasional]] di [[Buenos Aires]], [[Argentina]], pada tanggal 10-14 Oktober 1934, dan di [[Budapest]], [[Hungaria]], tanggal 25-30 Mei 1938.<ref>Marchione, 2002, hal. 22.</ref>
 
Beberapa ahli sejarah menganggap bahwa Pacelli, sebagai Kardinal Sekretaris Negara, menghalangi [[Paus Pius XI]] (yang hampir meninggal dunia saat itu<ref>Phayer, 2000, hal. 3.</ref>) untuk mengutuk peristiwa ''[[Kristallnacht]]'' di Jerman pada November 1938,<ref>Walter Bussmann, 1969, "Pius XII an die deutshendeutschen Bischöfe", ''Hochland'' 61, hal. 61–65</ref> ketika ia diberitahu akan peristiwa itu oleh Nuncio Berlin.<ref name="gutman1136">Gutman, Israel, Encyclopedia of the Holocaust, hal. 1136.</ref> Surat ensiklik [[Paus Pius XI]] berjudul ''[[Humani Generis Unitas]]'' ("Mengenai Persatuan Umat Manusia"), yang telah siap untuk diterbitkan pada bulan September 1938 (menurut dua penerbit surat ensiklik<ref>Passelecp, Suchecky hal.113-137</ref> tersebut dan sumber-sumber lainnya) tidak dikirimkan ke [[Vatikan]] oleh Sekretaris Jenderal [[Yesuit]] Wlodimir Ledochowski.<ref name="tablet">Hill, Roland. 1997, August 11. "[http://www.thetablet.co.uk/articles/6576/ The lost encyclical] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170630070259/http://www.thetablet.co.uk/articles/6576/ |date=2017-06-30 }}." ''The Tablet''.</ref><ref>January 28,1939, eleven days before the death of Pope Pius XI, author a disappointed Gundlach informs to author La Farge,."It cannot continue like this" The text has not been forwarded to the Vatican. He had talked to the American assistant to Father General, who promised to look into the matter in December 1938, but did not report back.Passelecp, Suchecky. hal. 121.</ref> Surat tersebut mengandung sebuah pengutukan yang terbuka dan jelas terhadap kolonialisme, rasisme, dan [[antisemitisme]], namun juga mengandung tuduhan yang keras kepada kaum [[Yahudi]] dan elemen-elemen antiyudaisme.<ref name="tablet" /><ref>[[Humani Generis Unitas]]</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.adl.org/main_Interfaith/nostra_aetate.htm?Multi_page_sections=sHeading_4 |title=Salinan arsip |access-date=2015-03-06 |archive-date=2012-10-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121030133305/http://www.adl.org/main_Interfaith/nostra_aetate.htm?Multi_page_sections=sHeading_4 |dead-url=yes }}</ref> Beberapa ahli sejarah menilai bahwa Pacelli yang mengetahui keberadaan surat ensiklik ini hanya setelah wafatnya Paus Pius XI tidak mengumumkannya secara resmi sebagai Paus,<ref>On March 16, four days after coronation, Gundlach informs LaFarge, that the documents were given to Pius XI shortly before his death, but that the new Pope had sofar no opportunity to learn about it. Passelecp, Suchecky. hal. 126.</ref> namun ia menggunakan sebagian dari surat ensiklik tersebut di dalam surat ensikliknya pada saat ia ditahbiskan sebagai Sri Paus, ''[[Summi Pontificatus]]'', yang ia sebut "Mengenai Persatuan Umat Manusia."<ref>ENCYCLICAL OF POPE PIUS XII ON THE UNITY OF HUMAN SOCIETY TO OUR VENERABLE BRETHREN: THE PATRIARCHS, PRIMATES, ARCHBISHOPS, BISHIOPS, AND OTHER ORDINARIES IN PEACE AND COMMUNION WITH THE APOSTOLIC SEE (AAS 1939).</ref>
 
Berbagai pandangannya mengenai Gereja dan masalah-masalah kebijakan selama masa tugasnya sebagai Kardinal Sekretaris Negara diterbitkan oleh [[Vatikan]] pada tahun 1939. Salah satu hal yang paling penting di antara lima puluh pidatonya adalah ulasannya mengenai masalah hubungan Gereja dan negara di [[Budapest]] tahun 1938.<ref>Eugenio Cardinal Pacelli ''Discorsi E Panegirici 1931–1938'' Tipografia Poliglotta Vaticana, 1939</ref>
Baris 127:
Sebagai paus, Pacelli tetap berhubungan dekat dengan Monsinyur Montini (yang kelak menjadi [[Paus Paulus VI]]) dan Domenico Tardini. Setelah wagatnya Maglione pada tahun 1944, Paus Pius XII membiarkan posisi tersebut kosong dan mengangkat Tardini sebagai kepala bagian urusan luar negeri dan Montini sebagai kepala bagian urusan dalam negeri.<ref>Congregation of Extraordinary Ecclesiastical Affairs and Congregation of Ordinary Affairs</ref> Tardini dan Montini terus mengabdi di jabatan mereka hingga tahun 1953 ketika Paus Pius XII memutuskan untuk mengangkat mereka menjadi kardinal—suatu kehormatan yang ditolak oleh mereka berdua.<ref>Domenico Cardinale Tardini, Pio XII, Tipografia Poliglotta Vaticana, 1960, hal.157</ref> Mereka kemudian diangkat menjadi Pro-Sekretaris, sebuah jabatan yang memberikan hak pada mereka untuk mengenakan Tanda Kehormatan Keuskupan.<ref>Guilio Nicolini, Il Cardinale Domenico Tardini, Padova, 1980, ISBN 88-7026-340-1; hal.313</ref> Tardini terus menjadi pejabat dekat Sri Paus hingga wafatnya Paus Pius XII, sementara Mantini menjadi Uskup Agung Milan setelah wafatnya Alfredo Ildefonso Schuster.
 
Paus Pius XII perlahan tetapi pasti mengurangi monopoli Pemerintah [[Italia]] terhadap [[Kuria Romawi]]. Ia mengangkat penasihat-penasihat [[Yesuit]] dari [[Jerman]] dan [[Belanda]]: Robert Leiber, Augustin Bea, dan Sebastian Tromp. Ia juga mendukung pengangkatan orang Amerika seperti Francis Spellman dari peran kecil menjadi memiliki peran yang besar di dalam Gereja.<ref>In the State Department he had actively supported “foreigners”, for example Francis Spellman, the American monsignor, whom he consecrated himself as the first American Bishop in the Vatican curia. Spellman had organized and accompanied Pacelli's American journey and arranged a meeting with President Roosevelt. Only 30 days after his coronation, on April 12 1939, Pope Pius XII named Spellman as archbishop of New York. ((For many interesting details see the authorized biography of Cardinal Spellman: Robert I. Gannon The Cardinal Spellman Story, Doubleday Company, New York, 1962</ref> Setela [[Perang Dunia II]], Paus Pius XII mengangkat lebih banyak pejabat gereja yang bukan orang Italia dibandingkan dengan paus-paus sebelum dirinya: orang Amerika seperti Joseph P. Hurley sebagai pejabat kedutaan besar Tahta Suci di [[Belgrade]], Gerald P. O'Hara sebagai ''nuncio'' bagi [[Rumania]], dan Monsinyur Aloisius Joseph Muench sebagai ''nuncio'' bagi Jerman. Untuk pertama kalinya, banyak orang-orang muda dari [[Eropa]], [[Asia]] dan [[Benua Amerika|Amerika]] "dididik dan dilatih di dalam berbagai kongregasi dan jebatanjabatan administrasi di [[Vatikan]] untuk pelayanan-pelayanan mereka nantinya di seluruh dunia".<ref>Oscar Halecki, James Murray, Jr. Pius XII, Eugenio Pacelli, Pope of Peace; hal.370</ref>
 
=== Konsistorium ===
Baris 150:
Liturgi menuntut partisipasi dari para umat. Paus Pius XII menolak secara tegas praktik-praktik devosi Katolik pribadi dan dalam hati yang semakin menyebar yang dilakukan oleh para umat selama Misa Kudus. Menurutnya, mereka memisahkan umat "dari pengorbanan di altar dan dari aliran tenaga Ilahi yang mengalir dari kepala (yakni pemimpin misa) ke anggota-anggota tubuhnya (yakni para umat)". Ibadah Katolik mempersembahkan Pengakuan Iman Katolik dan Keberadaan Harapan dan Amal kepada Tuhan.<ref>AAS, 1947, ''Mediator Dei'', 47</ref>
 
Reformasi Liturgi Paus Pius XII yang berjumlah banyak menunjukkan dua karakteristik. Pembaruan dan penemuan kembali tradisi-tradisi liturgi tua, seperti pengenalan kembali upacara Malam Paskah dan suatu suasana yang lebih tertata di dalam bangunan-bangunan gereja. Penggunaan bahasa daerah didukung oleh Paus Pius XII, suatu hal yang menjadi bahan perdebatan hangat waktu itu. Ia menambah jumlah kebaktian-kebaktianperibadatan yang tidak menggunakan Bahasa Latin, terutama di negara-negara tempat kegiatan misi Katolik sedang berkembang. Pelaksanaan Sakramen Kudus di dalam gereja juga harus selalu dilakukan di altar utama yang berada di tengah gereja.<ref>AAS, 1957, hal. 425.</ref> Gereja juga selayaknya memajang benda-benda religius dan tidak dipenuhi dengan benda-benda yang tidak penting atau bahkan dengan benda-benda yang merusak keagungan gereja.<ref>AAS, 1952, pp. 542-546</ref> Karya-karya seni suci modern harus tetap menimbulkan rasa hormat dan menggambarkan semangat masa kini. Para imam diperbolehkan memimpin upacara pernikahan tanpa Misa Kudus. Mereka juga boleh memimpin [[Sakramen Krisma]] dalam situasi-situasi tertentu yang sebelumnya hanya berhak diadakan oleh para Uskup.<ref>AAS, 1946, pp. 349-354</ref>
 
=== Reformasi hukum kanon ===
Baris 162:
 
== Teologi ==
{{main|Teologi Paus Pius XII}}
 
Paus Pius XII menjabarkan iman Katolik di dalam 41 surat ensiklik dan hampir 1000 pesan dan amanat selama masa kepemimpinannya yang lama. ''[[Mediator Dei]]'' memperjelas keanggotaan dan partisipasi di dalam Gereja, Surat ensiklik ''[[Divino Afflante Spiritu]]'' membuka pintu bagi penelitian kitab suci, namun magisterium-nya jauh lebih luas dan sulit untuk dirangkum. Dalam banyak amanatnya, ajaran Katolik memiliki hubungan dengan berbagai aspek kehidupan, pendidikan, obat-obatan, politik, perang dan perdamaian, kehidupan para orang suci, Bunda Maria Bunda Allah, serta hal-hal abadi dan masa kini. Secara teologis, Paus Pius XII memperinci keberadaan kekuasaan pengajaran Gereja. Ia juga memberikan kebebasan baru di dalam penyelidikan teologis.
 
=== Orientasi teologi ===
 
[[Berkas:Pacelli12Pope Pius XII in Throne.jpg|jmpl|ka|200px|Pius XII pada tahun 1939]]
 
==== Penelitian kitab suci ====
Baris 200:
==== Keluarga dan seksualitas ====
 
Paus Pius XII mengembangkan sebuah teologi keluarga yang mendalam, mengangkat masalah-masalah dalam peran keluarga, pembagian tugas dalam rumah tangga, pendidikan anak-anak, penyelesaian konflik, dilema-dilema keuangan rumah tangga, masalah-masalah psikologis, penyakit, perawatan generasi yang lebih tua, pengangguran, kesucian dan kebajikan pernikahan, doa bersama, diskusi religius, dan masih banyak lagi. Dalam tujuan ilahi sepenuhnya dari kehidupan berkeluarga, ia secara penuh menerima Metode Kalender sebagai sebuah bentuk bermoral dari keluarga berencana, walaupun dalam situasi-situasi yang terbatas di dalam konteks keluarga.<ref name="midwives">Dua pidato pada [[29 Oktober]] [[1951]], dan [[26 November]] 1951: ''Moral Questions Affecting Married Life'': Addresses given to the Italian Catholic Union of midwives [[29 Oktober]] 1951, dan [[26 November]] 1951 to the National Congress of the Family Front and the Association of Large Families, National Catholic Welfare Conference, Washington, DC. Text of the speeches available from [http://www.ewtn.com/library/PAPALDOC/P511029.HTM EWTN] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101206084012/http://www.ewtn.com/library/PAPALDOC/P511029.HTM |date=2010-12-06 }} or [http://www.catholicculture.org/library/view.cfm?recnum=3462 CatholicCulture.org]</ref>
 
==== Teologi dan ilmu pengetahuan ====
Baris 261:
Pada tanggal 18 September 1942, Paus Pius XII menerima surat dari Monsinyur Montini (yang nantinya menjadi [[Paus Paulus VI]]) yang mengatakan bahwa "pembunuhan massal orang-orang Yahudi telah mencapai pada proporsi dan bentuk yang sangat menakutkan".<ref name="gutman1137" /> Pada bulan yang sama, Myron Taylor, duta [[Amerika Serikat]] untuk Vatikan, memperingatkan Paus Pius XII bahwa "wibawa moral" Vatikan sedang dirusak akibat sikap diamnya terhadap kekejaman-kekejaman yang terjadi di [[Eropa]]—sebuah peringatan yang juga dikumandangkan secara bersama oleh duta-duta dari [[Inggris]], [[Brasil]], [[Uruguay]], [[Belgia]], dan [[Polandia]].<ref>Phayer, 2000, hal. 27–28.</ref> Kardinal Sekretaris Negara menjawab bahwa isu-isu mengenai genosida belum bisa dibuktikan.<ref>Israel Pocket Library, Holocaust, hal. 133; Gutman, Israel, Encyclopedia of the Holocaust, hal. 1137.</ref> Pada bulan Desember 1942, ketika Tittman bertanya kepada Kardinal Sekretaris Negara Maglione apakah Paus Pius XII akan mengeluarkan pernyataan yang sama dengan pernyataan negara-negara sekutu "Kebijaksanaan Jerman mengenai Pemusnahan Ras Yahudi", Maglione menjawab bahwa Vatikan "tidak bisa mengutuk kekejaman-kekejaman tertentu di depan umum".<ref>Hilberg, Raul, The Destruction of the European Jews, hal. 315.</ref>
 
Pada akhir tahun 1942, Paus Pius XII menyarankan para uskup [[Jerman]] dan [[HongariaHungaria]] bahwa bersuara menentang pembunuhan massal di wilayah timur akan memiliki keuntungan dari segi politik.<ref>Israel Pocket Library, Holocaust, hal. 136.</ref> Pada tanggal 7 April 1943, Monsinyur Tardini, salah satu penasihat terdekat Paus Pius XII, memberitahu Sri Paus bahwa adalah suatu hal yang menguntungkan secara politik untuk melakukan langkah-langkah membantu orang-orang [[Yahudi]] dari [[Slowakia]] setelah masa perang.<ref>Actes et documents du Saint Siège relatifs à la Seconde Guerre mondiale / éd. par Pierre Blet, Angelo Martini, Burkhart Schneider. 7 April 1943</ref>
 
Pada bulan Januari 1943, Paus Pius XII sekali lagi menolak untuk secara publik mengutuk kekejaman [[Nazi]] terhadap orang-orang Yahudi, setelah adanya permintaan dari Władysław Raczkiewicz, Presiden Pemerintahan [[Polandia]] di pembuangan, dan Uskup Konrad von Preysing dari [[Berlin]].<ref>Israel Pocket Library, Holocaust, hal. 134.</ref> Pada tanggal 26 September 1943, setelah [[Jerman]] menduduki [[Italia]] bagian utara, pejabat-pejabat Nazi memberikan waktu 36 jam bagi para pemimpin Yahudi di [[Roma]] untuk menyetorkan 50 kilogram emas (atau yang setara dengannya) kepada Nazi dengan ancaman Nazi akan menyandera 300 orang apabila hal tersebut tidak terpenuhi. Pemimpin Rabbi di Roma saat itu, Israel Zolli, menulis dalam bukunya bahwa ia diutus untuk pergi ke Vatikan untuk mencari bantuan.<ref>Eugenio Zolli. ''Before the Dawn''. Reissued in 1997 as ''Why I Became a Catholic''.</ref> [[Vatikan]] menawarkan bantuan dalam bentuk pinjaman 15 kilogram emas, namun ternyata tawaran ini tidak diperlukan lagi ketika orang-orang Yahudi menerima perpanjangan waktu.<ref>Israel Pocket Library, Holocaust, hal. 133.</ref> Tak lama kemudian, ketika deportasi dari [[Italia]] tidak bisa dihindarkan lagi, 477 orang [[Yahudi]] disembunyikan di dalam Vatikan sendiri dan 4.238 orang lainnya dilindungi di berbagai biara di [[Roma]].
Baris 267:
Pada tanggal 30 April 1943, Paus Pius XII menulis kepada Uskup von Preysing di [[Berlin]]: "Kami memberikan tugas kepada para imam yang bekerja di lapangan untuk menentukan bila dan hingga pada derajat mana bahaya tindakan balas dendam dan berbagai bentuk penindasan akan terjadi dengan pernyataan gereja … ''ad maiora mala vitanda'' (untuk menghindari hal yang lebih parah) … untuk selalu berhati-hati. Di sinilah terletak salah satu alasan mengapa kita menahan diri kita sendiri dalam amanat-amanat kita; pengalaman yang terjadi dengan adanya amanat Sri Paus pada tahun 1942 yang kami izinkan untuk disampaikan kepada semua umat, membenarkan pendapat kami sejauh yang bisa kami lihat … Tahta Suci telah melakukan segala sesuatu di dalam kemampuannya melalui bantuan-bantuan amal, keuangan dan moral, tak termasuk jumlah uang yang sangat besar yang telah kami gunakan dalam bentuk mata uang Amerika untuk biaya-biaya para imigran".<ref>Surat Pius XII pada 30 April 1943 untuk Uskup Berlin, Graf von Preysing, diterbitkan dalam "Documentation catholique" tanggal 2 Februari 1964.</ref>
 
Pada tanggal 28 Oktober 1943, Ernst von Weizsäcker, Duta Besar Jerman bagi [[Vatikan]], mengirimkan telegram ke Berlin yang berisi: "... Sri Paus masih belum terpengaruh untuk mengutuk secara resmi pendeportasian orang-orang Yahudi dari [[Roma]]. Dengan anggapan bahwa pihak Jerman tidak akan mengambil langkah-langkah yang lebih jauh lagi terhadap orang-orang Yahudi di Roma, pertanyaan mengenai hubungan kita dengan pihak Vatikan bisa dianggap selesai".<ref>Berel Lang. [http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m0411/is_4_50/ai_82469822/pg_2 "Not Enough" vs. "Plenty": Which did Pius XII do?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071215063244/http://findarticles.com/p/articles/mi_m0411/is_4_50/ai_82469822/pg_2 |date=2007-12-15 }}. ''Judaism''. Fall 2001. dan [http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/anti-semitism/piusdef.html "Jewish Virtual Library: 860,000 Lives Saved – The Truth About Pius XII and the Jews"]</ref>
 
Pada bulan Maret 1944, melalui ''nuncio'' Tahta Kepausan di [[Budapest]], Angelo Rotta mendesak Pemerintah [[Hungaria]] untuk melunakkan perlakuannya terhadap orang-orang Yahudi.<ref name="gutman1138">Gutman, Israel, Encyclopedia of the Holocaust, hal. 1138.</ref> Protes-protes ini, bersama dengan protes yang sama dari Raja [[Swedia]], [[Palang Merah Internasional]], [[Amerika Serikat]], dan [[Inggris]], mengakibatkan penghentian deportasi pada tanggal 8 Juli 1944.<ref>Gilbert, Martin, The Holocaust, hal. 701.</ref> Juga pada tahun 1944, Paus Pius XII menyerukan kepada 13 pemerintah negara-negara [[Amerika Latin]] untuk menerima "paspor darurat", walau hal ini membutuhkan intervensi dari Departemen Dalam Negeri [[Amerika Serikat]] agar negara-negara ini menerima dokumen semacam itu.<ref>Perl, William, The Holocaust Conspiracy, hal. 176.</ref>
Baris 309:
Selama masa perang, Sri Paus banyak dipuji. Contohnya, [[Majalah TIME]] memberikan penghargaan kepada Paus Pius XII dan [[Gereja Katolik]] atas "perjuangannya melawan totalitarianisme secara lebih terbuka, lebih tulus, lebih tegas, dan lebih lama dibandingkan kekuatan-kekuatan terorganisasi lainnya".<ref>Time. [[16 Agustus]] 1943.</ref> Selama masa perang ia juga dipuji lewat ulasan editorial di surat kabar [[New York Times]] atas penentangannya terhadap antisemitisime dan agresi [[Nazi]].<ref>New York Times [[25 Desember]] 1941 dan [[25 Desember]] 1942 [http://www.catholicleague.org/pius/nyt_editorials.html]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Beberapa karya tulis pada masa itu juga menggemakan suara yang sama, termasuk buku ''Pius XII: Eugenio Pacelli, Paus Perdamaian'' (1954) yang ditulis oleh sejarawan [[Polandia]] Oskar Halecki dan "Potret Pius XII" (1949) karya Nazareno Padellaro.
 
Banyak orang Yahudi yang secara terbuka berterima kasih kepada Sri Paus atas pertolongannya. Salah satu contohnya adalah [[Pinchas Lapide]], seorang teolog Yahudi dan diplomat [[Israel]] bagi Milan pada era tahun 1960-an, yang memperkirakan bahwa Paus Pius XII "sangat berperan dalam penyelamatan minimal 700.000, mungkin bisa mencapai 860.000, orang Yahudi dari kematian di tangan Nazi".<ref>Lapide, Three Popes and the Jews, 1967, dikutip di Dalin, 2005, hal. 11.</ref> Beberapa ahli sejarah mempertanyakan angka-angka yang sering disebutkan ini, yang Lapide hitung dengan cara "mengurangi semua pengakuan pertolongan yang dilakukan oleh pihak-pihak non-Katolik yang masuk akal dari jumlah total orang Yahudi Eropa yang selamat dari Holocaust.<ref>Lapide, 1967, hal. 269.</ref> Cendekiawan Katolik Kevin Madigan menilai hal ini dan pujian lainnya dari para pemimpin terkemuka Yahudi, termasuk di antaranya [[Golda Meir]], sebagai sesuatu yang kurang tulus dan hanya sebagai suatu usaha untuk memastikan pengakuan Vatikan atas Negara [[Israel]].<ref>Kevin Madigan. [http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m1058/is_9_118/ai_71949687/pg_2 Judging Pius XII, page 2] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071219195644/http://findarticles.com/p/articles/mi_m1058/is_9_118/ai_71949687/pg_2 |date=2007-12-19 }}. ''Christian Century''. [[14 Maret]] 2001.</ref>
 
Paus Pius XII juga dikritik pada masa hidupnya. Salah satu contohnya, Leon Poliakov, lima tahun setelah [[Perang Dunia II]], menulis bahwa Paus Pius XII diam-diam adalah pendukung undang-undang antisemit di Prancis Vichy, menjulukinya "kurang jujur" dibandingkan [[Paus Pius XI]], mungkin karena "kecintaannya pada Jerman", atau karena adanya harapan bahwa Hitler akan mengalahkan Rusia yang komunis.<ref>Leon Poliakov. November 1950. "The Vatican and the 'Jewish Question': The Record of the Hitler Period — and After." ''Commentary'' 10: 439–449.</ref> Uskup [[Carlos Duarte Costa]], pengkritik lama kebijaksanaan Paus Pius XII selama masa perang dan penentang kebijakan selibat bagi para imam dan diakuinya [[Misa Tridentine]], di-[[ekskomunikasi]] oleh Paus Pius XII pada tanggal 2 Juli 1945.<ref>Redmile, Robert David. 2006. ''The Apostolic Succession and the Catholic Episcopate in the Christian Episcopal''. Xulon Press. ISBN 1-60034-516-6. hal. 247.</ref>
Baris 408:
* [http://soli.inav.net/~jfischer/oct98/ronaldrychlak.html The Holy See vs. the Third Reich] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/19990507052459/http://soli.inav.net/~jfischer/oct98/ronaldrychlak.html |date=1999-05-07 }}
* [http://academics.smcvt.edu/pcouture/jewish_historian_praises_pius_xi.htm Jewish Historian Praises Pius XII]
* [http://catholiceducation.org/articles/religion/re0040.html Did Pius XII Remain Silent?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090116140400/http://catholiceducation.org/articles/religion/re0040.html |date=2009-01-16 }}
* [http://www.catholicculture.org/docs/doc_view.cfm?recnum=2830 Cornwell's Cheap Shot at Pius XII]
* [http://www.catholicleague.org/pius/piusnyt/bio.htm Pius XII and the Jews: The War Years, as reported by the New York Times] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20030228011955/http://www.catholicleague.org/pius/piusnyt/bio.htm |date=2003-02-28 }}
Baris 419:
 
=== Campuran ===
* [http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m1058/is_9_118/ai_71949687 Menilai Pius XII] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071229104146/http://findarticles.com/p/articles/mi_m1058/is_9_118/ai_71949687 |date=2007-12-29 }} dari Christian Century oleh Kevin Madigan
{{Paus
|Pendahulu = [[Paus Pius XI|Pius XI]]
Baris 433:
[[Kategori:Pemimpin politik Perang Dunia II]]
[[Kategori:Pemimpin Perang Dingin]]
[[Kategori:Diplomat TahtaTakhta Suci]]
[[Kategori:Penduduk asli Roma]]
[[Kategori:Beata]]