Al-Kamil: Perbedaan antara revisi

{{kembangkanlowercase title}}

| caption = [[FrederickFriedrich II, Kaisar Romawi Suci|Fredrick II]] (kiri) bertemu dengan al-Kamil (kanan).

| predecessor = [[Alal-Adil I]]

| successor = [[Alal-Adil II]]

| issue = [[Alal-Adil II]]

| father = [[Alal-Adil I]]

| predecessor1 = [[Asas-Shalih Isma'il]]

| successor1 = [[Alal-Adil II]]

'''Al-Malik Alal-Kamil Nasiruddin Abu al-Ma'ali Muhammad''' atau yang lebih dikenal dengan nama '''Alal-Kamil''' (Arab: {{lang-ar|الكامل) (sekitar.|translit=al-Kāmil}}, {{circa|1177}} - 6 Maret 1238) adalah penguasa Muslim sekaligus [[Sultan]] [[Dinasti Ayyubiyah|Ayyubiyah]] ke-4. Saat masa kepemimpinannya, Ayyubiyah memenangkan [[Perang Salib Kelima]]. Dia dikenal oleh tentara salib Prancis sebagai '''Meledin'''. Sebagai hasil dari [[Perang Salib Keenam]], dia menyerahkan wilayah barat [[Yerusalem]] kepada orang-orang Kristen, dan ia diketahui pernah bertemu dengan [[Santo Francis]].<ref>''Saint Francis and the Sultan: The Curious History of a Christian-Muslim Encounter'', John V. Tolan, OUP 2009 {{ISBN?}} </ref>

Al-Kamil adalah anak dari [[al-Adil I|Sultan Alal-Adil I]] ("Saphadin"), saudara [[Salahuddin al-Ayyubi|Salahuddin al-Ayyubi]] ("Saladin"). Ayah Alal-Kamil sedang mengepung [[Mardin|kota Mardin]] (di wilayahsekarang Turki modern) pada tahun 1199 ketika dia dipanggil untuk segera menghadapi ancaman keamanan di Damaskus. Al-Adil meninggalkan al-Kamil untuk memimpin pasukan di sekitar Mardin melanjutkan pengepungan.<ref>Humphreys, R. Stephen, From Saladin to the Mongols: The Ayyubids of Damascus 1193–1260, p. 112</ref> Memanfaatkan ketidakhadiran Sultan, pasukan gabungan [[Mosul]], [[Sinjar]] dan [[Jazirat bin Umar]] muncul di Mardin ketika kota itu hampir menyerah, dan menarik Alal-Kamil ke dalam pertempuran. Dia kalah telak dan mundur ke [[Mayyafariqin]].<ref>Humphreys, R. Stephen, From Saladin to the Mongols: The Ayyubids of Damascus 1193–1260, p. 114</ref> Namun perbedaan pendapat dan kelemahan di antara lawan-lawannya membuat Alal-Kamil mampu mengamankan kekuasaan Ayyubiyah di wilayah JaziraJazirah dengan merebut [[Harran]] (di wilayahsekarang Turki modern).<ref>Humphreys, R. Stephen, From Saladin to the Mongols: The Ayyubids of Damascus 1193–1260, p. 115</ref><ref>The chronicle of Ibn al-Athir for the Crusading period from al-Kamil fi'l-Tarikh, Part 3, edited by D. S. Richards Ashgate Publishing Ltd, Farnham 2008, p. 46</ref>

=== Wizurai (Raja Muda) Mesir ===

Pada tahun 1200, setelah dia memproklamirkan dirinya sebagai Sultan, Al-Adil mengundang Al-Kamil datang dari wilayah Timur untuk bergabung dengannya di Mesir sebagai raja mudawizurai (na'ib) di negara itu. Putra kedua Al-Adil, [[Al-Mu'azzam Isa]], telah diangkat menjadi pangeran [[Damaskus]] pada tahun 1198.<ref>Humphreys, R. Stephen, From Saladin to the Mongols: The Ayyubids of Damascus 1193–1260, p. 125</ref> Tampaknya Al-Adil memberi Al-Kamil wewenang yang cukup tinggi, karena ia mengawasi sebagian besar pekerjaan di [[Benteng Kairo]], mengeluarkan dekrit atas namanya sendiri, dan bahkan berhasil membujuk ayahnya untuk memecat menteri yang berkuasa, [[Ibnu Syukr]].<ref>Humphreys, R. Stephen, From Saladin to the Mongols: The Ayyubids of Damascus 1193–1260, p. 145</ref> Al-Kamil tetap menjadi raja muda sampai kematian ayahnya pada tahun 1218 ketika ia sendiri menjadi Sultan.

Ketika [[Al-Adid]] meninggal pada tanggal 31 Agustus 1218,<ref>{{Cite book|last=J. Jones, Michael O'Neal, Ralph Zerbonia|date=2005|url=https://www.encyclopedia.com/history/encyclopedias-almanacs-transcripts-and-maps/al-kamil-sultan-al-malik|title=Al-Kamil, Sultan Al-Malik|location=Farmington Hills, Michigan|publisher=Gale|isbn=978-1414404554|series=The Crusades Reference Library|access-date=13 August 2023|url-status=live}}</ref> wilayah Ayyubiyah dibagi menjadi tiga bagian, dengan Al-Kamil memerintah Mesir, saudaranya Al-Muazzam Isa memerintah di Palestina dan Transyordania, dan saudara ketiga, [[Al-Ashraf Musa]] di Suriah dan Jazirah. Secara nominal, dua lainnya mengakui supremasi Al-Kamil sebagai Sultan. Tidak seperti biasanya dalam suksesi Ayyubiyah, tidak ada perbedaan pendapat atau persaingan yang jelas antara saudara-saudara pada saat ini, sebagian karena sebelum kematian Al-Adil, Mesir telah diserang oleh [[Pasukan salib|pasukan Salib]].<ref>Humphreys, R. Stephen, From Saladin to the Mongols: The Ayyubids of Damascus 1193–1260, p. 161</ref>

Al-Kamil mengambil alih komando pasukan yang melindungi [[Dimyath|Damietta]] melawan Tentara Salib. Pada tahun 1219 ia hampir digulingkan oleh konspirasi yang dipimpin oleh Amir Imaduddin bin al-Mashtub, komandan resimen [[Kurdi Hakkari]], untuk menggantikannya dengan adiknya yang lebih muda dan lebih lentur, [[al-Faiz Ibrahim]]. Waspada terhadap konspirasi tersebut, Al-Kamil harus melarikan diri dari kamp ke tempat yang aman dan dalam kebingungan yang terjadi kemudian, Tentara Salib mampu memperketat cengkraman mereka pada Damietta. Al-Kamil mempertimbangkan untuk melarikan diri ke Yaman, yang diperintah oleh putranya [[al-Mas'ud Yusuf]], tetapi kedatangan saudaranya Al-Muazzam dari Suriah dengan bala bantuan membuat konspirasi tersebut segera berakhir.<ref>Humphreys, R. Stephen, From Saladin to the Mongols: The Ayyubids of Damascus 1193–1260, p. 163</ref>

Al-Kamil mengajukan banyak tawaran perdamaian kepada Tentara Salib, namun semuanya ditolak karena pengaruh [[utusan kepausan]] Pelagius. Dia menawarkan untuk mengembalikan [[Yerusalem]] dan membangun kembali temboknya (yang telah dirobohkan saudaranya pada awal tahun), dan mengembalikan [[Salib Sejati]] (yang mungkin tidak dia miliki). Ia bahkan pernah bertemu dengan [[Fransiskus dari Assisi]] yang ikut serta dalam perang salib.<ref name=":0">{{Citation|last=Galletti|first=Mirella|title=Traces of the Kurds and Kurdistan in Italy and Rome|date=2018-01-18|url=http://books.openedition.org/ifeagd/2215|work=Joyce Blau l'éternelle chez les Kurdes|pages=63–79|editor-last=Bozarslan|editor-first=Hamit|series=Bibliothèque (électronique) de l'IFEA|place=[[Istanbul]]|publisher=Institut français d'études anatoliennes|isbn=978-2-36245-068-6|access-date=2021-05-27|editor2-last=Scalbert-Yücel|editor2-first=Clémence|editor-link=Hamit}}</ref> Pertemuan mereka menjadi subjek pelukis seperti [[Giotto]], [[Taddeo di Bartolo]] dan [[Taddeo Gaddi]].<ref name=":0" />

Karena kelaparan dan penyakit setelah [[Sungai Nil]] kering, al-Kamil tidak dapat mempertahankan Damietta dan kota itu direbut pada November 1219.<ref name=":1">Riley-Smith, Jonathan (ed.), The Atlas of the Crusades,Times Books 1990, p. 94</ref> Sultan mundur ke [[al-Mansourah]], sebuah benteng di hulu Sungai Nil. Setelah itu hanya ada sedikit tindakan sampai tahun 1221, ketika al-Kamil kembali menawarkan perdamaian, mengusulkan untuk menyerahkan seluruh wilayah [[Kerajaan Yerusalem]], kecuali Transyordania, sebagai imbalan bagi Tentara Salib untuk mengevakuasi Mesir <ref name=":1" /> tetapi sekali lagi ditolak. Tentara Salib berbaris menuju Kairo, tapi al-Kamil membuka bendungan dan membiarkan Sungai Nil meluap, dan akhirnya Tentara Salib menerima perdamaian selama delapan tahun. Dia merebut kembali Damietta pada bulan September.

Pada tahun-tahun berikutnya terjadi perebutan kekuasaan dengan saudaranya al-Mu'azzam, dan al-Kamil bersedia menerima perdamaian dengan kaisar dan Raja Sisilia [[Friedrich II, Kaisar Romawi Suci|Frederick II]], yang merencanakan [[Perang Salib Keenam]]. Al-Mu'azzam meninggal pada tahun 1227, menghilangkan kebutuhan akan perdamaian, namun Frederick telah tiba di Palestina. Setelah kematian al-Mu'azzam, al-Kamil dan saudaranya yang lain al-Ashraf merundingkan sebuah perjanjian, memberikan seluruh Palestina (termasuk Transyordania) kepada al-Kamil dan Suriah kepada al-Ashraf. Pada bulan Februari 1229 al-Kamil merundingkan Perjanjian Jaffa, perdamaian sepuluh tahun dengan Frederick II dan mengembalikan Yerusalem dan situs suci lainnya ke [[kerajaan Tentara Salib]].<ref>The New Cambridge Medieval History: Volume 5, c. 1198–c. 1300 edited by David Abulafia, CUP 1999 p. 576</ref>

Perjanjian 1229 merupakan perjanjian terunik dalam sejarah Perang Salib. Melalui diplomasi saja dan tanpa konfrontasi militer besar-besaran, Yerusalem, [[Betlehem]], dan koridor yang mengarah ke laut diserahkan kepada kerajaan Yerusalem. Pengecualian dibuat untuk [[area Kuil]], [[Kubah Shakhrah|Kubah Batu]], dan [[Masjidilaqsa|Masjidil Aqsa]], yang dipertahankan oleh umat Islam. Selain itu, semua penduduk Muslim di kota tersebut akan mempertahankan rumah dan properti mereka. Mereka juga akan memiliki pejabat kota sendiri untuk menjalankan sistem peradilan terpisah dan menjaga kepentingan agama mereka. Tembok Yerusalem, yang telah hancur, dibangun kembali, dan perdamaian berlangsung selama 10 tahun.<ref>{{Cite web|title=Crusades|url=http://www.britannica.com/eb/article-235539/Crusades|publisher=Britannica Online Encyclopedia|access-date=2012-09-25}}</ref>

Usai berunding dengan Frederick, al-Kamil mengalihkan perhatiannya ke Damaskus. Dia mengirim al-Ashraf untuk memulai operasi mengepung kota itu. Dia tiba untuk melakukan [[pengepungan Damaskus]] pada 6 Mei. Setelah hampir dua bulan pertempuran sengit, kota itu menyerah pada tanggal 25 Juni. Itu diberikan kepada al-Ashraf, sedangkan putra al-Muazzam, an-Nasir Dawud, harus menetap di Transyordania.<ref>Humphreys (1977), 201–206.</ref>

Al-Kamil mencontohkan [[hukum perang]] Islam. Misalnya, setelah al-Kamil mengalahkan Perang Salib Kelima, [[Oliver dari Paderborn]] memuji dan berkomentar tentangmengomentari bagaimana al-Kamil memasok makanan kepada tentara salib PrancisFrank yang kalah:<ref name=Weeramantry>{{citation|title=Justice Without Frontiers|first=Christopher G.|last=Judge Weeramantry|year=1997|publisher=[[Brill Publishers]]|isbn=90-411-0241-8|page=136}}</ref>

{{Kutipan|Siapa yang dapat meragukan bahwa kebaikan, persahabatan, dan kasih sayang seperti itu berasal dari Tuhan? Orang-orang yang orangtuanya, putra-putrinya, saudara laki-laki dan perempuannya, telah meninggal dalam penderitaan di tangan kami, yang tanahnya kami ambil, yang kami usir dalam keadaan telanjang dari rumah mereka, menghidupkan kami kembali kami dengan makanan mereka sendiri ketika kami sekarat karena kelaparan dan menghujani kami dengan kebaikan., bahkan ketika kita berada dalam kekuasaan mereka.|author=Oliverus Scholasticus<ref>{{citation|title=Justice Without Frontiers|first=Christopher G.|last=Judge Weeramantry|year=1997|publisher=[[Brill Publishers]]|isbn=90-411-0241-8|pages=136–137}}</ref>}}

[[Kategori:Sultan Ayyubiyah dari Mesir]]

[[Kategori:Muslim pada perangPerang salibSalib kelimaKelima]]

[[Kategori:Muslim pada perangPerang salibSalib keenamKeenam]]