Benito Mussolini: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
mengubah "menciptakan" ke "mendirikan"
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Mengembalikan suntingan oleh Agus Damanik (bicara) ke revisi terakhir oleh DayakSibiriak
Tag: Pengembalian
 
(12 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 128:
Mussolini pada awalnya merupakan seorang politikus [[Sosialisme|sosialis]] dan wartawan koran berjudul [[Avanti! (koran)|Avanti!]]. Pada tahun 1912, ia menjadi anggota Direktorat Nasional [[Partai Sosialis Italia]] (PSI),<ref>{{Cite book|author=Anthony James Gregor|year=1979|title=Young Mussolini and the Intellectual Origins of Fascism|url=https://archive.org/details/youngmussoliniin0000greg|publisher=University of California Press|isbn=978-0520037991}}</ref> tetapi ia dikeluarkan dari partai karena menyokong intervensi militer dalam Perang Dunia I, yang berlawanan dengan sikap partai yang netral. Pada tahun 1914, Mussolini mendirikan sebuah terbitan baru, ''[[Il Popolo d'Italia]]'', dan sempat menjadi tentara dalam [[Tentara Kerajaan Italia]] pada masa perang, hingga ia mengalami cedera dan dilepaskan pada tahun 1917. Setelah itu, Mussolini mencela PSI dan pemikirannya kini berpusat pada [[nasionalisme Italia]], bukan lagi [[sosialisme]]. Ia kemudian menciptakan gerakan fasis yang justru menentang [[egalitarianisme]]<ref name="Simonetta Falasca-Zamponi 1997 45">{{cite book|author=Simonetta Falasca-Zamponi|year=1997|url=https://books.google.com/books?id=_vcFQTOsRXgC&pg=PA45|title=Fascist Spectacle: The Aesthetics of Power in Mussolini's Italy|publisher=University of California Press|isbn=978-0520926158|page=45|access-date=11 Juni 2017|archive-url=https://web.archive.org/web/20200423103648/https://books.google.com/books?id=_vcFQTOsRXgC&pg=PA45|archive-date=23 April 2020|url-status=live}}</ref> dan [[konflik kelas]], malah sebaliknya: mendukung "[[nasionalisme revolusioner]]" yang [[Kolaborasi kelas|mentransendensi garis kelas]].{{sfn|Gregor|1979|p=191}} Pada 31 Oktober 1922, setelah [[Pawai ke Roma]] (28–30 Oktober), Mussolini diangkat sebagai Perdana Menteri oleh Raja [[Vittorio Emanuele III]]. Sampai saat itu, ia adalah orang termuda yang memegang jabatan tersebut. Setelah menghilangkan semua perlawanan politis melalui polisi rahasia serta pelarangan mogok kerja,{{sfn|Gregor|1979|p=191}} Mussolini dan pengikutnya kemudian menyatukan kekuasaan melalui pencanangan sejumlah hukum yang mengubah bangsa Italia menjadi [[kediktatoran satu partai]]. Dalam waktu lima tahun, Mussolini berhasil mendirikan otoritas kediktatoran baik dengan cara legal maupun ilegal. Setelah itu, ia berniat menciptakan sebuah negara [[Totaliterisme|totaliter]]. Pada tahun 1929, Mussolini menandatangani [[Perjanjian Lateran]] dengan [[Takhta Suci]], menciptakan [[Kota Vatikan]].
 
Kebijakan luar negeri Mussolini berpusat pada upaya pengembalian keagungan [[Imperium Romawi]] kuno, dengan cara memperbanyak koloni Italia serta memperluas zona pengaruh fasis. Pada tahun 1920an, ia memerintahkan [[Pasifikasi Libya]], pengeboman [[Kerkira]] akibat [[Insiden Kerkira|sebuah insiden dengan Yunani]], pendirian [[Perjanjian Tirana Pertama dan Kedua|protektorat di Albania]], serta memasukkan kota [[Fiume]] ke dalam negara Italia melalui sebuah perjanjian dengan Yugoslavia. Pada tahun 1936, [[Etiopia]] berhasil ditaklukkan setelah kalah dalam [[Perang Italia-Etiopia Kedua|Perang Italia–EtiopiaItalia-Ethiopia Kedua]]. Daerah tersebut kemudian disatukan ke dalam [[Afrika Timur Italia]] dengan [[Eritrea]] dan [[Somalia]]. Pada tahun 1939, tentara Italia [[Invasi Italia ke Albania|menganeksasi Albania]]. Antara tahun 1936 dan 1939, Mussolini memerintahkan [[intervensi militer Italia di Spanyol]], yang akhirnya sukses, menempatkan [[Francisco Franco]] di tampuk kepemimpinan pada masa [[Perang Sipil Spanyol]]. Italia di bawah Mussolini pada awalnya mencoba mencegah perang dunia kedua dengan mengirim tentara ke [[jalur gunung Brenner]] untuk memperlambat [[Anschluss]]. Negara ini juga terlibat dalam [[Front Stresa]], [[Laporan Lytton]], [[Perjanjian Lausanne]], [[Pakta Empat Kekuatan]], dan [[Persetujuan München]]. Akan tetapi, Italia kemudian menjauhkan diri dari [[Britania Raya|Britania]] dan [[Prancis]], dan bersikap lebih dekat dengan [[Jerman Nazi|Jerman]] dan [[Jepang]]. Jerman [[Penyerbuan Polandia|menginvasi Polandia]] pada 1 September 1939, yang menimbulkan deklarasi perang oleh [[Perancis|Prancis]] dan [[Britania Raya]], dengan demikian memulai [[Perang Dunia II]].
 
Pada 10 Juni 1940, Mussolini memutuskan untuk masuk dalam perang dari sisi [[Blok Poros|Poros]]. Meskipun pada awalnya ia sukses, kegagalan Poros dalam berbagai front dan [[Invasi Sekutu ke Sisilia|invasi Sekutu di Sisilia]] menyebabkan Mussolini kehilangan dukungan masyarakat dan anggota Partai Fasis. Sebagai hasilnya, pada dini hari 25 Juli 1943, [[Dewan Agung Fasisme]] mencanangkan mosi tidak percaya pada Mussolini. Di hari yang sama, Raja [[Vittorio Emanuele III]] memecatnya dari jabatan kepala pemerintahan, menahannya, lalu menggantikannya dengan [[Pietro Badoglio]]. Setelah raja setuju melakukan gencatan senjata dengan Sekutu, pada 12 September 1943, Mussolini diselamatkan dari penjara dalam [[serangan Gran Sasso]] oleh para [[Fallschirmjäger|parasutis Jerman]] dan [[komando]] ''[[Waffen-SS]]'' yang dipimpin oleh Mayor [[Otto-Harald Mors]]. Setelah bertemu dengan mantan diktator yang diturunkan itu, [[Adolf Hitler]] menempatkan Mussolini sebagai pimpinan rezim boneka di utara Italia bernama [[Republik Sosial Italia]] ({{Lang-it|Repubblica Sociale Italiana}}, RSI),{{sfn|Moseley|2004|p=}} yang secara tidak resmi dikenal sebagai Republik Salo. Sebagai akibatnya, [[Perang Sipil Italia|perang sipil]] meletus. Pada akhir bulan April 1945, sebelum akhirnya kalah secara total, Mussolini dan simpanannya [[Clara Petacci]] mencoba kabur ke Swiss, tetapi keduanya tertangkap oleh [[Gerakan pemberontakan Italia|partisan]] komunis Italia dan [[Kematian Benito Mussolini|langsung dieksekusi]] di hadapan regu tembak pada 28 April 1945 di dekat [[Danau Como]]. Jenazah Mussolini dan simpanannya kemudian dibawa pergi ke [[Milan]], dan di sana kedua jenazah itu digantung terbalik di sebuah [[stasiun pengisian bahan bakar]] agar semua orang bisa melihat bahwa mereka sudah mati.{{sfn|Moseley|2004|p=}}
Baris 136:
Mussolini lahir pada 29 Juli 1883 di [[Dovia di Predappio]],<ref>{{Cite web|last=Setiadi|first=Arif Fajar/|date=29 Juli 2022|title=Sejarah Hari Ini: 29 Juli 1883, Lahirnya Pemimpin Italia Mussolini|url=https://www.solopos.com/sejarah-hari-ini-29-juli-1883-lahirnya-pemimpin-italia-mussolini-1379264|website=Solopos|language=id|access-date=18 Desember 2022}}</ref> sebuah kota kecil di provinsi [[Forlì|Forli]] di [[Romagna]]. Di masa depan, pada era fasis, Predappio disebut sebagai "kota kecil ''Duce''", sementara Forli disebut sebagai "kota besar ''Duce''". Orang-orang mengunjungi kedua kota itu untuk melihat tempat lahir Mussolini.
 
Ayah Benito, [[Alessandro Mussolini]], adalah seorang pengrajin besi dan penganut sosialisme;<ref name="Mediterranean32">{{cite book|year=1970|title=Mediterranean Fascism 1919–1945|publisher=Harper Rowe|editor=Charles F. Delzel|page=3}}</ref> sementara ibunya, [[Rosa Maltoni|Rosa]] (nama belakang lahir Maltoni), adalah seorang guru sekolah Katolik taat.<ref name="DBI">{{cite encyclopedia|first=Emilio|last=Gentile|url=https://www.treccani.it/enciclopedia/benito-mussolini_%28Dizionario-Biografico%29/|title=Mussolini, Benito|encyclopedia=Dizionario Biografico degli Italiani|publisher=Istituto dell'Enciclopedia Italiana|volume=77|year=2012|language=it}}</ref> Alessandro menamakan Benito dari presiden [[Meksiko]] liberal [[Benito Juárez]], sementara nama tengahnya, Andrea dan Amilcare, adalahdiambil dari keduadua tokoh sosialis Italia, Andrea Costa dan [[Amilcare Cipriani]].<ref name="Living History 22">{{cite book|last1=Collins|first1=M. E.|last2=Henry|first2=Gráinne|last3=Tonge|first3=Stephen|date=2004|title=Living history 2: A Complete Course for Junior Certificate|location=Dublin|publisher=Educational Company of Ireland|isbn=978-1-84536-028-3|edition=New|chapter=Chapter 2}}</ref> Sebagai ganti atas penamaan ini yang dilakukan oleh ayahnya, sang ibu diperbolehkan membaptis Benito ketika ia masih bayi.<ref name="DBI" /> Benito adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ia memiliki dua orang adik, Arnaldo dan Edvige.<ref>{{Cite web|date=8 Januari 2008|title=Alessandro Mussolini 1854|url=http://geneall.net/it/name/283037/alessandro-mussolini/|publisher=GeneAll.net|archive-url=https://web.archive.org/web/20191104132943/https://geneall.net/it/name/283037/alessandro-mussolini/|archive-date=4 November 2019|access-date=10 Agustus 2014|url-status=live}}</ref>
 
Pada masa mudanya, Benito kadang-kadang membantu ayahnya bekerja sebagai pengrajin besi.<ref>{{cite book|last=De Felice|first=Renzo|year=1965|title=Mussolini. Il Rivoluzionario|location=Torino|publisher=Einaudi|edition=1|page=11|language=it}}</ref> Pandangan politik awal Mussolini sangat terpengaruh oleh ayahnya, yang sangat mengagumi tokoh-tokoh nasionalis Italia abad ke-19 dengan kecenderungan humanis seperti [[Carlo Pisacane]], [[Giuseppe Mazzini]], dan [[Giuseppe Garibaldi]].{{sfn|Gregor|1979|p=29}} Ayahnya memiliki sudut pandang politik yang menggabungkan pemikiran tokoh anarkis seperti [[Carlo Cafiero]] dan [[Mikhail Bakunin]], [[otoritarianisme]] militer Garibaldi, dengan nasionalisme Mazzini. Pada tahun 1902, dalam perayaan ulang tahun wafatnya Garibaldi, Mussolini berpidato memuji nasionalis [[Republikanisme|republikan]] itu.{{sfn|Gregor|1979|p=31}}
Baris 153:
 
=== Wartawan politik, intelektual, dan sosialis ===
Pada bulan Februari 1909,<ref>Georg Scheuer: ''Mussolinis langer Schatten. Marsch auf Rom im Nadelstreif.'' Köln 1996, S. 21.</ref> Mussolini kembali meninggalkan Italia, kini untuk menerima pekerjaan sebagai sekretaris partai buruh di kota berbahasa Italia bernama [[Trento]], yang pada waktu itu masih bagian dari [[Austria-HongariaHungaria]] (sekarang sudah terletak di dalam Italia). Ia juga bekerja di kantor Partai Sosialis terdekat, membantu penyuntingan koran partai berjudul ''L'Avvenire del Lavatore'' (''Masa Depan Buruh''). Setelah kembali ke Italia, ia sempat menghabiskan waktu di Milan, dan pada tahun 1910 ia kembali ke rumahnya di Forli, tempat ia menyunting terbitan mingguan berjudul ''Lotta di classe'' (''Perjuangan Kelas'').
 
Mussolini menganggap dirinya seorang intelektual. Pada masanya, ia memang dianggap rajin membaca. Pemikir-pemikir favoritnya dalam filsafat Eropa adalah antara lain Sorel, futuris Italia bernama [[Filippo Tommaso Marinetti]], sosialis Prancis bernama [[Gustave Hervé]], anarkis Italia [[Errico Malatesta]], serta filsuf Jerman [[Friedrich Engels]] dan [[Karl Marx]], para pendiri [[Marxisme]].<ref>Denis Mack Smith, ''Mussolini; A biography'' (1982) pp. 9–13</ref><ref>R.J.B. Bosworth, ''Mussolini'' (2002) pp. 55–68</ref> Mussolini mengajarkan dirinya sendiri bahasa Prancis dan Jerman dan ia menerjemahkan potongan-potongan tulisan dari [[Friedrich Nietzsche|Nietzsche]], [[Arthur Schopenhauer|Schopenhauer]] dan [[Kant]].
Baris 171:
Saat Perang Dunia I mulai meletus, dua partai sosialis,yaitu [[Partai Demokrat Sosial Jerman]] dan [[Partai Sosialis (Prancis)|Partai Sosialis]] dari Prancis mengumumkan dukungannya terhadap perang yang terjadi pada tanggal 4 Agustus 1914.<ref>{{Cite web|last=Sewell|first=Rob|date=4 Agustus 2014|title=4th August 1914: The Great Betrayal and Collapse of the Second International|url=https://www.marxist.com/4th-august-1914-the-great-betrayal-and-collapse-of-the-second-international.htm|website=In Defence of Marxism|language=en-gb|access-date=28 Mei 2022}}</ref> Waktu itu, para sosialis dari Austria, Britania, Prancis, dan Jerman yang sedang mengalami peningkatan [[nasionalisme]] menyokong keterlibatan negara mereka masing-masing dalam perang.{{sfn|Tucker|2005|p=884}} Meletusnya perang pun juga menyebabkan [[nasionalisme Italia]] meningkat tajam. Salah satu tokoh nasionalis Italia yang paling terkenal dan populer adalah Gabriele d'Annunzio, seorang pendukung perang yang menyokong konsep [[iredentisme Italia]] dan membantu merubah pandangan masyarakat Italia terhadap keterlibatan Italia dalam perang.{{sfn|Tucker|2005|p=335}}Dukungan ini juga diperkuat oleh [[Partai Liberal Italia]] di bawah kepemimpinan [[Paolo Boselli]] yang menyokong keterlibatan perang di pihak [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia I|Sekutu]] dan melalui [[Societa Dante Alighieri]] untuk menyebarluaskan nasionalisme Italia.{{sfn|Tucker|2005|p=219}}{{sfn|Tucker|2005|p=826}}Meskipun, kaum sosialis Italia masih memiliki suara yang berbeda terhadap dukungan mereka terhadap perang.{{sfn|Tucker|2005|p=209}} Sebelum Mussolini mengambil bagian dalam Perang Dunia I, sejumlah [[Sindikalisme|sindikalis]] revolusioner sudah menyatakan dukungannya terhadap perang, seperti [[Alceste de Ambris]], [[Filippo Corridoni]], [[Massimo Rocca]] dan [[Angelo Oliviero Olivetti]].{{sfn|Gregor|1979|p=176}} Pada akhirnya, [[Partai Sosialis Italia]] mulai memutuskan untuk menentang perang setelah peristiwa pembunuhan demonstran antimiliter yang menyebabkan terjadinya peristiwa [[Pekan Merah]].{{sfn|Tucker|2005|p=596}}
 
Pada awalnya, Mussolini mendukung keputusan partai untuk menolak perang. Dukungan ini ditunjukkannya dalam sebuah artikel yang ditulis pada bulan Agustus 1914. Mussolini menulis "Hentikan perang. Kami akan tetap netral." Akan tetapi, pandanganya berubah karena dia mulai memandang perang sebagai sebuah kesempatan, baik bagi dirinya sendiri, maupun bagi para sosialis dan orang Italia. Pandangan ini sangat terpengaruh dengan sentimen-sentimen [[Sentimen anti-Austria|anti-Austria]] yang dimiliki nasionalis di Italia sekaligus kepercayaanya bahwa perang dapat membantu [[Bangsa Italia]] di [[Austria-HongariaHungaria]] terbebas dari kuasa monarki [[Wangsa Habsburg|Habsburg]]. Pada akhirnya, ia memutuskan mendukung perang dan mengatakan bahwa ada kepentingan kaum sosialis untuk menurunkan kedua monarki [[Wangsa Hohenzollern|Hohenzollern]] dan [[Wangsa Habsburg|Habsburg]] di Jerman dan Austria-HongariaHungaria yang menurutnya selalu menekan sosialisme.<ref>{{Cite book|last=Ludwig|first=Emil|date=1969|url=http://archive.org/details/nineetchedfromli0000ludw|title=Nine etched from life; Nansen, Masaryk, Briand, Rathenau, Motta, Lloyd George, Venizelos, Mussolini, Stalin|location=Freeport, N.Y|publisher=Books for Libraries Press|isbn=978-0-8369-1225-8|pages=321|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:Italian Arditi.jpg|al=1918 group photo of Arditi corps showing daggers and black uniforms|kiri|jmpl|Foto para anggota korps Italia bernama [[Arditi]] pada tahun 1918. Mereka memegang belati sebagai simbol kelompok mereka. Seragam hitam milik Arditi dan topi [[Fez (topi)|fez]] diadaptasi oleh Mussolini dalam pendirian gerakan fasis miliknya.]]
Mussolini kemudian mempertegas posisinya dengan mencela [[Blok Sentral]]. Ia mengatakan bahwa blok tersebut berisi para kekuasaan yang bersifat [[reaksioner]] karena banyak membuat rencana [[Imperialisme|imperialis]] terhadap Belgia dan Serbia, dan dalam sejarahnya, terhadap Denmark, Prancis, dan pada akhirnya akan menyerang orang Italia karena ada ratusan ribu orang Italia yang berada di bawah monarki Habsburg. Ia berargumen bahwa kejatuhan monarki-monarki Habsburg bersama dengan represi terhadap Turki yang dinilai "reaksioner", dapat menciptakan situasi yang lebih ideal bagi kelas pekerja. IMeskipun ia mendukung [[Entente Tiga|Entente]], namun dia tetap merespons sifat konservatif [[Kekaisaran Rusia]] dengan mengatakan bahwa mobilisasi yang dibutuhkan untuk perang akan melemahkan [[otoritarianisme]] reaksioner milik Rusia dan perang akan menimbulkan [[revolusi sosial]] di Rusia. Ia juga mengatakan, bahwa bagi Italia, perang akan menyelesaikan proses [[Penyatuan Italia]] dengan cara menyatukan orang Italia di Austria-HongariaHungaria ke dalam Italia, serta memudahkan rakyat biasa Italia untuk berpartisipasi sebagai warga negara Italia dalam perang yang akan menjadi perang nasional pertama Italia. Dengan kata lain, ia mengklaim bahwa perubahan-perubahan sosial besar yang akan diberikan oleh perang membuat Perang Dunia Iharus didukung karena telah menjadi sebuah perang revolusi untuk Italia.{{sfn|Gregor|1979|p=189}}
 
Seiring dengan semakin kokohnya posisi Mussolini tentang perang, ia juga semakin sering berselisih dengan kaum sosialis yang menolak perang. Ia menyerang para oposisi perang dan mengklaim bahwa para [[proletariat]] pendukung [[pasifisme]] mengambi langkah yang salah terhadap dengan proletariat pendukung [[Vanguardisme]] yang sedang mempersiapkan Italia masuk dalam perang revolusi. Ia mulai mengkritik Partai Sosialis Italia dan sosialisme itu sendiri, yang menurutnya telah gagal mengenali masalah-masalah nasional yang menjadi penyebab meletusnya perang.{{sfn|Gregor|1979|p=191}} Atas sikapnya inilah, ia dikeluarkan dari partai.
Baris 179:
Potongan tulisan di bawah ini adalah potongan laporan polisi yang dibuat oleh Inspektur Jenderal Keamanan Umum di Milan, G. Gasti, yang menggambarkan latar belakang dan posisi Mussolini terhadap perang dunia I yang berujung pada pemecatannya dari Partai Sosialis Italia. Sang Inspektur Jenderal menulis bahwa:
 
{{bquote|Profesor Benito Mussolini, ... 38, seorang sosialis revolusioner, memiliki rekaman kejahatan di polisi; kualifikasi sebagai guru sekolah dasar untuk mengajar di sekolah menengah; mantan sekretaris pertama dewan perwakilan di [[Cesena]], [[Forli]], dan [[Ravenna]]; setelah 1912, penyunting koran "Avanti!" yang dia terlihat kasar dan dikenal keras kepala. Pada bulan Oktober 1914, ia berselisih dengan direktorat partai Sosialis Italia karena ia mengadvokasikan posisi netralitas aktif sebagai bagian dari Italia dalam Perang Bangsa-bangsa, melawan sikap partai yang memilih absolut netra. Tanggal 12 bulan itu, ia menyatakan keluar dari direktorat ''Avanti!'' Kemudian pada tanggal 15 November 1915, ia mendirikan koran ''Il Popolo d'Italia'', yang dia sokong —  yang sifatnya sangat kontras dengan ''Avanti!'' dan di tengah polemik pahit terhadap koran itu dan para pendukung utamanya —  yang berisi pendapat bahwa Italia harus terlibat dalam perang melawan militerisme Imperium-imperium Pusat. Untuk alasan ini, ia dianggap tidak cocok secara moral dan politik, dan partai kemudian memutuskan untuk memecatnya ... Kemudian ia ... sangat aktif mengampanyekan keterlibatan Italia dalam perang, yaitu dengan berpartisipasi dalam berbagai unjuk rasa di piazza dan menulis artikel-artikel kasar di koran Popolo d'Italia ...{{Sfn|Delzell|1971|p=4}}}}
 
Dalam ringkasannya, sang Inspektur juga mencatat:
 
{{bquote|Ia adalah penyunting ''Avanti!'' yang ideal bagi para Sosialis. Dalam bidang pekerjaannya, ia amat dihormati dan dicintai. Beberapa mantan kamerad dan pengagumnya masih mengakui bahwa tidak ada orang lain yang lebih memahami cara menginterprestasikan jiwa proletariat dan tidak ada orang yang memandang pengkhianatannya dengan senang hati. Kemampuannya ini tidak didasarkan pada egoisme atau uang. Ia benar-benar seorang advokat yang tulus dan bersemangat, awalnya netral yang waspada dan penuh pertahanan, kemudian saat perang. Ia tidak percaya bahwa ia sedang berkompromi dengan kejujuran pribadil dan politiknya kalau ia harus menggunakan segala cara —  tidak peduli cara seperti apa pun atau dari mana pun ia dapatkan cara itu — untuk mendanai korannya, programnya, dan aksinya. Ini adalah sikapnya. Sulit mengatakan sejauh apa kepercayaan sosialisnya (yang tidak pernah ia sangkal secara terbuka atau tertutup) telah dikorbankan demi mendapatkan kesepakatan-kesepakatan finansial penting yang tidak bisa dilepaskan kalau ia ingin meraih hasil perjuangannya ... Tetapi kalau diasumsikan bahwa pengorbanan itu terjadi ... Ia tetap selalu ingin menampilkan dirinya sebagai seorang sosialis, dan ia membohongi dirinya sendiri dengan berpikir ia masih seorang sosialis.{{Sfn|Delzell|1971|p=6}}}}
 
=== Awal mula Fasisme dan jasa dalam Perang Dunia I ===
Baris 191:
Pada 5 Desember 1914, Mussolini mencela [[Marxisme ortodoks|sosialisme ortodoks]] karena gagal menyadari bahwa perang telah membuat identitas dan kesetiaan nasional lebih penting daripada perbedaan kelas.{{sfn|Gregor|1979|p=191}} Ia menggambarkan perubahan sikapnya dalam sebuah pidato yang mengakui negara sebagai sebuah entitas. Sebelum perang, ia menolak ide ini. Ia berkata:
 
{{bquote|Negara belum hilang. Dulu kita berpikir bahwa konsep ini benar-benar tidak ada maknanya. Kini, kita tahu bahwa negara muncul sebagai realitas jelas di depan mata kita! ... Kelas tidak dapat menghancurkan negara. Kelas menampilkan dirinya sendiri sebagai sekumpulan kepentingan —  tetapi negara adalah sentimen sejarah, tradisi, bahasa, budaya, dan ras. Kelas dapat menjadi bagian penting negara, tetapi tidak sebaliknya.{{sfn|Gregor|1979|pp=191–92}}<br />Perjuangan kelas adalah rumusan yang gagal, tidak efektif dan tidak menghasilkan apa-apa dalam sebuah masyarakat yang belum terintegrasi ke dalam batasan-batasan linguistik dan rasialnya — dalam sebuah masyarakat yang belum menyelesaikan masalah nasional secara tegas. Dalam masyarakat seperti itu, pergerakan kelas akan amat terbatasi oleh iklim sejarah yang tidak kondusif.{{sfn|Gregor|1979|p=192}}}}
 
Mussolini terus menggaungkan pendapatnya tentang kebutuhan sebuah elit yang berada di garda depan revolusioner untuk memimpin masyarakat. Ia tidak lagi mendukung garda depan proletar karena kini ia lebih mendukung sebuah garda depan yang dipimpin oleh orang-orang dinamis dan revolusioner dari kelas sosial apa pun.{{sfn|Gregor|1979|p=192}} Meski ia tidak mendukung sosialisme ortodoks maupun perjuangan kelas, ia tetap mengatakan bahwa dirinya adalah seorang sosialis nasionalis dan seorang pendukung warisan tokoh-tokoh sosialis nasionalis dalam sejarah Italia, seperti [[Giuseppe Garibaldi]], [[Giuseppe Mazzini]], dan [[Carlo Pisacane]]. Terkait Partai Sosialis Italia itu sendiri dan dukungannya terhadap sosialisme ortodoks, ia mengklaim bahwa kegagalannya sebagai seorang anggota partai untuk meremajakan dan mengubah partai tersebut untuk menyadari realitas kontemporer yang menunjukkan keputusasaan dari sosialisme ortodoks yang dia anggap kuno dan gagal.{{sfn|Gregor|1979|p=193}} Persepsi ini, bahwa sosialisme ortodoks sudah gagal sejak Perang Dunia I meletus, tidak hanya dipegang oleh Mussolini. Sosialis Italia yang mendukung keterlibatan perang lainnya seperti [[Filippo Corridoni]] dan [[Sergio Panunzio]] juga menolak Marxisme dan lebih mendukung keterlibatan perang.{{sfn|Gregor|1979|p=195}}
Baris 225:
Mussolini meminjam ide yang pertama kali dikembangkan oleh [[Enrico Corradini]] sebelum 1914, bahwa ada semacam konflik alamiah antara negara-negara "[[plutokrasi]]" seperti Britania dan negara-negara [[Negara proletariat|"proletariat"]] seperti Italia. Ia kemudian mengklaim bahwa masalah utama Italia adalah bahwa negara-negara "plutokratis" seperti Britania, sedang menutupi jalan Italia menuju ruang vital yang dibutuhkan untuk mengembangkan ekonomi Italia.{{sfn|Kallis|2002|pp=48–50}} Mussolini menyamakan kemampuan perkembangan ekonomi sebuah negara dengan luas daerah negara tersebut. Maka, dalam pandangannya, masalah kemiskinan di Italia hanya dapat diselesaikan setelah menguasai ''spazio vitale'' yang dibutuhkan itu.{{sfn|Kallis|2002|p=50}}Meskipun [[rasisme biologis]] tidak terlalu dikedepankan dalam fasisme, daripada dalam [[Sosialisme Nasional]], sejak awal konsep ''spazio vitale'' sudah diterima secara rasis oleh masyarakat. Mussolini menekankan bahwa ada semacam "hukum alami" bagi orang-orang yang lebih kuat dan mereka boleh menguasai dan mendominasi masyarakat-masyarakat "inferior" seperti orang-orang Slavik "barbarik" yang hidup di [[Yugoslavia]]. Dalam sebuah pidato bulan September 1920, ia mengatakan:{{quote|Ketika berurusan dengan ras yang seperti Slavik itu, inferior dan barbar, kita tidak boleh terus menawarkan imbalan bagi mereka, kita juga harus memberikan hukuman ... Kita tidak boleh takut pengorbanan ... Perbatasan Italia harus mencapai [[Jalur gunung Brenner|jalur Brenner]], [[Snežnik|Monte Nevoso]], dan [[Pegunungan Alpen Dinari]] ... Aku berkata, kita bisa dengan mudah mengorbankan 500.000 orang Slav barbar untuk kepentingan 50.000 orang Italia ...|Benito Mussolini, pidato di [[Pula|Pola]], 20 September 1920<ref name="Sestani2012-02">{{cite book |chapter-url= http://www.provincia.lucca.it/scuolapace/uploads/quaderni/ricordo2012.pdf |title= I profugi istriani, dalmati e fiumani a Lucca |language= it |trans-title=The Istrian, Dalmatian and Rijeka Refugees in Lucca |publisher= Instituto storico della Resistenca e dell'Età Contemporanea in Provincia di Lucca |chapter= Il confine orientale: una terra, molti esodi |trans-chapter=The Eastern Border: One Land, Multiple Exoduses |date= 10 Februari 2012 |editor= Sestani, Armando |pages= 12–13}}{{dead link|date=Juli 2017 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes}}</ref><ref>{{cite book |chapter-url= http://www.znaci.net/00001/179.pdf |first= Jože |last= Pirjevec |chapter= The Strategy of the Occupiers |title= Resistance, Suffering, Hope: The Slovene Partisan Movement 1941–1945 |year= 2008 |isbn= 978-961-6681-02-5 |page= 27 |access-date= 30 Oktober 2012 |archive-date= 20 April 2013 |archive-url= https://web.archive.org/web/20130420093806/http://znaci.net/00001/179.pdf |url-status= live }}</ref>}}
 
Saat Italia mengokupasi daerah-daerah yang dulunya menjadi bagian dari negara [[Austria-HongariaHungaria]] antara tahun 1918 hingga 1920, 500 kelomopk masyarakat "Slav" (seperti [[Sokol]]) dan sejumlah perpustakaan ("ruang baca") menjadi dilarang. Pelarangan ini kemudian dicanangkan dalam Hukum Berkumpul (1925), Hukum Demonstrasi Publik (1926) dan Hukum Ketertiban Masyarakat (1926). Setelah hukum-hukum itu dicanangkan, sebuah ''lyceum'' klasik di Pazin yang berada dalam sekolah menengah atas di Voloska ditutup, bersama dengan 500 sekolah dasar Slovenia dan Kroasia lainnya.<ref name="Sluga2001">{{cite book|author=Glenda Sluga|date=2001|url=https://books.google.com/books?id=1C0mJLFrpC0C|title=The Problem of Trieste and the Italo-Yugoslav Border: Difference, Identity, and Sovereignty in Twentieth-Century Europe|publisher=SUNY Press|isbn=978-0-7914-4823-6|author-link1=Glenda Sluga|access-date=13 Agustus 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20151101173250/https://books.google.com/books?id=1C0mJLFrpC0C|archive-date=1 November 2015|url-status=live}}</ref> Seribu guru "Slav" dibuang paksa ke Sardinia dan [[Italia selatan|Italia Selatan]].
[[Berkas:Benito Mussolini crop.jpg|kiri|jmpl|Mussolini di tahun 1920an]]
Dengan cara yang sama, Mussolini berpendapat bahwa Italia memang harus menjalankan kebijakan [[Imperialisme|imperialis]] di Afrika karena ia memandang orang kulit hitam "lebih rendah" daripada orang kulit putih.{{sfn|Kallis|2002|p=52}} Mussolini mengklaim bahwa dunia dapat dibagi berdasarkan hirarki ras dan sejarah tidak lebih dari sekadar perjuangan Darwinian untuk meraih kekuasaan dan teritori antarras.{{sfn|Kallis|2002|p=52}} Mussolini—turut dengan gerakan [[eugenika]] di [[Eugenika di Amerika Serikat|Amerika Serikat]] dan [[Eugenika di Britania Raya|Britania Raya]], dan negara dan koloni Eropa lainnya pada masa yang sama, seperti [[Eugenika di Brasil|Brazil]]—menganggap tingkat kelahiran yang tinggi di Afrika dan Asia sebagai ancaman terhadap "ras kulit putih". Ia sering menanyakan pertanyaan retoris: "Apakah para kulit hitam dan kulit kuning itu sudah di pintu kita?" yang harus dijawab dengan, "Ya, mereka sudah ada!" Mussolini percaya bahwa Amerika Serikat akan mengalami kehancurannya karena orang kulit hitam Amerika lebih banyak daripada kulit putih; dengan demikian, orang kulit hitam akan menguasai Amerika Serikat dan merendahkan negara itu ke tingkatan mereka. Fakta bahwa Italia mengalami overpopulasi dianggap sebagai bukti vitalitas budaya dan jiwa orang Italia, yang kemudian dijadikan dasar untuk mendirikan koloni di daerah-daerah yang menurut Mussolini, secara sejarah, memang punya Italia, pewaris [[Imperium Romawi]]. Dalam cara pikir Mussolini, [[demografi]] menentukan takdir. Negara-negara dengan populasi yang tinggi adalah negara-negara yang ditakdirkan untuk menaklukkan negara lainnya. Negara dengan populasi rendah adalah negara yang ditakdirkan mati. Maka, [[natalisme]] menjadi sangat penting bagi Mussolini karena ia menganggap bahwa hanya peningkatan tingkat kelahiran yang mampu memastikan kedigdayaan Italia dan mengamankan ''spazio vitale''. Menurut penghitungan Mussolini, agar dapat turut dalam perang besar, Italia harus mencapai populasi sejumlah 60 juta orang. Ia kerap menuntut perempuan Italia agar memiliki lebih banyak anak demi mencapai angka itu.{{sfn|Kallis|2002|p=52}}
Baris 379:
=== Menuju kekalahan ===
[[Berkas:Mussolini mezzobusto.jpg|al=official portrait of Mussolini in uniform with crossed arms|jmpl|Potret resmi Mussolini]]
Pada bulan September 1940, [[Tentara Kesepuluh Italia]] dipimpin oleh Jendral [[Rodolfo Graziani]] bergerak dari Libya Italia menuju Mesir. Di sana, mereka bertemu dengan tentara Inggris. Kampanye ini kemudian disebut dengan [[Kampanye Gurun Timur]]. Perlawanan Italia berhasil, tetapi mereka berhenti di [[Sidi Barrani]] untuk menunggu suplai logistik. Pada 24 Oktober 1940, Mussolini mengirimkan korps angkatan udara Italia ke Belgia untuk berpartisipasi dalam [[The Blitz|Blitz]] sampai Januari 1941.<ref>{{Cite book|last=Mollo|first=Andrew|year=1987|title=The Armed Forces of World War II|url=https://archive.org/details/armedforcesofwor0000moll|publisher=I.B. Tauris & Co Ltd|isbn=978-0-517-54478-5}}</ref> Pada bulan Oktober, Mussolini juga mengirim tentara Italia ke Yunani dan memulai [[Perang Yunani-Italia]]. [[Angkatan Udara Britania Raya]] kemudian berhasil menggagalkan invasi Italia di Yunani dan membantu tentara Yunani mendorong tentara Italia ke Albania. Akan tetapi, kontra-ofensif Yunani di Albania Italia menemui jalan buntu.<ref>{{Cite book|last1=Delve|first1=Ken Delve|date=31 Maret 2017|url=https://books.google.com/books?id=IoIlDwAAQBAJ&q=Italian+forces+in+Greece+british+air+force&pg=PT85|title=The Desert Air Force in World War II: Air Power in the Western Desert, 1940-1942|isbn=9781526703798|access-date=3 Juni 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200925055442/https://books.google.com/books?id=IoIlDwAAQBAJ&pg=PT85&dq=Italian+forces+in+Greece+british+air+force|archive-date=25 September 2020|url-status=live}}</ref>
 
Situasi Afrika berubah pada awal 1941 ketika [[Operasi Compass]] mendorong Italia kembali ke Libya dan [[Angkatan Bersenjata Italia]] mengalami kekalahan hebat. Dalam [[Kampanye Afrika Timur (Perang Dunia II)|Kampanye Afrika Timur]], mereka mengalami serangan-serangan dahsyat. Meskipun melawan, mereka tetap mengalami kekalahan dalam [[Pertempuran Keren]] dan pertahanan Italia kalah sampai habis dalam [[Pertempuran Gondar]]. Mussolini selalu terbuka mengenai situasi di Afrika. Ia mengatakan: "Kita menyebut roti sebagai roti dan anggur sebagai anggur, dan kalau musuh menang dalam perang tentunya tidak berguna dan konyol kalau kita menyangkal atau menggampangkannya, sebagaimana dilakukan orang Inggris dalam kemunafikannya yang tiada batas."<ref>{{Cite news|date=8 Januari 2008|title=Speech Delivered by Premier Benito Mussolini|url=http://www.ibiblio.org/pha/policy/1941/410223a.html|publisher=IlBiblio.org|archive-url=https://web.archive.org/web/20080516054119/http://www.ibiblio.org/pha/policy/1941/410223a.html|archive-date=16 Mei 2008|access-date=3 Mei 2008|url-status=live}}</ref> Sebagian komentarnya ini berhubungan dengan kesuksesan Italia sebelumnya di Afrika sebelum dikalahkan Sekutu. Ancaman kehilangan semua koloni Italia di Afrika menyebabkan Jerman akhirnya mengirimkan [[Korps Afrika]] untuk mendukung Italia. Dalam invasi Poros ke Yugoslavia dan Balkan, Italia menganeksasi Ljubljana, Dalmatia, dan Montenegro, dan mendirikan negara-negara boneka [[Kroasia]] dan [[Negara Hellenik (1941–1944)|Negara Hellenik]].
Baris 452:
 
== Kehidupan pribadi ==
Istri pertama Mussolini adalah [[Ida Dalser]], yang ia nikahi di [[Trento]] pada tahun 1914. Pasangan ini memiliki anak lelaki pada tahun berikutnya yang diberi nama [[Benito Albino Mussolini]] (1915–1942). Pada bulan Desember 1915, Mussolini kembali menikah dengan [[Rachele Guidi]], yang sebenarnya sudah menjadi pacarnya sejak 1910. Setelah kenaikan karier politiknya, informasi mengenai pernikahan pertamanya ini ditekan dan istri dan anak lelaki pertamanya juga dipersekusi. Dengan Rachele, Mussolini mendapatkan dua orang anak perempuan, [[Edda Mussolini|Edda]] (1910–1995) dan Anna Maria (1929–1968). Anak keduanya ini menikah di [[Ravenna]] pada 11 Juni 1960 dengan Nando Pucci Negri. Ia juga mendapat tiga orang anak laki-laki, [[Vittorio Mussolini|Vittorio]] (1916–1997), [[Bruno Mussolini|Bruno]] (1918–1941) dan [[Romano Mussolini|Romano]] (1927–2006). Mussolini memiliki beberapa simpanan, antara lain [[Margherita Sarfatti]] dan partner terakhirnya, [[Clara Petacci]]. Mussolini banyak berhubungan seksual dengan pendukung perempuannya, sebagaimana dituliskan oleh biografernya, Nicholas Farrell.<ref>{{Cite book|author=Peter York|year=2006|title=Dictator Style|url=https://archive.org/details/dictatorstylelif0000york|location=San Francisco|publisher=Chronicle Books|isbn=978-0-8118-5314-9|pages=17–18[https://archive.org/details/dictatorstylelif0000york/page/17 17]–18}}</ref>
 
Mussolini mengidap [[klaustrofobia]] yang mungkin didapatkan akibat penjeblosan ke penjara. Ia menolak masuk ke [[Grotta Azzurra]] (sebuah goa laut di pantai [[Capri]]) dan lebih menyukai ruangan-ruangan besar seperti kantor 18 m x 12 m x 12 m yang ia miliki di [[Palazzo Venezia]].<ref name="gunther1940">{{cite book|last=Gunther|first=John|year=1940|url=https://archive.org/stream/in.ernet.dli.2015.149663/2015.149663.Inside-Europe#page/n257/mode/2up|title=Inside Europe|location=New York|publisher=Harper & Brothers|pages=236–37, 239–41, 243, 245–49|author-link=John Gunther}}</ref>
Baris 680:
[[Kategori:Kritik Marxisme]]
[[Kategori:Pemimpin totalitarian]]
[[Kategori:Pendiri partai politik Italia]]
[[Kategori:Tokoh Republik Sosial Italia]]
[[Kategori:Tokoh yang dihukum mati]]