Linezolid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 156:
Ketika digunakan dalam waktu yang singkat, linezolid merupakan obat yang relatif aman. Efek samping yang umum dari penggunaan linezolid termasuk diare (dilaporkan oleh 3-11% dari peserta uji klinis), sakit kepala (1-11%), mual (3-10%), muntah (1–4%), ruam (2%), konstipasi (2%), perubahan persepsi rasa (1–2%), dan perubahan warna lidah (0,2–1%). Infeksi jamur seperti sariawan dan kandidiasis vagina juga dapat terjadi karena linezolid, karena obat ini menekan flora bakteri normal dan membuka celah untuk infeksi jamur (sehingga disebut antibiotik kandidiasis).<ref name="SFX2016" /> Efek samping yang kurang umum (dan berpotensi lebih serius) termasuk reaksi alergi, pankreatitis, dan peningkatan transaminase (yang mungkin merupakan tanda kerusakan hati).<ref name="SFX2016" /><ref name = French>{{Cite journal|last=French|first=Gary|date=2003-05|title=Safety and tolerability of linezolid|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12730142|journal=The Journal of Antimicrobial Chemotherapy|volume=51 Suppl 2|pages=ii45–53|doi=10.1093/jac/dkg253|issn=0305-7453|pmid=12730142}}</ref> Tidak seperti beberapa antibiotik, seperti eritromisin dan kuinolon, linezolid tidak berpengaruh pada interval QT, suatu ukuran konduksi listrik jantung.<ref name = French/> Efek samping pada anak-anak serupa dengan yang terjadi pada orang dewasa.
 
Seperti hampir semua antibiotik, linezolid telah dikaitkan dengan ''Clostridium difficile-associated diare'' (CDAD) dan kolitis pseudomembran. Kejadian kolitis pseudomembran jarang terjadi, yaitu sekitar satu dari dua ribu pasien dalam uji klinis.<ref>{{Cite journal|last=Owens, Jr.|first=Robert  C.|last2=Donskey|first2=Curtis  J.|last3=Gaynes|first3=Robert  P.|last4=Loo|first4=Vivian  G.|last5=Muto|first5=Carlene  A.|date=2008-01-15|title=Antimicrobial‐Associated Risk Factors for Clostridium difficile Infection|url=https://academic.oup.com/cid/article-lookup/doi/10.1086/521859|journal=Clinical Infectious Diseases|language=en|volume=46|issue=s1|pages=S19–S31|doi=10.1086/521859|issn=1058-4838}}</ref> ''C. difficile'' tampaknya rentan terhadap linezolid in vitro, dan linezolid bahkan dianggap sebagai pengobatan yang mungkin untuk CDAD.<ref>{{Cite journal|last=Peláez|first=T.|last2=Alonso|first2=R.|last3=Pérez|first3=C.|last4=Alcalá|first4=L.|last5=Cuevas|first5=O.|last6=Bouza|first6=E.|date=2002-05|title=In vitro activity of linezolid against Clostridium difficile|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11959617|journal=Antimicrobial Agents and Chemotherapy|volume=46|issue=5|pages=1617–1618|doi=10.1128/AAC.46.5.1617-1618.2002|issn=0066-4804|pmc=PMC127182|pmid=11959617}}</ref>
 
==Interaksi obat==
Baris 201:
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Obat]]
 
[[Kategori:Antibiotika]]